Di sepanjang jalan ke rumah Sera merasakan rasa bersalah yang luar biasa. Bagaimana tidak? Tanpa adanya satu kata, Sera harus meninggalkan keluarga Harsa tanpa kabar. Apa yang akan di pikirkan Harsa tentang sikapnya ini nanti?"Besok malam kita akan melakukan pertemuan. Jangan coba buat kabur lagi Sera."Sera menoleh, "pertemuan apa Ayah?"Pertemuan dengan calon suamimu.Punggung yang sebelumnya layu mendadak tegak dalam sekali waktu, "Calon suami?" Tanyanya."Kenapa? Bukankahkah Ayah pernah mengatakan hal ini sebelumnya? seharusnya kamu gak perlu kaget lagi Sera." Ujar Rahadian. Dari awal dia sudah menduga bahwa anaknya itu akan lupa. Mengingat info tentang Sera memiliki kekasih di tempat kerjanya."Jadi ini maksud Ayah dari persiapan masa depan aku? Tapi kenapa harus secepat ini Ayah?" Ucap Sera tak terima."Kamu pikir Ayah bisa beri waktu kamu lagi setelah kejadian ini?" Tatapan Rahadian begitu tajam dan menohok. Buat emosi Sera yang tadinya naik jadi mereda seketika."Jangan buat
"Bagaimana?""Aman Tuan. Saya sudah atur beberapa orang untuk memperkuat tuduhan pada Harsa Anggara."Mata tajam Rahadian lantas menatap anak buahnya di balik kacamata yang ia pakai."Bagus. Jangan sampai dia bisa lolos dan keluar dari penjara.""Saya bisa jamin itu Tuan."Rahadian menyeringai puas. Sebuah amplop coklat berisi banyak uang lekas di rogohnya dalam laci meja kerja."Ini bayaran untuk mu."Sama halnya seperti Rahadian. Si anak buah tampak sumringah setelah upahnya berhasil berpindah tangan padanya."Terima kasih Tuan.""hm." Rahadian mengangguk sebelum kembali menambahkan, "Jangan bersantai dulu, sekarang aku punya tugas lain untuk mu.""Apa itu?" Tanya si anak buah penasaran.Setelah berhasil menjebak anjing ke dalam kandangnya, tentu Rahadian tidak akan lengah dan membiarkan seseorang datang untuk melepas anjing itu. Maka, dengan segala kuasanya Rahadian akan mengerahkan segala cara supaya Sera tidak bersikeras datang lagi pada lelaki bernama Harsa itu.•••>"Sera mana
"Kenapa mereka sangat lama?" Tanya Sera. Dia bahkan sudah mengganti gaun dengan pakaiannya yang semula, tapi kenapa Ibunya tak kunjung datang juga?Jason menghembus nafas kasar. Sejak tadi dia juga sudah jenuh menunggu terlalu lama."Mungkin mereka sudah pulang.""Apa?" Sera menoleh cepat. Mana mungkin mereka tega meninggalkan dia dan Jason begitu saja."Gak mungkin." Ujar Sera."Lebih gak mungkin lagi kalau mereka mencari jas untukku selama ini. ini sudah nyaris dua jam, Sera."Sorot mata Jason tampak penuh keyakinan. "Sepertinya kita di jebak supaya kita pulang berdua."Sera terhenyak..Astaga, bahkan Ibunya juga sama saja dengan sang Ayah."Lebih baik kita pulang saja Sera. Gak ada gunanya lagi menunggu disini."Jason beranjak dari duduknya, "Ayo, biar ku antar kamu pulang."Sera terdiam sejenak, sesaat kemudian dia ikut berdiri dan mengekor mengikuti langkah Jason di depannya. Sera bersumpah, setelah ini dia harus menuntut penjelasan dari Ibunya. Dia tidak suka di perlakukan seen
Seorang petugas mendatangi sel Harsa untuk memberikan jatah makan. Bibirnya menyeringai menatap Harsa seolah mengasihani. "Sudah dengar berita hari ini?" Si petugas memberikan wadah nasi Harsa sedikit kasar. Kening Harsa sontak berkedut kesal. "Beritahu saya bagaimana caranya saya bisa tau kabar berita jika saya hanya berdiam diri di sel saja?" Sindir Harsa. Memangnya petugas itu tidak punya otak? Sudah jelas Harsa jauh dari media seperti tv, ponsel dan yang lain. Bagaimana dia bisa tau apa-apa yang terjadi di luar sana? "Pacar mu namanya Sera kan?" Harsa melirik cepat. "Dari mana anda tau? Apa dia datang kemari untuk berkunjung?" Bola mata Harsa berbinar penuh harap. Sampai saat ini Harsa masih meyakini diri bahwa kekasihnya akan kembali. Petugas itu mendengkus remeh, "Aku tau dari petugas yang mengawal mu sampai kemari." Katanya, tak lama dia pun melanjutkan, "Dan apa tadi? berkunjung? buat apa?" Demi Tuhan, ekspresi wajahnya saat ini benar-benar menyebalkan. Andai
