Iblis itu hanya meringkih bagaikan keledai. Dia bertingkah seolah semburan api dari Kaliya telah melukai kerongkongannya. Padahal, dia masih bisa merasakan lidahnya dengan jelas dan itu baik-baik saja.
Kaliya berdecih. Dia muak dengan iblis yang satu ini.
“Baiklah. Tidak apa-apa jika kamu tidak ingin menjawab. Tapi aku akan segera membinasakanmu, kalau begitu.”
Iblis itu terhenyak saat mendengar ancaman dari Kaliya. Dia merasakan jika wanita iblis itu mulai menguarkan kekuatan ke sekitarnya. Dadanya yang sudah sakit kini terasa semakin sesak akibat tindakan Kaliya tersebut. Karena tak kuat menahan siksaan secara perlahan itu, iblis tersebut pun segera menyeru.
“He-hentikan! Aku mohon hentikan!” ujarnya dengan susah payah. Suaranya terdengar serak dan amat mengerikan.
Sudut bibir Kaliya tertarik. Senyuman kecil terpancar dari bibirnya. Dia puas karena akhirnya bisa membuat iblis tak berdaya itu angkat bicara.
“Be
Kaliya menyeringai kecil saat mendengar perkataan iblis tersebut. Meski kedua telapak tangannya masih perih dan menyisakan luka terbakar akibat mengeluarkan kekuatan terlalu banyak, nyatanya memberi sedikit penyiksaan terhadap iblis di bawahnya ini bukan hal yang membuatnya kelelahan.“Tuan Lucifer ingin kamu kembali ke singgasananya, Kaliya,” ucap iblis itu akhirnya. Dia menarik napas dalam-dalam, kemudian mengeluarkannya perlahan. Seolah dengan cara seperti itu, rasa takut di dadanya bisa ikut menguap.“Aku tahu pasti tentang hal itu.” Kaliya geram. “Jangan bertele-tele, cepat beritahukan misi apa yang telah Lucifer berikan kepadamu!”“Kami bekerja sama dengan iblis dari bumi.”“Iblis dari bumi?” Kerutan tipis muncul di kening Kaliya.“Ya! Iblis itu datang ke neraka dan menuntut untuk bertemu Tuan Lucifer, karena dia memiliki informasi berharga tentangmu, Kaliya. Kemudian, dia menc
“Tidak mungkin,” gumam Kaliya lemah. “Tega sekali Lucifer melakukan hal itu kepada Katarina? Orang yang telah membantunya untuk menikahiku?”Rasa benci yang sudah lama Kaliya pendam, kini semakin bertambah. Meski kebanyakan manusia berkata jika iblis tidak memiliki nurani, tapi jika itu menyangkut keselamatan keturunan atau saudara mereka, maka iblis juga bisa merasakan apa itu yang dinamakan dengan ‘sakit hati’.Namun, refleksi itu semua berubah menjadi dendam dan kebencian. Begitu juga dengan Kaliya. Dia tidak tahu nasib Katarina semenjak tragedi burung Phoenix itu. Kaliya kira, saudaranya sudah berada di tempat yang aman. Tapi kenyataan pahit memukulnya.“Aku harus menyelamatkan Katarina,” gumam Kaliya. Matanya berkilat kemerahan.“Kamu tidak akan bisa menyelamatkannya,” komentar iblis di hadapannya. “Katarina sudah sekarat. Dia hanya akan menunggu Tuan Lucifer untuk melenyapkannya. Hihi
Orlando berdecak kecil saat mendengar jawaban Kaliya.“Sudah lemah seperti itu, kamu tetap saja angkuh,” komentarnya blak-blakan.“Ya ... sifat alamiah iblis memang seperti ini. Kamu harus membiasakan diri, Orlando.”“Tidurlah. Aku akan berjaga-jaga hingga kamu merasa baikan.” Orlando menawarkan.Kaliya bergumam kecil, dan dia mulai menutup mata.“Aku lelah,” ucapnya pelan.“Aku tahu. Maka dari itu aku akan membiarkanmu beristirahat.”Keheningan menyelimuti mereka untuk beberapa saat. Sepertinya Kaliya benar-benar terlelap. Berada di bumi dan akibat mengeluarkan kekuatan terlalu banyak, membuatnya berubah menjadi iblis yang gampang kelelahan. Sangat berbeda ketika dia masih berada di bawah kerajaan ayahnya, Elliot. Di sana, Kaliya sangat dikagumi oleh para pengikut ayahnya dan dipuja-puja. Tapi kini dia merasa seperti seonggok iblis tak berguna.Cahaya matahari mulai m
