Eman, sahabat Rey, rela menggantikan Rey untuk menanggung hukuman seumur hidup akibat tak sengaja membunuh Pak Burhan. Meski demikian, kurungan penjara beberapa tahun membuat Rey menyesali semuanya. Dengan bantuan Nathan, teman satu sel-nya yang seorang pimpinan Perusahaan Golden Star Rey, Rey pun mengubah wajah dan identitasnya. Rey bertekad menebus kesalahan pada keluarga Pak Burhan sebagai Jonathan. Banyak perjuangan dalam mendapatkan kata maaf, hingga akhirnya cinta bersemi di hati Rey untuk Claudya, anak pak Burhan. Dapatkah Jonathan alias Rey mendapatkan cinta Claudya atau… día harus sadar posisi dirinya?
view moreADRIAN KYLE...
"We the jury, in the case of Ms. Glaze Roxas versus Dr. Rey Ocampo find the defendant NOT GUILTY of the charges of rape and abuse," pagbasa nito na s'yang ikinasimula ng ingay sa buong court room. Nakita n'ya kung paano humagolhol ang mga magulang ng biktima and it pain him big-time pero wala s'yang magagawa dahil sa kakulangan ng mga ebedensya na e prinesenta ng abogado ng mga ito na magdidiin sa akusado sa kaso."Thank you for your service today. Court is adjourned!" pagtatapos n'ya sa kaso at agad na tumayo at tumalikod. Sa bawat kaso na napag desisyonan n'ya ay iba't-ibang kwento ang nasa likod nito. He is a judge, he always fair to everyone pero hindi n'ya rin pwedeng baliktarin ang kan'yang hatol lalo na kung walang sapat na ebedensya ang mga complainant.Pumasok s'ya sa loob at sinalubong agad s'ya ng kan'yang dalawang bodyguard."Sir," panabay na bati ng dalawa sa kan'ya na tinanguan n'ya lamang. Hindi mawala sa kan'yang isip ang iyak ng mga magulang ng biktima at kung paano ngumisi ang doctor na akusado ng mabasa ang hatol para rito.Dumiretso s'ya sa likod kung saan ay mayroon s'yang opisina. Pumasok s'ya sa loob at hinubad ang kan'yang suot na toga at kinalma ang sarili. Ganito s'ya palagi simula pa noong abogado pa lamang s'ya. Pagkatapos ng kaso na hawak, manalo man o matalo ay sobrang exhausted s'ya pagkatapos.Bakit ba kasi ganitong propesyon ang pinasok n'ya. Sana kung naging full time businessman na lang s'ya eh di hindi s'ya makakaramdam ng ganitong pakiramdam ngayon.Ang pakiramdam na parang s'ya ang apektado sa natatalong mga kaso. Akmang uupo s'ya sa kan'yang swivel chair ng marahas na bumukas ang pinto ng kan'yang opisina na ikinagulat n'ya."Judge Carson!" galit na galit na tawag ng isang magandang babae na umaaso yata ang ilong pati na ang mga mata at bumbunan nito sa galit.He looked at the woman at biglang nag flash sa kan'yang memorya ang hitsura nito. Ito ang doctor na nakita nila ni Henry sa hospital kung saan na confine ang ina ni Felicity na asawa ng pinsan na si Brook."Yes? What can I do for you Ms.?" seryoso at malamig na tanong n'ya rito ngunit nagulat s'ya ng malalaki ang mga hakbang na lumapit ito sa kan'yang kinatatayuan at malakas s'yang sinampal sa mukha.Umawang ang kan'yang labi dahil sa pagkagulat. No one dared to do this to him, only this tigress has the guts to slap him sa loob mismo ng opisina n'ya."What the fvck!" hindi napigilang bulalas n'ya ng mahimasmasan."Yes! It's really a fvck judge Carson! Ang unfair mo! Dahil ba mahirap lamang ang complainant kaya madali lang para sayo ang hatulan ng not guilty ang manyak at demonyong doctor na iyon. Hindi mo ba alam kung gaano ka sakit para sa mga magulang ng batang inabuso n'ya ang desisyon mo na huwag ipakulong amg hayop na yon? Hindi mo alam at hindi mo ramdam dahil hindi nangyari sayo ang ganong bagay!" galit na galit na sigaw nito sa kan'ya.Pulang-pula ang mukha nito at parang bubuga na ito ng apoy dahil sa