Share

03. Ditawan

Seluruh dunianya terasa berputar. Bukan hanya rasa sakit di seluruh tubuhnya, ia juga merasakan rasa sakit yang teramat pada kepalanya. Suara erangan keluar dari bibir plum nan pucat. Perlahan, bulu mata nan panjang itu bergerak ketika kelopak mata yang menyimpan mata indah berwarna biru itu terbuka. Ia berusaha menggerakan tubuhnya, namun kedua tangannya tidak bisa digerakan.

Athena akhirnya ingat kejadian terakhir sebelum ia pingsan. "Direktur!" Suaranya tidak terdengar baik, namun ia masih mencari keberadaan sang direktur. Setelah memokuskan matanya berkali-kali, akhirnya Athena mulai bisa melihat dengan jelas serta mengamati setiap sudut ruangan tempatnya berada.

Tempat itu begitu kecil dan sempit, beberapa kursi usang ditumpuk di sebelahnya, belum lagi penerangan yang minim serta tidak ada cahaya yang bisa masuk dari luar, membuat ruangan itu begitu pengap dan lembab. Ia tidak tahu sudah berapa lama dirinya pingsan, sudah berapa lama ia terkurung di sana, atau apakah sekarang siang atau malam, ia juga tidak tahu.

Prioritas utamanya sekarang adalah, mencari keberadaan Direktur Nikolov. Sekretaris Athena mencoba untuk bergerak, sayangnya tangan dan kakinya diikat dengan begitu kuat, membatasi setiap gerakannya. Ia mencoba untuk melepaskan ikatan itu berkali-kali.

Saat itulah satu-satunya pintu di ruangan itu terbuka.

"Oh, kau sudah sadar?" seorang pria tidak dikenal berdiri di hadapannya, menatapnya dengan wajah yang tidak menunjukan perubahan, tanpa belas kasih. Dengan mudah pria berbadan besar itu menarik kerah bajunya, menyeretnya seperti sebuah barang. "Lepaskan tangan kotormu dariku!" Athena memberontak, wanita itu memberikan pukulan dengan tangannya yang terikat dan berhasil mengenai pipi si pria.

Wajah yang mengerikan itu kemudian menggelap, "kau, cukup memiliki keberanian." ujar pria itu yang memberikan tamparan di wajah Athena yang pucat. Pipinya berdenyut sakit, namun kemarahan Athena seperti sudah mencapai puncaknya.

Direktur Nikolov selalu dihantui oleh bahaya. Semenjak bekerja sebagai sekretaris, tidak jarang mereka akan diserang seperti sekarang, atau seseorang mengirimkan pembunuh bayaran untuk sang direktur, Athena-pun sudah melewati banyak hal selama empat tahun ini.

Wanita berambut pirang itu akhirnya membiarkan tubuhnya diseret oleh si pria besar, di antara semua itu, ia mencoba mengaktifkan alat pelacak yang ada pada alat komunikasi di balik jas hitamnya. Sepertinya direktur Nikolov masih berada di sana, tetapi staff yang lain belum berhasil menemukan keberadaan mereka. 

Dengan kasar, pria besar itu melempar Athena ketika mereka memasuki sebuah ruangan lain hingga wanita itu tidak bisa menahan rasa sakit dan mengerang. Sepertinya bahunya terluka cukup parah. "Sekretaris Athena..." sebuah suara familiar memanggil namanya, Athena menoleh untuk menemukan Direktur Nikolov tidak jauh dari dirinya, duduk di sebuah kursi dan sebuah meja di depannya.

Menemukan atasannya yang tidak kurang satu anggota bagian tubuhpun, Athena mendesah lega. Tidak peduli betapa remuknya tubuhnya, selama sang direktur masih baik-baik saja, semua akan baik-baik saja. "Direktur, apa anda baik-baik saja?"

Wajah kurus sang direktur terlihat sangat pucat serta ketakutan, tetapi suaranya masih terdengar tenang "bagaimana dengamu? Kau tidak terlihat baik-baik saja." Athena hanya bisa tersenyum. Rasa sakit di kepalanya sekarang sudah menyatu dengan rasa sakit di bagian tubuhnya yang lain. Ia bisa mencium bau darah dari tubuhnya.

