Wira dan Raisa tidak pernah akur sejak kecil. Pada tahun itu, di kalangan mereka hanya tersisa mereka berdua yang cocok untuk dijodohkan. Wira berkata dengan tegas, "Sekalipun mati, aku nggak akan menikahi Raisa." Namun, Raisa malah menunjukkan ketertarikan. "Kalau begitu, aku pasti akan menikah denganmu. Cepat mati sana." Di hari pernikahan, Wira melepaskan puluhan ekor ayam di lokasi acara sebagai bentuk penghinaan. Tanpa ekspresi, Raisa mengambil seekor ayam dan memanggilnya sebagai suaminya. Seketika, Wira kehilangan keinginan untuk mempermalukannya. Dia menatap Raisa yang bersikeras menikah dengannya sambil mencibir. "Kamu pasti bakal nyesal." Tiga tahun pernikahan, untuk ke-99 kalinya, Raisa memergoki Wira berselingkuh di ranjang. Barulah saat itu, dia benar-benar mengerti apa yang dimaksud Wira dulu dengan "penyesalan".
Lihat lebih banyakMelihat kondisi Wira saat ini, Yola sangat senang. Kalau saja boleh mengambil foto, dia pasti sudah memotret momen ini dan membakarnya untuk diperlihatkan kepada Raisa di alam sana.Sambil menatap Yola, Wira menjilat bibirnya yang kering dan pecah-pecah. "Tali merahnya mana?"Yola sama sekali tidak menyebut soal tali itu, hanya menunduk dan mengeluarkan sebuah buku catatan dari dalam tasnya. Mata Wira tak lepas dari setiap gerak-geriknya.Yola menempelkan buku catatan itu ke dinding kaca."Apa itu?" Wira bingung. Yang ingin dia lihat adalah tali merah, bukan buku.Yola tidak menjawab, hanya membuka buku itu dan memperlihatkannya. Begitu melihat isi halaman, mata Wira langsung membelalak.Setiap halaman, setiap baris, penuh dengan tulisan tangan yang tak rapi. Yola tak mengatakan apa-apa, tetapi Wira sudah tak mampu menahan getaran di bibirnya.Setelah waktu yang lama, Yola baru berkata, "Wira, surat yang kamu terima waktu itu bukan ditulis oleh Raisa. Kamu tentu nggak tahu gimana dia m
Wira perlahan mengangkat kepalanya. "Lebih baik apa?"Nada dingin dan tajam dari pertanyaannya membuat orang yang berbicara tadi seketika bungkam. Sorot matanya pun tampak ketakutan. Dia buru-buru bersembunyi di belakang.Melihat itu, Wira menyeringai sinis. "Kenapa? Nggak berani ngomong? Menyesal dulu nggak bawa anak haram itu pulang?"Ayahnya punya anak di luar nikah. Semua anggota keluarga besar tahu tentang ini, kecuali dirinya. Saat itu, dia hanya mengalami kecelakaan mobil dan kehilangan penglihatan, tetapi semua orang sudah berebut kekuasaan, ingin dia turun dari posisinya.Kalau bukan karena Raisa yang merawatnya dengan sepenuh hati, menemaninya melewati masa-masa kelam itu, mungkin dia sudah dimakan hidup-hidup oleh orang-orang ini.Pikiran itu langsung membuat dadanya sesak dan sakit. Melihat wajah mereka yang terkejut, seolah-olah tak percaya dia bisa tahu semua itu, ekspresi Wira semakin dingin dan kejam."Aku bukan cuma nggak akan kasih Grup Sutrisno ke kalian, tapi parasi
