Jolly Dwyne Kheswari dikagumi karena keberaniannya. Namun anehnya, gadis cantik nan pintar itu malah mengejar-ngejar Shega, cowok dingin dan asosial yang tidak pernah menggubris perasaannya sama sekali! Tidak hanya cuek, Shega bahkan tidak ragu main tangan atau berkata kasar pada gadis yang menyukainya. Jadi, dengan semua sifat buruk berandal sekolah itu, apa yang membuat Jolly masih mau mengabdikan diri sebagai budak cinta Shega? Apa ada rahasia yang disembunyikan gadis itu?
View MorePagi itu Jollly bersiap-siap pergi sekolah, ia melakukan berbagai ritual paginya. Mandi, menyiapkan buku, sarapan bersama keluarga, sudah menjadi rutinitas setiap hari. Pada umumnya kebanyakan orang touch up terlebih dahulu, tapi tidak untuk Jolly dia rasa jika sarapan dilakukan di akhir polesan make up dan kerapihan bajunya menjadi berkurang.
Push ... push ... push ... seperti biasa parfume adalah penutup dari segala ritual per make up-an.
“Semangat! hari ini gue siap berjuang lagi buat dapetin Segha, huh ....” Jolly menancapkan tangannya di depan cermin, sebagai simbol siap mendapatkan Shega Aedelmaer laki-laki belasteran Eropa berparas rupawan ini yang mampu memorak-morandakan hati Jolly, walaupun ia harus menyentuh binatang melata mematikan sekali pun ia siap korbankan demi Shega.
“JOLLY DWYNE KHESWARI ... udah jam berapa ini! Jangan kelamaan gaya, Pak Doyok udah nunggu lama di bawah.”
Jolly tersentak kala mendengar suara sang ratu yang memiliki kedudukan tertinggi seantero bumi, siapa lagi kalau bukan Purwari Kheswari istri dari Mike Dwyne. Dengan segala bahasa dan keangkuhannya ia mampu melawan siapa saja yang membantah aturannya, terkecuali belahan jiwanya seorang Mike Dwyne yang mampu meluluhkan hati seorang Ratu Purwa.
“Iya Bunda ratu, sabar dikit napa. Ah elah.” Jolly bersciepat menuruni tangga seraya menyembulkan bibir kekesalannya.
“Kamu ini mau jadi apa hah? Setiap pagi Bunda koar-koar marahin kamu biar berangkat sekolah tepat waktu. Gak bisa apa! Kamu manage kegiatan kamu sendiri? Kamu itu sudah besar, harusnya sudah bisa mengatur. Kalau gini terus masa depanmu gimana, Bunda yang ngatur juga? Kebanyakan main HP kam ....” Dengan tangkas Jolly meraih tangan wanita yang berbalut dress berwarna merah muda itu yang tak lain adalah bundanya.
“Amanat saya terima. Terima kasih,” ujarnya sebelum meninggalkan Bunda.
Jolly sudah cukup muak dengan ocehan bundanya, terpaksa ia harus meninggalkan Purwa yang masih dengan amarahnya. Jika tidak begini, ia pastikan akan semakin terlambat karena harus mendengar ocehan panjang yang di lontarkannya.
Ia melesat menuju ke halaman rumah. Di sana terlihat Pak Doyok membukakan pintu mobil mempersilahkan Jolly masuk.
“Lebay deh Pak Doyok, ngapain pake dibukain segala sih, Lyly juga bisa kali,” gumam Jolly.
“Hehe, yaa ... gak gitu non. Saya kan di sini sebagai bawahan, jadi harus melayani Non Lyly,” ucap Pak Doyook santun.
“Hmm ....” Jolly melipatkan kedua tangan, kemudian ia memicingkan matanya tajam.
“Gini ya pak, sang penguasa di sini adalah Ibunda ratu Purwari Kheswari pasangan dari tuan Mike Dwyne.” Jollly menjelaskan dengan gaya tangan dan dan nada ciri khas bak pendongeng.
“Saya mah di sini sama aja Pak kaya bapak, hanya seorang rakyat biasa yang harus taat dan patuh pada peraturan ratu,” ucap Jolly melanjutkan.
Pak doyok menganga ganteng dengan hiasan kumis kumis tebalnya. Ia tertegun, anak dari atasannya berbicara seperti ini. Memang sudah tergambarkan kepribadian Jolly yang sangat baik dan rendah hati.
