Tiba-tiba tubuh Orlando sedikit bergidik ketika mendengar penuturan dingin dari Kaliya.
“Entah kenapa itu terdengar sedikit mengerikan,” gumam Orlando.
“Kamu tidak perlu takut, Orlando. Lagi pula kita sudah terikat sebuah perjanjian, bukan? Mungkin suatu hari aku akan menyerangmu kembali, tapi itu bukan berarti aku bisa merenggut nyawamu.”
“Hei, tunggu sebentar. Mari kita luruskan dulu sesuatu, oke?” Orlando tiba-tiba cemas lagi. “Untuk apa gunanya aku ikut denganmu mengumpulkan pecahan batu permata itu sementara nyawaku sendiri tetap ada dalam bahaya? Itu sangat tidak adil, Kaliya!” serunya sambil cemberut.
Ya, Orlando saat ini merajuk bagaikan anak kecil. Bagaimanapun, jika dilihat dari berbagai sisi, dia merasakan itu tidak adil. Selama ini dia selalu mengikuti dan menuruti apa yang dikatakan oleh Kaliya. Orlando bahkan selalu menggunakan barrier ajaib yang entah kenapa bisa dia keluarkan dari tubuhnya ha
Orlando mendorong pelan tubuh Kaliya agar menjauh dari pintu, kemudian dia mengambil kawat serta jepitan rambut dari tangan perempuan iblis itu.Bermodalkan perasaan, Orlando mulai memasukkan benda tersebut ke dalam lubang kunci dengan hati-hati. Setelah beberapa menit... KLIK! Kunci pun terbuka.Kedua makhluk itu saling melempar pandang karena takjub. Hampir saja mereka berteriak saking senangnya karena telah berhasil membuka pintu rumah orang.Tanpa membuat suara lain, Orlando mulai membuka pintu. Mereka berdua pun masuk ke sana dengan cara mengendap-endap. Suasana rumah itu tampak gelap dan hening. Yang terdengar hanyalah suara gelembung udara dari dalam akuarium.Berbagai perabotan mewah juga memenuhi rumah itu. Lampu-lampu gantung yang indah, beberapa furnitur dari merek ternama, serta berbagai alat elektronik keluaran terbaru.“Apa yang harus kita ambil?” tanya Orlando sambil berbisik. “Melihat semua barang mewah ini aku jad
Bau anyir dari darah yang mengalir membuat hidung Kaliya mengernyit. Tetes demi tetes cairan kemerahan itu nampak masih baru. Karena Kaliya juga bisa mencium aroma segar dari sana.Genangan darah yang mencapai lantai seolah terbuang sia-sia. Dan itu semua berasal dari luka di kepala dan leher manusia yang terkapar tak berdaya di atas ranjang. Posisi kepalanya condong ke tepi sehingga hampir berdekatan dengan lantai. Mata manusia itu tampak penuh dengan ketakutan. Lehernya tergorok, bekas luka besar bisa Kaliya lihat di sana. Selain itu, di sisi kepalanya juga tampak luka akibat pukulan benda keras.“Kenapa kita selalu bertemu dengan hal mengerikan?” rengek Orlando ketakutan. “Sudah cukup hidupku diburu oleh iblis, kemudian bertemu dengan hantu! Dan sekarang apa aku juga harus bertemu dengan mayat? Yang benar saja!”“Diamlah!” desis Kaliya sembari memukul kepala Orlando.Tidak seperti lelaki itu yang ketakutan, dengan be
“Aku tidak bisa membiarkan ini terus terjadi. Pecahan Katastrof ternyata banyak membawa kekacauan di bumi,” gumam Kaliya.“Para makhluk kegelapan yang seharusnya tidak muncul, malah menampakkan diri ke dunia manusia. Itu berarti daya tarik dari permata itu sangat kuat.”“Aku harus menemukan pecahan itu segera!” gumam Kaliya lagi. Dia beralih menatap jendela kamar yang masih terbuka. Angin malam masuk dan menyapa kulit serta rambutnya.Di dalam sisa-sisa ingatan dari manusia tak bernyawa ini, serigala tadi melompat lewat sana. Dan Kaliya sudah berencana untuk mengejarnya juga! Karena sekarang dia bisa mencium bau serigala di mana-mana.“Tapi ke mana si bodoh Orlando itu?” ucap Kaliya jengkel. “Kenapa dia selalu membuang waktuku?”Geram, Kaliya pun pergi untuk mencari Orlando. Dia berjalan cepat melalui koridor rumah itu. Tak lama, terdengar suara erangan lelaki itu. Sepertinya Orlando tidak
DUK.Tiba-tiba sebuah pukulan mendarat di kepala Orlando. Lelaki itu terlonjak kaget dan memekik ketakutan. Dia melompat dan menjauh beberapa langkah lalu mendarat dengan pose seperti orang yang akan melakukan kungfu.Jantung Orlando hampir saja copot. Tapi napasnya kembali lega saat ia sadar bahawa seseorang yang memukulnya itu adalah Kaliya!“Apa-apaan kamu ini? Bersikaplah seperti biasa, Orlando!” desis Kaliya sebal.Lelaki itu membuang napas lega. “Kamu yang apa-apaan, Kaliya! Tidak bisakah kamu memanggilku seperti biasa? Kenapa harus memukul kepalaku?”“Itu karena kepalamu bersinar saat terkena cahaya bulan,” seloroh Kaliya.“Astaga. Aku masih tidak mengerti kenapa aku mau ikut denganmu.”“Sudahlah, jangan terlalu dramatis, Orlando. Sekarang ikuti aku!”“Ke mana?”“Untuk mengejar pecahan permata.”Kemudian Kaliya melangkah cep
