Share

Bab 645

Author: Yovana
"Aku tahu." Davina mengelus perutnya. "Tapi, bagaimana kalau ternyata dia nggak jadi anak Jerry setelah lahir?"

Tidak jadi anak Jerry?

Vanesa menatap Davina. "Maksudmu?"

Davina balas menatap Vanesa. "Kak Vanesa, akhir-akhir ini aku sering bermimpi buruk."

Vanesa refleks mengernyit karena Davina tiba-tiba mengganti topik pembicaraan.

"Aku bermimpi bahwa aku meninggal saat melahirkan dan Jerry juga meninggal."

Vanesa mengatupkan bibirnya.

Saat Vanesa hamil anak kembar, dia selalu bermimpi buruk.

Kemudian, si kembar lahir prematur dan dia mengalami pendarahan hebat. Adegan itu memang sangat mirip dengan adegan berdarah dalam mimpinya.

Mungkin ini yang namanya indra keenam ibu hamil.

Apa mungkin mimpi Davina juga merupakan firasat seorang ibu hamil?

Jika Jerry meninggal, apa itu berarti tindakan Steven dan timnya sukses besar?

Jika memang begitu, itu hal yang baik.

Namun, Davina tidak bersalah.

Vanesa tidak ingin Davina berakhir seperti dalam mimpi wanita itu.

Davina hanya jatuh cinta pada
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 808

    Ketika Steven mendorong pintu hingga terbuka, Vanesa sedang termangu menatap ponselnya.Steven pun masuk dan menutup pintu.Vanesa mengangkat kepalanya saat mendengar suara itu.Steven meletakkan bubur di meja di samping dan duduk di tepi tempat tidur. "Ada apa?""Emran baru saja meneleponku ...."Vanesa menjelaskan apa yang terjadi kepada Steven.Setelah mendengarkan, Steven mengatupkan bibirnya dan terdiam sejenak sebelum berkata, "Aku akan menghubungi Risa dan menyuruh orangnya menyelidiki keberadaan Alya."Benar juga, bagaimana Vanesa bisa melupakan Risa!"Kalau begitu, cepatlah telepon dia."Steven mengeluarkan ponselnya dan menelepon Risa.Risa menjawab panggilan itu dengan sangat cepat.Steven menjelaskan situasinya kepadanya dan Risa langsung menyetujuinya.Setelah menutup telepon, Steven berkata, "Mungkin butuh sedikit waktu. Makan bubur dulu."Vanesa mengangguk.Steven mengambil semangkuk bubur dan duduk di samping tempat tidur."Aku bisa makan sendiri.""Biar kusuapi."Vanes

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 807

    Albert mengangguk. "Baiklah, aku pulang dulu. Nanti kubawakan obat herbalnya kalau sudah siap.""Terima kasih atas bantuanmu."Albert melambaikan tangannya. "Kita kan keluarga, jangan sungkan begitu."Setelah mengantar Albert pergi, Steven kembali ke kamar tidur.Vanesa tertidur nyenyak, tetapi dia masih sedikit berkeringat.Steven dengan lembut mengeringkannya dengan tisu, dia tidak ingin membangunkan Vanesa....Saat malam tiba, Vanesa baru terbangun.Sebuah lampu tidur kecil menyala di dalam kamar.Ketika Vanesa membuka matanya, dia melihat Steven duduk di samping tempat tidurnya.Melihatnya sudah bangun, Steven pun menyentuh wajah Vanesa. "Kamu sudah bangun. Bagaimana perasaanmu?""Perutku sudah nggak sakit lagi." Vanesa menatap Steven. "Sudah berapa lama aku tidur?""Lebih dari setengah hari," kata Steven. "Paman Albert datang dan meresepkan obat. Kamu harus menjaga kesehatanmu baik-baik di masa depan."Vanesa menghela napas dengan tidak berdaya. "Kali ini aneh, rasa sakitnya jauh

