***
Waktu ibarat sebuah laju angin. Pergerakan mereka begitu cepat dan kita tidak pernah membayangkan secepat apa periode membawa kita menuju hari berikutnya.
Jessica berpikir bahwa sebuah masa tidak pernah serius menciptakan jalur kehidupannya. Mengapa tidak ada lubang dalam jalan takdirnya? Mengapa ibunya mesti hadir kembali di saat Jessica sudah tidak mau mengingat wanita itu.
Jessica sudah berada di New York. Seperti biasa banyak orang di mana-mana. Mereka berjalan dengan sangat cepat dan siapa pun akan tertabrak jika tak berjalan cepat juga.
Pemandangan kota itu nyaris biasa saja. Sudah terlalu sering Jessica menyaksikan keramaian kota New York.
Paris menyambut kedatangan Jessica dengan senyum hangat.Pria itu berdiri di depan mobil Toyota miliknya. Paris memakai kemeja kotak-kotak tanpa mengancingkan pakaian itu. Ada kaos oblong di dalam baju itu.
"Aku akan bawa kopermu," ujar Paris. Dia mengambil kop
***Ankara memberikan gaun Louis Vuitton yang sempat ia beli di butik Prancis kepada istrinya. Grace sangat bersemangat mendapatkan hadiah istimewa itu.Dia semringah memandangi mata indah suaminya seraya berujar, "Kau memang suami terbaik. Aku bangga memiliki dirimu."Perubahan Ankara betul-betul nyata. Kini definisi cinta yang membingungkan perlahan-lahan dipahami oleh Grace. Dia tidak perlu mendengar Ankara mengatakan cinta sebab tindakan lelaki itu lebih dari sekadar yang dia kira. "Jangan kaget, karena aku masih punya kejutan buat dirimu. Kau akan semakin terpesona kalau aku memberikan hadiah itu sekarang."Grace penasaran apa yang akan suaminya berikan. Dia tak bisa berkedip memandangi suaminya hanya untuk mendengarkan apa kejutan dari Ankara."Apa? Katakan padaku. Aku tidak sabar mengetahuinya." Grace memegang lembut tangan suaminya."Tunggu sebentar."Ankara melepaskan genggaman di tangan Grace. Dia datang memb
***Paris membuka galerinya secara resmi hari ini. Semua keluarga datang. Hermawan Mahendra serta sang istri Inggrid Mahendra mampir ke galeri itu untuk sekadar mendukung putra mereka.Inggrid belum bisa menyambut Jessica sebagai calon menantunya. Dia tidak mau bersikap ramah kepada perempuan itu. Inggrid selalu sinis."Aku sangat tidak menyukai pakaianmu. Apakah kau sangat suka pakai baju terbuka begitu?" Inggrid berkomentar saat melihat pakaian Jessica."Bella Hadid memakai gaun seperti ini. Aku suka mengikuti tren. Ngomong-ngomong terima kasih pujiannya?" Jessica menanggapi santai atas ejekan Inggrid. Dia harus terbiasa atas perlakuan kasar wanita itu, calon mertuanya."Aku jelas tidak memuji. Aku hendak mengatakan kalau kau terlihat seperti wanita jalang yang sedang menjajakan tubuh di sebuah pesta."Inggrid tergelak, mencemooh Jessica. Tidak mau bikin masalah, Jessica meninggalkan Inggrid. Dia mendekati Paris yang tengah sib
***Jessica belum bisa memaafkan ibunya. Namun, ia pun tidak memiliki pilihan ketika ibunya datang kembali tepat di hari pembukaan galeri baru Paris. Bolehkah Jessica menyebut ibunya sebagai wanita tak tahu diri? Jessica sudah bekerja keras membayar utang ayahnya selama ini.Setelah semuanya sudah lunas. Yvone Flowers, yang merupakan ibu kandung Jessica muncul. Dia tahu betul bahwa masalah yang ia tinggalkan dahulu sudah teratasi."Kau tidak mau bicara padanya?" tanya Paris saat dirinya dan Jessica berada di apartemen.Yvone tinggal dengan mereka. Wanita itu tidur di kamar tamu. Jessica tidak bisa menolak saat Paris membujuknya. Menurut penuturan Yvone, wanita itu kini sudah menjadi gelandangan.Meskipun Jessica marah pada ibunya. Dia masih memiliki belas kasihan saat mengetahui fakta ibunya yang mengejutkan tersebut.Hubungan darah tidak pernah mengkhianati."Aku tidak akan pernah bicara padanya," tegas
***Jessica Flowers membuatkan ibunya hamburger untuk makan malam. Dia tidak akan membiarkan ibunya meminta uang kepada Paris tanpa rasa malu. Jika Yvone terbiasa meminta uang, ia akan memoroti uang Paris nantinya."Jessie."Suara Yvone terdengar menggema. Dia memasuki dapur. Wanita itu ingin mengatakan sesuatu kepada putrinya. Berharap Jessica mau meluangkan waktu untuk bicara empat mata dengannya. Atau setidaknya mendengarkan ucapannya."Jangan memanggil aku