Share

Pangeran Bintang Jatuh

last update Last Updated: 2025-01-07 12:08:56

“Yang Mulia Adriel, kita sudah sampai di titik koordinat setelah menempuh 149,6 juta km, protokol pendaratan akan dilakukan.” Suara dari sistem yang berbunyi. Menampaki seorang pria muda yang duduk didalam sebuah kokpit pesawat luar angkasa yang berkilau. 

Kedua kelopak matanya tertutup namun perlahan-lahan terbuka, menampaki sepasang mata biru permata samudera. Kedua mata biru cerah menatap ke arah kaca yang menampaki planet biru secerah kedua matanya. “Bumi ... kau pasti ada di sana, pengantin bulanku,” ucap Pria Rupawan itu.

“Memasuki lapisan eksosfer.” Sistem kembali berucap kala pesawat ini akan menembus lapisan eksosfer.

“Tunggu, ada sesuatu yang aneh,” ucap Pria itu menatap monitornya sendiri. Dia sudah menyadari sesuatu. Kapal pesawat super canggihnya ini sudah mendeteksi adanya pergerakan asing dari luar bumi. “Aku harus bergegas, Vetle!” perintah Pria Bermata Biru itu.

“Baik  Yang Mulia, pendaratan pintas akan dilakukan,” ucap Sistem artifisial canggih bernama Vetle itu.

Langit malam yang tenang itu menampaki sebuah kilatan bagaikan bintang jatuh dari langit gelap. Angin berhembus lembut kemudian dentuman terdengar dari sebuah padang tandung dari luar benteng yang tinggi. Kapal Pesawat itu mendarat di bumi dengan keras pada sebuah padang yang sunyi. 

Mereka menyebut planet kehidupan ini dengan nama Bumi. Planet yang jadi incaran diantara bima sakti ini bahkan tampak malang ketika Pria itu tiba. Dia tahu dari pelajaran yang selalu didapatkan semasa kecilnya jika bumi sendiri sedang kacau karena wabah crocus dan peperangan , meski begitu Bumi masih mau berbenah. Kali ini kedatangannya untuk mencari permata diantara debu yang hancur.

“Pendaratan yang kacau karena bumi ini sudah rusak, benar-benar tak bisa dipercaya,” ucap Pria Bermata Biru itu. Dia membuka pintu kokpit kemudian berdiri di hamparan padang gersang sembari memandangi tembok tinggi itu.

Pria itu menanggah ke langit tapi tak lama dia pun melirik ke arah kiri. “Kau mengutitku lagi Kaelar?” tanya Pria Bermata Biru itu dengan dingin. Tatapan mata birunya jadi tajam dan menyalang.

“Baiklah Yang Mulia, Hamba mengaku salah,” sahut Pria berambut hitam panjang. Pria itu muncul dari balik puing-puing bangunan. Dia mendekati Sang Pria kemudian berlutut dihadapannya. Pria itu sudah bersama Sang Tuan sejak kecil, ia setia sebagai ajudan pribadi dan pelayannya. “Yang Mulia Raja Averian telah memberi perintah pada Hamba untuk bersamamu, yang mulia Adriel,” ucap Pria itu.

“Terserah kau saja,” sahut Adriel, Sang Pangeran Mahkota. Pria bermata biru itu mulai berjalan mendekati tembok tinggi. “Tunggu sebentar, Kaelar ... selama di bumi aku tidak akan menggunakan kemampuanku, jadi aku minta bantuanmu, sobatku.” Pria Berambut pirang itu pun berjalan sembari memasang sebuah perangkat kecil berbentuk anting pada daun telinga kanannya. “Vetle, aku bergantung padamu untuk memberikan lokasi keberadaan Sang Pengantin Bulan,” perintah Sang Pangeran.

“Baik Yang Mulia, memperluar radar pencarian, subjek ras demi manusia dengan nama Rigel Seras Meil.” Vetle Sang Sistem bersuara namun kini bentuknya berada dalam anting yang digunakan oleh Adriel Neoma Averian, Sang Pangeran Mahkota dari planet yang jauh dari bumi.

