Share

Tuhan, Apa yang Sudah Terjadi?

last update Last Updated: 2025-02-19 00:51:30

"Dimana aku?" tanya Rigel seorang diri. Ia langsung menyibak selimut lembut itu kemudian beranjak berlari menuju pintu. Rigel mengedor-gedor pintu sekuat tenaga tapi semuanya sia-sia karena sudah terkunci.

Rigel memengangi kepalanya sendiri. "Benar, sebelum itu aku berada di Rumah Sakit," ucap Rigel sambil memandangi dekorasi dan perabotan mewah namun terkesan tua itu. Ia seperti merasa ada di kamar seorang Permaisuri Kerajaan. Kain-kain yang terhias di kamar ini berwarna emas, putih dan merah.

"Adriel itu, jangan-jangan dia yang membawaku kemari!" jerit Rigel menyadari sesuatu.

"Benar sekali, Permaisuriku," celetuk Adriel yang memasuki kamar sambil diikuti dua orang prajurit berzirah besi.

"Kau benar-benar gila!" teriak Rigel sambil melempari Adriel dengan bantal dan guling. Rigel jadi kesal usai Adriel mengakui jika semua ini ulanya, dia jadi pergi ke tempat antah berantah yang bahkan belum pernah ia kunjungi.

"Rig, dengar ... semua ini demi dirimu," ucap Adriel.

Rigel beranjak b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pertikaian

    "Kenapa dokter itu aneh?" tanya Rigel pada Kaelar yang berdiri disudut ruangan itu.Rigel memerhatikan Tabib yang hanya meletakkan tangan ke perutnya. Sekilas memang ada berkas cahaya dari tangan Tabib itu. "Apa kalian tidak punya dokter?" celetuk Rigel yang sambil berbaring di atas kasur itu. Sementara Si Tabib mulai mendelik heran padanya."Kelelahan, dan beban pikiran yang tinggi," ucap Sang Tabib. Kaelar lantas mendekati Rigel. "Jadi kondisinya dan bayinya?" tanya Kaelar perlahan, nyaris seperti bisikan."Anaknya baik-baik saja," jawab Tabib sembari beranjak berdiri. "Berikan dia istirahat yang cukup, dan minum ramuan yang akan aku racik," ucap Tabib seraya beranjak pergi meninggalkan kamar ini.Rigel langsung membalikkan tubuhnya. "Aku lebih percaya dokter dari pada dukun," ketus Rigel. Ketika Kaelar mau angkat bicara, Pria itu langsung berdiri tegap ketika Adriel memasuki kamar. Adriel langsung menatap Rigel yang berbaring memunggunginya. Peluh pada dahi Pria bermata biru itu

    Last Updated : 2025-02-21
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Seikat Bunga Mawar Putih

    "Apa kau mencintaiku atau hanya butuh anak ini?" tanya Rigel. Adriel langsung menatap Rigel dengan dingin. "Aku tentu saja mencintaimu," jawab Adriel sambil beranjak berdiri. "Nanti malam kedua orang tuaku hendak bertemu denganmu," ucap Adriel sambil meninggalkan ruangan kamar dari Rigel. Ia tak memerdulika Rigel yang terkejut dan terdiam usai mendengar ucapan Adriel. Rigel terdiam, yang ia dengar hanyalah langkah kaki Adriel yang telah keluar dari kamarnya. Rigel pun tidak memerdulikan Adriel lagi namun setelah itu ia menghela napas. "Aku benar-benar terkurung disini tanpa perduli alasanku setuju atau tidak," ucap Rigel tiba-tiba saja murung.Rigel yang lelah menanggapi ajakan makan malam dari Adriel pun memilih terlelap dengan pulas. Sejak siang sampai menjelang malam ia habiskan dengan tertidur lelap. Rigel terbangun dari tidur pun karena suara seorang pelayan yang membangunkannya."Nona, Nona bangunlah," ucap Pelayan itu pelan dan berhati-hati. Rigel segera terbangun sambil mem