Kaliya mengubah posisinya menjadi duduk. Dia melemparkan pandangan tidak suka ke arah Orlando.“Hei, wajar saja jika aku bertanya. Aku ini kan, manusia! Aku tidak tahu tentang dunia kalian!” ujar Orlando membela diri.Hal itu membuat Kaliya memutar bola matanya. Entah kenapa dia bisa membuat ikatan dengan pria ini. Padahal Orlando selalu membuat emosi Kaliya meletup-letup.“Pokoknya, kita harus segera mengumpulkan batu permata itu, Orlando. Aku tidak mau Lucifer menemukannya lebih dulu. Lagi pula, sepertinya Lucifer tidak tahu jika batu itu telah pecah menjadi beberapa bagian. Dengan begitu, dia akan kebingungan ketika mengejar kita.”“Baiklah, baiklah. Berati dari mana kita harus memulai?”Kaliya berpikir sejenak. “Apakah ada semacam buku sejarah di sekitar sini? Aku ingin memastikan pengetahuanku tentan batu permata Katastrof itu.”“Maksudmu semacam perpustakaan? Yang dipenuhi dengan ra
“Celaka kalau begitu,” ucap Orlando cemas. “Jika permata itu dimiliki oleh manusia, bukankah sesuatu akan terjadi, Kaliya?”Kaliya mengangguk. “Aku pernah memegang batu itu dan aku tahu bagaimana auranya. Jika batu itu ada di sekitarku, aku pasti bisa merasakannya.”“Kalau begitu kita harus menyusun strategi untuk mencari batu itu. Semakin cepat kita mengumpulkan batu itu, maka semakin cepat pula aku bisa melepaskan perjanjian ini denganmu, Kaliya.”Rasa tersinggung langsung menyentil hati perempuan iblis itu. Ditatapnya Orlando dengan pandangan tak suka. Sekilas, matanya berkilat kemerahan. Kaliya bisa melihat tubuh Orlando menegang. Sepertinya lelaki itu takut mendapat lemparan bola api dari Kaliya.“Kenapa kamu bicara begitu, Orlando? Kita baru saja memulai, dan kamu ingin segera mengakhiri perjanjian ini? Yang benar saja!” desis Kaliya tajam. “Dengar, ya, jika aku tidak melindungimu mun
Sambil memperhatikan, Kaliya menunggu. Dan benar saja, dua biji kenari kembali dijatuhkan dari lantai dua.“Siapa di sana?” tanya Kaliya geram. Dia bisa merasakan aura lain. Seorang hantu. Tapi Kaliya ingin memastikan kalau radarnya memang benar.“Jika kamu ingin menggangguku, maaf, aku tidak akan terpengaruh. Pergilah sekarang juga sebelum aku mengirim kamu ke neraka,” ujar Kaliya kemudian.TUK.“AW!” pekik Kaliya kaget. Sebuah biji kenari tiba-tiba saja terlempar tempat ke pangkal hidungnya.Tentu saja Kaliya murka. Rasa nyeri membuat emosi wanita iblis itu kembali memuncak.“Jangan bermain-main denganku! Cepat tunjukkan siapa dirimu atau aku akan membakar habis rumah ini,” desisnya tajam. “Aku tahu kamu tidak bisa tinggal tanpa tempat ini, jadi keluarlah!”Belasan biji kenari tiba-tiba berjatuhan dengan sembarangan ke lantai bawah. Dan hal itu membuat sudut bibir Kaliya te
“Apa? Kamu bilang apa tadi?” tanya Kaliya sedikit terkejut.“Aku yang membakar tempat ini,” ulang Evelyn tanpa ragu. Meski begitu, raut wajahnya terlihat sangat polos. Kaliya bahkan tidak bisa melihat sorot dendam dari matanya.Jika manusia bertemu dan melihat sosok orang mati, pasti yang mereka rasakan hanyalah kehampaan. Beda lagi dari sudut pandang Kaliya. Dia adalah iblis. Dan dia bisa melihat, merasakan, dan berinteraksi dengan berbagai makluk yang tidak bisa dilihat oleh manusia.Kaliya tidak menyangka akan mendapatkan jawaban ekstrem tersebut. Dia mengedipkan matat. Tatapannya tak pernah beralih dari sesosok hantu di depannya.“Jangan bercanda, tidak mungkin makhluk polos sepertimu melakukan hal itu,” ujar wanita iblis itu kemudian.Evelyn mendengus. Hantu gadis kecil itu tidak suka ketika ada orang atau makhluk yang yang memanggilnya dengan sebutan lucu atau menggemaskan.“Aku tidak polos!&rd
Beberapa biji kenari kembali mendarat. Bukan hanya di kepala tetapi juga di tubuh Orlando.“Apa yang sedang kamu bicarakan, Kaliya? Apa kamu sudah gila?” tanyanya agresif. “Berhentilah melakukan ini padaku! Hentikan serangan biji kenari itu!”Kaliya tertawa puas ketika melihat Orlando kewalahan akibat serangan biji kenari yang dilempar oleh Evelyn. Hantu gadis cilik itu sendiri juga menikmati kegiatannya. Dia tampakanya sedang bersenang-senang.“Hentikan, hei, hentikan! AW...! Jangan lemparkan itu ke arah mataku!” teriak Orlando lagi.“Sudah hentikan, Evelyn!” seru Kaliya sambil menahan tawa. “Kasihan dia! Cepat hentikan!”Evelyn menoleh ke arah Kaliya kemudian mengangguk. Karena biji kenari di tangannya juga sudah habis, dia akhirnya berhenti menjahili Orlando.Orlando terkesiap. Kedua lengannya terangkat menutupi wajah. Namun ketika dirasa lemparan kenari itu sudah tak ada, barula