“Ayolah, Pak anterin Lyly ke sekolah, gak usah terpesona dengan kecantikan Lyly gitu ah, jadi pengen ngereog nih diliatin Pak Doyok.” Acting Jolly tersipu malu.
“Hehe, maaf Non. Kalau gitu mari saya antar.” Pak Doyok mempersilahkan Jolly agar memasuki mobil. Ia siap mengantarkannya menuju sekolah yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah.
***
Sampailah Jolly di parkiran sekolah, ia menundukkan sedikit kepalanya usai menutup pintu mobil.
“Terima kasih Pak Doyok, hati-hati di jalan,” pamit Jolly dengan santun.
Namun sontak Jolly terkejut kala bahunya ditubruk seseorang dari belakang.
“Heyy Nona Jolly, tumben bangen dateng telat bund, biasanya pagi-pagi buta udah siap di sekolah, buat lanjutin misi sang pelipur hati, siapa lagi kalo bukan?” Ucapan Dara menggantung.
“Shega Aedelmaer. Bahahahah,” sahut Nuna dan Pasha diiringi gelak tawa.
“Diem deh lo pada! Sebelum gue cabut giginya ampe abis,” ujar Jolly mengancam.
“Dih so jagoan lo?” ucap Dara, amarahnya mulai terpancing.
“Apa lo? Lu pikir gua gak berani! Lu doang mah gua sentil juga udah mati,” jawab Jolly meremehkan.
Dara merasa direndahkan oleh ucapan Jollly yang membuat ia naik pitam, dengan sigap tangannya sudah siap untuk menjambak rambut Jolly yang terurai lebat. Namun buru-buru Nana dan Pasha melerai keduanya.
“Cailaaa ... kalo lu mau ngajak jambak-jambakan doang, gua skiplah. Gak level banget eww.” Segera Jolly meninggalkan ketiga wanita yang banyak mulut. Ia rasa lebih berfaedah lagi kalau melanjutkan misinya untuk mendapatkan Shega.
Sudah hampir lima menit Jolly mencari Shega. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi saja ke kelasnya, karena lima menit lagi bel masuk akan berbunyi. Dengan tergesa-gesa ia berjalan ke arah kelasnya dengan perasaan kesal karena ia tak kunjung menemukan pria yang dia cari.
Dughh ... sontak tubuh Jolly terpental benda besar di tikungan pintu kelasnya, tulang ekor Jolly terasa nyeri setelah berciuman manja dengan lantai. Ia berusaha berdiri dan mencari benda apa yang baru saja menubruknya hinggaa terpental.
"Awhhh ..." Jolly mengerang kesakitan.
“Oh Tuhan, Shega? Lo ke mana aja dari tadi gua cariin.” Heboh Jolly dengan senyum merekah, akhirnya pria yang ia cari ketemu juga.
“Idih najis. Ngapain lo nyariin gue? Gak penting banget,” sahutnya sarkastis.
“Lo gak usah so ilfeel gitu deh sama gue. Lo juga sebenernya terpesona kan sama paras dan kecantkian gue? makannya sekarang ada di kelas gue pasti nyarrin juga tuh,” gumam Jolly dengan PD-nya.
“Gak usah kepedean!” ucapnya dengan nada menekan.
“Gak mungkin gue tertarik sama cewe childish dan manja kaya lo! Mikir dulu sebelum ngomong.” Shega mendorong kepala Jolly dengan telunjuknya. Kemudian dengan polosnya ia melewati Jolly begitu saja.
Jolly bergeming di depan pintu dengan tatapannya yang kosong.
“Haruskah aku seperti ini terus Tuhan? Aku sudah cukup lelah sebenarnya. Tapi aku berjanji, aku pasti bisa membahagiakan dia,” batinnya dengan tatapan sendu.
Namun, seketika bibirnya kembali merekah, ia bertekad dan sangat yakin pasti ia bisa melewati semua ini. Sementara sesisi kelas yang menyaksikan keduanya melengak, mereka begitu keheranan dengan Jolly yang bersikeras untuk menadpatkan Shega.