    Last Updated : 2025-02-22
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Tiada Arti

    "Ini untukmu," ucap Adriel.Rigel ragu-ragu meraih seikat bunga mawar putih itu. "Terima kasih," sahut Rige."Kalau begitu, ayo, kita bergegas," ucap Adriel mengajak Rigel untuk segera bergegas. Dia bahkan mengulurkan tangannya agar Rigel bisa berjalan berdampingan. Adriel tidak memaksa namun juga bersikap tegas.Ketika Rigel hendak meraih tangan Adriel. Seorang Wanita bergaun merah muda menghampirinya. Gadis muda berambut pirang keriting itu menatap masam Rigel. Dia mendekati Adriel lalu menggandeng tangannya. "Aquilina, hentikan sikap kekanak-kanakanmu," ucap Adriel.Rigel langsung menoleh ke arah Wanita itu. Dia muda, cantik dan tampak seperti dari kalangan bangsawan. Sontak membuat Rigel merasa jika dirinya hambatan. Apalagi Sang Wanita merangkul mesra lengan milik Adriel. Rigel langsung melangkah mundur. "Adriel, tidak apa-apa aku akan jalan sendiri," ucap Rigel. "Tidak, kau calon istriku," tolak Adriel.Rigel langsung menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Senyumannya itu

    Last Updated : 2025-02-24
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Alasan Terpilih

    "Apa? aku pikir kau mau meninggalkanku usai anak ini lahir kemudian membesarkan anak ini bersama Lady Aquilina, jika seperti itu pun aku tidak keberatan ...,""Aku yang akan keberatan, jika itu bukan kau!" Rigel tertegun saat Adriel langsung memotong ucapannya. Adriel yang memaksanya bersama kini bahkan bersih keras untuk mendapatkannya. "Adriel ... kau harus melakukan kewajibanmu bukan? aku sungguh tidak masalah," ucap Rigel berkaca-kaca. "Ya, itulah tujuan semulaku tapi hari demi hari bersamamu, aku menyadari jika aku sudah jatuh cinta padamu," sahut Adriel sembari menarik tangan Rigel. Pria itu mengeluarkan sebuah kotak cincin kecil dari saku tuxedonya. Ia langsung memakaikan cincin pada jemari manis Rigel. "Aku ingin mengabdikan hidup bersamamu, Rigel, terimalah aku ... menikahlah denganku," ucap Adriel. Sang Ratu terkejut sembari menutup mulutnya yang terbuka tapi detik selanjutnya ia tersenyum haru namun berbanding dengan Raja yang tampak menatap tak suka. Ratu sampai menggoy

    Last Updated : 2025-02-25
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Nihil

    "Maaf Adriel, aku tak bisa diam dengan rasa penasaran ini," ucap Rigel sembari menyetir keluar dari Istana. Rigel segera mengendarai mobil menuju pusat kota. Dia berkali-kali berdecak kagum karena kerajaan ini sangat menakjubkan. Meski kerajaan tapi keadaan kota sangat maju tak beda jauh dari bumi, hanya saja lebih aman dan damai. Rigel menghentikan mobilnya didepan sebuah kantor informasi pusat kerajaan. Ia langsung menghampiri salah satu petugas. "Aku butuh peta, aku mau mendatangi kuil bulan," ucap Rigel berterus terang.Wanita Petugas itu memberikan sebuah earphone tapi satu buah saja pada Rigel. "Seluruh informasi lokasi terkenal di Kerajaan New Neoma dapat diakses dari chip ini caranya memasang di telinga kemudian ucapkan aktif dan cari tujuanmu," ucap Petugas itu. Rigel mengangguk kemudian menerima alat itu. Dia tanpa berbasa-basi langsung meninggalkan Kantor itu kemudian memasang alat berupa chips pada daun telinganya. Barulah Rigel menemukan letak lokasi dari Kuil Bulan. Ri

