LOGINUcapan Athena menjadikannya pusat perhatian bukan hanya dari Nikolov, namun juga dari pria mengerikan yang di panggil 'paman' oleh sang direktur. Nikolov menggeser kertas putih di hadapannya dan berkata, "aku tidak bisa melakukan ini. Kakek menyerahkan posisi ini kepadaku. Ayah juga masih sehat, tidak ada alasan untukmu begitu khawatir, paman. Lagi pula, Aleksei tidak begitu cocok untuk posisi ini."
"Apa kau mengatakan jika putraku tidak lebih baik darimu? Atau, apakah pria tua itu yang mengatakannya padamu sendiri?" jika sebelumnya masih terdengar ketidakpedulian dari dalam suara si paman, sekarang seluruh perkataannya syarat dengan keseriusan. Jelas jika ia tidak suka dengan bagaimana Nikolov berbicara mengenai putranya.
"Aku tidak mengatakan apapun, paman yang menyimpulkannya sendiri." Mungkin berkat Athena yang tiba-tiba bersuara ketika ia kehilangan dirinya dengan keberadaan sang pamanlah yang membuat Nikolov menjadi lebih berani, getaran dalam suaranya juga sudah berkurang. Tidak seperti sebelumnya.
Si paman menggebrak meja di depannya dengan sangat keras, hampir membuat Athena terlonjak dari tempatnya berada. "Kau benar-benar sangat berani. Kau benar-benar mengabaikan peringatan dariku! Hanya karena aku tidak bisa menyentuhmu, bukan berarti aku tidak bisa membuatmu menderita." Pria itu menggerak-gerakan tangannya, membuat asap dari cerutunya ikut bergerak-gerak.
Seseorang bergerak mendekat ke arah Athena. "Aku dengar sekretarismu sudah membuat orang-orangku kewalahan. Apa kau tidak malu pada dirimu sendiri, Nikolov? Kau harus dilindungi oleh seorang wanita, sejak dulu kau memang hebat dalam bersembunyi di balik punggung ibumu." dia mendekat dan berbisik di telinga Nikolov, "hingga hari ini kau masih pecundang lemah yang penakut."
"Ikat wanita itu di kursi." Salah satu pria yang bertubuh besar menarik rambut Athena dengan kasar. Sang sekretaris mencoba untuk melawan, tetapi kekuatannya tidak seberapa dibandingkan pria besar di hadapannya. Tidak peduli jika Athena adalah seorang perempuan, perlakukan orang-orang itu sangat jauh dari kata lembut.
Ia ditarik, dilempar dan diikat di atas kursi kayu yang berderit. Mengikat tubuhnya dengan tali hingga nafasnya terasa sesak. Athena memejamkan matanya, menahan rasa sakit yang membuatnya mual.
"Paman, apa yang ingin kau lakukan—"
"Sssttt...." sang paman meletekan telunjuknya di depan bibirnya. Memerintahkan sang ponakan untuk diam, "pecundang sepertimu hanya perlu menikmati pertunjukan, namun jika kau memiliki keberanian, kau boleh ikut berpartisipasi dan menjadi pahlawan."
Kali ini, paman Nikolov berdiri, langkahnya begitu pelan dan berat ketika mendekati Athena yang sudah terikat pada kursi tanpa bisa melawan. Pria itu menunduk, melepaskan cerutu dari mulutnya dan menghembuskan asapnya kepada Athena yang membuat wanita berambut pirang itu terbatuk.
"Aku mendengar banyak hal tentangmu, Sekretaris Athena. Selain karena kau melakukan semua pekerjaan dengan baik, kau juga terkenal dengan parasmu yang menawan." pria itu membelai wajah Athena dengan ujung belatinya yang berkilau. "Sedikit goresan tidak masalah, bukan?"
"Paman!" teriak Nikolov, "jangan lakukan itu." lanjutnya.
Pria itu berbalik untuk melihat ponakannya yang menyedihkan bergetar di tempat duduknya. "Bukankah sudah aku katakan? Aku tidak akan menerima teriakanmu, jika kau mampu, kau datang ke sini dan menyelamatkan wanita ini dengan tanganmu sendiri." Ia menunggu jawaban Nikolov untuk beberapa saat, "kau tidak sanggup, bukan? Hahaha, kau terlalu lemah, dan orang lemah sepertimu malah bermain-main denganku. Jadilah kuat sebelum kau berani menantangku." ujarnya yang kembali melihat ke arah Athena.
"Hmm.. mungkin kita akan menyimpan bagian wajah terakhir, bagaimana dengan kaki dan tangan? Kau tidak membutuhkannya, bukan?" ujung belati itu ditekan lebih dalam dari gerakan sebelumnya, menghasilkan luka kecil yang berdarah. Athena menatap pria itu tajam dengan mata birunya yang tidak goyah meskipun rasa perih itu memaksanya untuk menyerngit sakit.
Pria itu meraih wajah Athena, mencengkramnya dalam tangannya yang besar, "kau berani menatapku seperti itu? Apa kau ingin aku mencongkel matamu?" dan menamparnya dengan keras hingga kepalanya berdenyut sakit. Sudut bibirnyapun robek.
"Athena! Paman, aku mohon jangan lakukan apapun!" Nikolov yang masih tidak beranjak dari tempatnya berkata dengan saura yang bergetar. Peluh sudah membasahi seluruh wajahnya sedangkan bau anyir darah mengaduk-aduk perutnya, memaksanya untuk mengeluarkan isi perutnya.
"Aku memberimu dua pilihan; pertama, kau bisa datang ke sini dan selamatkan wanita ini dengan tanganmu sendiri. Kedua, kau bisa menandatangani kertas yang ada di atas meja."
"Jangan lakukan apapun direktur! Jangan lakukan apapun sampai bantuan datang!" Mendengar Athena bersuara, pria itu memberi tendangan pada perutnya. Rambut pirangnya kembali ditarik, helaian-helaian cantik itu berserakan di tangan yang mengerikan, "aku tidak akan segan membunuhmu jika kau bicara lagi!"
Athena tertawa sinis, "kau hanya berani dengan seorang wanita sepertiku, kau bahkan sangat penakut." Tamparan itu kembali mendarat di wajahnya. Pipi yang selalu merona ketika cuaca sedang dingin sekarang memerah dengan alasan yang berbeda. Wajahnya lebam, namun ia masih tidak goyah. Katakan dia wanita gila, namun ia adalah seseorang yang sangat berdedikasi dengan pekerjaannya.
"Setidaknya kau harus kasihan dengan dirimu sendiri, karena Nikolov si pengecut itu tidak akan menyelamatkanmu."
Dengan bibir yang terluka, Athena tertawa, ia meludahkan cairan merah dari mulutnya, tepat ke arah si pria itu, "tentu saja direktur tidak akan menyelamatkanku, karena ini adalah tugasku untuk melindunginya." Sebuah ucapan yang di luar nalar, seperti dirinya tidak peduli jika nyawanya akan berakhir di tangan seorang pria yang merupakan paman dari bossnya ini.
"Hentikan.."
Tidak sampai di sana, Athena menerima pukulan yang dilayangkan padanya, tubuhnya sudah begitu lemah dan kesadarannya seperti sudah tidak sanggup lagi untuk bekerja sama.
"Hentikan!"
Nikolov berbisik dari tempat duduknya, ia ingin membuang wajahnya— untuk tidak melihat adegan itu terjadi tepat di depan matanya. Ia ingin menghentikan mereka semua, namun ia tidak bisa.
"Hentikan!"
Itu adalah suara terakhir yang Athena dengar sebelum seluruh kesadarannya menghilang, tenggelam dalam rasa sakit dan kegelapan.
Selamat atas pernikahanmu, Athena.” Athena merangkul teman-temannya yang datang ke pesta pernikahannya yang diadakan di malam hari. Sejak sore tamu terus berdatangan, untuk pesta resepsi, mereka memang mengundang lebih banyak tamu.Pesta berlangsung meriah, musik yang mengalun memiliki tempo yang lebih cepat dari pada di awal-awal. Semakin malam, pesta semakin panas. Mereka yang menari dengan teman-teman, maupun dengan pasangan. Termasuk adik iparnya— Yelizaveta yang berdansa bersama kekasihnya, Ivan. Beberapa anak buah Nikolov yang hadir juga menikmati waktu mereka— Swan menari meliuk-liukan tubuh dan menghasilkan tawa dari sekitar.Di sudut lain ruangan, juga ada Tiffany. Semenjak menjadi artis nasional, temperamen sang artis menjadi semakin baik. Contohnya sekarang, ia sedang mengobrol nyaman dengan seseorang yang bahkan Athena sendiripun tidak tahu siapa. Mungkin sang peri nasional juga sedang melebarkan sayapnya. Para tamu yang datang bukan orang sembarangan, jika ia berhasil, si
“Apa kau mendengar gosip yang beredar? Kabarnya Mr. Nikolov akan menikah.”“Ya. Aku juga mendengar berita yang sama.”“Apa kau tidak penasaran dengan siapa tuan Nikolov menikah?”“Entahlah, aku tidak tahu. Tuan Nikolov selalu terlihat serius, dia juga tidak pernah terlihat dengan wanita manapun.”“Kau tahu dokter Ye? Bukankah mereka dekat? Sering kali dokter Ye berkunjung, bukan?”“Kau benar, mereka juga teman masa kecil, tidak ada yang tidak mungkin. Selain dia, CEO tidak pernah dekat dengan wanita lain.”“Kalau tuan Nikolov benar-benar menikah dengannya, maka ini akan menjadi pernikahan yang besar serta megah.”“Aku sudah tidak sabar lagi. Semoga saja berita itu benar.”“Selamat pagi.” Pembicaraan dua orang karyawan itu terhenti. Mereka berbalik dan sekretaris Athena berada di sana.“Pagi, sekretaris Athena.” Walaupun Athena sudah tidak lagi bekerja di perusahaan itu sebagai sekretaris maupun karyawan biasa, mereka yang bekerja di ZY Corp masih memanggil wanita bermata biru itu seba
Athena hanya berdiri di depannya, matanya bahkan tidak menampilkan emosi yang begitu jelas, hanya sebuah kilatan kecil yang langsung hilang dalam sekejap. Athena selalu bisa mengendalikan diri, dia selalu terkenal dengan wajah serius di balik wajah cantiknya yang dipuja banyak orang.Nikolov menunggu, siapa sangka jika ternyata dirinya lebih berani dari yang disangka. Athena mendekat, menyentuhkan tangannya kepada orang yang pernah menjadi bosnya, seseorang yang memiliki masa bersamanya dalam dua kehidupan, jika dipikirkan lagi, mereka sudah melewati banyak hal bersama. “Nikolov Zhestkiy, jika kehidupan yang aku lalui tidak semembingungkan dan serumit ini, maka aku dengan senang hati menerima ajakan— tunggu, apakah kau sedang melamarku?” tanya Athena tiba-tiba. Nikolov tersenyum, “Aku sudah melamarmu berkali-kali.” Jawabnya, “tentu.” jelasnya lagi.“Ok.” Athena terdiam, menatap tangan yang lebih besar itu. “Aku tidak percaya dengan cinta.” Jawabnya setelah memikirkan kata-kata yang t
“Ahh, aku sangat bosan harus bertemu denganmu setiap saat. Katakan kepadaku, Presiden atau CEO ZY Corp yang terkenal, kenapa aku harus menemanimu minum di sebuah bar pada akhir pekan seperti ini?”“Karena kau adalah dokter pribadiku?” Ye Junie merungut. Jam kerjanya sudah berakhir, untuk apa bertemu pasien di bar dan menaninya selepas jam kantor? Ia ingin bersenang-senang di Red Apple, bukan menemani Nikolov yang sepertinya sangat berniat untuk mabuk.“Jujur saja, kau mengajakku karena grogi bertemu dengan Noah berdua saja. Apa ini? apa aku sekarang menjadi pihak ketiga? Mediasi? Mak comblang? Atau saksi jika kalian berdua terlibat dalam hukum?”“Kau akan menjadi orang yang memastikan aku tidak akan menghancurkan bar ini saat melihat wajahnya.”Dokter Ye mendengus. “Gayamu. Bukankah ZY Corp dan DMD sudah menandatangani kerjasama tempo hari? Ah.. siapa yang mengira jika Nikolov yang begitu keras kepala adalah orang pertama yang mengulurkan tangannya untuk berdamai dengan teman masa kec
Tentu saja itu bukan hanya ancaman kosong, karena Nikolai benar-benar berniat untuk menghabisi Nikolov saat itu juga. Dibalik suaranya yang menahan amarah, tangannya mengepal erat, merutuk di dalam hati serta menahan tubuhnya agar tidak bergetar dengan hebat. Entahlah, apakah ia bergetar karena begitu marah atau ketakutan, tetapi kedua rasa itu benar-benar ada.Hal itu tidak luput dari mata biru Athena, tangan kurusnya meraih kepalan tangan Nikolov, menggenggamnya, menenangkannya.“Katakan kepadaku, bukankah itu yang kau lakukan kepada ibu? Kau membuangnya ketika merasa dia tidak berguna lagi.”“Kau bisa mengatakannya begitu.” Jawaban Nikolai begitu datar, tanpa rasa bersalah, memancing amarah di dalam diri Nikolov semakin hebat. “Kau,” Ia hampir berlari ke arah pria itu untuk memukulnya dengan tangannya sendiri.“Apa kau sudah selesai?” Nikolai membuang cerutunya lalu menginjaknya. “Jika kau sudah selesai bersedih, kau bisa menyusul ibumu lebih cepat.” Orang-orang yang ada di belakan
“Ini, minumlah. Setelah ini kau akan merasa lebih baik.” Walaupun wajahnya masih merah, Athena menerima obat yang diberikan Nikolov kepadanya. Dengan cekatan, sang atasan juga mengerahkan air minum untuk Athena, kemudian, tanpa perintah maupun aba-aba dari siapapun, Nikolov duduk di sofa yang kosong. Berada jauh dari Athena.“Aku kau sudah merasa baikan?”“Ya, terima kasih, direktur.” Entahlah, rasanya sekarang tiba-tiba saja suasana di antara mereka menjadi sangat canggung. Athena memperhatikan tempatnya berada sekarang. Ia tidak pernah memasuki apartemen pribadi Nikolov, namun di sisi yang lain, ia sudah pernah tinggal di rumah Nikolov dan menjadikan tempat itu seperti rumahnya sendiri. Ini kali pertama Nikolov membiarkannya memasuki apartemen itu, baik di kehidupan yang lalu maupun sekarang.“Aku tidak percaya jika aku akan menemukan hari dimana aku akan menyaksikan sekretaris Athena mabuk hingga lepas kendali. Seharusnya kau lebih sering memperlihatkan sisimu yang begini.” Nikolov







