Ketika masuk dia tersenyum karena benar saja ponselnya ada disitu diatas lemari tempat sepatu, Daniel mengambil ponselnya lalu memasukkannya ke saku jaketnya, dia melihat sekeliling sebentar dan samar-samar terdengar suara-suara di balik tembok kamar Nataly, Daniel melihat di sekitarnya dan tak sengaja melihat sepatu pria tepat di depan kakinya.
Daniel hanya berdiri, pikiran nya menjadi kosong, ingin rasanya pergi memasuki kamar di depan nya itu, tetapi langkahnya terhenti tak berani jika apa yang dipikirkan benar terjadi di balik tembok itu. Dan alangkah terkejutnya dia ketika seorang laki-laki keluar dari kamar yang dia pun pernah memakainya. "ASTAGA! Teriak lelaki tersebut sangat kaget saat melihat Daniel berdiri di depan pintu apartemen, lelaki itu bertelanjang dada dan hanya memakai handuk dari pinggang ke bawah dengan keadaan seluruh badanya masih basah seperti baru saja keluar dari kamar mandi dan kemudian disusul oleh seorang perempuan yang juga hanya memakai sehelai handuk untuk menutupi tubuhnya yang polos, perempuan itu bertanya sambil tertawa dan memeluk lelaki tersebut dari belakang karena dia pikir lelakinya itu sedang bercanda, sampai akhirnya dia sadar jika ada laki-laki lain yang berdiri di sana memandangi mereka dan sosok itu adalah Daniel hingga si perempuan pun segera melepaskan pelukan nya dan terlihat canggung sembunyi dibalik punggung lelaki tersebut. Daniel tak percaya perempuan yang ada di depannya itu adalah Nataly dan lelaki yang bersamanya itu adalah Dosenya yaitu Pak Eric. Setelah terdiam cukup lama lelaki yang dikenal Daniel sebagai Eric Dosenya di Fakultas hukum itu pun bertanya. "Daniel, apa yang kamu lakukan di rumah tunanganku?" DUGH!!! Jantung Daniel berdetak begitu kencang dan kata tunangan yang keluar dari mulut lelaki itu pun seperti petir yang menyambar dirinya. "Maaf pak tadi pintu apartment terbuka, saya kesini mengambil ponsel yang ketinggalan, silahkan lanjutkan pak, saya tidak akan mengganggu" Ucap Daniel berusaha tenang meskipun ingin rasanya dia memporak porandakan tempat ini, saat ini juga, rasanya benci ketika melihat wajah Nataly ingin rasanya dia memaki dan menamparnya. "Lain kali tekan bell dulu kalau masuk Daniel, jangan sampai calon istri saya takut" ucap Dosen Eric lagi. "Iya pak makanya lain kali pintunya tutup terus dikunci pak jangan sampai orang kira ada apa-apa di dalam karena pintunya terbuka" jawab Daniel sedikit sewot. "Udah makasih yah tolong tutup kembali pintunya jika urusanmu sudah selesai" Ucap Dosen Eric dan sama sekali tak terlihat marah pada Daniel. Dengan perasaan kacau sekacau kacaunya Daniel pamit pada dua sejoli yang dia pikir sedang memadu kasih tersebut lalu pergi meninggalkan apartment Nataly dengan perasaan hati yang hancur berkeping-keping dan terus menggerutu memaki dirinya sendiri "untung saja gue belum mutusin Yasmin, mampus gue, begonya gue" Daniel terus berlari ingin rasanya secepatnya keluar dari tempat tersebut karena dadanya terasa sesak dan setelah sampai parkiran dia baru ingat dan benar itu mobil dosen Eric, saat diingat bahwa yang datang tadi kata Nataly adalah Managernya sebenarnya itu dosen Eric, bodohnya. Daniel terus memaki dirinya sendiri karena telah dibodohi oleh Nataly. Daniel segera menaiki mobilnya dan keluar dari apartemen melaju kencang menuju jalan raya, tak ada pilihan lain tetaplah Yasmin yang terbaik selebihnya hanyalah para "Bitch" gerutunya. ••••••••• Setelah kejadian yang membuat Daniel patah hati dia pun tak berani lagi mendekati para perempuan yang menggodanya dulu dan secara spontan juga menjauhi Nataly meskipun Nataly sudah meminta maaf padanya dengan berbagai alasan Daniel memaafkan permintaan maaf Nataly tetapi dia memutuskan hanya berteman saja dengan Nataly, apa yang terjadi antara dia dan Nataly itu kesalahan dan tidak perlu disesali meskipun sebenarnya Daniel begitu sakit hati karena pengkhianatan Nataly itu Dan Daniel kembali memutuskan memperbaiki hubunganya dengan Yasmin meskipun tak ada yang berubah tetapi dia merasa semakin Cinta terhadap Yasmin dan mau bersabar apapun kondisinya, toh ternyata ketika Yasmin selesai ujian Yasmin pun kembali lebih dekat padanya, memperhatikan dan sering bersama dengan nya, Daniel berfikir ternyata dianya yang terlalu bucin sedangkan Yasmin adalah gadis yang