    Last Updated : 2025-02-26
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Kekecewaan

    "Rigel, kau pergi seorang diri!" bentak Adriel saat Rigel baru turun dari mobil itu.Rigel membalas tatapan Adriel saat itu. "Aku berhak bebas melakukan apapun yang aku mau," celetuk Rigel."Apa maksudmu?" "Kenapa kau terkesan hendak mengurungku?" "Rig, aku hanya takut kau kenapa-kenapa jika keluar tanpa penjagaanku," "Tentu saja kau cemas, aku ini tumbal yang paling berharga untuk kerajaan ini!" Adriel diam tak bergeming usai mendengar teriakan Rigel. "Aku tidak menganggapmu begitu," ucap Adriel bernada dingin bahkan tatapannya jadi menajam. Dia langsung menarik pergelangan tangan Rigel dengan kencang."Lepaskan tanganku," ucap Rigel sambil berusaha menepis cengkeraman tangan Adriel.Adriel tampaknya marah. Dia berjalan seraya menyeret tangan Rigel tanpa memerdulikan kekuatan keduanya yang amat jauh berbeda. Adriel menerjang pintu kamar kemudian mendorong Rigel jatuh ke atas kasur. "Entah apa yang sudah kau lihat diluar sana tapi menuduhku seperti itu cukup membuatku kecewa Rig,"

    Last Updated : 2025-02-28
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pernikahan

    Rigel mematung menatap pantulan dirinya yang telah mengenakan gaun putih. Ia hanya diam dengan raut wajah datar tanpa sudi memoles wajah cantik itu dengan senyuman. Rigel menunduk sejenak sembari menatap kedua tangannya yang gemetar. "Aku benar-benar akan menikah dengan Adriel, sebegitu cepat seperti ini," ucap Rigel. Degupan jantungnya menggulir cepat dan hati Rigel terasa hangat menderu. Ia kembali menatap dirinya dari pantulan cermin rias. "Apakah aku mencintai Adriel?" tanya Rigel seorang diri. Setelah itu ingatannya selalu menampilkan sosok Adriel yang selalu ada dalam setiap masalahnya, Adriel juga yang telah menyelamatkan hidupnya tapi Adriel juga yang begitu gopoh jadi Rigel merasa dimanfaatkan. "Jika saja perasaan ini diutarakan ... semuanya akan jadi bahagia," ucap Rigel sendiri. Brakkk Suara pintu terbuka menampaki Aquillina yang berdiri dengan tatapan marahnya. Dia melangkah mendekati Rigel meski Sang Pelayan terus berusaha mencegah Aquilina yang sedang gelap mata itu.

    Last Updated : 2025-03-02
  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Akar dan Kehampaan

    "Sumber kekecewaan itu berasal dari manusia, setidaknya itulah yang kupahami," "Lantas apakah aku sumber kekecewaanmu?""Tidak Harlan, kurasa akulah akar permasalahan dari semuanya," "Rigel ... tunggu!!!"Harlan terbangun di pagi hari dengan peluh keringat membanjiri tubuh atletisnya. Harlan langsung menduduki tubuhnya dengan napas tersenggal-senggal. "Lagi-lagi aku memimpikannya," ucap Harlan sambil mengusak rambut cokelat gelapnya itu. Harlan segera beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Ia menggosok gigi setelah itu mencuci muka. Jenggot tipis mulai tumbuh di dagu tirusnya. Cekungan mata hitam dibawah kedua matanya semakin gelap. Menandakan Harlan punya gangguan tidur yang parah. Harlan selalu memimpikan sosok Rigel.Sejak hilangnya Rigel dari Kota Sariya. Keberadaannya sampai tiga bulan ini tidak diketahui dimana pun. Rigel bagai lenyap ditelan oleh bumi. Sejak saat itu juga Harlan terus berusaha mencari keberadaannya meski hanya secerca informasi yang bisa ia dapatkan.