Jessie! Aku tidak menyukainya."Nama Jessie mengingatkan Jessica akan kisah cintanya yang tragis. Kisah cinta antara dirinya dan Ankara dahulu kala saat keduanya masih remaja. Sekarang Jessica sudah memaafkan Ankara.Namun, peristiwa dahulu itu masih jelas di kepalanya.Seandainya Jessica membuat lagu dari kisah cintanya yang tragis bersama Ankara, mungkin ia akan terkenal seperti penyanyi muda bernama Olivia Rodrigo, yang mendeskripsikan perasaan s
Bab berulang. Bisakah babnya dihapus? *** Jessica Flowers membuatkan ibunya hamburger untuk makan malam. Dia tidak akan membiarkan ibunya meminta uang kepada Paris tanpa rasa malu. Jika Yvone terbiasa meminta uang, ia akan memoroti uang Paris nantinya. "Jessie." Suara Yvone terdengar menggema. Dia memasuki dapur. Wanita itu ingin mengatakan sesuatu kepada putrinya. Berharap Jessica mau meluangkan waktu untuk bicara empat mata dengannya. Atau setidaknya mendengarkan ucapannya. "Jangan memanggil aku Jessie! Aku tidak menyukainya." Nama Jessie mengingatkan Jessica akan kisah cintanya yang tragis. Kisah cinta antara dirinya dan Ankara dahulu kala saat keduanya masih remaja. Sekarang Jessica sudah memaafkan Ankara. Namun, peristiwa dahulu itu masih jelas di kepalanya. Seandainya Jessica membuat lagu dari kisah cintanya yang tragis bersama Ankara, mungkin ia akan terkenal seperti penyanyi muda be
***Hari ini adalah hari baru untuk Paris. Dia berangkat ke galeri miliknya diikuti oleh Jessica. Bukan hanya menjadi pacar, Jessica juga menjadi sekretaris pribadi lelaki itu. Paris begitu takjub saat melihat Jessica memakai pakaian kantoran.Mereka bergandengan tangan masuk ke dalam galeri. Ester dan karyawan lainnya tersenyum melihat kedekatan Paris dan Jessica."Pria tampan dan wanita cantik jika bersatu maka akan terlihat begitu serasi," komentar Ester sembari semringah. Wanita itu tampak bahagia hanya dengan melihat kemesraan Paris dan Jessica."Pujian yang bagus, Ester. Perlukah aku menaikkan gajimu?" Paris bercanda."Semua karyawan menyukai penambahan gaji, Sayang," bisik Jessica.Karyawan mana yang tidak menyukai kenaikan gaji? Semua karyawan tentu menyukai hal itu. Respon Paris membuat Ester tertawa. Candaan Paris benar-benar 'to the point', dan itu membuatnya terkejut sekaligus merasa lucu di saat ber
***Wawancara dengan media lokal membuat Paris bersemangat. Dia menjelaskan bisnisnya dengan sangat baik. Paris menjelaskan bagian positif dalam hidupnya. Mengenai betapa ia mengagumi kerja keras. Dia menceritakan usaha dirinya sendiri membangun bisnis. Paris berusaha menunjukkan sisi yang tak pernah orang lain ketahui.Namun wartawan malah menunjukkan sikap yang tidak disukai Paris. Di akhir penjelasan Paris, para wartawan mulai menanyakan hal-hal aneh. Misalnya Paris yang disebut seorang gay saat kuliah, diklaim merasa iri pada kesuksesan Ankara, dan juga hubungan percintaannya dengan Jessica."Aku mendukung siapapun memilih jalan hidupnya. Dan mengenai aku yang disebut sebagai gay? Tidak. Aku memiliki pacar yang cantik," terang Paris.Karena wawancara dilaksanakan di ruangan Paris, Jessica tidak ada di sana. Wanita itu memilih untuk melakukan pekerjaannya sebagai sekretaris. Jessica meminta bantuan Ester mengajarinya tentang dunia bisnis.&n
***Setelah wartawan sebelumnya mewawancarai Paris sudah pergi, banyak sekali pembeli yang datang ke galeri baru Paris. Mereka semua orang penting. Ada beberapa lukisan lama Paris laku.Bukan lukisan dengan Jessica di dalamnya, karena Paris mengurungkan niat untuk menjual gambar Jessica. Lukisan yang ada di sana kebanyakan lukisan lama Paris yang dibuat saat pria itu masih tinggal di kota Perancis.Ada lukisan seseorang di atas perahu sungai Seine, orang-orang yang berseliweran di L'arc de Tromphe, dan beberapa lukisan yang berkaitan menara Eiffel dan daerah populer di Prancis.Lukisan itu laku dengan harga mahal, empat kali lipat dari harga yang Paris bayangkan. Paris sangat bersyukur karena banyak pebisnis menghargai seni dengan harga yang sepadan."Usaha ini ternyata lebih sukses dari yang aku duga," ujar Paris saat ia selesai melakukan kerja sama dengan seorang pebisnis asal China.Perusahaan pria itu bersedia mem