Share

Sikap Asma

Di meja makan milik Asma, kali ini terlihat lebih ramai dari biasanya. Karena makan siang kali ini, Asma tidak hanya berdua dengan Uki ataupun Laila. Kini, ada Arya dan ibunya yang ikut makan siang di rumahnya.

“Asma, semua makanan ini kamu sendiri yang masak?” tanya Arya membuka obrolan disela-sela aktivitas mengunyah makanan yang berada di mulutnya.

“Kalau bukan Asma, siapa lagi yang akan memasak ini semua. Tidak mungkin Uki ataupun ibu ‘kan. Kenapa? Pengen dimasakin tiap hari? Halalin dulu!” sahut Ibu Intan terhadap pertanyaan putranya dan juga menggodanya.

Bukan saja Arya yang malu dengan ucapan ibu Intan, Asma juga merasa malu. Tetapi, senyuman tipis menghiasi wajah Arya. Dia melirik ke arah Asma yang masih terdiam dengan makanan yang belum tersentuh olehnya.

“Jangan membayangkan dulu,” bisik Uki yang duduk di samping Arya.

Arya menengok ke arah Uki yang sudah tersenyum memandang dirinya.

“Hanya membayangkan saja kok. Semoga suatu saat menjadi kenyataan. Tetapi untuk saat ini, me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status