mengutamakan pendidikan tetapi dia adalah gadis yang setia dan mencintainya, hingga keadaan berbalik kini Daniel yang merasa takut Yasmin mengetahui kenakalanya lalu meninggalkanya.Daniel menjadi sosok yang setia setelah beberapa bulan lalu merasakan patah hati, hingga Tahun kedua Yasmin berada di Kampus ini pun hubunganya dengan Yasmin semakin terasa lebih baik. "pagi sayang ….Lama-lama aku cemburu lihat kamu sama cowok itu selalu bersama setiap hari, kapan dong aku dikenalin sama dia biar gantian yang anter jemput kamu itu aku?" Daniel berpura-pura mengeluhkan Yasmin yang sering diantar jemput kakaknya yaitu Yusuf yang baru saja pergi mengendarai mobilnya dan meninggalkan tempat itu. Yasmin tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu kemudian dia pun menggodanya "Wah wah wah benarkah kamu cemburu? Ayolah kapan-kapan aku ajak kalian ketemu yah, biar saling kenal dan dekat, hari ini kamu tumben datang pagi-pagi emang ada kuliah pagi?" "Iya dong cemburu kalau nggak cemburu tandanya nggak cinta dong? Oke kamu jadwalin aja harinya aku pasti siap kok ketemu dia dimanapun dan kapanpun, iya nih aku ada kelas pagi" Jawab Daniel masih dengan gaya becandanya. Ketika mereka sibuk saling menggoda tiba-tiba suara ponsel Daniel berdering dan dia angkat telepon tersebut kemudian berbicara sejenak, samar-samar terdengar suara perempuan di telepon itu, karena Yasmin memperhatikan, Daniel sedikit canggung lalu menutup telephonenya. "siapa sayang?" Tanya Yasmin sambil mengerutkan keningnya karena sedikit penasaran. "Salah sambung" jawab Daniel singkat tapi sedikit gugup, tiba-tiba ponsel dia berdering kembali, dia melihat kembali layar ponselnya kemudian mengubah nada deringnya menjadi senyap dan memasuk kan ponselnya kembali ke saku celananya. Daniel takut Yasmin mencurigainya, Dia takut kekasihnya ini jika sampai marah atau meninggalkannya, Daniel begitu takut kehilangan Yasmin. sedangkan Yasmin meskipun perasaan tidak enak tapi dia berusaha tidak mau kepo lagi dan berfikir positif mungkin itu mamanya atau kakak perempuanya.Yasmin memegang tangan Daniel dengan erat dan terus berjalan bergandengan sampai tibalah mereka di depan kelas. "ya udah sayang….Aku antar kamu sampai sini yah, hari ini aku ada kelas tapi pagi aja cuma sebelumnya aku mau tanya sama kamu dulu, kamu ingat nggak hari ini hari apa?" Tanya Daniel sambil menatap Yasmin yang berdiri di depannya sambil memegang kedua lengannya, Yasmin berpikir sejenak, mengingat-ingat hari apa hari ini, karena dia benar-benar lupa, kemudian Dia menjawab spontan tanpa berpikir lagi "hari sabtu sayang, emang kenapa sih?"Jerry dan Yusuf menjadi sangat tidak tenang saat melihat Daniel yang masih saja berkeliaran di rumah mereka, pengamanan Yasmin menjadi diperketat, baik Jerry maupun Yusuf sangat paranoid terhadap Daniel yang suka datang tiba-tiba seperti hantu itu.Pesta pernikahan digelar akan sangat tertutup, hanya dihadiri oleh keluarga dan karib kerabat terdekat, Yasmin memintanya karena ingin pernikahan itu terasa sakral, hanya dalam jangka waktu sebulan pernikahan itu akan dilaksanakan, sedangkan di Taiwan sana, Jonathan dan keluarga Nyonya Huang membantu persiapan acara resepsi yang akan dilakukan di tempat kelahiran Jerry. Mereka terdengar tidak sabar ingin segera menyambut calon pengantin yang sangat mereka puja-puja itu.Daniel masih tidak menerima pernikahan Jerry dan Yasmin, hingga suatu malam dia nekad menerobos d
Ke dua tas tersebut benar-benar keluaran terbatas, yang hanya dibuat 5 pcs saja dan dibandrol hingga ratusan juta rupiah, melihat hadiah berharga dari orang tua Yasmin Tuan dan Nyonya Huang merasa tidak enak, karena hadiah darinya terlihat kecil jika dibandingkan dengan hadiah pemberian pasangan Hartanto itu. Jerry, Yusuf serta Kevin hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku ke-4 orang tua mereka, kemudian Yusuf dan Kevin pergi meminum kopi di roftop sedangkan Jerry kembali ke kamar Yasmin, tak mau semenit pun meninggalkan kekasihnya itu. Yasmin perlahan membuka matanya, dia kaget saat melihat Jerry berada di sampingnya dan memegangi tanganya, Yasmin segera menarik tanganya, tiba-tiba saja sikapnya menjadi dingin dan canggung. "Syukurlah, kamu sudah bangun, mau minum sayang?" Tanya Jerry sambil mengusap keringat di kening kekasihnya itu.