“Yang Mulia, bukankah itu Vetle?” tanya Kaelar.

“Benar sekali, aku telah memindahkannya ke dalam anting ini, nantinya Vetle akan jadi pemandu kita karena bagaimana pun Bumi merupakan ekspedisi pertamaku,” jawab Adriel sembari memasuki pemukiman.

Kedua Pria Muda itu terpukau melihat pemukiman bumi. Jalan raya yang padat dan lalu lalang orang-orang yang sibuk dengan aktivitasnya. Mereka berdua berjalan di pinggiran trotoar. Keduanya juga melihat demonstran yang sedang mencoba menerobos masuk sebuah gedung paling megah di kota ini.

“Yang Mulia keadaan dunia ini pun sangat kacau ..,” ucap Kaelar terjeda karena ia terkejut menatap Adriel yang sedang membelalakkan kedua mata birunya. “Yang Mulia, Anda baru saja mengatakan tidak akan gunakan kemampuan Anda.” Kaelar berucap tak kala terkejut usai mengetahui jika tuannya memakai kemampuan langkahnya.

Adriel segera mendeham. “Aku kelepasan, maaf,” sahut Sang Pangeran. “Aku sudah mengetahui keberadaannya, ayo kita harus bergegas Kaelar,” perintah Adriel sembari bergegas lebih dulu.

“Baik, Yang Mulia!” sahut Kaelar.

Adriel Neoma Averian, Pria Bermata Biru itu mengikuti instingnya untuk berjalan masuk ke dalam Gedung Tyre. Di sanalah dia bertemu dengan seorang gadis berambut hitam bergelombang yang baru saja keluar dari Gedung Tyre. Gadis itu tampak terburu-buru pergi sampai ia tak sengaja menabrak tubuh dari Adriel.

“Subjek terkonfirmasi sebagai Pengantin Bulan, Rigel Seras Meil.” Vetle berucap sebagai suara yang hanya bisa didengar oleh Adriel melalui antingnya.

Adriel hanya bisa memandangi Rigel. “Wanita ini ... tidak salah lagi, dia orangnya,” ucap Adriel membatin. Kedua mata birunya hanya bisa membelalak saat menatap Rigel. Sosok wanita secerah mentari tapi Adriel juga bisa melihat kedua mata sembab Rigel.

Saat Rigel telah berlari menjauhinya Adriel hanya bisa mematung. “Sesuatu sudah terjadi padanya, berani-beraninya seseorang melukainya.” Adriel berucap sembari mengepalkan kedua tangannya.

“Yang Mulia, ini memang pertemuan mengharukan dengan Pengantin Bulan namun tampaknya sesuatu yang berbahaya juga sedang menuju kemari,” ucap Kaeral.

“Mendeteksi serangan dari 456 radius, beresiko memberi dampak kerusakan, berasal dari serangan asing.” Semula anting bermata batu biru itu berdenting kemudian menampilkan panel dan radar yang menunjukkan sebuah dentuman di dekat bumi. “Bagian debrisnya akan mengenai, oh tidak!” Adriel segera bergegas lari.

“Yang Mulia, tunggu!” teriak Kaeral mengikuti langkah Sang Pangeran.

“Kita harus kembali ke Vetle, setelah itu mengarahkan tembakan pada debris yang akan kemari ... paling tidak mencegah kerusakan fatal yang akan terjadi,” ucap Adriel. 

“Baik Yang Mulia, aku mengerti,” sahut Kaeral.

Adriel melompat masuk ke dalam pesawat canggihnya lagi. Dia yang memang sudah terampil kembali menghidupkan seluruh perangkat disana. “Aku akan mulai membidiknya, Kaeral, jaga dari luar dan jangan sampai ada manusia yang mengetahui keberadaanku!” perintah Adriel.