    Last Updated : 2025-03-03

Latest chapter

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Anak-Anak Ajaib

    "Kau jadi pengasuh anak-anak anjing lucu ini, kuharap kau bisa memenuhi harapan Tyre karena jika tidak ... kerja sama ini akan usai, antara Tyre dan New Neoma," ucap Harlan pada Rigel."Aku tahu itu." Rigel menyahut dengan dingin. "Pergilah, kau bisa kemari dilain hari karena moodku sedang buruk," usir Rigel sambil berjalan masuk ke dalam Markas. Ia mengabaikan Harlan saat itu. "Ayo, kita masuk, biarkan saja Pria itu," suruh Rigel pada ketiganya. Rigel berjalan masuk ke dalam Markas. Tangannya menekan tombol saklar. Seisi gedung bekas bengkel pesawat itu jadi hunian sederhana. Ada dua pasang sofa panjang, dua kasur tidur, meja, papan tulis, tiga unit komputer, perkakas, dan meja rapat. Rigel berjalan ke arah nakas meja untuk menghidupkan televisi. Di ujung sudut ruangan ada dapur sederhana. Dahulu, Rigel sering membuatkan teman-temannya susu hangat dengan tambahan madu. "Kuakui, markas ini sangat hidup dan nyaman," komentar Aki yang menduduki sofa.Anna langsung melemparkan dirinya

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Suram

    "Baiklah Yang Mulia, namaku Aki Arianrhod berasal dari Squad Ksatria Suci Kerajaan New Neoma, kebetulan ... akulah pemimpin dari squad ini," ucap Aki lebih tenang dan kalem itu bahkan sepasang mata emas Aki menatap tenang Rigel saat itu. "Yang banyak bicara ini Anna Chryshantos dan Kendrick Chyshantos," ucap Aki.Anna langsung menggerutu. "Tidak ya, aku tidak banyak bicara kok," celetuk Anna.Kendrick memutar kedua bola mata hijaunya. "Salam kenal Permaisuri, semoga kedepannya bisa bekerja sama," ucap Kendrick.Rigel tersenyum simpul. "Baiklah, kurasa ini sudah sempurna," Rigel berucap dengan senyum sumringannya. "Kuharap kalian bisa membantuku, seperti tim laluku," ujar Rigel teringat dengan Alex, Nico dan Corrie. Sayangnya kini dia ada di tim dengan visi dan misi yang beda yakni penompang keamanan atau bahkan jadi pembersih dari sisa-sisa yang terinfeksi saat ini. "Menekan angka kejadian wabah jadi prioritas kita bukan?" tanya Kendrick. Rigel mengangguk. "Itulah yang kami inginkan

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Tim Baru

    "Apakah dia salah satu Aria di Kuil Bulan? lihat parasnya cantik dan mahir memainkan piano," ucap bisik-bisik suara tamu undangan yang sebagian besar berasal dari Bangsawan New Neoma dan Pejabat dari Tyre. Semua mata memandangi Rigel yang memainkan piano dengan mahir untuk jadi penghibur dari Pesta Makan Malam saat ini. Sepasang tangan dengan jemari lentiknya dengan mahir memainkan piano. Sepasang mata merah rubynya juga tak kalah indah saat itu. Usai memainkan satu lagu, Rigel mendengar tepukan tangan membanjiri suasana ruangan aula saat ini."Istrimu bukan sembarangan orang, ingatlah itu," ucap Ratu yang duduk disamping Adriel. Adriel mengangguk setuju. Ia tak akan membantah ucapan Mantan Ratu itu karena kekuatan ibunya adalah sepasang pandangan mata yang bijaksana. Ia bisa melihat seseorang berdasarkan peniliannya. "Maka dari itu aku juga ragu untuk melibatkan Rigel dalam asosiasi baru ini Bu," sahut Adriel sembari menegak segelas anggurnya. "Itulah yang harus dihadapinya Nak, bia

