Share

Bab 75

Author: Sierra
Hendro terlalu murah hati, Udin berpikir sejenak dan berkata, "Pak Hendro, berikan sesuai keinginanmu saja."

Hendro, "Dua miliar, cukup?"

'Dua miliar?'

Mata Udin berbinar, dia tidak menyangka Hendro akan memberikan dua miliar dengan mudah.

"Cukup."

Hendro mengeluarkan cek dan menyerahkannya pada Udin.

Udin menghitung angka nol di belakang dan jumlahnya benaran dua miliar. "Terima kasih, Pak Hendro, aku pergi dulu."

Udin dengan senang hati pergi membawa cek senilai dua miliar.

...

Hendro kembali ke kamar tidur, di mana Wenny sedang menunggunya.

Wenny menatapnya dan bertanya, "Apa yang baru saja Udin katakan padamu?"

Hendro membuka kancing kemeja hitamnya, memperlihatkan tulang selangka yang ramping. Dia tersenyum sambil berkata, "Menurutmu, apa yang akan dia katakan padaku?"

Wenny mengerutkan kening, "Aku bertanya dengan serius, bukan bercanda."

Hendro melepas jam tangan di pergelangan tangannya dan meletakkannya di lemari. Melihat ekspresinya yang tegang dan serius, Hendro mengangkat a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
eneng Heryani
berapa orang lagi yg datang dengan niat jahat
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 772

    Wenny langsung memegang pergelangan tangan Hendro dan merasakan denyut nadinya.Hendro mencoba menarik tangannya kembali.Namun, jari-jari putih Wenny menekan tangannya. "Jangan bergerak!"Tak lama kemudian, Wenny mengerutkan alis indahnya.Yuvi bertanya, "Wenny, kenapa kamu mengernyit? Ada apa dengan Kak Hendro?"Ketika seorang dokter mengernyit, biasanya itu adalah pertanda buruk.Wenny menatap ke arah Hendro. "Katakanlah, apa yang sebenarnya terjadi denganmu?"Hendro mengaku, "Aku juga nggak tahu kenapa, tapi aku merasa semua ini karena dirimu.""Karena Wenny? Kak Hendro, apa maksudmu?" Yuvi terlihat bingung."Wenny, kalau nggak mendekatimu, aku merasa seperti orang biasa. Tapi begitu aku mendekat, kepalaku rasanya sakit banget. Pada hari kita janjian pergi ke kantor catatan sipil untuk urus akta nikah, aku bukannya sengaja nggak datang. Tapi, itu karena tiba-tiba aku merasa sangat pusing dan pingsan. Ketika aku sadar dan bergegas menyusul, kamu sudah pergi."Yuvi sangat terkejut. "

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 771

    Hana memandang ke arah Hendro. "Hendro, kenapa kamu bersama Wenny lagi?"Sambil memeluk Wenny, Hendro membalas sambil tersenyum, "Aku memang sudah bersama Wenny. Kami berencana untuk urus akta nikah.""Ta ... tapi, bukannya kamu ajak aku makan bareng?"Hendro mengangkat alis tajamnya. "Kamu bilang aku ajak kamu makan? Aku cuma asal bicara. Aku sendiri bahkan sudah lupa, tapi kamu malah ingat. Jangan-jangan, kamu terus menunggu di restoran?"Wajah Hana berubah pucat. Dia sungguh tidak menyangka bahwa Hendro akan berkata seperti itu.Hendro jelas-jelas sedang mempermainkannya dan sengaja membuatnya malu."Pfft ...."Yuvi tidak bisa menahan tawa. Dia lalu menatap ke arah Hana. "Hana, sekarang kamu sudah lihat dan dengar langsung. Gimana? Kak Hendro memang nggak suka padamu. Orang yang selalu disukainya adalah Wenny!"Hana pun menatap Hendro. "Hendro, apakah benar seperti ini?"Saat ini, Hendro merasa luar biasa sakit kepala. Tangannya yang melingkar di bahu Wenny sedikit menegang. Dia men