Yuliana terlihat lemas dan terduduk di lantai, "oh putriku yang malang, jika kamu tidak memiliki kakak untuk berbagi penderitaan, mungkin saat ini kami sudah kehilanganmu, maafin ibu nak, ibu tidak tahu, kenapa kamu tidak pernah cerita ke ibu" ucap Yuliana sambil menangis histeris. "Bu, mana berani dia berbicara, dia takut diusir, diasingkan dan mungkin dibunuh oleh Ayah, ini masalah harga diri dan kehormatan" ucap Yusuf membela adiknya. "Tentu tidak nak, Ayah tidak sekejam itu, semua bisa diselesaikan, kamu tetaplah putri Ayah, tidak ada dosa yang tidak termaafkan" jawab Yanuar terlihat merasa bersalah dan putus asa. Yasmin yang mendengar semua perkataan orang tua dan pembelaan dari kakaknya itu tak percaya jika mereka ternyata bisa memaafkan kesalahanya, dulu ia begitu takut, sehingga memendam semuanya sendirian. Sekarang jika Jerr
Perkataan Tuan John seketika mengagetkan Tuan dan nyonya Hartanto. "Hem ... mohon maaf Tuan, sepertinya anda sedang bergurau, putra anda dan putri kami sudah lama tidak bersama" jawab tuan Yanuar. Sementara itu keributan di ruang tamu terdengar oleh Yasmin dan Yusuf, mereka berdua segera menuju ruang tamu dan begitu terkejut saat melihat Daniel sedang duduk di sofa sana bersama keluarganya ntah siapa yang begitu asing bagi Yasmin. Tuan John yang ingin membalas perkataan Tuan Hartanto seketika berhenti untuk sesaat, saat melihat kehadiran Yasmin yang seperti malaikat membuat mereka takjub, ibunya Daniel serta ke-2 kakak perempuanya yaitu Dania dan Divani segera berdiri, menghampiri Yasmin dan memeluk serta menciuminya, Yasmin kaget juga saat mereka menarik tanganya untuk duduk di sofa berdampingan bersama Daniel, tetapi Yusuf segera menarik tubuh adiknya tak membiarkan me
Yasmin dan keluarganya tiba di rumah, terlihat para pembantu di rumah tersebut sedang berdiri di luar rumah, menunggu kedatangan Yasmin. Meskipun sudah lewat tengah malam masih menunggu mereka datang, riuh gembira saat menyambut kedatangan Yasmin, putri kecil mereka yang selama ini pergi dua tahun untuk menuntut ilmu di luar negeri. Yasmin segera beristirahat di temani Yusuf yang dari tadi tak bisa membendung kerinduanya pada adiknya itu. Orang tua mereka hanya tersenyum melihat tingkah laku ke dua anak-anaknya yang begitu akur, akrab dan saling menyayangi itu. Yasmin terlihat sakit, bi Inah membuatkan ramuan jahe karena dia pikir Yasmin masuk angin dan kelelahan. Yusuf mendekap tubuh adiknya yang dingin itu, dia lihat dan perhatikan Yasmin semakin cantik tetapi dia juga sudah tahu jika Yasmin dan Jerry sudah dekat bahkan berencana m
Ke esokan paginya terlihat Yasmin dan Jerry telah bersiap, lalu mereka turun dari lantai atas, orang tua Jerry sudah menyambut mereka dengan gembira, mereka juga Ktidak membicarakan masalah kemarin, mereka semua bersikap seolah tak terjadi apa-apa. "Morning, anak-anakku sayang, ayo sarapan dulu sebelum kita berangkat ke Bandara" ajak tuan Huang, yang beranjak dari duduk di sofa lalu berpindah ke meja makan. "Sini duduk nak, cepetan kita ada waktu satu jam untuk ke Bandara Taoyuan, biar nggak lama nunggu cek in nya" ucap nyonya Huang yang terlihat sibuk menyiapkan sandwich untuk Jerry dan Yasmin. Yasmin merasa mual, lalu pergi lagi ke belakang. "Kenapa nak?" Tanya nyonya Huang pada Jerry "Aunty tolong ambilkan obat masuk angin untuk nona" perintahnya pada bibi Ati. "Jangan obat mih, ada yang lain