sobrang galit. Ng mag sink in sa isip n'ya ang mga salita ng babae ay doon n'ya lang napagtanto kung bakit ito galit na galit na sumugod sa kan'ya."Wait Ms. the decision I made for the case is base on the evidence presented to the court—,""Kumpleto ang lahat ng mga ebedensya na magdidiin at magpapatunay sa kahayopan na ginawa ng doctor na yon. Unfair ka lang judge Carson kahit kailan kaya pikit mata kang nag desisyon ng not guilty para sa doctor na yon dahil ba may pera s'ya at connection. Ito ang tandaan mo Adrian Kyle Carson darating ang araw na mararamdaman mo rin ang lahat ng sakit na dinanas at nararamdaman ng mga taong nagiging biktima ng baluktot mong hatol," sigaw nito sa kan'yang mukha bago s'ya tinalikuran at binalibag pasara ang pinto ng kan'yang opisina. Natulos s'ya sa kan'yang kinatatayuan at hindi nakahuma dahil sa sobrang bilis ng pangyayari at hindi n'ya ito napaghandaan. Ito ang kauna-unahang pagkakataon na may naglakas ng loob na sugurin s'ya at sampalin dahil sa kan'yang naging hatol sa korte.Ang babae pa na unang nakakuha ng atensyon n'ya ng una n'ya itong makita sa hospital— si Dr. Nalie Athalia Jabar.“Kurung dia di atas, dan awasi jangan ia kabur.” titah Erlangga pada anak buahnya yang membawa Claudya.Hahahahaha …!!! tawanya membahana di seluruh rumah.Ia tertawa puas setelah berhasil menangkap dan melukai suaminya. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas. Pikiran liar terus menari di kepalanya.Pria itu melucuti semua pakaiannya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sebelum itu ia sudah memerintahkan kepada ART nya untuk membersihkan Claudya.Senyum tak lepas dari bibir Erlangga. Ia masih membayangkan ia akan bergumul dengan Claudya sebentar lagi. Ia berendam dengan air hangat untuk bisa menaikkannya gairahnya.Lima belas menit kemudian ia keluar hanya menggunakan handuk. Dada bidangnya ia biarkan terekspos. Ia berjalan ke kamar di mana Claudya berada dengan menggenggam sebuah pil. Sebelum masuk Erlangga sudah meminta segelas air dan memasukkan pil tersebut.“Air … air … ,” lirih Claudya yang masih belum membuka kedua matanya.Tanpa pikir panjang Erlangga menuangkan se
Sementara itu di rumah sakit. Rey segera dilarikan ke ruang operasi karena mengalami luka yang cukup serius di kepalanya. Riana mondar mandir di depan bersama Candra. Pandangannya selalu melihat ke arah lampu indikator ruang operasi menunggu dokter ke luar dari sana.“Siapa yang berani berbuat sekeji ini?” gumam Riana. Candra yang mendengar itu pun mendekati Riana.“Ri, sebenarnya sebelum kejadian ini tadi malam, Rey sudah cerita. Jika keluarganya sedang dalam bahaya. Teror selalu menghantui mereka setiap saat. Bahkan kemarin Claudya sempat hampir kehilangan nyawa jika tak di tolong oleh pengawalnya.”“Ya ampun, kenapa mereka tidak menceritakan hal seserius ini padaku.”“Mungkin mereka tidak mau membuatmu cemas, Ri.”“Jadi siapa yang melakukan hal serendah ini?” “Dari keterangan Rey, mereka adalah Erick dan Erlangga. Mantan kekasih dan lawan bisnis Claudya.”“Sudah ku duga, di dunia ini tidak ada yang sekeji Erick.”Setelah beberapa jam menunggu akhirnya lampu indikator pun padam. Se
