Mereka masuk ke dalam mobil dan mereka hanya diam saja selama berada di dalam mobil. Tamara melihat ke arah jendela samping. Andre fokus mengendarai mobilnya. Saat dalam perjalanan, mereka terkena macet dan menunggu di dalam mobil.
"Maaf, macet. Kita tidak bisa sampai ke kantor dengan cepat." kata Andre sambil tersenyum. Tamara semakin merasa bingung karena Andre akan terus mengajak dia bicara. "Tidak masalah." kata Tamara sambil tersenyum dengan sangat terpaksa. Mereka pergi ke kantor dan Tamara langsung pergi ke menjadi kerjanya. Andre hanya diam dan melihat sikap Tamara. Andre langsung masuk ke dalam ruangan kerjanya. Fauzi langsung menemui Roni di tempat persembunyian mereka. "Roni!" kata Fauzi. "Fauzi, apa kamu sudah menemukan data yang diminta oleh Alif?" tanya Roni sambil merasa bingung. "Sudah tapi data itu tidak terlalu lengkap. Kita tidak bisa memastikan tentang lokasi ibunya sekarang. Ayahnya selAku merasa sangat bersalah kepada Andre. Hati dia sudah hancur karena tindakan aku. Sekarang perusahaan dia terancam bangkrut karena seseorang yang aku cintai."Maafkan aku, aku memang sudah salah terhadap kamu. Aku tahu bahwa kamu sangat membenci dan tidak ingin melihat aku sama sekali. Tapi biarkan aku membantu kamu untuk sekali ini saja. Aku tidak akan pernah mengganggu kamu lagi. Aku hanya tidak ingin kamu kehilangan sesuatu yang paling berharga di hidup kamu." kataku sambil merasa bersalah.Andre mendekat dan memegang tanganku. Tamara ingin memberikan dokumen dan dia membuka pintu ruangan Andre. Tamara melihat kami sedang berpegangan tangan. Tamara langsung pergi ke meja kerjanya."Apa yang aku pikirkan? Mereka sedang bertemu dan berencana untuk kembali. Kenapa aku harus memberikan dokumen sekarang? Aku harus menunggu mereka berdua selesai." kata Tamara sambil merasa gelisah.Andre langsung berbicara sambil melihat mata aku.
"Aku sungguh tidak ingin berbuat ini kepada perusahaan dia. Aku tahu dia bersikap baik terhadap kamu, Dita. Aku merasa menyesal dan bingung saat itu. Keadaan memaksa aku untuk melakukan itu kepada dia. Maafkan aku, Dita." kata Fauzi sambil merasa bersalah.Dita semakin marah terhadap Fauzi."Jika kamu masih tidak bisa menjelaskan alasan kamu untuk melakukan itu. Silakan pergi dari rumah aku!" kata Dita dengan sangat marah.Fauzi merasa bingung karena dia tidak ingin menceritakan lebih banyak tentang Alif dan mereka semua kepada Dita. Fauzi langsung pergi dari rumah Dita. Andre mengajak Tamara pulang bersama."Tamara, kita pulang sekarang." kata Andre sambil tersenyum."Maaf, pak. Saya ingin pulang sendiri saja." kata Tamara sambil merasa kesal.Tamara pergi dan Andre menahan tangannya."Kenapa? Apa kamu marah terhadap aku?" tanya Andre sambil merasa bingung."Tidak, saya bersikap biasa saja." Jaw
"Kenapa semua orang tidak bisa bekerja sama dengan Andre? Menyebalkan sekali. Bagaimana cara aku membantu Andre?" tanyaku sambil merasa bingung.Saat malam hari, aku langsung pergi tidur. Saat Dita ingin tidur, lampu di rumah dia mendadak mati. Dita langsung keluar dan membeli lilin. Seorang pria mengikuti dia dari belakang. Dita merasa takut dan mengirimkan pesan kepada Fauzi. Fauzi dengan sangat cepat langsung keluar dari kamar tidurnya. Alif dan Roni merasa bingung dengan tingkah laku Fauzi."Ke mana kamu akan pergi?" tanya Roni sambil merasa penasaran."Ada apa, Fauzi?" tanya Alif sambil merasa bingung."Aku harus menemui Dita. Seseorang sedang mengikuti dia. Aku tidak ingin dia dalam bahaya." jawab Fauzi sambil merasa khawatir.Fauzi langsung lari dari rumah. Alif dan Roni langsung mengikuti Fauzi."Ayo ikut dia!" kata Alif sambil bersiap."Ayo!" kata Roni sambil tersenyum.Fauzi berlari den
