Share

Rencana lamaran.

Matahari mulai meninggi, suasana pesantren tidak ada yang berubah. Umi Nissa dan Ustaz Yusuf masih sibuk dengan mengajar para santri. Namun, dimalam hari Umi Nissa kesepian. Ia sangat merindukan Claudya dan Riana. Sudah lama mereka tidak berkunjung ke pesantren.

“Abi, Umi kangen sama Claudya dan Riana. Udah lama gak pulang ke sini. Apa kita aja yang ke sana ya, Bi?” tanya Umi Nissa saat mereka sedang makan malam.

“Kalau kita pergi, siapa yang akan mengurus pesantren, Umi?” sahut suaminya yang masih mengunyah makanannya.

“Kan, ada Furqon,” jawab Nissa santai.

Ustaz Yusuf menghentikan makannya. Ia melipat tangan dan menatap sang istri yang berada di hadapannya.

“Kenapa Abi lihat Umi kayak gitu, sih? Kan Umi jadi malu ...,” jawab Nissa dengan sedikit mendayu.

“Umi serius mau ke Jakarta? Gimana kalo kita juga ajak Furqon? Kita lamar Riana untuknya,” usul Ustaz yusuf yang membuat Umi Nissa terbatuk-batuk mendengar perkataannya yang mendadak.

“Kok jadi malah ngomongin Furqon? Kenapa Abi ti
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status