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Yang Tidak Diketahui

    Kemeja putih dibalut oleh jaket mantel hitam beserta celana kain berwarna senada. Rigel sedang memasang dasi sembari menatap pantulan dirinya dari cermin. Rigel sempat menghela napas pelan setelah itu mengikat ekor kuda rambut hitam panjangnya. "Wow, kau seperti seorang ksatria!" Adriel berdecak kagum melihat penampilan Rigel yang akan debut diasosiasi. "Tapi kenapa kau berpakaian seperti itu untuk makan malam?" tanya Adriel heran saat itu juga. Rigel menaikkan sebelah alisnya. "Kupikir kau tahu?" celetuk Rigel. "Bukannya, aku akan pergi ke markas asosiasi ya setelah makan malam? kurasa pakaian seperti ini lebih efisien tanpa harus mengganti pakaian lagi," ucap Rigel.Adriel tersenyum lembut. "Selagi itu membuatmu nyaman jadi tak masalah," sahut Adriel. Tangan lebarnya menyentuh puncak kepala Rigel kemudian membelainya. Usai membelai kini tangan itu meraih dagu Rigel kemudian Adriel mendaratkan ciuman kecil pada bibir yang masih mengatup itu."Ad-Adriel!" jerit Rigel memerah sempurn

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Terkasih, Tak Pernah Terima

    "... mengutamakan kepentingan dari keselamatan, perlindungan dan keamanan sehingga New Neoma mengusulkan program yang bergerak di garda depan untuk memerangi yang terinfeksi, kami mengutus tiga orang letnan terbaik kami dengan masing-masing kekuatan lahir yang memumpuni ... untuk itu," ucap Adriel ketika berbicara terjeda usai melihat Rigel yang tersenyum-senyum menatapnya. Adriel sampai harus mendeham pelan. "Ehem, kami memilih Rigel Seras Neoma sebagai pemimpin dari program dan asosiasi ini," ujar Adriel. Harlan hanya memandangi Raja Muda itu berbicara. Disebelahnya, Menteri Ekonomi mulai mendekatinya kemudian berbisik pada Harlan. "Idealis anak muda, omongan Raja Muda dari Planet Alien itu pasti banyak ditentang," ucap Menteri itu.Harlan masih mengamati jalannya pertemuan. Dia sendiri sebenarnya sudah tahu akan hasil dari pertemuan ini jika Adriel pasti akan ditentang. Harlan langsung memutarkan kedua bola matanya dengan malas saat para penjabat langsung beranjak berdiri untuk me

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Okay, Honey

    Yang Mulia Adriel, silahkan menduduki kursi di depan yang sejajar dengan Pak Pressiden," ucap Seketaris. Adriel langsung melirik Rigel. "Kau tidak apa-apa Sayang?" tanya Adriel."Tenang, aku baik-baik saja, pergilah ke sana," suruh Rigel. Adriel beranjak berdiri meski dengan berat hati meninggalkan permaisurinya duduk seorang diri di deretan para partisipasi hari ini. Adriel mengingat dirinya seorang raja yang harus menunjukkan martabatnya. Kini dialah yang membuka rapat pertemuan hari ini. Adriel memulai rancangan program-progam yang akan ia lakukan."... mengutamakan kepentingan dari keselamatan, perlindungan dan keamanan sehingga New Neoma mengusulkan program yang bergerak di garda depan untuk memerangi yang terinfeksi, kami mengutus tiga orang letnan terbaik kami dengan masing-masing kekuatan lahir yang memumpuni ... untuk itu," ucap Adriel ketika berbicara terjeda usai melihat Rigel yang tersenyum-senyum menatapnya. Adriel sampai harus mendeham pelan. "Ehem, kami memilih Rigel

