Share

3. Satu Putaran Lainnya (3)

Apa yang aku lakukan di saat seperti, ini di kehidupan keduaku?

Aku mengutuknya setelah turun dari kereta kuda seperti wanita gila yang kesurupan. Aku menjambak rambut Luelle dan memerintahkan para penjaga untuk menguncinya di penjara. Aku berteriak kepada semua orang, memberi tahu pada mereka bahwa aku tahu Luelle sedang mengandung anak Jermaine.

Aku sangat histeris.

Itu adalah pengulangan waktuku yang pertama.

Berpikir itu adalah kesempatan keduaku untuk menyingkirkan Luelle, yang telah merenggut suamiku, aku malah dicap sebagai wanita gila oleh semua orang. Akhir hidupku sama dengan kehidupan pertamaku, yakni kematian.

Dalam hidup ini, bagaimana aku harus bereaksi?

"Aku lelah." Sebuah keluhan keluar dari mulutku yang terbuka.

"Oh ya, kau pasti lelah, Sashal."

"Mari kita masuk dulu, Yang Mulia." Ruri, dayangku yang lain, menanggapi.

“Ratu kami, Anda telah mengalami kejadian yang mengerikan. Yakinlah bahwa sekarang kami akan melindungimu lebih baik.”

Aku senang melihat Bella lagi, tapi terlalu mati rasa untuk mengungkapkannya.

"Ratuku, mari kita periksakan kesehatanmu dulu."

Itu adalah kalimat pertama yang diucapkan oleh Jermaine kepadaku. Itu tidak pernah berubah.

"Ng,"

Aku tidak bisa melihatnya, atau aku akan jatuh cinta padanya lagi dan lagi. Seperti semua kehidupan yang sudah aku jalani dengan menyedihkan, aku masih mencintainya secara membabi buta.

"Hei, bukankan perut Yang Mulia Ratu agak aneh..."

“Sssh!”

Bisikan-bisikan mulai terdengar dari para pelayan dan bangsawan yang hadir di tempat itu.

Di kamarku.

“Yang Mulia, Anda telah bertahan dengan baik dalam menjaga kehamilan Anda selama ini. Ini benar-benar sesuatu yang patut disyukuri.” Seorang dokter kerajaan melaporkan.

"Syukurlah!"

"Woah, penerus keluarga kerajaan!" Bella dan beberapan pelayanku yang lain memekik kegirangan.

Sejauh ini, orang-orang terdengar senang dengan kabar yang disampaikan oleh sang dokter. Tapi aku tahu malapetaka yang akan datang setelah ini.

"Anda memasuki usia kehamilan yang ke-sebelas minggu, jadi Anda tetap harus berhati-hati dalam beraktivitas, Yang Mulia."

“….”

“Hng?”

"Apa?" Sebuah pertanyaan dalam gumaman rendah kabur dari mulut salah satu pelayan yang tercengang.

Sang dokter, yang tidak menyadari munculnya reaksi canggung dari yang lain, hanya mengedipkan matanya dengan bingung.

Jermaine membuka mulutnya. "Katakan lagi, berapa usia kehamilan ratu?"

"Uhm, sebelas minggu atau kira-kira dua setengah bulan, Yang Mulia."

“Huk, kok bisa- oops,”

Tanpa memperhatikan ekspresi semua orang yang ada di sana, aku bisa membayangkan pikiran liar yang melintas di kepala mereka.

"Itu tidak mungkin," gumam Ansel rendah. Ada sedikit kecemasan yang datang dari suaranya.

Ya, aku tahu saat ini akan menjadi titik awal kesengsaraanku.

Selain Luelle mencuri suamiku dengan mengandung anaknya, orang-orang juga mulai menuduhku mengandung anak haram dari para bajingan yang telah menculikku. Bahkan Jermaine juga berpikir demikian.

-“Hei Sashal, apa yang aru saja dikatakan dukun ini? Bagaimana mungkin kau baru hamil dua bulan padahal kau sudah mengandung anakmu selama empat bulan lamanya!? Hei, minta dukun ini untuk memeriksa ulang janinmu!”-

Itu tidak akan ada gunanya, Shan. Karena bahkan di kehidupan yang sebelumnya, saat aku memerintahkan banyak dokter untuk memeriksa ulang usia kehamilanku, semua dokter mengatakan hal yang sama. Bahwa aku baru hamil dua bulan setengah.

-“HAH?!”-

Tidak ada yang berani menanggapi pernyataan dokter demi melindungi perasaanku, tetapi dalam situasi seperti ini, Luelle yang kepalanya penuh dengan angin merengek ke dokter.

“Dokter, Anda harus memeriksa ulang dan menyampaikan hasilnya dengan benar! Sashal menghilang empat bulan lalu. Seharusnya usia kehamilannya adalah empat bulan atau lebih. Apakah Anda mengatakan bahwa Sashal hamil setelah diculik?

Itu tipikal Luelle.

"Itu tidak mungkin, kan? Karena itu berarti anak dalam kandungannya... bukanlah anak Yang Mulia Raja. Tapi itu tidak mungkin, kan?"

Luelle melihat ke kiri dan ke kanan, mencari dukungan dari orang-orang yang sepertinya terjepit oleh situasi membingungkan ini. Beberapa orang terpaksa menyetujui kata-kata Luelle.

"Be-benar, itu tidak mungkin, Lady."

"Y-ya, itu tidak mungkin."

Di tengah desas-desis orang-orang, aku membuka mulutku. "Ini adalah anak Yang Mulia."