Bagaimana dengan keadaan Jolly? Tentu saja dia tetap baik-baik saja. Ia sudah biasa mendapatkan perlakuan kasar dan tak wajar dari Shega. Bahkan sudah sering dipermalukan olehnya pun itu sudah menjadi kebiasaan setiap hari baginya.
Pernah terjadi kala itu Jolly ingin membuat surprisse di hari ulang tahun Shega. Banyak pengorbanan yang ia lakukan untuk menyusun segala rencananya. Namun, yang ia dapatkan dari Shega bukan sebuah sambutan hangat atau bahkan ucapan terima kasih. Shega memperlakukan Jolly dengan acuh, tidak sama sekali mengharapkan surprisse itu. Dia mencerca, menghina, bahkan berani main tangan pada perempuan. Di sini Shega merasa dipermalukan olehnya karena Jolly melakukannya di muka umum, apa maksud Shega? Bukankah di sini Jolly yang harusnya merasa dipermalukan?
Artha membeku di tempat, ia tak berkutik sama sekali. Hatinya teramat hancur melihat kekasihnya sendiri berciuman dengan pria lain. Ia melihatnya secara langsung seperti ini, oleh mata kepalanya sendiri, ini sangat sakit.“L-lo b-berdua ng-ngapain?” Artha berucap gelagapan. Ia tak bisa menahan dirinya. Rasa marah, sedih, hancur berkecamuk menjadi satu.Sontak Shega dan Jolly menghentikan kegiatannya. Dengan susah payah wanita itu mengancingkan kembali pakaiannya. Terlukis rasa panik di wajahnya.“Lancang banget lo main masuk kamar orang tanpa permisi!!” Shega nampak marah. Pria itu hendak mendekat pada Artha, namun tangkas Jolly menahannya.“LO YANG LANCANG BERBUAT JIJIK KAYAK GITU SAMA CEWE GUE!!!” Artha berteriak, rahangnya kini sudah mengeras, jarinya menunjuk ke arah Shega.“ARTHA!” Jolly semakin panik. Ia nampak bingung harus berbuat apa.“APA? GUE UDAH MUAK SAMA MISI LO! GUE UDAH GAK MAU LAGI NYEMBUNYIIN HUBUNGAN KITA BERDUA.” Pria itu sangat emosi. Kedua tangannya pun sudah men
“Gue masih gak nyangka Dara kayak gitu,” Ucap Qyara, seraya mengambil satu bisquit yang di sediakan di rumah Artha. Setelah pulang sekolah mereka tidak langsung pergi. Artha mengajak temannya untuk berkumpul di rumahnya.“Sama, padahal di liat-liat dia kaya dari orang berada.” Sambung Birru.“Justru itu. dia keliatan kaya orang berada karena dari pekerjaannya jadi pelacur. Itu bikin dia kaya.” Timpal Artha.“Iya juga yah. Kok lo pinter banget Tha?” Kata Birru.“Yeuu ... emang gue mah pinter kali.” Sahut Artha.“Btw lo tau gak sih. Barusan Dara chat gue.” gubris Jolly. Hal ini membuat temannya penasaran.“Hah. Serius? Chat apaan dia.” Tanya Qyara. Ia telah memasang wajah serius.“Dia minta maaf. Terus dia jujur sama gue, kalau dia emang gak suka sama gue sejak kecil. Makannya sekarang dia selalu ganggu kehidupan gue.” Lanjut Jolly bercerita.“Kok dari kecil, emang lo berdua udah kenal?” Birru merasa aneh. Pria itu mengerutkan dahinya.“Nah ini makannya. Ternyata dia anak ART di rumah g
“Lo ngapain?” Shega memutar badan ketika merasa ada yang mengikuti dari belakang. Shega mendapati Brandon di sana.“Gue mau kejar Lyly.” Sontak Brandon melanjutkan perjalanannya. Ia lari mengejar Jolly.“Lo gak usah kejar Lyly. gue pacarnya lebih berhak.” Shega berteriak, hal ini membuat Brandon menghentikan langkahnya. Kemudian berbalik menghadap Shega.Ia menatap Shega amat dalam, nampaknya pria itu berbicara serius. Tidak terlukis kebohongan pada wajahnya.“Gue resmi pacaran sama Jolly dari kemarin malam. jadi mulai sekarang, lo gak usah deket-deket sama dia lagi.” Shega berucap dengan nada yang dingin. Kemudian ia melaluli Brandon begitu saja.Kalimat itu berhasil mematahkan hati Brandon. Perasaan sakit, sedih, hancur berkecamuk menjadi satu. Ini adalah hal yang paling ia takutkan. Melihat perempuan yang di cinta bersama orang lain. Setelah ini tidak ada alasan lagi untuk berjuang mendapatkan cintanya.Air mata menggenang di matanya. Kini ia tak bisa menahannya. Rasa sakit kian su