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 770

    Wenny berbalik untuk pergi, tetapi saat itu ponselnya berdering. Itu adalah panggilan dari Yuvi.Wenny menekan tombol untuk menerima panggilan. Namun baru saja mengucapkan dua kata, ponsel di tangannya sudah direbut oleh Hendro."Pak Hendro, apa yang kamu lakukan? Kembalikan ponselku!"Hendro mengulurkan tangan untuk meraih bahu Wenny dan menahannya. "Wenny, aku nggak akan membiarkanmu pergi sama Ariana. Apa kamu mendengarku?"Wenny membalas, "Pak Hendro, kamu nggak punya hak untuk memutuskan kepergianku. Aku dan Ariana bebas mau ke mana pun!"Hendro tidak akan membiarkan Wenny pergi bersama Ariana. Baru saja dia mendapatkan mereka kembali. Dia tidak bisa kehilangan mereka lagi.Hendro ingin berbicara, tetapi tiba-tiba rasa sakit yang sangat hebat melanda kepalanya. Sakit itu datang kembali, bahkan lebih parah daripada yang dia duga.Wajah Hendro menjadi pucat. Padahal sebelum datang, dia sudah minum obat pereda nyeri, tetapi rasa sakitnya kali ini jauh lebih menyiksa dan tidak bisa di

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 769

    Yuvi mengajak, "Oke. Ayo, kita pergi sekarang!"Hana berdiri dan berjalan keluar bersama Yuvi.....Di dalam vila, Wenny membuka pintu. Dia lalu melihat sosok tinggi dan tampan berdiri di luar. Hendro datang kemari.Kenapa Hendro bisa datang ke sini?Bukankah dia sedang berkencan dan makan dengan Hana?Hari itu, Hendro tidak pergi ke kantor catatan sipil untuk urus akta nikah dengannya. Sudah dua hari berlalu, tetapi dia tidak menghubunginya atau menjelaskan apa pun. Meskipun Wenny sangat memercayai karakter Hendro, dia merasa kecewa dan tidak ingin bertemu dengannya sekarang.Wenny mengulurkan tangan dan hendak menutup pintu. Dia hendak membiarkan Hendro terkunci di luar.Namun, tangan besar Hendro menahan pintu dan tidak membiarkannya menutup. Hendro memandang ke arah Wenny. "Wenny, jangan tutup pintunya."Mata jernih Wenny menatap wajah tampan Hendro. "Pak Hendro, ada apa kamu mencariku?"Hendro tersenyum tipis. "Wenny, sekarang kamu sudah memanggilku Pak Hendro? Kedengarannya sanga

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 768

    Hendro lagi bareng Wenny?Raut wajah Hana berubah sejenak, lalu dia dengan cepat membantah, "Yuvi, kamu salah. Hendro nggak mungkin bareng Wenny!""Hana, atas dasar apa kamu begitu yakin?"Tentu saja karena Hendro telah terkena Sihir Sehati!Selama Hendro mendekati Wenny, dia akan merasakan sakit kepala yang luar biasa.Namun, Hana tentu tidak akan memberi tahu Yuvi tentang Sihir Sehati itu. Dengan senyuman percaya diri, dia memberi tahu, "Yuvi, aku berani bertaruh, Hendro nggak akan mungkin lagi bareng Wenny!""Oke. Ayo, kita bertaruh. Kalau Kak Hendro nggak bareng Wenny, berarti aku yang kalah. Aku akan memanggilmu Nenek!""Oke. Kalau Hendro lagi bareng Wenny, berarti aku yang kalah. Aku akan memanggilmu Nenek."Hana dan Yuvi bertaruh, pihak yang kalah harus memanggil pemenangnya dengan sebutan "nenek".Yuvi lalu mengambil ponselnya. "Hana, sekarang waktunya kita cari tahu jawabannya. Aku akan telepon Wenny sekarang.""Oke. Aku akan duduk di sini sambil menunggu. Yuvi, kamu pasti aka

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 767

    Yuvi berujar sambil tersenyum, "Oke. Aku akan duduk di sini dan menunggu. Hana, cepat telepon ya!"Yuvi jelas ingin melihat pertunjukan yang menarik.Hana tentu cukup percaya diri. Dia tidak percaya Hendro yang telah terkena Sihir Sehati akan mendadak berubah pikiran.Hana pun mengeluarkan ponselnya, menekan nomor Hendro, dan melihat ke arah Yuvi dengan percaya diri. "Yuvi, lihat baik-baik. Ini akan jadi momen memalukan untukmu!"Sayangnya setelah telepon berdering terus-menerus, tidak ada yang mengangkat.Tidak lama kemudian, suara wanita yang dingin dan mekanis terdengar di ujung telepon. "Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang tidak dapat dihubungi. Harap coba lagi nanti."Hendro tidak mengangkat teleponnya.Kenapa dia tidak mengangkat telepon?Hana mulai sedikit cemas. Dia langsung menelepon lagi beberapa kali, tetapi tetap tidak ada jawaban dari Hendro.Hati Hana perlahan terasa makin berat. Hendro tidak mengangkat teleponnya.Semalam, Hendro sudah berjanji untuk makan bersamanya. K

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status