Share

Menelan Kenyataan

~Kenyataan tetaplah kenyataan, suka atau tidak, semua yang terjadi harus ditelan~

"Tuh, trouble makernya dateng." Yoga menunjuk ke arah Danar yang berjalan tergopoh-gopoh melewati lorong rumah sakit. Jidan menghela napas. Tanpa ia sadari, tangan kanannya sudah terkepal. Rasa ingin meninju Danar.

"Kamu mau nonjok Danar?" Yoga ternyata memperhatikan kepalan tangan Jidan.

"Melihat Sagita semenderita ini, hatiku juga sakit. Coba bayangkan kalau apa yang menimpa Sagita juga menimpa kakak atau adik perempuanmu Yoga."

"Amit-amit jabang bancet! Jangan sampe. Jauh-jauhlah dari kayak begituan. Buaya-buaya gini, aku mana mungkin tega."

Napas Danar masih terengah-engah begitu ia sampai di hadapan Jidan. Yoga cepat-cepat berdiri menjauhkan Danar dari Jidan. Sontak, Jidan merasa heran.

"Kenapa?" tanya Danar.

"Jidan lagi emosi. Pengen nonjok kamu. Jadi tolong jaga jarak dari dia."

"Aku udah enggak peduli. Kalau kalian masih geram den
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status