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 806

    Di kamar wisma.Vanesa mengambil pembalut wanita dan berjalan ke kamar mandi.Saat keluar, Steven sudah menyiapkan air gula merah.Vanesa agak terkejut. "Kamu tahu tentang ini?""Aku sudah tanya pada Alex." Steven menggendong Vanesa dan membaringkannya di tempat tidur. "Ada juga plester penghangat, kamu mau pakai?"Vanesa selalu sakit perut pada hari pertama datang bulan dan kramnya bertambah parah setelah dia sembuh dari leukemianya.Vanesa mengangguk.Steven menempelkan plester penghangat ke perut Vanesa, lalu memberikan air gula merah.Vanesa minum sekitar setengah cangkir.Setelah selesai, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 23.00 malam."Berbaringlah dan tidurlah." Tangan besar Steven dengan lembut mengelus wajah Vanesa.Vanesa merasa begitu hangat dirawat oleh Steven."Steven, terima kasih.""Jangan katakan kata-kata itu lagi padaku." Steven menghela napas. "Aku ini priamu, sudah seharusnya aku menjagamu. Vanesa, sudah sepantasnya kamu mengandalkanku dan memintaku melakukan apa

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 805

    Steven memperhatikan tatapan Vanesa dan berbalik menatapnya.Dia bertanya ada apa lewat pandangannya.Vanesa tersenyum dan menggelengkan kepalanya.Steven melirik waktu dan sebuah pikiran terlintas di benaknya."Bella, sudah jam sembilan. Kamu dan Alfredo harus tidur. Besok kamu harus ke TK.""Oke!" kata Bella, "Kalau begitu, Ayah, berikan ponselnya pada Ibu. Aku ingin mengucapkan selamat tidur padanya!"Steven menyerahkan telepon kepada Vanesa.Vanesa menatap putrinya dengan sorot lembut. "Selamat tidur, Bella.""Selamat tidur, Ibu!"Alfredo juga datang dan melambaikan tangan ke Vanesa. "Selamat tidur, Ibu!""Selamat tidur, Alfredo."Panggilan video berakhir.Vanesa menyimpan ponselnya. "Bagaimana kalau kita kembali juga?"Steven menggenggam tangannya. "Oke."...Dalam perjalanan pulang, mereka melewati sebuah apotek."Tunggu sebentar, aku mau beli sesuatu."Sorot tatapan Steven tampak intens dan mendalam. Vanesa langsung mengerti.Pipinya memerah dan dia mengernyit. "Di wisma bukanny

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 804

    Lahan pertanian ini sangat luas, cocok sekali untuk lokasi syuting film.Pembuatan film memerlukan pemesanan seluruh tempat yang mengharuskan negosiasi dengan pemilik pertanian.Namun, berkat bantuan pemilik wisma, pemilik pertanian itu langsung setuju ketika mendengar tempat itu akan digunakan untuk syuting film.Di era internet ini, perilisan film di masa mendatang akan mendatangkan pengunjung ke peternakan dan pemilik peternakan jelas memahami hal ini.Setelah mencapai kesepakatan dengan pemilik pertanian, mereka pun kembali ke wisma.Segala sesuatunya berjalan lebih lancar dari yang Vanesa duga.Dalam perjalanan, Vanesa meminta Cici untuk memesan tiket pesawat sehingga mereka dapat kembali ke Kota Amari keesokan harinya.Steven mencengkeram kemudi dan melirik Vanesa. "Jarang sekali kita bisa keluar. Kalau nggak terburu-buru, bagaimana kalau kita tinggal di Kota Yasar beberapa hari lagi?"Vanesa balas tersenyum lembut. "Nggak bisa, aku harus segera kembali dan mengadakan rapat denga

  • Cinta Kita Sudah Sampai Ujung   Bab 803

    Vanesa mengatupkan bibirnya.Ketika melihat bahwa Vanesa tidak membantah, Steven tahu dugaannya benar.Dia mencium pipi Vanesa dan melanjutkan."Identitas Tuan Ketujuh itu rumit dan istimewa, jadi nggak bisa diungkapkan begitu saja sebelum Operasi Abu-abu selesai."Vanesa ragu sejenak, lalu bertanya, "Apa itu berarti uang yang kamu investasikan juga ilegal?""Jangan khawatir, untuk apa aku memberikannya padamu kalau itu ilegal? Seperti yang dikabarkan, uang itu memang berawal dari kegiatan bawah tanah di Negara Agola, yaitu perdagangan senjata. Karena Operasi Abu-abu terlalu sulit untuk berkembang saat itu, kami harus menggunakan beberapa jalur kerja sama khusus. Contohnya adalah tentara bayaran seperti Risa yang nggak memiliki keberpihakan politik dan hanya mengincar uang. Identitas Tuan Ketujuh awalnya diciptakan untuk menghadapi mereka. Tentu saja, setelah situasi agak stabil, dana tersebut melewati beberapa putaran operasi dan menjadi legal sebelum mulai diinvestasikan di lingkaran

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status