Harsa Anggara, adalah seorang pemuda rantau yang bekerja di salah satu perusahaan pakaian ternama sebagai seorang mekanik. Berasal dari keluarga biasa dan sederhana membuat Harsa di kenal sebagai pria yang sopan dengan attitude yang patut di acungi jempol. Hal itulah yang membuat semua kalangan mulai dari karyawan biasa hingga staff atas sangat menyukai keberadaan dirinya.Tak terkecuali Seraphina.Semua orang disana tahu bahwa gadis itu adalah satu-satunya perempuan yang mampu menarik perhatian Harsa selama dua tahun pemuda itu bekerja. Dan Sera yang memiliki peluang besar itu tentu tak membuang kesempatan untuk mendekat pada Harsa. Sehingga kini hubungan keduanya dapat terjalin sebagaimana mestinya."Mau pesen apa mas?" Sera membaca jajaran menu pada selembar kertas yang dia pegang.Harsa duduk di sampingnya dan ikut mengintip kertas menu tersebut."Mie goreng spesial kayaknya enak deh yang.""Mie terus mas, gak bakal keriting itu usus kamu?" Protes Sera dengan bibir yang mengerucut
Menjadi putri semata wayang dari seorang pengusaha kaya tentunya menjadi satu-satunya harapan besar bagi setiap orang tua. Meski di dunia ini tidak semua sama, namun alur hidup yang biasanya orang dapati dalam sebuah cerita dongeng nyatanya benar bisa terjadi di dunia nyata.Aturan, kekangan, orangtua super protektif, dan perjodohan, bukanlah hal yang tabu bagi keluarga kalangan atas seperti mereka.Contoh salah satunya adalah Seraphina.Sera adalah satu dari sebagian banyak anak yang telahir dengan sendok emas. Pun dengan statusnya sebagai anak tunggal, mau tak mau harus mejalani hidup selayaknya gaya hidup orang kaya pada cerita dongeng pada umumnya.Sejak kecil setiap langkah anak itu selalu diiringi oleh aturan ini itu oleh kedua orangtuanya.Hal itu tentu bukanlah sebuah masalah bagi Sera kecil. Tapi seiring berjalannya waktu, Sera semakin tumbuh besar, dan pikirannya pun kian kritis."Ayah kenapa Sera tidak boleh main bersama anak itu?""Ayah kenapa Sera tidak boleh jajan makana
Sebagai seorang anak bungsu, dimana masa dewasanya terjadi disaat kedua orangtuanya mulai menua, Harsa mau tak mau harus memutar otak untuk menghidupi dirinya sendiri tanpa menyusahkan ibu dan bapaknya.Bermodalkan otak cerdas, pendidikan terakhir sarjana meski bukan dari Universitas ternama, dan tangan yang terampil untuk memperbaiki kembali barang atau mesin yang rusak, cukup memberinya rasa percaya diri untuk membangun keberanian dengan cara mengadu nasib di pusat kota.Demi masa tua ibu bapaknya, demi kelangsungan hidupnya dimasa depan. Harsa dengan tekad besarnya berjalan memasuki area salah satu perusahaan ternama.Dan disinilah ia sekarang. Duduk menunggu giliran setelah dirinya mempersilahkan seorang gadis masuk ke ruangan terlebih dulu.Bukan karena kasihan pada si gadis dan mengalah untuk masuk duluan, Harsa justru merasa dia harus mendapatkan kembali sedikit waktu supaya interview nya lancar.Belum ada lima menit gadis tadi masuk ke ruangan, tapi pintu itu kembali terbuka m
Nyatanya, tekad Harsa untuk tidak sering bertemu dengan Sera ternyata hanya sekedar wacana belaka. Entah mengapa, semakin niat menjauh, semakin mudah pula mata Harsa menangkap presensi gadis cantik itu dimana pun ia berada.Bukankah itu tandanya takdir menginginkan mereka untuk lebih dekat lagi? Maka dari itu Harsa pun menyerah dan memutuskan untuk mengikuti hidup sesuai alur. Yaitu menerima siapa saja yang datang dan membiarkan siapa saja yang menjauh.Harsa tidak akan memaksakan kehendaknya yang belum tentu menjadi kehendak Tuhan juga.Dan setelah menjalani banyak hari bersama, hubungan Harsa dan Sera kian dekat. Keduanya semakin nyaman dengan kehadiran satu sama lain. Tak jarang pula Harsa mengantar Sera pulang dengan banyak alasan yang tak bisa Sera tolak.Meski memang Sera tidak akan mungkin menolak. Karena ia pun mengakui bahwa bersama Harsa dirinya merasa terlindungi.Hari itu, Perusahaan tengah merayakan ulangtahunnya yang kesekian. Staff maupun karyawan biasa wajib untuk ikut