Kaeral menghela napas tapi Pria Muda itu segera melepaskan mantel hitamnya. “Baik Yang Mulia,” ucap Kaeral yang ternyata menyembunyikan sepasang belati dari balik mantelnya itu. Pria Muda itu sudah bertahun-tahun melatih keterampilan bela diri, semua itu demi melindungi Sang Tuan.

“Benda itu datang,”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Merah Sesungguhnya

    "Kau gila!" bentak Rigel sambil menoleh ke arah suaminya itu. "Dia mencuci otakmu dari kecil, Void yang terbentuk itu adalah luka, dan ... wajar saja kau tak bisa mengendalikannya, jika saja kau tidak dicuci otaknya maka ruang hampa yang terus menyedot segala hal itu akan jadi sebaliknya," ucap Rigel menderu."Aku tidak mengerti," sahut Adriel."Kau, bilang pada Adriel jika kaulah orang yang selalu mendukung Adriel untuk membalas perbuatan orang tuanya sendiri," ucap Rigel. Pria itu tertawa cukup keras. Ia bahkan menggelengkan kepalanya. "Kau ... sungguh sesuatu, mengapa kau bisa tahu kejadian masa lalu dari kekasihmu itu, huh?" tawa Pria itu menggelegar.Rigel mengepalkan tangan kanannya. Tatapannya menajam dan murka. Saat tangannya melayang hendak melayangkan sebuah pukulan. Rigel sempat terdiam sejenak. "Sejak awal, kau ... sumber kemalangan dari setiap jiwa yang sudah tiada berkatmu," ucap Rigel.Adriel mendengar semua ucapan Rigel, kini ia sendiri mulai menyadari sesuatu. Adriel

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Putri dari Sang Kemalangan

    "Dia seperti ayahku sendiri," sahut Adriel singkat. Kini Adriel jadi dingin. Kedua pandang mata biru indahnya juga jadi beku. "Selanjutnya, aku serahkan padamu Rigel, seperti yang pernah kukatakan padamu jika aku akan meninggalkanmu untuk beberapa saat kembali ke New Neoma," ucap Adriel hendak beranjak pergi. Rigel hanya bisa mematung. "Adriel!" pekik Rigel yang hanya bisa terdiam menatap Adriel yang tergesa-gesa langsung beranjak pergi meninggalkan markas. "Maafkan aku Rig, aku bukan mengabaikanmu hanya saja ... kau mengingatkanku dengan Pria itu," ucap Adriel terdiam didalam mobil. Ia meraba dadanya sendiri yang terasa berdenyut akan lonjakan kekuatannya yang mulai tak terkendali. Pemilik energi Void seperti Adriel bergantung pada kondisi mentalnya yang prima. Kini sekelilingnya mulai bergetar dengan guncangannya sendiri bahkan Adriel kini sudah berpeluh dengan keringat. Tak lama terdengar suara ketukan dari kaca jendela mobil. "Adriel, buka pintunya!" teriak Rigel dengan tatapa

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Awan Mendung, Hujan Sediakala

    "Kalian belum lihat jika dia berbicara dengan Cassiel, itu lebih lucu lagi," ledek Rigel.Adriel memerah. "I-itu karena Cassiel bayi, jadi aku harus bertingkah seperti bayi juga," sahut Adriel. Adriel segera mendeham untuk menjaga martabatnya sebagai Raja. Sebenarnya malu mengakui sikapnya jika bersama istri. "Jadi, kebetulan karena aku juga menjeguk kalian, aku ingin membicarakan sesuatu dengan tim kecil kita ini," ucap Adriel."Kalau begitu, mari kita masuk dulu, Sayang." Rigel menggandeng lengan Adriel sembari membawanya masuk ke dalam markas. Sikap keduanya membuat Anna terkekeh kecil sembari berlari menyusul Adriel dan Rigel. Kendrick semula hendak berjalan masuk juga namun sejenak ia menoleh mendapati Aki yang masih berdiam diri seolah memikirkan sesuatu."Kenapa? apa kau tidak mau masuk?" tanya Kendrick.Aki menggeleng. "Kenapa rumor miring mengenai Permaisuri seperti mencuci otak Master agar menjadi Permaisuri? kupikir dia bukanlah wanita seburuk itu," jawab Aki.Kendrick ter

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Jadi yang Terbaik

    Adriel menaikkan sebelah alisnya. “Kenapa kau tiba-tiba bilang begitu?”“Karena ... kau tanpa sadar juga sudah jadi sosok ayah untuk mereka, melihatmu melindungi mereka dengan caramu bahkan dengan sengaja memmbebaskan Aki dari kebingungannya, merekrut Kendrick dan Anna yang berasal dari satu keluarga bangsawan yang sama, kurasa kau punya alasanmu sendiri,” ucap Rigel sambil tersenyum.Adriel mengangguk. “Jadi kau sudah mulai mengenal mereka,” ucap Adriel sambil senyum-senyum sendiri. Adriel kini menanggah menatap langit malam yang gelap namun perlip-perlip bintang bertaburan cerah. Tatapan kedua mata birunya menyendu tiba-tiba ketika menanggah menatap langit.Rigel menyadari tatapan itu. Ia langsung berdiri disebelah Adriel kemudian menyandarkan kepalanya pada bahu Adriel. "Kau melihat pantulan dirimu pada anak-anak itu, alasanmu menolong mereka adalah hal itu bukan?" terka Rigel. "Seperti biasa instingmu, intuisimu, ketepatan analisamu senantiasa benar," kekeh Adriel. Rigel tak mer

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Sosok Ayah

    "Pedang itu memiliki pola corak yang sama dengan belati milik Kaelar dan seingatku Calen ... Pelayan Setia Aquilina memiliki sarung tangan dengan pola corak yang sama, bunga amarilis, jadi aku hanya menerkanya saja," jawab Rigel sembari terkekeh."Jika bukan karena Yang Mulia, aku mungkin sudah tewas pada sidang penghakiman," ucap Aki.Rigel giliran tertegun. "Kenapa?" tanya Rigel."Akulah yang menghabisi nyawa ibuku, Kakak dari paman-pamanku," jawab Aki seraya menunduk.Rigel tertegun sejenak. Kisah ini pernah ia dengar dari Kaelar. Ketika tahu jika Aki adalah keponakan dari Kaelar dan Calen Si Pelayan Aquilina. Rigel terdiam sambil memandangi Aki. Anak-anak ini memiliki latar belakang yang berbeda sekaligus memiliki alasan untuk Adriel dengan sengaja mengumpulkannya. "Apakah kalian memiliki tempat tinggal selama disini?" tanya Rigel.Kendrick menggeleng. "Tidak, yang kami tahu jika kami akan menjalankan misi dari asosiasi sekaligus tetap berada di markas," jawab Kendrick. "Kalau b

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Anak-Anak Ajaib

    "Kau jadi pengasuh anak-anak anjing lucu ini, kuharap kau bisa memenuhi harapan Tyre karena jika tidak ... kerja sama ini akan usai, antara Tyre dan New Neoma," ucap Harlan pada Rigel."Aku tahu itu." Rigel menyahut dengan dingin. "Pergilah, kau bisa kemari dilain hari karena moodku sedang buruk," usir Rigel sambil berjalan masuk ke dalam Markas. Ia mengabaikan Harlan saat itu. "Ayo, kita masuk, biarkan saja Pria itu," suruh Rigel pada ketiganya. Rigel berjalan masuk ke dalam Markas. Tangannya menekan tombol saklar. Seisi gedung bekas bengkel pesawat itu jadi hunian sederhana. Ada dua pasang sofa panjang, dua kasur tidur, meja, papan tulis, tiga unit komputer, perkakas, dan meja rapat. Rigel berjalan ke arah nakas meja untuk menghidupkan televisi. Di ujung sudut ruangan ada dapur sederhana. Dahulu, Rigel sering membuatkan teman-temannya susu hangat dengan tambahan madu. "Kuakui, markas ini sangat hidup dan nyaman," komentar Aki yang menduduki sofa.Anna langsung melemparkan dirinya

