ā ā****************"Kalian semua kesini?" tanya Sam begitu menyadari kehadiran putra - putranya itu. Hyuna yang tadi menelpon Abi, segera menyuruh semua anaknya itu untuk duduk."Kenapa kalian malah berdiri disitu. Sini duduk." Suruh Hyuna pada keenam pemuda yang masih diam ditempat."Ayo, duduk." Setelah mendengar itu, keenam pemuda tadi duduk didepan sepasang suami istri itu. Kelimanya masih menampilkan raut bingung sedangkan satunya hanya menatap tanpa ekspresi.Sam menatap aneh putra - putranya itu. "Kalian kenapa menatap daddy seperti itu?""Daddy tidak apa - apa?" Abi bertanya begitu membuat Sam mengernyitkan dahinya bingung."Lah, daddy kenapa?" Mendengar membuat Abi menatap kearah Hyuna. Hyuna yang melihatnya lantas segera menjelaskan."Tadi saat mommy telpon dengan daddy, panggilannya terputus. Karena panik, mommy terus menelpon daddy tapi tidak diangkat - angkat. Karena Mommy khawatir dengan daddy, makanya Mommy nyuruh kamu dan adik - adikmu untuk segera kemari." Penjelas
šøāCinta Si Gadis SederhanaāšøPada pukul 8 pagi waktu setempat, terlihat seorang gadis tengah kebingungan. Hal itu terlihat jelas tergambar di wajahnya. Entah apa yang membuatnya bingung itu, yang jelas sudah sejak tadi dirinya hanya berdiam diri di sebuah halte yang berdekatan dengan salah satu perguruan tinggi terbaik di kota dengan julukan kota wisata itu.Dari gelagatnya, gadis tadi sudah beberapa kali menengok kearah sebuah denah yang ada digengamannya. Ia sebenarnya ingin bertanya pada seseorang yang lewat didepannya, tapi ia takut menganggu waktu dari orang tersebut.Makanya sejak tadi dia hanya berdiam diri disana sambil sesekali melihat kearah pintu gerbang dari universitas yang ada diseberang jalan.Saat ini ia benar benar dilanda kebingungan harus melakukan apa. Sebab ia hanyalah orang baru di kota wisata ini. Bahkan ia disini sendirian tanpa ada sanak saudara sama sekali.Yups, dia hanya seorang gadis pendatang yang ke terima di Universitas Abdi Jaya berbekal dengan beasi
āšøšøā..Tak terasa mereka telah sampai didepan kelas mereka. Segara saja Hana dan Wulan masuk kedalam kelas tersebut. Sontak saja masuknya ketiga gadis kedalam kelas menarik perhatian penghuni kelas yang sebelumnya sudah ada didalam kelas. Menyadari bahwa kedatangan mereka disambut tatapan banyak orang membuat Hana dan Wulan tersenyum sambil membungkuk, sedangkan Reta yang melihatnya reflek langsung mengikuti gerakan dari mereka itu.Perlahan namun pasti semua orang yang tadi mengalihkan perhatian mereka kini kembali melanjutkan aktivitas mereka sebelumnya. Setelahnya Hana melangkah menuju kearah bangkunya. Begitupun dengan Wulan yang kini menggandeng tangan Reta untuk mengikutinya."Hei, Bam. Lihat Tyas gak?" sapa Hana pada pemuda berkacamata itu yang duduk dibelakangnya itu. Sedangkan sang pemuda yang merasa dipanggil itupun mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang bicara padanya. Dia hanya menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak tahu keberadaan teman sekelasnya itu."Oo
āšøšøāHari ini Wulan dan Hana tidak ikut kelasnya Bu Rosa karena mereka harus mengikuti kelasnya pak Anwar. Sebab beberapa hari yang lalu mereka berdua ketahuan membolos di jam mata kuliahnya pak Anwar. Makanya sejak masuk ke kelas tadi. Annisa sama sekali tidak mengeluarkan suaranya. Bahkan dirinya hanya diam dan larut dalam buku di depannya itu.Akhirnya kelas bu Rosa selesai juga. Semua mahasiswa mulai membubarkan diri mereka, Reta masih berdiam diri didalam kelas. Dia hanya bingung, sebab dia belum hafal lokasi kampus ini. Lagipula dia ada jam mata kuliah lagi nanti sejam yang akan datang. Kalaupun pulang juga nanggung. Reta mulai mengemasi barang - barangnya. Dia berniat mencari perpustakaan saja, itu dirasa lebih baik daripada dirinya dia saja seperti ini.Setelah keluar dari kelas, kebingungan langsung melanda dirinya. Ia ingin bertanya pada seseorang tapi rasa ragu mulai melingkupinya.Ia mencoba mengunakan instingnya yaitu berjalan ke kiri dari pertigaan jalan yang ditapakin