Mendengar kegaduhan dari dalam kamarnya. Jona berteriak memanggil semua pengawalnya. Tapi, nihil tak satu orang pun yang datang dan mendengar teriakannya. Rey pun bergegas mendorong kursi rodanya secepat yang ia bisa menuju ke arah kamarnya dan Claudya.Di sana terlihat beberapa orang tengah menyeret Claudya. Mereka semua bertopeng dan menggunakan pakaian serba hitam. Rey yang melihat itu tak tinggal diam.Walaupun dengan kekurangannya ia dengan sigap menarik baju salah satu orang bertopeng itu dari belakang. Lalu secara spontan melayangkan bogem mentah ke dagu pria itu hingga ia tersungkur. Sementara Claudya masih di bawa oleh pria bertopeng lainnya. Melewati halaman rumah untuk menuju mobil yang sudah terparkir di depan pagar rumah megah itu. Claudya hanya bisa berteriak histeris dan meronta minta di lepaskanDia hanya bisa menangis mengingat tubuhnya masih lemah karena kejadian yang menimpanya kemarin. Jona segera menyusul mereka, dan …BUUUK!!! Seseorang memukul kepala Jona dar
Keadaan Claudya tidak sedang baik-baik saja. Wanita itu pingsan sesaat mereka masuk ke dalam mobil. Setelah terbebas dari para penyerang itu sinyal komunikasi kembali normal. Alex pun segera menghubungi Jona.pria sangat panik begitu mendengar kabar Alex. Ia segera menghubungi dokter untuk segera datang ke rumah. Jona tak ingin mengambil resiko jika membawa Claudya ke rumah sakit umum.Sesampainya di rumah, dengan sigap menyuruh anak buahnya untuk segera membawa Claudya ke dalam kamar yang sudah di tunggu oleh dokter.Alisha yang mendengar jika sang Ibu sudah pulang segera berlari menghampiri Claudya. Tapi, Jona mencegahnya untuk menemui Claudya. Ia tak ingin anaknya melihat keadaan ibunya yang tidak baik-baik saja itu.“Alisha sayang, malam ini Alisha tidur sama papa, ya! Mama sedang tidak enak badan. Biarkan mama istirahat dulu, ya!” ucap Jona seraya mengusap lembut kepala Alisha yang berada di pangkuannya.“Tapi, Pa ….” Alisha ingin protes sebelum Jona mendaratkan ciumannya di pipi
Di ruang rapat mereka semua berwajah tegang, pucat nan pias. Para dewan direksi sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Dan Claudya memimpin jalannya rapat.“Bagaimana ini bisa terjadi, bu Claudya?” ucap salah satunya.“Saya sedang berusaha mencari tahu dan menyelesaikan masala ini secepatnya.” Jawab Claudya dengan tenang. “Jika kau tak becus mengurus perusahaan ini silahkan mundur dari jabatanmu dari sekarang.” Suasana begitu riuh di ruang rapat. Mereka saling berbisik-bisik. Sebenarnya ini baru pertama kalinya dalam kemimpinan Claudya mengalami hal seperti ini.“Aku berjanji jika masalah ini akan cepat teratasi. Dan perusahaan tidak akan mengalami kerugian. Rapat selesai. Permisi!”Claudya pulang bersama dua pengawalnya. Ia duduk di belakang supir. Claudya mengotak-atik ponselnya guna mencari makanan yang enak untuk dibawa pulang.“Hmm … , sebelum kita pulang mampir dulu ke --,” BRAAAK!Ucapan Claudya terpotong saat mobil mereka dihantam dengan keras dari belakang. Tubuh Claud
“Brengsek, kau Erlangga!” hardik Claudya sambil mengepalkan kedua tangannya.“Ia salah memilih orang, jika ingin bermain-main. Dia belum tahu siapa Claudya sebenarnya.” imbuhnya.“Tenang Claudya sayang, jangan mengotori tanganmu dengan hal yang membahayakan dirimu. Biar mas yang membereskan semuanya.” Jona menenangkan Claudya dengan memegang kedua pipinya.“Tapi, Mas,” protes Claudya“A … ,” belum sempat Claudya angkat bicara Jona lebih dulu melumat bibir Claudya agar ia berhenti protes.Ulah pria itu membuat Claudya sulit bernapas. Ia melepas pagutannya pada Claudya dan menatapnya dengan lekat. Jaraknya hanya beberapa inci saja sehingga Claudya bisa merasakan nafas Jona dan penciumannya mencium aroma maskulin suaminya itu.Mereka saling pandang dalam beberapa menit. Claudya mendorong kursi roda Jona menuju singgasana pembaringan. Claudya mengerti apa yang diinginkan suaminya itu.Mereka duduk di tepi ranjang. Melanjutkan aktivitas yang tertunda. Perlahan Jona membaringkan Claudya, ia
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments