Share

Satu Atap

last update Huling Na-update: 2025-02-03 10:00:37

"Cooper, tak salah lagi, inilah apartemen Adriel," ucap Rigel sambil memencet bel.

"Kaelar kenapa kau cepat sekali kembali?" kedua mata biru Adriel membelalak sempurna saat mendapati seorang wanita cantik berambut hitam bergelombang itu tengah berdiri di depan aparemennya. "Rigel ... Rigel, kau? kau kenapa disini?" 

Rigel berdiri sembari menatap Adriel yang masih tercengang menatapnya. Pria itu memakai kaos putih polos dan mengenakan celana hitam, rambut pirang selehernya diikat asal. "Hai, aku akan menginap sementara," jawab Rigel. Rigel menatap kedua mata biru Adriel yang indah itu, kapan pun Rigel menatap kedua mata birunya, Rigel selalu terpukau. 

"Menginap? maksudmu kau akan tinggal bersamaku?" tanya Adriel lagi.

Rigel mengangguk. "Ceritanya panjang, sementara ini aku akan cuti dari pekerjaanku jadi aku juga tidak bisa tinggal di Klinik." Saat Rigel berucap dia menatap kedatangan Pria berambut hitam panjang. Pria itu berwajah oriental namun

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Ruby

    "Kenapa Rig?" tanya Adriel heran."Anu ... aku lupa memakai kontak lensa, karena kedua mataku ... mereka aneh," jawab Rigel.Tangan Adriel dengan spontan meraih dagu Rigel. Pria itu sengaja membuat wajah Rigel menatapnya. "Kedua matamu indah seperti ruby dan manis disaat yang bersamaan," puji Adriel menatap Rigel. Rigel termangun kala kedua mata ruby miliknya beradu tatap dengan sepasang mata biru cerah milik Adriel. Rigel menyadari jika setiap kali bersama dengan Adriel perasaannya selalu beraduk campur. "Kurasa Anda terlalu dekat," ucap Rigel sambil mundur satu langkah.Adriel langsung menegapkan tubuhnya sambil tersenyum singkat. "Kalau begitu aku akan menunggumu makan siang nanti." Adriel berucap sambil beranjak keluar dari kamar yang ditempati Rigel. Dia segera menutup pintu. Adriel menghela napas cukup panjang seraya bersandar sejenak tapi Adriel langsung memandang datar Kaelar yang berdiri sembari meledeknya itu."Tak kusangka perkembangan hubungan kalian jauh lebih cepat dari

    Huling Na-update : 2025-02-04
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Aquamarine

    "Ah, yang kutahu ayahku punya mata yang sama." Rigel sempat terdiam sejenak usai menjawab pertanyaan dari Kaelar. Rigel teringat dengan sosok ayahnya yang hanya sempat Rigel kenali saat kecil tapi setelah itu Sang Ayah menghilang, bahkan ibunya bungkam perkara hilangnya Sang Ayah. Rigel termangun karena kedua matanya memang mirip dengan Sang Ayah. Itulah yang membuat Rigel sulit dekat dengan ibunya. Sang Ibu seolah menaruh luka terhadap Sang Ayah namun Rigel yang mendapat akibatnya, Rigel sering disisihkan dengan adiknya. "Mendadak aku jadi tidak bersemangat membahas mengenai diriku," ucap Rigel sambil beranjak berdiri. "Mau kubantu masak?" tanya Rigel sambil mendekati Kaelar kemudian mengambil beberapa batang sayur bayam dan mulai memetiknya. "Aku bisa memasak beberapa makanan, kurasa kare juga enak." Rigel mengambil alih pekerjaan Kaelar di dapur. Kaelar tersentak kaget tapi memilih mengalah membiarkan Rigel sibuk di dapur. "Apa mau dibantu?" tanya Kaelar."Tenang saja, aku terbi

    Huling Na-update : 2025-02-05
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Kencan Pertama

    "Sedari tadi kau memerhatikan lautan, apakah semenarik itu?" tanya Adriel yang duduk disamping Rigel. Rigel menatap lurus ke depan. Ia duduk dihamparan pasir halus yang lembut. Senja ini udara terasa sejuk dan angin bertiup sepoi-sepoi. Rigel tak hanya memandangi laut tapi juga semesta yang hendak berganti ke malam. "Menurutmu, apakah salah jika kita pernah membenci seseorang?" tanya Rigel sambil menoleh menatap Adriel yang sedari tadi sedang memandanginya itu. Adriel tak langsung menjawab tapi ia memandangi langsung kedua mata merah cerah Rigel, berkilau bagaikan batu kecubung merah. Adriel saat itu memakai kemeja putih polos dan sebagian lengannya digulung sampai ke siku, tubuhnya dua kali lipat lebih besar dari Rigel yang kecil disampingnya itu. Adriel mengikat sebagian rambut pirang emasnya. Ia tersenyum lebar pada Rigel. "Kedua matamu yang cantik itu tampak terisi banyak bekas luka, siapa pun yang sudah membuat luka seperti itu pastilah orang yang jahat," jawab Adriel. "Itu be