Mendengar pernyataanku yang tegas, suasana semakin dingin, seperti diguyur air es.

Aku tidak pernah berbohong. Anak dalam kandunganku memang anak Jermaine. Tidak peduli berapa kali aku telah mengulang waktu, aku tidak bisa menyembunyikan fakta itu.

Ini adalah kebanggaan dan harga diriku.

"Tepat sekali! Sashal tidak akan melakukan itu. Dia pasti sedang mengandung anak Yang Mulia. Benar, kan, Jermaine?”

Ketika Sashal memanggil nama Jermaine dengan akrab, banyak mata tertuju padanya. Tapi Luelle, yang cuek, tidak menyadari arti dari tatapan mereka.

Menurut aturan, dilarang keras memanggil nama Alpha King secara akrab, meski mereka memiliki hubungan dekat. Aku bahkan memanggilnya secara formal ketika sedang berada di situasi formal dan di depan publik. Itu adalah bentuk etiket dan penghormatan tertinggi untuk Raja Alpha.

Tapi Luelle memang hanyalah… Luelle.

Para pelayan dan bangsawan di ruangan itu tampak mengasihani aku.

“Hoeegh- Ugh, maaf. Aku sedang tidak enak badan sekarang. Sashal, sampai jumpa lagi nanti.” Luelle berbalik sambil menahan rasa mualnya, lalu berjalan keluar dari kerumunan.

“Segera bawa dokter ke sisi Luelle. Dan untuk hari ini, biarkan ratu beristirahat.” Setelah menyampaikan perintahnya, Jermaine menatapku dengan ekspresi yang terlihat seperti sedang menahan rasa sakit.

"Aku akan kembali padamu, ratu."

Jermaine berbalik. Dia memerintahkan ajudannya. "Tidak ada sepatah kata pun tentang hari ini yang keluar dari ruangan ini. Pastikan itu."

"Baik, Yang Mulia."

Aku melihat kekhawatiran terukir di wajahnya yang dingin. Mulutnya menggumamkan nama Luelle saat dia keluar dari kamarku.

'Kau tidak pernah kembali padaku, Jermaine. Tida sekali pun.'

Menyaksikan Jermaine, suamiku, yang bergegas mengikuti Luelle, semua orang menunduk. Mereka kesulitan melihatku di mata. Mereka pasti menganggap diamku sebagai tanda kebingungan karena menyaksikan perilaku Jermaine dan Luelle yang saling memanggil satu saa lain dengan nama depan mereka, dan Jermaine mengekori Luelle.

Meskipun aku telah melaluinya berkali-kali, hatiku masih hancur berkeping-keping.

"Yang Mulia, itu... uhm,"

Beberapa dayangku yang sedang menemaniku tampak gelisah. Mereka terpecah antara ingin memberitahuku sesuatu atau menahannya, sebelum akhirnya mereka pergi dari sisiku atas perintah Jermaine. Hanya pelayanku, Bella, yang diizinkan berada di sisiku.

Dia tampak seperti sedang menahan air mata dan juga perasaan bersalahnya.

Bibirnya membentuk segaris lurus, beberapa kali terbuka seolah hendak mengatakan sesuatu. Tapi Shan mendahului.

-“Kegilaan apa ini, Sashal? Ada apa dengan semua orang, terutama suamimu?! Grrrr,”-

'Shan, aku akan memberitahumu semua. Jadi dengarkan aku dan tahan amarahmu. Aku akan menahanmu agar tidak mengamuk jika perlu.’

Seperti yang sudah kulakukan berkali-kali, aku menjelaskan kepada Shan apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi selanjutnya pada kehidupan kita. Seperti yang diharapkan, dan seperti di kehidupanku sebelumnya, Shan memberontak. Dia hampir lepas kendali dan hampir menguasai kesadaranku, tapi aku berhasil menekan instingnya.

Upaya ini menyakiti aku. Tapi aku berhasil menenangkannya.

"Bels, apakah kamu mengenal serigala perak dengan mata emas?"

"Hng?"

***

Seekor serigala perak muda sedang berlari di hutan lebat yang dikelilingi pepohonan besar. Di belakangnya, beberapa serigala besar turut berlari.

Setelah serigala perak muda melompati tembok besar, dia berhenti tiba-tiba.

Di bawah bulan purnama yang terang, bayangan serigala muda terlihat berubah menjadi pria besar dan gagah. Diikuti oleh serigala lain yang juga bertransformasi ke wujud manusianya.

Salah satu pria bertanya padanya. "Ada apa, Yang Adiluhung? Kenapa Anda tiba-tiba berhenti?"

Bayangan kedua pria yang saling berhadapan terlihat begitu jelas di bawah sinar rembulan.

"Aku tidak menyangka akan menemukannya di sana," Gumam pria itu sambil menutupi senyumnya.

Pria satunya memiringkan kepalanya. "Siapa yang anda maksud, Yang Adiluhung?"

Pria yang dipanggilnya 'Yang Adiluhung' tidak memberikan jawaban, malah sebuah perintah.

"Pasukan Moon Shone, mari kita berikan para bajingan itu pukulan nyata kita di area perbatasan."

Semua orang saling mencuri pandang pada satu sama lain, lalu berteriak serempak. "Laksanakan, Alpha Yang Adiluhung!"

Pria besar itu menyeringai saat dia kembali ke wujud serigala perak mudanya. "Akhirnya, aku menemukanmu, pasanganku."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status