“Tunggu! Aku tidak mengerti apa maksudmu, Kaliya.” Orlando berkata, sementara di salah satu jemarinya sudah ada seekor kunang-kunang yang mendarat.Sayap kunang-kunang itu tampak mengepak kecil. Hal ini membuat Kaliya jadi merindukan eksistensi sayapnya sendiri.“Berhentilah bermain dengan kunang-kunang itu! Kita harus segera masuk ke dalam pohon!” ujar Kaliya lagi.Karena perkataan Kaliya, kunang-kunang tadi jadi terbang lagi dari tangan Orlando. Melihat hal itu, Orlando sedikit cemberut.“Aku bisa mengerti ketika kamu menyuruhku untuk bermain dengan kunang-kunang. Karena aku tahu biasanya hewan itu hanya diajak main oleh anak kecil,” ujar Orlando. “Tapi untuk mengajakku masuk ke dalam pohon, sungguh aku tidak bisa mengerti apa tujuanmu, Kaliya.”Helaan napas terdengar dari bibir gadis itu. Kaliya hendak menjawab perkataan Orlando, namun embusan angin di sekitar mereka tiba-tiba saja bertiup lebih ke
“Jangan melamun seperti itu, Orlando! Kita harus menyerang mereka lebih dulu sebelum mereka datang mengepung kita!” peringat Kaliya lagi.“Jika kamu menjamin bahwa setelah ini aku akan tetap hidup, maka baiklah. Ayo lawan siluman serigala yang kamu maksud itu, Kaliya,” ucap Orlando dengan gugup.Sudut bibir Kaliya sedikit tertarik. Meskipun tampak seperti pemeran antagonis, tapi di mata Orlando reaksi Kaliya barusan malah dianggap menarik.Kaliya pun segera melongokkan kepalanya ke dalam lubang pohon yang tingginya hanya sebatas lutut itu. Dia merangkak bagaikan seekor binatang agar tubuhnya bisa masuk ke dalam lubang tersebut. Ketika kepalanya masuk ke dalam sana, Kaliya langsung disambut oleh benang-benang panjang bagaikan sarang laba-laba yang menjuntai dari segala arah. Bedanya, benang-benang ini ternyata berasal dari bulu-bulu para serigala itu.Di sisi lain, mata Orlando melebar ketika melihat tubuh Kaliya bagaikan dilahap ol
Orlando langsung gugup. Pegangan tangannya pada tangan Kaliya berubah semakin erat. Hal ini membuat kulit pucat Kaliya malah terlihat semakin pucat.Para serigala itu maju satu langkah lebih dekat ke arah mereka. Ya... Orlando dan Kaliya saat ini tengah dikepung!“Kaliya, tidak ada waktu lagi. Kita harus pergi sekarang!” pekik Orlando, tangannya gemetar saat dia menggenggam tangan Kaliya.“Tidak, Orlando. Kita tidak bisa pergi ke mana pun! Apa kamu tidak lihat kalau para serigala ini mengepung kita?”“Tidak! Aku tidak ingin melihatnya! Aku berharap saat ini aku buta dan tiba-tiba terbangun di atas ranjang apartemenku!” rengek Orlando.Kaliya memutar pandangannya, lalu dia beralih kembali ke arah para siluman serigala itu. Makhluk-makhluk tersebut terdengar saling melemparkan candaan satu sama lain, dan bahan olok-olok itu adalah Kaliya serta Orlando. Beberapa dari mereka ada yang berwujud seperti manusia dan berbulu, namun ada juga yang berwujud seperti serigala sungguhan. Lidah mere
“Maka dari itu fokuskan dirimu!” seru Kaliya lagi. Suara perempuan iblis itu terdengar lebih keras dan tegas, sehingga Orlando pun seolah dibawa kembali ke kenyataan.Para serigala itu mencoba menembus lingkaran api yang dibuat oleh Kaliya. Beberapa dari mereka berhasil masuk ke dalam lingkaran, meski bulu-bulu mereka ada yang terbakar. Namun, dengan sigap Kaliya melemparkan bola api ke tubuh para serigala itu sehingga mereka kembali terpental dalam keadaan terbakar.Hal tersebut berhasil membuat beberapa serigala lain mundur. Nyali mereka mendadak ciut saat melihat aksi Kaliya. Namun, pemimpin dari klan serigala itu malah murka karena melihat reaksi semua anak buahnya. Serigala besar itu melolong kencang dan panjang. Lolongannya mampu membuat siapa pun yang mendengar akan merinding ngeri, bahkan sampai merasakan sakit di gendang telinga.Kaliya dan Orlando sendiri refleks menutup kedua telinga mereka saat mendengar lolongan panjang tersebut. Beberapa saat kemudian, mereka memberanika