Pagi ini Jolly berangkat bersama Shega yang kini sudah menjadi pacarnya. Ia amat bahagia, sepanjang jalan Jolly tidak melepaskan genggaman pria itu. Tangan mereka kini saling bertautan.Namun sepanjang jalan wanita itu merasa aneh. Setiap orang yang melihatnya menatap dengan tatapan tajam. Hal ini membuat Jolly mengerutkan dahinya, ia merasa aneh.“Lyly, sekarang lo baik-baik aja kan? lo gak papa kan? please dengerin gue yah. Gue percaya sama lo, gue yakin itu bukan lo. Jangan dengerin omongan orang lain yah. Lo bodo amatin aja.” Sapa Qyara panjang lebar. Terlukis rasa panik di wajahnya. Sementara Jolly menatap temannya penuh arti. “Maksudnya apa?” Batinnya.“Lo kenapa sih?” Jolly bertanya.“Gue tau lo pasti terpuruk banget. Tapi gue sebagai sahabat lo, gua gak bakal ninggalin lo kok. Gue mau bantu lo nyari pelaku di balik semua ini.” Lanjutnya lagi.“Apaan sih? Orang gue gak papa.” Ujar Jolly santai.“Bentar, emang yang lo tau, Lyly kenapa?” Shega merasa ada yang janggal.“Lah lo gak
Shega terduduk pada kursi balkon kamar Jolly usai makan malam. Pria itu menatap kosong pada langit gelap nan pekat. Pikirannya kini di penuhi oleh perempuan yang kini terus mengejarnya. Shega juga memikirkan bagaimana perasaan yang sebenarnya. Akhir-akhir ini ia merasa tak suka jika Jolly dekat dengan pria lain, seperti Brandon misalnya. Apa mungkin ini rasa cemburu? Shega saja tidak tahu, bahkan tidak mengerti.“Buset! lo dari tadi di sini? Bunda nyariin noh.” Sapa Jolly. Wanita itu nampak gusar mencari pria bernama Shega ini.Tak ada jawaban, Shega masih saja menikmati lamunannya.“Shega! nyaut kek, elah.” Jolly nampak gusar.“Kamar lo udah bersih noh. Udah Bunda beresin.” Cerocos Jolly, wanita itu terus saja mengoceh.Malam ini Shega akan menginap di rumah Jolly. Itu pun karena Bunda yang memaksa. Bahkan sebenarnya Purwa menyuruh Shega agar tinggal bersama saja di rumahnya, agar pria itu tidak merasa kesepian. Namun Shega menolak, ia merasa tidak enak jika hidup dengan orang lain.
Hari semakin larut. Sementara Shega belum terbangun dari tidurnya. Jolly nampak gusar membangunkan pria itu berkali-kali, namun Shega tak kunjung membuka mata.“Shegaaa ... ayo banguuunnn ...” wanita itu bersi keras membangunkan pria yang tertidur pulas pada ranjang miliknya.“Sumpah lo kebo banget!” Ia semakin gusar.Muncul ide gila di otaknya, wanita itu tersenyum menyeringai.“Apa gue bales dendam sekarang aja ya.” Pikir Jolly, telunjuknya mengetuk pelan pada bibir mungilnya.“Hm ... gue bales perlakuan lo tadi sekarang juga,” ucapnya.Setelah berucap seperti itu, Jolly mengusap pelan pada dada bidang milik Shega. telapak tangannya menyelusuri di setiap sisi. Tak lupa leher jenjang pria itu Jolly usap dengan lembut.Jolly melirik Shega sesaat, ia amat kecewa karena perlakuannya tidak memberikan reaksi pada pria itu. Apa ia harus melakukan hal yang lebih intim lagi?perlahan Jolly membuka kancing baju yang Shega kenakan. Satu persatu ia buka, maka semakin terekspos dada beserta abs-
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments