Share

Bab 371

Author: Sierra
Tak lama kemudian, beberapa mahasiswa datang berkerumun. "Gawat! Ada yang berantem di sini!"

Begitu mendengarnya, Selena langsung merasa sedikit takut. Kalau ketahuan berkelahi di kampus, bisa-bisa kena sanksi disiplin. Masalahnya, tubuhnya kesakitan karena dipukul.

Sepanjang pertengkaran tadi, Selena sungguh ditekan habis-habisan oleh Yuvi. Meskipun beberapa temannya juga ramai-ramai menyerang Yuvi, itu sama sekali tidak mengurangi kekuatan Yuvi untuk terus menghajarnya. Dia merasa tubuhnya seperti terbakar saking sakitnya.

Selena pun mendorong Yuvi dengan sekuat tenaga. "Yuvi, tunggu saja kamu! Aku bakal panggil orang!"

Setelah berkata begitu, Selena langsung kabur bersama teman-temannya.

Yuvi juga tidak luput dari luka-luka, bahkan bajunya sampai robek-robek. Dia memungut kantongnya yang tergeletak di lantai dan segera pergi ke ruang ganti baju. Dia harus mengganti baju dulu. Kalau tidak, tidak mungkin dia keluar dengan penampilan seperti ini.

Namun, Yuvi sama sekali tidak menyesal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Chrisyilla theresia Simanjuntak
aihh lanjut cerita Hendro Wenny aja
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 386

    Lulu mengangguk. "Baiklah. Oh ya, Vincent, Yuvi ke mana?"Vincent mengeluarkan sebuah tas, lalu mulai memasukkan barang-barang ke dalamnya. Dia tidak mengangkat kepala ketika membalas nada suaranya datar, "Dia sudah pulang. Bu, aku dan dia cuma teman kuliah. Nggak ada hubungan yang lain.""Aku tahu dari dulu ada banyak gadis yang menyukaimu. Pernah waktu itu, ada seorang gadis yang diam-diam memasukkan surat cinta dan cokelat ke dalam tasmu. Adikmu yang menemukannya. Kalau nggak salah, namanya Selena?"Vincent mendongak. "Bu, jangan bahas orang-orang itu. Yuvi beda sama mereka."Lulu menimpali sambil tersenyum, "Jadi di hatimu, Yuvi memang berbeda dari gadis-gadis lain yang menyukaimu ya?"Vincent kehabisan kata-kata.Pria itu menunduk lagi dan melanjutkan membereskan barang-barangnya."Vincent, kamu juga sudah nggak muda lagi. Kalau kamu memang menyukai seorang gadis, jangan sampai melewatkannya. Yuvi itu gadis yang baik."Setelah selesai membereskan, Vincent memanggul tasnya lalu mem

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 385

    Bibir Vincent dingin, tetapi terasa sangat nyaman saat dicium. Meskipun Yuvi belum punya pengalaman, dia pernah diam-diam melihat orang lain berciuman. Tidak disangka, rasanya ternyata begitu nikmat.Tubuh Vincent kaku dan sama sekali tidak bergerak. Dia tidak memejamkan matanya. Dia melihat, Yuvi juga tidak menutup matanya. Sepasang mata besarnya yang indah penuh dengan rasa penasaran dan keluguan. Ketika anak muda seusia mereka tumbuh sampai di usia tertentu, biasanya mereka akan mulai penasaran dan punya rasa ingin tahu soal hal-hal tentang cinta dan seksual. Bersama orang yang disukai, mereka akan mulai mengeksplorasi dan merasakan semuanya dengan polos tetapi berani.Vincent bisa merasakan bibir merah lembut Yuvi menempel dan menciumnya. Tak lama, dia membuka sedikit bibirnya dan menyentuh sudut bibir Vincent.Gelombang hangat tiba-tiba mengalir dalam tubuh Vincent, dari pinggangnya yang sensitif menjalar ke seluruh badan. Rasa geli dan hangat itu membuat sudut matanya memerah.Sa

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 384

    Yuvi tiba-tiba merasakan sesuatu hangat di hidungnya. Saat dia menyentuhnya dengan tangan, ternyata dia mimisan lagi."Ah! Aku mimisan lagi!"Vincent langsung mengulurkan tangan, lalu menarik tisu dan menyumpalkannya ke hidungnya. "Angkat kepalamu."Yuvi pun mendongak. "Kenapa ya tiap kali bersamamu, aku selalu mimisan?"Vincent melirik sekilas ke arahnya. "Sudah selesai."Yuvi bertanya sambil menatapnya, "Kenapa kamu diam saja?"Memangnya, apa yang bisa Vincent katakan?Vincent tidak menjawab apa-apa. Dia langsung membalikkan badan dan hendak pergi.Pria itu kembali bersikap dingin padanya.Yuvi buru-buru mengadang jalannya dan menyodorkan botol obat gosok yang dia bawa. "Ini, buat kamu.""Apa itu?"Yuvi mengulurkan tangan untuk menunjuk bahunya. Saat ini, bahu Vincent terlihat memerah. "Hari ini, kamu angkat banyak karung semen. Bahumu sampai merah begitu. Pakai ini, oles pagi dan malam biar nggak pegal dan nyeri."Vincent menatapnya sebentar, tetapi masih tak berkata apa-apa.Yuvi m

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 383

    "Sepertinya Tuhan mendengar doaku. Empat tahun berlalu begitu cepat. Sekarang, Vincent sudah dewasa dan tumbuh besar. Aku tahu waktuku juga sudah nggak banyak lagi. Yuvi, aku punya waktu berapa lama lagi?"Mata indah Yuvi yang berbentuk seperti buah aprikot mulai berkaca-kaca. Dia menjawab dengan suara lirih, "Bibi, waktu Bibi tinggal sekitar dua bulan lagi."Lulu bergumam, "Dua bulan ... sepertinya aku bahkan nggak sempat melihat Molita ikut ujian masuk SMA nanti."Yuvi langsung menggenggam tangan Lulu dengan erat. "Bibi, jangan khawatir. Aku sudah minta Dokter Simon untuk memberimu obat terbaik. Kami pasti akan berusaha semaksimal mungkin agar waktunya bisa lebih panjang."Lulu menoleh ke arah Yuvi. "Yuvi, kali ini aku bisa masuk rumah sakit berkat bantuanmu. Kami sudah berutang budi padamu. Keluarga kami memang miskin, tapi kami nggak suka berutang budi pada orang lain. Hari ini juga, aku bakal keluar dari rumah sakit. Ke depannya, kamu nggak usah repot-repot membantuku lagi.""Bibi

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 382

    Bibi Jocelyn tersenyum sambil mengetuk ringan dahi Molita. "Kakakmu itu paling sayang sama kamu. Dia menyekolahkanmu di SMP terbaik. Mana mungkin dia rela kamu jadi perawan tua cuma untuk menemaninya seumur hidup?"Molita pun terkekeh-kekeh.Saat itu, Yuvi masuk ke dalam bangsal.Molita langsung berseru gembira, "Kak Yuvi!"Bibi Jocelyn berdiri dan bertanya, "Nona Yuvi, sudah dapat hasil pemeriksaannya?"Mata Yuvi yang putih bersih, kini terlihat memerah. Dia mengangguk pelan. "Sudah."Molita langsung bertanya dengan cemas, "Kak Yuvi, ibuku kenapa? Apa ibuku sakit?"Yuvi memandang Lulu yang terbaring di ranjang, tetapi tak menjawab.Melihat suasana yang tidak biasa, Bibi Jocelyn cepat-cepat berkata, "Molita, ikut Bibi keluar sebentar ya. Ada hal yang mau Bibi bicarakan denganmu."Molita tidak curiga sedikit pun. "Oke."Kemudian, Bibi Jocelyn menggandeng Molita keluar.Kini di bangsal, hanya tersisa Yuvi dan Lulu. Yuvi duduk di sisi ranjang sambil memandang ke arah Lulu.Pakaian Lulu te

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 381

    Yuvi membalas sambil tersenyum tipis, "Bibi, aku takut mengganggumu, makanya selama ini cuma main sama Vincent di kampus saja."Lulu pun tertawa senang.Saat itu, Dokter Simon datang dan Yuvi pun keluar ruangan.Di kantor kepala departemen, Dokter Simon menyerahkan hasil pemeriksaan kepada Yuvi. "Nona Yuvi, hasil pemeriksaan pasien sudah keluar."Yuvi bertanya, "Gimana hasilnya?"Dokter Simon berujar sembari menggeleng pelan, "Pasien sudah berada di stadium akhir kanker."'Apa?'Yuvi sangat terkejut. "Stadium akhir kanker? Apa nggak salah? Bukannya selama ini kondisi tubuh Bibi Lulu selalu sangat baik?""Nggak mungkin salah. Pasien seharusnya sudah menderita kanker sejak beberapa tahun lalu. Dia sendiri sebenarnya tahu tentang ini, tapi nggak menjalani pengobatan apa pun dan juga nggak beri tahu siapa pun. Sekarang, sel kankernya sudah menyebar ke jantung dan otak. Waktu pasien tinggal sekitar dua bulan lagi."Yuvi langsung jatuh terduduk di kursi. Dia benar-benar tidak menyangka Lulu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status