☀ ☀Disebuah apartemen mewah yang terletak tak jauh dari pusat kota, kini tengah diramaikan dengan beberapa jenis suara yang membuat keadaan makin gaduh.Semua pemilik suara itu tengah melakukan kegiatan mereka masing - masing. Ada yang bermain game, makan, memasak bahkan ada yang tidur. Pokoknya tak ada yang memperdulikan satu sama lain kalau sudah pada asyik sendiri.Tapi sebuah dering telpon salah satu dari mereka, membuat Naufal yang sedang bermain game bersama Cakra menolehkan kepalanya kearah ponsel tersebut."Kak Abi, ada telepon dari ponselmu." Naufal berteriak tapi tetap melanjutkan kegiatannya, membuat Cakra yang ada disebelah segera menutup telinganya karena bising."Yak, pelankan suaramu! Kau mau membuatku tuli, ya," Cakra menatap kearah Naufal sebal. Sedangkan Naufal tak merespon sama sekali, malah semakin asyik bermain game."Hei, kau mendengarkan ku atau ti---""Yeeees, aku menang. Cakra kalah!" Seru Naufal senang kala mendapati karakter yang dipilih oleh Cakra tadi sud
💙 💙Sedangkan disebuah kediaman mewah, Wanita yang baru saja selesai menelpon salah satu putranya itu. Kini raut wajahnya benar benar panik disertai ketakutan tersendiri karena sang suami belum juga pulang kerumah."Kemana kau, suamiku?" gumamnya sambil berjalan mondar mandir diruang keluarga. Bahkan sangking khawatirnya, ia sampai tidak menyadari kedatangan sebuah mobil yang kini berhenti di depan teras rumah.Bahkan ketika sang pemilik mobil sudah membuka pintu rumah pun, si wanita tadi belum juga menyadari bahwa ada seseorang yang masuk kedalam rumahnya dan sang suami.Sang pemilik mobil menghampiri seorang wanita yang tidak menghadap ke arahnya itu. Ia agak mengernyit begitu sadar bahwa sang istri tak langsung menyambutnya seperti biasa.Ia kemudian meletakan tas kerjanya disalah satu sofa dan kemudian langsung memeluk wanitanya itu. Mendapati kalau ada yang memeluknya, reflek si wanita langsung menyikut perut dari si pelaku pemelukkan."Argh" Si pemilik mobil tadi agak meringis
☀ ☀****************"Kalian semua kesini?" tanya Sam begitu menyadari kehadiran putra - putranya itu. Hyuna yang tadi menelpon Abi, segera menyuruh semua anaknya itu untuk duduk."Kenapa kalian malah berdiri disitu. Sini duduk." Suruh Hyuna pada keenam pemuda yang masih diam ditempat."Ayo, duduk." Setelah mendengar itu, keenam pemuda tadi duduk didepan sepasang suami istri itu. Kelimanya masih menampilkan raut bingung sedangkan satunya hanya menatap tanpa ekspresi.Sam menatap aneh putra - putranya itu. "Kalian kenapa menatap daddy seperti itu?""Daddy tidak apa - apa?" Abi bertanya begitu membuat Sam mengernyitkan dahinya bingung."Lah, daddy kenapa?" Mendengar membuat Abi menatap kearah Hyuna. Hyuna yang melihatnya lantas segera menjelaskan."Tadi saat mommy telpon dengan daddy, panggilannya terputus. Karena panik, mommy terus menelpon daddy tapi tidak diangkat - angkat. Karena Mommy khawatir dengan daddy, makanya Mommy nyuruh kamu dan adik - adikmu untuk segera kemari." Penjelas
🔸❇Cinta Si Gadis Sederhana❇🔸Pada pukul 8 pagi waktu setempat, terlihat seorang gadis tengah kebingungan. Hal itu terlihat jelas tergambar di wajahnya. Entah apa yang membuatnya bingung itu, yang jelas sudah sejak tadi dirinya hanya berdiam diri di sebuah halte yang berdekatan dengan salah satu perguruan tinggi terbaik di kota dengan julukan kota wisata itu.Dari gelagatnya, gadis tadi sudah beberapa kali menengok kearah sebuah denah yang ada digengamannya. Ia sebenarnya ingin bertanya pada seseorang yang lewat didepannya, tapi ia takut menganggu waktu dari orang tersebut.Makanya sejak tadi dia hanya berdiam diri disana sambil sesekali melihat kearah pintu gerbang dari universitas yang ada diseberang jalan.Saat ini ia benar benar dilanda kebingungan harus melakukan apa. Sebab ia hanyalah orang baru di kota wisata ini. Bahkan ia disini sendirian tanpa ada sanak saudara sama sekali.Yups, dia hanya seorang gadis pendatang yang ke terima di Universitas Abdi Jaya berbekal dengan beasi