    Huling Na-update : 2025-02-06
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Bisikan Malam

    "Satu bulan sudah berlalu sejak interogasi pertama," ucap Harlan yang duduk didepan Rigel. Harlan terus memandangi Rigel yang sudah sebulan lamanya tak ia temui. Keberadaan Gadis itu nyaris sulit ditemukan, dia baru memiliki kesempatan bertemu dengan Rigel untuk melanjutkan penyelidikan kasus ledakan gedung pusat Tyre. "Kau banyak berbasa-basi," celetuk Rigel sambil mendelik malas.Harlan menghela napas. "Dengar, sebentar lagi dia akan datang bersama Pak Hamza ... aku mohon kepadamu untuk menuruti prosedur dan menjawab dengan patuh," beritahu Harlan yang sebenarnya masih perduli pada Rigel. Pria itu sama sekali belum dapat berpaling dari mantan kekasihnya itu. "Jangan beritahu soal sikap dari Ibu Direktur, aku sangat tahu sikapnya kepadaku yang sejak dulu menyebalkan saat masih di unit Rumah Sakit ... Harlan, jangan menceramahiku, lagi pula siapa juga yang membuatku sampai mengundurkan diri jika bukan Wanita itu?" Rigel langsung menyahut tanpa perduli pada tanggapan Harlan karena Pa

    Huling Na-update : 2025-02-08
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Penerus Takhta

    Derap suara langkah terdengar jernih. Sepasang kaki kokoh mengenakan sepatu boots hitam mengkilap. Pria bermata biru tengah berjalan lurus pada koridor berlantai keramik kaca. Seluruh prajurit membungkuk hormat padanya saat ia tiba didepan sebuah pintu berukir bunga teratai. "Yang Mulia, apa yang akan Anda katakan pada Raja Averian?" tanya Kaelar yang berdiri disamping dirinya itu. Adriel menghela napas. Kerah baju formal khas kerajaan mendadak membuat sesak dirinya. "Lebih baik terus terang saja," jawab Adriel singkat. Kaelar membungkuk hormat sambil membukakan pintu berukiran bunga teratai itu untuk Adriel. "Semoga berhasil Yang Mulia," ucap Kaelar. Pria itu akan menunggui tuannya diluar ruang singasana Raja Averian. Kaelar sendiri tidak tahu tanggapan tuannya yang masih sangat berusaha mendapatkan Rigel. Dia tahu jika Rigel sendiri belum ingin membina hubungan tapi tidak juga menolak kehadiran Adriel padanya.Adriel melangkah memasuki sebuah ruangan megah yang dikelilingi oleh j

    Huling Na-update : 2025-02-09
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Kabar Kehamilan

    "Dia baik-baik saja, masalah nausea dan dehidrasi ringan seperti ini biasa terjadi pada masa-masa awal kehamilan," jawab Alex."Oh pantas saja, Apa?!" Corrie membelalakkan kedua matanya tapi tak lama ia langsung menoleh pada Harlan dengan tatapan nanarnya. "Bisa-bisanya kau melakukan itu lagi!" bentak Corrie penuh amarah.Harlan sendiri melotot tak percaya. "Kenapa aku? aku sendiri kesulitan mencari keberadaannya selama satu bulan lamanya," sahut Harlan. "Tenanglah kalian berdua, kita bisa tanyakan semua ini saat Rigel bangun nanti," ucap Alex menengahi. Alex menghela napas, tidak hanya Corrie yang terkejut dan menduga Harlan adalah ayah dari bayi itu tapi Alex pun sama menduganya. Alex memerhatikan gerakan Harlan yang beranjak berdiri hendak pergi. Dia tak mencegah Harlan tapi setelah itu langsung beralih menatap Corrie dengan tatapan serius. "Dua bulan lalu, kami pernah bertemu Rigel karena saat itu Rigel mengalami insiden kejadian tidak diinginkan karena salah seorang penduduk te

    Huling Na-update : 2025-02-10
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Nyaris Petaka

    "Tolong!" teriak Rigel seraya berlari di koridor Rumah Sakit yang hening ini. Sejenak Rigel merasa heran karena tiada satu petugas pun yang tampak berlalu-lalang. Rigel sempat berhenti sejenak. Ia menoleh ke belakang kemudian mendapati Pria itu masih mengejarnya. Rigel kembali berlari menuruni anak tangga darurat karena ia hendak menutup pintu darurat yang memiliki tuas yang kuat. Tujuannya untuk menghambat pergerakan Pria itu. "Aku harus melakukan sesuatu," ucap Rigel setelah menutup pintu dan memutar tuas. Rigel segera berlari menuruni anak tangga hingga menuju lantai dasar. "Tolong, seseorang mengancam keselamatanku," ucap Rigel sembari menghampiri Pos Keamanan yang terletak di luar Rumah Sakit. Rigel menyentuh bahu dari Tentara yang memang menjaga fasilitas Rumah Sakit milik Tyre ini tapi Rigel langsung terkejut saat melihat Pria itu langsung ambruk kemudian tergeletak bersimbah darah. "Oh, ya Tuhan!" jerit Rigel takut sendiri. Rigel merasakan benang string nyaris mengenainya t

    Huling Na-update : 2025-02-11
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Murka Sang Bintang

    "Rig, kau tidak apa-apa?" tanya Adriel cemas. Rigel mengangguk pelan. Ia berusaha beranjak duduk kemudian langsung memeluk Adriel. "Maaf, sedikit lagi aku hampir akan melukai anakmu," ucap Rigel. Adriel melotot tak percaya. Ia pun langsung melepaskan mantel jaket hitamnya kemudian memasangkannya pada Rigel. "Kau harus menjelaskannya nanti setelah keadaanmu lebih baik," ucap Adriel beranjak berdiri seraya menggendong tubuh Rigel. . . . Tak terhitung sudah berapa kali Adriel mundar mandir di depan ruang perawatan Rigel. ia menunggu dokter memeriksa kondisinya. Sementara Kaelar yang ikut datang pun hanya bisa memerhatikan Adriel yang tampak cemas itu. Adriel menghela napas cukup panjang. "Sungguh Yang Mulia, Anda harus lebih tenang," tegur Kaelar. Adriel menghentikan langkahnya. "Jelas saja, dia mengandung anakku, Ya Tuhan!" jerit Adriel setelah itu mengusak rambutnya dengan kasar. "Kepalaku terasa sakit," ucap Adriel setelah itu mengeluh. Ia memikirkan nasib Rigel yang saat

    Huling Na-update : 2025-02-13

Pinakabagong kabanata

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Suram

    "Baiklah Yang Mulia, namaku Aki Arianrhod berasal dari Squad Ksatria Suci Kerajaan New Neoma, kebetulan ... akulah pemimpin dari squad ini," ucap Aki lebih tenang dan kalem itu bahkan sepasang mata emas Aki menatap tenang Rigel saat itu. "Yang banyak bicara ini Anna Chryshantos dan Kendrick Chyshantos," ucap Aki.Anna langsung menggerutu. "Tidak ya, aku tidak banyak bicara kok," celetuk Anna.Kendrick memutar kedua bola mata hijaunya. "Salam kenal Permaisuri, semoga kedepannya bisa bekerja sama," ucap Kendrick.Rigel tersenyum simpul. "Baiklah, kurasa ini sudah sempurna," Rigel berucap dengan senyum sumringannya. "Kuharap kalian bisa membantuku, seperti tim laluku," ujar Rigel teringat dengan Alex, Nico dan Corrie. Sayangnya kini dia ada di tim dengan visi dan misi yang beda yakni penompang keamanan atau bahkan jadi pembersih dari sisa-sisa yang terinfeksi saat ini. "Menekan angka kejadian wabah jadi prioritas kita bukan?" tanya Kendrick. Rigel mengangguk. "Itulah yang kami inginkan

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Tim Baru

    "Apakah dia salah satu Aria di Kuil Bulan? lihat parasnya cantik dan mahir memainkan piano," ucap bisik-bisik suara tamu undangan yang sebagian besar berasal dari Bangsawan New Neoma dan Pejabat dari Tyre. Semua mata memandangi Rigel yang memainkan piano dengan mahir untuk jadi penghibur dari Pesta Makan Malam saat ini. Sepasang tangan dengan jemari lentiknya dengan mahir memainkan piano. Sepasang mata merah rubynya juga tak kalah indah saat itu. Usai memainkan satu lagu, Rigel mendengar tepukan tangan membanjiri suasana ruangan aula saat ini."Istrimu bukan sembarangan orang, ingatlah itu," ucap Ratu yang duduk disamping Adriel. Adriel mengangguk setuju. Ia tak akan membantah ucapan Mantan Ratu itu karena kekuatan ibunya adalah sepasang pandangan mata yang bijaksana. Ia bisa melihat seseorang berdasarkan peniliannya. "Maka dari itu aku juga ragu untuk melibatkan Rigel dalam asosiasi baru ini Bu," sahut Adriel sembari menegak segelas anggurnya. "Itulah yang harus dihadapinya Nak, bi