"Apa kamu sudah mengerti? Rasanya beda karena kita bisa melihat dari jarak jauh tapi terlihat jelas. Aku selalu melakukan ini jika sedang ingin melihat bintang." Kata Tamara."Benar, beda." kata Andre sambil tersenyum.Saat Tamara berbicara, Andre malah tertidur."Bagaimana dengan perasaan kamu sekarang terhadap ibu Alea? Apa masih sama?" tanya Tamara sambil merasa bingung.Tamara melihat ke arah Andre."Ternyata dia tidur, itu berarti tadi aku bicara sendiri. Menyebalkan sekali memiliki bos seperti dia." kata Tamara sambil merasa kesal.Andre tidur sambil duduk. Kepala Andre hampir jatuh ke bawah tapi Tamara langsung memegang kepalanya. Andre langsung tidur di paha Tamara."Bagaimana ini? Dia malah tertidur di paha aku. Aku harus membawa dia masuk ke dalam rumah." kata Tamara sambil merasa kesal.Tamara membawa Andre masuk ke dalam rumahnya."Berat sekali, kamu pasti memiliki banyak m
Dita masuk ke dalam kantor dan Fauzi pergi ke tempat persembunyian untuk menemui Roni. Aku sampai di restoran dan menemui pak Beni. Alif langsung pergi dari restoran itu. Andre mengantar Tamara pergi ke kantor. Dalam perjalanan, Andre berbicara saat kejadian malam hari."Aku tertidur karena melihat bintang bersama kamu, Tamara." kata Andre sambil tersenyum."Benar, aku harus membawa seseorang masuk ke dalam rumahnya. Itu membuat aku sakit badan. Kamu memang saat berat." kata Tamara sambil merasa kesal."Benarkah? Apa aku sangat berat?" tanya Andre sambil merasa bingung."Tentu saja, aku tidak ingin kamu tidur di dekat aku lagi. Sebaiknya kamu jangan tidur saat bersama aku." kata Tamara sambil tersenyum."Baik, ibu Tamara." kata Andre sambil tersenyum.Tamara langsung keluar dari mobil Andre dan masuk ke dalam kantor. Andre hanya tersenyum saat melihat tingkah laku Tamara. Saat sedang duduk, pegawai membicarakan tentan
Aku mengambil dokumen itu dan pak Haris pergi dari kantorku."Akhirnya aku mendapat bisnis baru lagi. Ini akan sangat membantu aku untuk mengumpulkan uang. Aku berharap bisa mengeluarkan Alif dari pekerjaan itu. Aku selalu khawatir dengan semua yang dia lakukan. Dia mungkin akan marah dan tidak terima. Tapi aku lebih tidak bisa jika hanya melihat dan menunggu dia dalam keadaan bahaya. Dia selalu melakukan banyak hal kepada semua orang." kataku sambil merasa khawatir.Saat makan siang, aku mengajak Dita makan bersama."Apa kamu membawa bekal?" tanyaku sambil merasa penasaran."Tidak, ibu Alea. Saya tidak memasak hari ini." Jawab Dita."Saya juga tidak membawa bekal makanan. Sebaiknya kita memesan makanan saja." kataku sambil tersenyum."Benar, saya akan memesan untuk anda." Kata Dita.Dita langsung memesan banyak makanan untuk kami berdua."Banyak sekali makanan ini. Apa kamu ingin memakan banyak?
"Ada apa dengan aku? Kenapa sekarang aku selalu memikirkan Tamara?" tanya Andre sambil merasa bingung.Tamara langsung pergi tidur dan dia memimpikan tentang Andre. Tamara langsung terbangun dari tidurnya."Ada apa dengan aku ini? Kenapa aku memimpikan dia? Aku pasti sudah merasa sangat lelah dan bosan. Aku harus keluar dan menenangkan pikiran." kata Tamara sambil merasa bingung.Tamara langsung berjalan keluar rumah. Tamara melihat ke arah jendela kamar tidur Andre."Kenapa aku bermimpi tentang dia? Ini pasti hanya sebuah kesalahan saja. Aku sudah aneh dan harus berpikir jernih." kata Tamara sambil merasa kesal.Andre merasa tidak bisa tidur dan langsung keluar dari rumah. Andre melihat ada Tamara di luar rumahnya."Tamara!" kata Andre sambil tersenyum."Andre!" kata Tamara sambil merasa gugup."Kenapa kamu masih belum tidur?" tanya Andre sambil merasa heran."Aku belum mengantuk. Mun
"Kenapa dia harus seperti itu? Apa salah jika aku melakukan itu? Apa salah jika aku ingin membantu dia?" tanyaku sambil merasa kesal.Andre langsung kembali ke ruangan kerjanya. Tamara melihat sikap Andre yang sangat aneh."Kenapa dengan Andre? Apa dia memiliki masalah yang baru? Aku harus bicara dengan dia nanti." kata Tamara sambil merasa bingung.Andre langsung mengerjakan pekerjaannya."Kenapa harus Alea? Kenapa dia membantu aku? Aku sangat ingin dia menjauh supaya aku bisa lebih cepat untuk melupakan perasaan ini. Tidak mudah bagi aku melupakan dia. Mencintai dia selama ini dan sekarang aku mencoba bersikap biasa kepada dia. Tapi dia malah membantu aku." kata Andre sambil merasa kesal.Saat pulang kerja, aku merasa kesal dan langsung masuk ke dalam mobil. Dita langsung bertanya kepada aku."Apa saya boleh ikut pulang bersama ibu Alea?" tanya Dita sambil tersenyum."Boleh, masuk saja." kataku sambil tersenyum