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Suram

    "Baiklah Yang Mulia, namaku Aki Arianrhod berasal dari Squad Ksatria Suci Kerajaan New Neoma, kebetulan ... akulah pemimpin dari squad ini," ucap Aki lebih tenang dan kalem itu bahkan sepasang mata emas Aki menatap tenang Rigel saat itu. "Yang banyak bicara ini Anna Chryshantos dan Kendrick Chyshantos," ucap Aki.Anna langsung menggerutu. "Tidak ya, aku tidak banyak bicara kok," celetuk Anna.Kendrick memutar kedua bola mata hijaunya. "Salam kenal Permaisuri, semoga kedepannya bisa bekerja sama," ucap Kendrick.Rigel tersenyum simpul. "Baiklah, kurasa ini sudah sempurna," Rigel berucap dengan senyum sumringannya. "Kuharap kalian bisa membantuku, seperti tim laluku," ujar Rigel teringat dengan Alex, Nico dan Corrie. Sayangnya kini dia ada di tim dengan visi dan misi yang beda yakni penompang keamanan atau bahkan jadi pembersih dari sisa-sisa yang terinfeksi saat ini. "Menekan angka kejadian wabah jadi prioritas kita bukan?" tanya Kendrick. Rigel mengangguk. "Itulah yang kami inginkan

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Tim Baru

    "Apakah dia salah satu Aria di Kuil Bulan? lihat parasnya cantik dan mahir memainkan piano," ucap bisik-bisik suara tamu undangan yang sebagian besar berasal dari Bangsawan New Neoma dan Pejabat dari Tyre. Semua mata memandangi Rigel yang memainkan piano dengan mahir untuk jadi penghibur dari Pesta Makan Malam saat ini. Sepasang tangan dengan jemari lentiknya dengan mahir memainkan piano. Sepasang mata merah rubynya juga tak kalah indah saat itu. Usai memainkan satu lagu, Rigel mendengar tepukan tangan membanjiri suasana ruangan aula saat ini."Istrimu bukan sembarangan orang, ingatlah itu," ucap Ratu yang duduk disamping Adriel. Adriel mengangguk setuju. Ia tak akan membantah ucapan Mantan Ratu itu karena kekuatan ibunya adalah sepasang pandangan mata yang bijaksana. Ia bisa melihat seseorang berdasarkan peniliannya. "Maka dari itu aku juga ragu untuk melibatkan Rigel dalam asosiasi baru ini Bu," sahut Adriel sembari menegak segelas anggurnya. "Itulah yang harus dihadapinya Nak, bia

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Yang Tidak Diketahui

    Kemeja putih dibalut oleh jaket mantel hitam beserta celana kain berwarna senada. Rigel sedang memasang dasi sembari menatap pantulan dirinya dari cermin. Rigel sempat menghela napas pelan setelah itu mengikat ekor kuda rambut hitam panjangnya. "Wow, kau seperti seorang ksatria!" Adriel berdecak kagum melihat penampilan Rigel yang akan debut diasosiasi. "Tapi kenapa kau berpakaian seperti itu untuk makan malam?" tanya Adriel heran saat itu juga. Rigel menaikkan sebelah alisnya. "Kupikir kau tahu?" celetuk Rigel. "Bukannya, aku akan pergi ke markas asosiasi ya setelah makan malam? kurasa pakaian seperti ini lebih efisien tanpa harus mengganti pakaian lagi," ucap Rigel.Adriel tersenyum lembut. "Selagi itu membuatmu nyaman jadi tak masalah," sahut Adriel. Tangan lebarnya menyentuh puncak kepala Rigel kemudian membelainya. Usai membelai kini tangan itu meraih dagu Rigel kemudian Adriel mendaratkan ciuman kecil pada bibir yang masih mengatup itu."Ad-Adriel!" jerit Rigel memerah sempurn

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status