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Yang Tidak Diketahui

    Kemeja putih dibalut oleh jaket mantel hitam beserta celana kain berwarna senada. Rigel sedang memasang dasi sembari menatap pantulan dirinya dari cermin. Rigel sempat menghela napas pelan setelah itu mengikat ekor kuda rambut hitam panjangnya. "Wow, kau seperti seorang ksatria!" Adriel berdecak kagum melihat penampilan Rigel yang akan debut diasosiasi. "Tapi kenapa kau berpakaian seperti itu untuk makan malam?" tanya Adriel heran saat itu juga. Rigel menaikkan sebelah alisnya. "Kupikir kau tahu?" celetuk Rigel. "Bukannya, aku akan pergi ke markas asosiasi ya setelah makan malam? kurasa pakaian seperti ini lebih efisien tanpa harus mengganti pakaian lagi," ucap Rigel.Adriel tersenyum lembut. "Selagi itu membuatmu nyaman jadi tak masalah," sahut Adriel. Tangan lebarnya menyentuh puncak kepala Rigel kemudian membelainya. Usai membelai kini tangan itu meraih dagu Rigel kemudian Adriel mendaratkan ciuman kecil pada bibir yang masih mengatup itu."Ad-Adriel!" jerit Rigel memerah sempurn

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Terkasih, Tak Pernah Terima

    "... mengutamakan kepentingan dari keselamatan, perlindungan dan keamanan sehingga New Neoma mengusulkan program yang bergerak di garda depan untuk memerangi yang terinfeksi, kami mengutus tiga orang letnan terbaik kami dengan masing-masing kekuatan lahir yang memumpuni ... untuk itu," ucap Adriel ketika berbicara terjeda usai melihat Rigel yang tersenyum-senyum menatapnya. Adriel sampai harus mendeham pelan. "Ehem, kami memilih Rigel Seras Neoma sebagai pemimpin dari program dan asosiasi ini," ujar Adriel. Harlan hanya memandangi Raja Muda itu berbicara. Disebelahnya, Menteri Ekonomi mulai mendekatinya kemudian berbisik pada Harlan. "Idealis anak muda, omongan Raja Muda dari Planet Alien itu pasti banyak ditentang," ucap Menteri itu.Harlan masih mengamati jalannya pertemuan. Dia sendiri sebenarnya sudah tahu akan hasil dari pertemuan ini jika Adriel pasti akan ditentang. Harlan langsung memutarkan kedua bola matanya dengan malas saat para penjabat langsung beranjak berdiri untuk me

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Okay, Honey

    Yang Mulia Adriel, silahkan menduduki kursi di depan yang sejajar dengan Pak Pressiden," ucap Seketaris. Adriel langsung melirik Rigel. "Kau tidak apa-apa Sayang?" tanya Adriel."Tenang, aku baik-baik saja, pergilah ke sana," suruh Rigel. Adriel beranjak berdiri meski dengan berat hati meninggalkan permaisurinya duduk seorang diri di deretan para partisipasi hari ini. Adriel mengingat dirinya seorang raja yang harus menunjukkan martabatnya. Kini dialah yang membuka rapat pertemuan hari ini. Adriel memulai rancangan program-progam yang akan ia lakukan."... mengutamakan kepentingan dari keselamatan, perlindungan dan keamanan sehingga New Neoma mengusulkan program yang bergerak di garda depan untuk memerangi yang terinfeksi, kami mengutus tiga orang letnan terbaik kami dengan masing-masing kekuatan lahir yang memumpuni ... untuk itu," ucap Adriel ketika berbicara terjeda usai melihat Rigel yang tersenyum-senyum menatapnya. Adriel sampai harus mendeham pelan. "Ehem, kami memilih Rigel