❇🔸🔸❇..Tak terasa mereka telah sampai didepan kelas mereka. Segara saja Hana dan Wulan masuk kedalam kelas tersebut. Sontak saja masuknya ketiga gadis kedalam kelas menarik perhatian penghuni kelas yang sebelumnya sudah ada didalam kelas. Menyadari bahwa kedatangan mereka disambut tatapan banyak orang membuat Hana dan Wulan tersenyum sambil membungkuk, sedangkan Reta yang melihatnya reflek langsung mengikuti gerakan dari mereka itu.Perlahan namun pasti semua orang yang tadi mengalihkan perhatian mereka kini kembali melanjutkan aktivitas mereka sebelumnya. Setelahnya Hana melangkah menuju kearah bangkunya. Begitupun dengan Wulan yang kini menggandeng tangan Reta untuk mengikutinya."Hei, Bam. Lihat Tyas gak?" sapa Hana pada pemuda berkacamata itu yang duduk dibelakangnya itu. Sedangkan sang pemuda yang merasa dipanggil itupun mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang bicara padanya. Dia hanya menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak tahu keberadaan teman sekelasnya itu."Oo
❇🔸🔸❇Hari ini Wulan dan Hana tidak ikut kelasnya Bu Rosa karena mereka harus mengikuti kelasnya pak Anwar. Sebab beberapa hari yang lalu mereka berdua ketahuan membolos di jam mata kuliahnya pak Anwar. Makanya sejak masuk ke kelas tadi. Annisa sama sekali tidak mengeluarkan suaranya. Bahkan dirinya hanya diam dan larut dalam buku di depannya itu.Akhirnya kelas bu Rosa selesai juga. Semua mahasiswa mulai membubarkan diri mereka, Reta masih berdiam diri didalam kelas. Dia hanya bingung, sebab dia belum hafal lokasi kampus ini. Lagipula dia ada jam mata kuliah lagi nanti sejam yang akan datang. Kalaupun pulang juga nanggung. Reta mulai mengemasi barang - barangnya. Dia berniat mencari perpustakaan saja, itu dirasa lebih baik daripada dirinya dia saja seperti ini.Setelah keluar dari kelas, kebingungan langsung melanda dirinya. Ia ingin bertanya pada seseorang tapi rasa ragu mulai melingkupinya.Ia mencoba mengunakan instingnya yaitu berjalan ke kiri dari pertigaan jalan yang ditapakin
🌸💠💠🌸"Apa?" tanyanya begitu melihat tatapan anak - anak tertuju padanya. "Kau serius, Kak?" Tanya Naufal yang masih kurang percaya. Orang tadi pun mendengus pelan "Iya lah, kenapa kalian menatapku begitu? Memangnya ada yang aneh dari ucapanku?" Semuanya menggeleng pelan kecuali Reta dan orang tadi itu."Ya sudah. Kau antarkan saja Reta pulang. Tapi ingat harus sampai tempat tinggalnya, oke!" Perkataan dari Hana diberi tanda oke👌 dari Shandy. Ternyata orang itu adalah si Shandy."Ayo Ta ikut aku," ajak Shandy sambil berdiri dari posisi duduknya tadi. Reta masih terbengong mendengar ada yang ingin mengantarnya pulang. Menyadari kalau Reta tak ikut berdiri membuat Shandy langsung menatap kearahnya."Kenapa diam saja? Ayo pergi." Reta masih menatap Shandy dan tak menyahuti ucapannya tadi."Ayo," Shandy yang kurang sabar itupun segera menarik tangan Reta, membuat Reta spontan langsung berdiri mengikuti kemana sang penarik itu pergi. Bahkan dia sampai lupa tidak pamitan dengan yang lai
☀ Cinta Si Gadis Sederhana ☀..Keesokan harinya.Keadaan langit yang belum terlalu bersinar sudah menyadarkan seorang gadis dari tidur panjangnya. Ia menatap kearah jam yang kini tengah menunjukkan pukul 04'40.Dia segera bangun dari posisinya dan mulai beranjak kearah kamar mandi. Mungkin karena masih mengantuk membuat gadis tadi menabrak sisi tembok.Duakk"Aduh," ringis gadis itu sambil mengelus jidatnya yang baru saja terantuk itu. Tapi tak dipedulikan rasa sakit itu, ia kembali melangkah kearah kamar mandi tak lupa menutup pintunya.Ia menatap pantulan dirinya di kaca dan menapati benjolan kecil dibagian jidatnya."Ternyata sakit juga," gadis tadi mengelus jidatnya."Ceroboh sekali, kau Ta." makinya pada dirinya sendiri.Setelah menyelesaikan mandinya ia keluar sambil memakai bathrobe nya dan melangkah keluar dari kamar mandi. Ia menuju kearah lemari pakaiannya dan mengambil beberapa potong baju dan celana berserta pakaian dalamnya dan segera memakainya dikamar mandi.5 menit b