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Pertemuan

    "Kau, gila," ucap Rigel terkejut."Itulah perjanjian yang kusetujui, persyaratannya dibuat demi mempermudah dirimu karena asosiasi itu tidak akan dicampuri oleh petinggi-petinggi Tyre ... kecuali Pilot Gila itu, hanya dia yang ditunjuk sebagai pengawas dari Tyre," ujar Adriel. "Kenapa kau lakukan itu?""Karena aku tahu, kau sebenarnya seorang Petarung," Sejenak keduanya saling bertatapan. Sepasang iris mata biru milik Adriel menabrak pandangan sepasang mata ruby yang cerah milik Rigel. Memang tidak berkata apapun satu sama lain tapi tak lama Ibu datang menghampiri keduanya. Setidaknya membuat suasana hening jadi berubah seketika."Cassiel, sama Nenek dulu ya, Mama dan papamu mau sarapan dulu," ucap Ibu sembari menggendong Cassiel. Adriel langsung tersenyum sumringan. "Ayo, setelah itu kita pergi ke pertemuan," ajak Adriel."Kau tidak bisa ikut datang," celetuk Rigel.Adriel mengeryitkan kedua alisnya. "Bagaimana mungkin? akulah pendiri asosiasi itu bersama orang-orang bumi," kekeh

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Petarung yang Sulit

    "Kau tahu? semua ini tampak sulit untuk dibiasakan karena sebelumnya aku melakukan semuanya sendiri, menjalani hidup sendiri." "Aku tahu, aku juga merasakannya."Rigel merasakan kedua lengan kekar Adriel memeluknya. Kedua lengan kuat itu merangkul seluruh pinggangnya. "Aku merasa gagal jadi pendampingmu, Pria Berkuasa sepertimu itu," ucap Rigel bernada sendu.Adriel terkekeh geli sampai membuat ceruk leher Rigel merasakan hembusan napas lembutnya. "Baguslah, aku juga merasa gagal jadi pendampingmu, Wanita Terkuat sepertimu itu," sahut Adriel sama halnya dengan Rigel. "Kita menginap hari ini ya, melihat usaha ibumu, apa salahnya memaafkan masa lalu." Adriel memeluk tubuh kecil Rigel dengan erat. Rigel mengangguk dalam dekapannya itu. "Hm, aku setuju," sahut Rigel. ...Pagi-pagi sekali ketika Rigel masih tidur dalam dekapan lengan kekar Adriel bahkan bayinya juga masih pulas tidur disampingnya. Rigel mendengar ketukan samar dari pintu kamar. Rigel beranjak duduk di ranjang. Ia meli

  • Cinta Sang Pengantin Bulan Jadi Rebutan   Jumpa Keluarga

    "Kurasa ... mari kita bertemu dengan kakakmu dilain hari," ucap Adriel sembari berjalan meninggalkan aula bersama Rigel. Saat berada di dalam mobil bersama Adriel yang masih menggendong Cassiel yang kini tertidur lelap. Kaelar sendiri sedang menyetir. Rigel meraih tangan Adriel kemudian menggengamnya. "Harlan, belum ikhlas melepaskanku," ucap Rigel."Itu bukanlah salahmu, Sayang." Adriel menyahut. "Aku cukup menghargainya, membantu penduduk bumi dan akan bertemu dengan ibumu," "Apa?!" Rigel menjerit terkejut akibat ulah Adriel. Tatapan horor Rigel menatap ke arah Sang Suami. "Kau tidak coba bilang jika kita menuju ke rumahku bukan?" tanya Rigel dengan suara bergetar. Adriel menepuk-nepuk pelan bokong Si Bayi yang pulang terlelap di dada bidangnya. "Memang," jawab Adriel enteng."Tidak, tidak, Ibu akan terkejut jika kita kesana," elak Rigel."Kaelar, cepatlah kita menuju kesana karena kasian Cassiel tak leluasa tidur didadaku," perintah Adriel. Rigel mencebik sebal. "Kau tidak men

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status