Ah! Jangan Berhenti, Tuan Riven!

Ah! Jangan Berhenti, Tuan Riven!

last updateLast Updated : 2025-10-13
By:  Velune Nyvaris MirathaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
9Chapters
31views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Elena Neivara, seorang wanita 20 tahun yang menjadi pelayan di kediaman seorang pengusaha kaya raya yang memiliki satu anak. Ia menggoda Riven agar menjadi milikna dan menceraikan sang istri. Apakah ia mampu? Atau justru Elena akan mendapat masalah besar yang membuatnya hancur?

View More

Chapter 1

Pelayan Nakal!

"Aaahh, enak sekali Elena," ujarnya dengan mata terpejam dan bibir yang terkulum.

Elena tertawa kecil. "Apa sangat enak, Tuan?" 

Riven Ashborn, lelaki yang menjadi majikannya itu mengangguk, rasanya seluruh penat dan pikiran kotornya hilang setelah menyesap kopi buatan Elena. 

"Ini tidak pahit, tapi tidak terlalu manis. Rasanya pas, aku menyukainya. Tolong buatkan lagi, dan bawa ke kamarku. Bawakan camilan juga, ya!" titahnya. 

Elena mengulum senyuman, merasa tersanjung dengan pujian sang majikan. Setelah bekerja selama satu minggu di sini, ia mulai memahami kondisi para majikannya. 

Riven selalu pulang larut malam dan menyeduh kopi sendiri untuk tetap terjaga hingga dini hari, dan menyelesaikan pekerjaannya. 

Diana Anyelir, istri Riven yang merupakan seorang influencer itu jarang berada di rumah untuk syuting dan mengurus keperluan endorse dan sponsor. 

Mereka memiliki satu anak bernama Jay Ashborn yang cukup nakal. 

Beruntung Elena menyukai anak-anak dan bayi, tingkah Jay bisa ia atasi dengan baik. 

Malam ini, Diana tidak pulang lagi. Jay sudah tidur dan Riven datang untuk membuat kopi. Ia menawarkan diri untuk membuatkannya. 

Riven tidak menolak, dan merasa puas dengan kopi buatan Elena sampai meminta satu cangkir lagi. 

Setelah kopi siap dengan asap yang masih mengepul, Elena mencari camilan. Ia menemukan setoples cookies. Segera ia susun cookies itu di sebuah piring lalu disusun bersama kopi di nampan. 

Sebenarnya, Elena sadar bahwa Riven memperhatikan tubuhnya yang hanya dibalut dress malam berbahan satin, dengan tali satu berwarna merah muda. Ia melihat bagaimana Riven berusaha mengalihkan pandangannya saat ia membuat kopi. 

Sesampainya di depan pintu kamar Riven, ia mengetuk lebih dulu sebelum diizinkan masuk. 

"Ini kopi dan sepiring cookies-nya, Tuan," ujarnya. Seraya menaruh piring dan gelas di atas meja kerja Riven. 

Elena sengaja menundukkan tubuh lebih dalam, sampai Riven kembali terfokus pada payudaranya yang menggantung hampir memperlihatkan dua benjolan kecilnya. 

Elena juga tidak memakai bra, membuat Riven semakin gelisah. 

"Apa semua pakaianmu terbakar, Elena?" cetus Riven dengan suara berat dan sedikit bergetar. 

Elena sontak menutupi dadanya dengan nampan. "Maaf, Tuan. Seluruh pakaian besarku dicuci, karena aku harus menggantinya dua kali sehari untuk bekerja pagi hingga sore," sahutnya lembut dengan kepala tertunduk dalam. 

Riven menghela napas kasar. "Pakailah handuk atau apapun selagi masih berada di luar kamarmu, Elena," ujarnya. 

Elena mengangguk pelan, ia mengangkat wajah untuk menatap Riven yang masih memakai jas dan dasinya. Ia ingat di rumah ini hanya ada ia dan Riven, Jay sudah tertidur pulas. 

Perlahan, Elena menaruh nampan di atas meja kerja Riven. Ia melangkah ke samping meja kerja untuk lebih dekat dengan majikannya. 

Riven yang masih tenggelam dalam pikiran kotornya, tidak sadar ketika kursinya ditarik ke belakang dan Elena dengan lancangnya menaruh lutut di atas sang 'adik'. 

Riven tergagap, tubuhnya seolah beku dan membiarkan jemari Elena mulai menelusup membuka jas dan dasinya. 

Pinggang Elena sangat kecil dan pas jika dirangkul dengan satu tangan, membayangkan bagaimana jika pinggang itu ia cengkram, membuat 'adik'nya terbangun. 

Elena mendekatkan wajah ke leher Riven, dengan tubuh sedikit meliuk. Melepas dasi Riven dengan jemari yang menyentuh leher si lelaki secara sensual. 

"Eunngh ...." Riven melenguh saat miliknya terasa keras, telapak tangan Riven terangkat bermaksud menyentuh punggung Elena.

Namun, Elena dengan cepat bangkit membawa jas dan dasi yang sudah terlepas. "Maaf telah lancang, Tuan. Kau terlihat lelah, aku hanya bermaksud membantumu," ujarnya. 

Riven tidak menjawab, tangannya masih tergantung. Sedangkan Elena segera melangkah pergi ke dapur.

"Ssshh, lihat saja kau pelayan nakal," gumam Riven dengan jemari mengelus miliknya yang sudah sangat keras. 

Sedangkan Elena terkikik seraya melangkah ke dapur. "Memang benar, lelaki mana yang menolak sentuhan wanita sepertiku?" gumamnya membanggakan diri.

Ia menghirup jas Riven dalam-dalam, menikmati aroma mint yang tidak terlalu kuat namun mampu menghangatkannya. 

"Apapun tentang Tuan Riven selalu membuatku hangat," gumamnya. 

Dengan riang, ia melangkah ke kamarnya setelah menaruh pakaian Riven di keranjang pakaian kotor. 

Elena meraih ponsel di atas nakas, kemudian membanting tubuhnya ke atas kasur. Telentang dengan wajah berseri. 

Jemarinya menari di atas ponsel, menggulir aplikasi dan nomor. Setelah menemukan kontak ibunya, ia menekannya. 

"Ibu! Tuan Riven ternyata sangat sesuai dengan tipeku! Dia benar-benar panas!" pekik Elena saat suara sang ibu terdengar. 

Ibunya tertawa kecil. "Tentu saja, Elena. Jika kau suka, maka dapatkan dan jerat dirinya di dalam pesonamu!" sahut sang ibu dengan suara antusias di seberang sana. 

Elena tertawa sejenak, namun ia langsung bangkit saat mengingat ia belum menghangatkan air untuk Riven mandi. 

Tanpa membalas sang ibu, ia memutus sambungannya dan berjalan tergesa ke kamar Riven. 

Saat membuka pintu, Riven justru tampak sudah selesai mandi. Handuk menutupi bagian bawahnya, dengan rambut yang masih basah. 

"T-Tuan, maaf, aku lupa menyiapkan air hangat untukmu mandi," sesal Elena. Ia menunduk dalam dengan jemari memilin pakaiannya. 

Tubuhnya membeku kala jemari Riven mengangkat wajahnya perlahan. Jantung Elena berdegup kencang, wajahnya dengan wajah Riven sangat dekat sampai hembusan napasnya terasa panas. 

"T-Tuan ...."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Zoya Dmitrovka
Gas update, Thor
2025-10-13 10:30:22
0
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status