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pertemuan

    "Kau, gila," ucap Rigel terkejut."Itulah perjanjian yang kusetujui, persyaratannya dibuat demi mempermudah dirimu karena asosiasi itu tidak akan dicampuri oleh petinggi-petinggi Tyre ... kecuali Pilot Gila itu, hanya dia yang ditunjuk sebagai pengawas dari Tyre," ujar Adriel. "Kenapa kau lakukan itu?""Karena aku tahu, kau sebenarnya seorang Petarung," Sejenak keduanya saling bertatapan. Sepasang iris mata biru milik Adriel menabrak pandangan sepasang mata ruby yang cerah milik Rigel. Memang tidak berkata apapun satu sama lain tapi tak lama Ibu datang menghampiri keduanya. Setidaknya membuat suasana hening jadi berubah seketika."Cassiel, sama Nenek dulu ya, Mama dan papamu mau sarapan dulu," ucap Ibu sembari menggendong Cassiel. Adriel langsung tersenyum sumringan. "Ayo, setelah itu kita pergi ke pertemuan," ajak Adriel."Kau tidak bisa ikut datang," celetuk Rigel.Adriel mengeryitkan kedua alisnya. "Bagaimana mungkin? akulah pendiri asosiasi itu bersama orang-orang bumi," kekeh

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Petarung yang Sulit

    "Kau tahu? semua ini tampak sulit untuk dibiasakan karena sebelumnya aku melakukan semuanya sendiri, menjalani hidup sendiri." "Aku tahu, aku juga merasakannya."Rigel merasakan kedua lengan kekar Adriel memeluknya. Kedua lengan kuat itu merangkul seluruh pinggangnya. "Aku merasa gagal jadi pendampingmu, Pria Berkuasa sepertimu itu," ucap Rigel bernada sendu.Adriel terkekeh geli sampai membuat ceruk leher Rigel merasakan hembusan napas lembutnya. "Baguslah, aku juga merasa gagal jadi pendampingmu, Wanita Terkuat sepertimu itu," sahut Adriel sama halnya dengan Rigel. "Kita menginap hari ini ya, melihat usaha ibumu, apa salahnya memaafkan masa lalu." Adriel memeluk tubuh kecil Rigel dengan erat. Rigel mengangguk dalam dekapannya itu. "Hm, aku setuju," sahut Rigel. ...Pagi-pagi sekali ketika Rigel masih tidur dalam dekapan lengan kekar Adriel bahkan bayinya juga masih pulas tidur disampingnya. Rigel mendengar ketukan samar dari pintu kamar. Rigel beranjak duduk di ranjang. Ia meli

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Jumpa Keluarga

    "Kurasa ... mari kita bertemu dengan kakakmu dilain hari," ucap Adriel sembari berjalan meninggalkan aula bersama Rigel. Saat berada di dalam mobil bersama Adriel yang masih menggendong Cassiel yang kini tertidur lelap. Kaelar sendiri sedang menyetir. Rigel meraih tangan Adriel kemudian menggengamnya. "Harlan, belum ikhlas melepaskanku," ucap Rigel."Itu bukanlah salahmu, Sayang." Adriel menyahut. "Aku cukup menghargainya, membantu penduduk bumi dan akan bertemu dengan ibumu," "Apa?!" Rigel menjerit terkejut akibat ulah Adriel. Tatapan horor Rigel menatap ke arah Sang Suami. "Kau tidak coba bilang jika kita menuju ke rumahku bukan?" tanya Rigel dengan suara bergetar. Adriel menepuk-nepuk pelan bokong Si Bayi yang pulang terlelap di dada bidangnya. "Memang," jawab Adriel enteng."Tidak, tidak, Ibu akan terkejut jika kita kesana," elak Rigel."Kaelar, cepatlah kita menuju kesana karena kasian Cassiel tak leluasa tidur didadaku," perintah Adriel. Rigel mencebik sebal. "Kau tidak men

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Permaisuri Bulan

    "Kau kemari, astaga cantik sekali," puji Adriel sembari mendatangi Rigel.Rigel terkekeh pelan sambil memberikan Cassiel untuk digendong oleh Adriel. "Tentu saja aku datang, aku ingin mengurangi beban Kaelar untuk mendampingimu," canda Rigel sambil mengecup pipi Adriel meski harus berjinjit karena beda tinggi tubuh mereka. "Oh, lihatlah siapa yang datang," ucap Harlan diantara tamu undangan.Inilah perang dingin yang tiada akhir. Memperebutkan hati seorang Wanita. Adriel tahu jika Harlan hendak memulai perang lagi. Pria itu langsung merangkul pinggang Rigel agar mendekat ke arah dirinya meski tangan kanannya menggendong Sang Bayi. Bagi Adriel yang tubuhnya besar dan kekar, semua ini tak mustahil. Ia hanya ingin menjaga cinta dan keluarganya.Rigel sempat menanggahkan kepalanya untuk menoleh menatap Adriel yang menatap kehadiran Harlan dengan datar. Rigel kini ikut memandangi Harlan meski terasa janggal tapi Rigel bisa melihat senyuman aneh dari Harlan.Rigel menyadari kondisi saat in

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status