šøš š šø"Apa?" tanyanya begitu melihat tatapan anak - anak tertuju padanya. "Kau serius, Kak?" Tanya Naufal yang masih kurang percaya. Orang tadi pun mendengus pelan "Iya lah, kenapa kalian menatapku begitu? Memangnya ada yang aneh dari ucapanku?" Semuanya menggeleng pelan kecuali Reta dan orang tadi itu."Ya sudah. Kau antarkan saja Reta pulang. Tapi ingat harus sampai tempat tinggalnya, oke!" Perkataan dari Hana diberi tanda okeš dari Shandy. Ternyata orang itu adalah si Shandy."Ayo Ta ikut aku," ajak Shandy sambil berdiri dari posisi duduknya tadi. Reta masih terbengong mendengar ada yang ingin mengantarnya pulang. Menyadari kalau Reta tak ikut berdiri membuat Shandy langsung menatap kearahnya."Kenapa diam saja? Ayo pergi." Reta masih menatap Shandy dan tak menyahuti ucapannya tadi."Ayo," Shandy yang kurang sabar itupun segera menarik tangan Reta, membuat Reta spontan langsung berdiri mengikuti kemana sang penarik itu pergi. Bahkan dia sampai lupa tidak pamitan dengan yang lai
ā Cinta Si Gadis Sederhana ā..Keesokan harinya.Keadaan langit yang belum terlalu bersinar sudah menyadarkan seorang gadis dari tidur panjangnya. Ia menatap kearah jam yang kini tengah menunjukkan pukul 04'40.Dia segera bangun dari posisinya dan mulai beranjak kearah kamar mandi. Mungkin karena masih mengantuk membuat gadis tadi menabrak sisi tembok.Duakk"Aduh," ringis gadis itu sambil mengelus jidatnya yang baru saja terantuk itu. Tapi tak dipedulikan rasa sakit itu, ia kembali melangkah kearah kamar mandi tak lupa menutup pintunya.Ia menatap pantulan dirinya di kaca dan menapati benjolan kecil dibagian jidatnya."Ternyata sakit juga," gadis tadi mengelus jidatnya."Ceroboh sekali, kau Ta." makinya pada dirinya sendiri.Setelah menyelesaikan mandinya ia keluar sambil memakai bathrobe nya dan melangkah keluar dari kamar mandi. Ia menuju kearah lemari pakaiannya dan mengambil beberapa potong baju dan celana berserta pakaian dalamnya dan segera memakainya dikamar mandi.5 menit b
Akhirnya setelah memakan waktu 10 menit, Reta tiba juga di depan kelasnya. Begitu sampai didepan pintu. Reta membuka pintu tersebut dengan pelan. Ia melongokkan kepalanya dan tidak didapatinya seorang pun di kelas tersebut. Jadi dia memutuskan untuk duduk di tempatnya yang kemarin ia duduki.Pandangannya mengarah pada ruang kelasnya yang nampak sama seperti ruang kelas pada umumnya. Ada Whiteboard, meja dosen, kursi mahasiswa, kalender, AC, tempat spidol berserta penghapusnya. Dan beberapa dekorasi yang ada di dinding ruangan. Sembari menunggu, Reta mengeluarkan ponselnya yang ada didalam tasnya. Kemudian ia buka aplikasi Instagram miliknya. Sebuah notif masuk begitu Lisa selesai memasukan akun miliknya.Dibukanya pesan atau biasa disebut Dm itu, senyum di bibirnya mengembang begitu membaca deretan kalimat di ponselnya itu.Go_minam~š£Reta~yo. Teganya kau meninggalkan akuš, bisa bisanya kau pergi tanpa berpamitan padakuš£. Aku sangat marah padamuš”. Aku tidak akan mengampunimu, kau
ā ā..Keduanya telah sampai di meja Hana dan Wulan. Dan mulai memakan makanannya. Tak jarang keempatnya saling mengobrol dan melempar tawa membuat aura di meja itu tampak sangat hangat."Ooh ya, Ta. Kau disini tinggal dengan siapa?" tanya Hana pada Reta yang sedang mengunyah itupun segera menelan makanannya. Ia menatap lurus kearah Hana."Aku sendirian disini." jawabnya yang malah membuat ketiganya agak terkejut."Benarkah? Lalu kau tinggal dimana?" Wulan menatap Reta penasaran."Aku sekarang tinggal di hotel. Dan mungkin nanti aku akan mencari kos atau apartemen disekitaran sini." Jawaban yang diberikan oleh Reta membuat ketiganya menganggukan kepala mereka. Seakan mendapatkan ide, Wulan mengusulkan sesuatu. "Apa sebaiknya Nisa tinggal saja bersama kita, Kak. Dia bisa tidur dikamarku." Perkataan itu membuat Hana dan Tyas saling pandang."Ide yang bagus, daripada kau tinggal sendiri disini. Lebih baik kamu tinggal saja di apartemen kami."Reta cukup terkejut mendengarnya, ia benar -