Cecilia kembali membuat keributan dengan mencoba bunuh diri. Dia berdiri di tepi tangga, menyalakan siaran langsung dan menyebut nama lengkapku.Aku membuka siaran langsung itu, terlihat dia sedang menangis di depan kamera, "Hari itu, aku membawa suami Shally Kusuma membeli obat. Dia nggak puas, jadi membuka pintu dan memancing tamu yang lewat masuk ke dalam, lalu berubah pikiran, memanfaatkan situasi untuk melaporkannya ke polisi. Tapi aku malah dipecat karena meninggalkan kantor.““Sekarang, aku dilarang bekerja di seluruh industri. Aku benar-benar nggak tahu di mana salahku.""Ya, memang aku adalah mantan pacar suami Shally Kusuma, tapi hubungan kami sudah berakhir, hanya sebatas manajer dan tamu.""Tapi Shally Kusuma, kamu sudah nggak bersih lagi. Demi merebut harta dalam perceraian, kamu memutarbalikkan fakta dan menyalahkanku.""Aku nggak tahan lagi. Mungkin memang benar mantan harus mati, kalau begitu, aku akan mati saja. Aku nggak akan mendoakan kebahagiaan untuk kalian, karena
Aku menatap video viral yang baru saja muncul di ponselku:Seorang pria membelakangi kamera, melempar cincin ke laut. Seorang perempuan langsung melompat ke laut mengejar cincin itu tanpa ragu.Ombak sangat deras dan sosok perempuan itu segera menghilang dari pandangan.Pengunggah video menenangkan para penonton yang khawatir di kolom komentar, "Gadis itu baik-baik saja! Pria itu langsung terjun untuk menyelamatkannya. Mereka saling berpelukan di laut dan cincin itu juga berhasil ditemukan. Tapi demi privasi, kami nggak akan mengunggah bagian itu."Aku langsung teringat pada hari ketika Jasper dengan wajah pucat memberikan minuman boba populer kepadaku.Karena tidak tega, aku memberinya obat herbal anti panas.Ternyata, dia bukan sakit karena antri di bawah terik matahari untuk membelikanku minuman itu, tetapi karena dia baru saja melompat ke laut untuk menyelamatkan Cecilia.Bahkan dalam usahanya meminta maaf dan memperbaiki hubungan kami, dia tetap melibatkan perempuan itu.Aku menel
Untungnya, aku sudah berkali-kali dikecewakan olehnya.Hingga saat ini, aku bisa tersenyum sambil berkata, "Paman, tante, kalian nggak perlu khawatir kalau Jasper akan patah hati lagi kali ini. Sepertinya dia malah mendapatkan apa yang dia inginkan."Orang tua Jasper saling pandang dengan canggung.Ayah Jasper terus mencoba menghubungi putranya, tetapi panggilan itu tidak dijawab.Wajah orang tuaku semakin muram dan berkata, "Kalau kalian memang nggak mampu mengatur anak kalian, nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan. Kita langsung bahas soal cerai saja.""Kembalikan uang muka yang kami keluarkan untuk beli rumah, tenang saja, kami nggak akan minta lebih. Kami hanya mau hubungan ini berakhir dengan jelas. Putriku nggak boleh terus-menerus diperlakukan seperti ini."Ayah dan ibuku bersikeras, menunjukkan bahwa mereka tidak meminta apapun, hanya ingin membelaku.Mataku berkaca-kaca, hampir menangis.Orang tua Jasper terlihat serba salah, mencoba mempertahankan, "Mereka baru saja menika
Aku naik taksi dan melihat melalui jendela. Di luar, Jasper sedang berbicara dengan Cecilia.Tak lama kemudian, Jasper menepis tangan Cecilia dan mulai berlari ke arahku.Mobil perlahan mulai bergerak, Jasper terus berlari mengejar dari belakang.Namun, sosoknya semakin mengecil, tenggelam dalam gelapnya malam, hingga tak terlihat lagi.Aku tahu, meskipun memberikan kesempatan terakhir untuk Jasper memilih, dia tetap akan memilih Cecilia.Aku benar-benar harus menyerah.Dengan perasaan hampa, aku pergi ke rumah sakit seorang diri.Awalnya, luka bakar di kulitku hanya luka ringan, tanpa lepuh. Namun, karena dibiarkan semalaman, sekarang beberapa bagian kulitku malah melepuh.Perawat membersihkan luka dan mengoleskan obat sambil menegur, "Kalau luka bakar nggak segera ditangani, jadinya akan seperti ini. Kenapa menunda begitu lama?"Aku tidak menjawab.Dia menunjuk bekas ciuman di leherku dan bertanya lagi, "Mau melapor polisi?"Aku hanya menjawab, "Aku baru saja dari kantor polisi."Kel
Mungkin saat dia melihat foto Cecilia dan akhirnya mendapatkan kabarnya, saat itulah Jasper menyesal.Aku bisa menerima jika dia berkata dengan jelas bahwa dirinya ingin mencari Cecilia.Namun Jasper tidak melakukannya. Dia malah membuat cincin berlian merah muda itu, yang menjadi simbol harapan dan janji mereka.Setiap hari dia melihat aku mengenakan cincin itu.Hingga akhirnya dia tiba di depan Cecilia, melihatnya menangis dan terpuruk, pertahanan yang dia tampilkan selama ini runtuh begitu saja.Lalu, apalah artinya diriku? Dari saat mendapat kabar Cecilia hingga sekarang, sudah setengah tahun berlalu.Setengah tahun yang lalu, kami bahkan belum membahas pernikahan dengan keluarga kedua belah pihak.Dia punya banyak kesempatan untuk memastikan siapa yang sebenarnya dirinya cintai dan memberikan kami kesempatan untuk berpisah dengan baik.Namun, dia tidak memilih itu.Dia membuat semuanya sampai pada titik ini.Membuat aku yang begitu mencintainya dan berharap bisa bersama selamanya,
Aku membeku di tempat, tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar.Jasper meraih bahuku, tepat di bagian yang terkena air panas. Rasa sakit itu membuat air mataku kembali terjatuh.Namun, dia malah terlihat cemas untuk wanita lain dan melanjutkan, "Shally, sekarang bukan waktunya marah. Kita nggak boleh menghancurkan karir orang lain begitu saja, 'kan?""Tapi, kamu yang bersikeras mau bulan madu di sini. Bukankah karena mau melihat Cecilia kehilangan kendali?"Usai aku bicara, Jasper mempererat genggamannya di bahuku.Rasanya sakit sekali. Tidak hanya tubuhku, tetapi juga hatiku.Saat membuat laporan kepada polisi, mereka bertanya kenapa kami memilih hotel ini untuk bulan madu.Hotel biasa di tengah hutan, pemandangannya juga tak terlalu istimewa, fasilitasnnya pun biasa saja. Hotel ini juga tidak memiliki keunikan tertentu.Namun ini adalah pilihan Jasper. Dia yang jarang memainkan sosial media, bahkan menunjukkan postingan seseorang di internet, katanya dia menyukai pemandangan d