Share

CT30jt Bab 9.

Bulir bening lolos pada kedua ujung mata Cinta saat penyatuan mereka terjadi. Resmi sudah dirinya menjadi nyonya Abizar bersamaan dengan hilang harapan untuk menggapai rasa yang sampai detik ini tetap bersemayam utuh di hati.

Derit ranjang dan deru nafas yang memburu melebur peluh yang menetes dalam dinginnya malam. Keduanya larut dalam hanyut dalam surga dunia yang hanya akan menjadi pahala saat di lakukan oleh pasangan halal.

Abizar mengecup dahi Cinta penuh kasih dan kelembutan usai mereka meraih suatu kepuasan hanya bisa dirasa tanpa bisa diungkapkan.

“Terima kasih, telah memberikan segalanya untuk mas. Mas berjanji selama kamu tidak mengundang badai dalam rumah tangga kita maka kamu akan menjadi wanita paling berbahagia di dunia ini,” ungkap Abizar memantapkan hati dalam pernikahan yang memang telah ditakdirkan untuknya.

Cinta mengangguk dan menyembunyikan kepalanya dalam dada bidang yang mulai hari ini dan selamanya akan selalu menjadi tameng pelindung.

“Maaf, aku masih belajar mencintaimu. Namun, aku berjanji untuk menjadi istri yang terbaik untukmu dan ibu terhebat bagi anak-anakmu.” Cinta bersenandika sambil menikmati detak jantung yang membuainya.

Keduanya terlelap saling mendekap setelah membersihkan diri dari pertarungan kedua yang lebih menggila.

Sayup-sayup kumandang adzan subuh membangunkan Abizar. Senyumnya seketika mengembang melihat Cinta terlelap dengan pulas dalam kungkungannya.

“Sayang, bangun kita shalat subuh bersama atau kamu ingin mengulangi sekali lagi,” bisik nakal Abizar sembari mengusap lembuh pipi Cinta.

Cinta menggeliat dan per sekian detik mencerna bisikan yang di dengar dalam setengah sadar lalu mendorong tubuh besar sang suami untuk menjauh darinya.

“Jangan macam-macam ini sudah pagi,” ancam Cinta menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang mengenakan pakaian minim.

“Untuk apa ditutupi, semalam mas juga puas memandangnya,” goda Abizar menarik kembali selimut hingga membuat Cinta yang tidak menjaga keseimbangan menimpa tubuhnya.

“Katanya jangan macam-macam tapi ini kok menyerang terlebih dahulu,” kekeh Abizar melihat Cinta terburu-buru menarik tubuh dan berlari menuju kamar mandi. 

Dia sangat yakin gadis itu saat ini tengah menahan malu teramat sangat.

*** 

Seminggu melewati waktu berdua dan menyelami lautan cinta hampir di setiap waktu menjadikan Cinta dan Abizar semakin dekat.

Sikap Cinta juga semakin manja dan tidak ada lagi kebingungan seperti sebelumnya.

Satu bulan kemudian Cinta dinyatakan positif hamil dan itu menambah kedekatan mereka. Rasa cinta Abizar pada sang istri semakin bertambah besar.

Cinta kian dimanja dan di ratukan, semua keinginan selalu dikabulkan sekali pun yang sulit.

Waktu silih berganti kini sepuluh tahun berlalu dan mereka telah dikaruniai empat orang anak. Si sulung berusia delapan tahun, nomor dua tiga tahun, nomor tiga dua tahun dan si bungsu yang merupakan putra satu-satunya berusia satu tahun.

Kehidupan pasangan sangat sempurna, harta berlimpah dan anak-anak yang sehat dan aktif. Tidak ada celah yang bisa di tembus badai seperti yang di takutkan Abizar saat malam pertama mereka.

Sebagai wanita dan ibu tentu Cinta merasa sangat beruntung memiliki suami yang luar biasa baik dan anak-anak yang penurut.

Sayangnya takdir berkata lain, yang namanya kehidupan tidak akan pernah luput dari masalah.

Suatu ketika tanpa disangka Cinta harus melewati satu momen yang menariknya pada masa lalu. Luka yang sempat menganga dan mengering oleh perhatian cinta tulus Abizar kini berdarah kembali.

Hidup nyaman jauh dari masalah mendadak kaku dan hambar. Cinta telah berusaha bersikap biasa saja namun yang berhubungan dengan hati tidak bisa dipaksakan dan tutupi.

“Tuhan, untuk apa pertemukan kami setelah sekian tahun hidup ini nyaman,” ungkap Cinta mengusap bulir bening yang mengalir dari sudut matanya. Pandanganya terkunci pada Abizar yang terlelap usai pertarungan mereka yang dari tahun ketahun selalu hangat dan di gilainya.

Wajah pria itu juga semakin tampan seiring bertambah usianya.

“Maafkan aku dan segala keterbatasan ini, sungguh aku juga tidak ingin ini terjadi.” Cinta merebahkan kepala pada lengan kokoh sang suami lalu disambut hujanan kecupan pada seluruh wajahnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status