"Selama anda baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Di tengah pembicaraan mereka, pintu kembali berderit terbuka. Dari balik pintu, seorang pria yang menggunakan setelan jas lengkap melangkah dengan kepala yang terangkat. Suara sol sepatunya yang beradu dengan lantai nan dingin bergema, memberikan perasaan yang tidak mengenakan.

Pria itu kira-kira sudah berusia lebih dari empat puluh tahun. Tubuhnya tegap, tinggi, namun dari itu semua, tatapan matanya yang paling menonjol, begitu menakutkan. Apalagi ketika pria itu melihat ke arah Athena yang terikat di lantai, terlebih ketika ia melihat ke arah Nikolov yang terdiam membisu di tempatnya.

Sang direktur yang begitu sulit ia baca, selalu memiliki suasana hati yang tidak menentu, namun saat ini, Athena bisa membacanya dengan sangat mudah. 

"Ah... Nikolov sudah lama kita tidak bertemu." pria itu duduk di atas kursi yang telah disediakan oleh bodyguard yang mengikutinya. Ia mengeluarkan cerutu, dengan sigap, sang asisten menyalakan cerutu tersebut. Pria itu melipat kaki kanananya di atas kaki kirinya, ia menghisap cerutu itu dengan penuh kenikmatan dan menghembuskan asapnya ke arah Nikolov.

"Paman," ujar Nikolov yang dari tempatnya berada, terlihat bergetar.

Ia mendengar jika keluarga Zhestkiy adalah sebuah keluarga mafia di Rusia sana, namun Chairman ZY Corp memilih untuk pindah dan membangun sebuah perusahaan di negara lain. Saat ini ZY Corp dipimipin oleh ayah dari Direktur Nikolov, sedangkan pewaris selanjutnya sudah dipastikan jatuh ke tangan Nikolov itu sendiri. Chairman menyukai pekerjaannya, dia juga hanya memiliki seorang adik perempuan yang tidak peduli dengan masalah perusahaan. Secara keseluruhan, masa depannya sudah sangat cerah tanpa perlu banyak pertikaian.

Sedangkan pria di depan ini, Athena tidak tahu ia siapa ketika bossnya memanggil si pria asing dengan sebutan paman. Di sana, sang sekretaris merasa gagal karena tidak mengetahui banyak hal mengenai atasan yang telah ia ikuti selama empat tahun.

"Coba aku ingat dulu, sudah berapa lama kita tidak beremu? Empat tahun? Lima tahun?" tanya si pria lagi, menghembuskan asap cerutunya pada Nikolov.

"Paman, apa maksud semua ini?" Nikolov berusaha agar suaranya terdengar tenang dan dingin seperti biasanya, namun dari mata biru milik Athena, ia masih melihat hal tidak biasa dari sang atasan.

"Aku sudah memperingatkanmu, tetapi kau tidak mendengarkan." pria itu melihat tepat ke arah Nikolov. "Seharusnya kau tetap mencoretkan kuasmu pada kanvas seperti yang biasa kau lakukan." Sang paman mengeluarkan sebuah belati kecil dari sakunya, mengarahkannya ke arah leher Nikolov. "Bukan malah duduk di kursi direktur dan ikut memainkan peranmu dalam perusahaan."

Nikolov menelan air liurnya, menyaksikan ujung belati yang mengarah ke lehernya, ujung belati itu seperti bersinar, "kakek memintaku untuk membantu ayah, aku tidak bisa menolak." jawab Nikolov, suara dinginnya bergetar.

Sang paman tertawa terbahak, dan menghisap cerutunya lebih kuat, " hahaha, kau pikir aku bodoh? Jika kau mengatakan tidak mau dan lebih memilih menjadi seorang pelukis, ayah tidak akan memaksamu. Sepertinya kau tengah meremehkanku, Nikolov." wajah pria itu menggelap, seperti tatapannya bisa membunuh seseorang.

Si paman menggerakan tangannya, tidak lama setelah itu, sebuah kertas sudah berada di hadapan Nikolov, "tanda tangani kertas ini sekarang, maka aku akan melepaskanmu."

"Ini..." Nikolov membaca setiap tulisan yang ada di kertas itu.

"Itu adalah surat yang menyatakan bahwa kau akan menyerahkan kedudukanmu kepada Aleksei—"

"Direktur, jangan lakukan itu!" Athena yang menyaksikan dan mendengar semua pembicaraan mereka memotong ucapan pria itu sebelum ia menyelesaikan ucapannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status