"Raisa, boleh aku membalaskan dendammu?" Suara Wira pelan.Begitu ucapan itu dilontarkan, dia mengangkat botol bir di atas meja dan menghantamkan botol itu ke kepalanya sendiri berulang kali. Darah langsung mengucur deras, membasahi kemeja putihnya.Kemudian, dia berbaring di sofa sambil memeluk foto kenangan Raisa. Tiba-tiba, ponsel berdering."Maaf, Pak Wira. Banyak orang yang menelepon untuk mengabari soal pencarian tali merah itu, tapi nggak ada satu pun yang berhasil menemukannya.""Ya ...." Wira memejamkan mata dalam kepedihan.Beberapa saat kemudian, dia menyuruh asistennya memesankan tiket pesawat. Kalau tidak bisa menemukannya, dia akan memintanya lagi. Tali merah yang sama persis, dari sumber yang sama.Beberapa jam kemudian, pesawat mendarat. Wira menempuh perjalanan sulit hingga tiba di kaki gunung. Kata warga sekitar, kuil itu berada di puncak gunung.Namun, hanya mereka yang benar-benar tulus dan memiliki niat suci yang akan diberi kesempatan untuk bertemu dengan sang gur
Ponsel Wira tiba-tiba menerima banyak pesan ucapan ulang tahun. Dia baru tersadar bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.Dia seperti mesin yang rusak, otaknya berhenti bekerja. Jarinya menggulir layar tanpa sadar. Entah bagaimana, dia membuka pesan-pesan lama dari Raisa.[ 27 Mei 2024, pukul 00.00: Wira, selamat ulang tahun. ][ 27 Mei 2023, pukul 00.00: Wira, selamat ulang tahun. ][ 27 Mei 2022, pukul 00.00: Wira, selamat ulang tahun. ]....Tulisan-tulisan di layar ponsel itu seperti monster yang siap memangsanya. Seluruh tubuhnya menggigil hebat dan kesakitan, seolah-olah ada makhluk tak kasatmata yang mencabiknya.Ponsel terlepas dari tangannya dan terjatuh ke lantai dengan suara keras. Apakah Raisa terlalu memahami dirinya? Raisa tahu dirinya tidak akan pernah membaca pesan yang dikirimnya.Itu salahnya karena terlalu kejam. Dia bahkan tak pernah menyadari bahwa setiap tahun, Raisa adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.Dadanya terasa sakit. Dia
Wira mengurung Jennifer di vila itu. Dia menyita ponselnya, mengambil semua barang miliknya, dan tidak meninggalkan sedikit pun makanan di dalam.Meskipun Jennifer terus berteriak, Wira tetap mengunci pintu rapat-rapat dan pergi tanpa menoleh.Ponsel Wira hampir meledak karena terus-menerus dihubungi asistennya. Begitu dia mengangkat, suara lega langsung terdengar dari seberang. "Pak Wira, akhirnya Bapak angkat juga. Ada urusan penting yang harus segera Bapak tangani."Namun, Wira tidak menanggapi. Ekspresinya datar saat memberi perintah, "Belikan beberapa kotak bir, kirim ke rumahku."Tanpa menunggu jawaban, dia langsung mematikan telepon dan tak peduli lagi pada ponselnya.Jendela-jendela kamar ditutup rapat, tirai pun diturunkan hingga tak ada cahaya masuk. Wira memeluk bantal yang dulu digunakan Raisa, menghirup dalam-dalam aroma yang masih tertinggal.Namun, tak butuh waktu lama hingga dia menyadari bahkan aroma tubuh milik Raisa pun perlahan menghilang.Semua emosi yang selama in
Wira berjongkok, tampak hampa seolah-olah tubuhnya tak memiliki jiwa. Dengan hati-hati, dia mengeluarkan uang arwah dan melemparkannya ke dalam tungku pembakaran.Dia sangat ingin tahu di mana Raisa dimakamkan. Dia sangat merindukannya hingga tak bisa tidur semalaman.Dia bertanya kepada asistennya, tetapi si asisten memberitahunya bahwa kabar kematian Raisa datang dari sepucuk surat anonim.Dalam surat itu, ada foto Raisa saat mencabut identitas kependudukannya, juga salinan rekam medisnya. Satu-satunya informasi tentang makam hanyalah sebuah nisan dengan nama tertulis, tanpa alamat, tanpa lokasi. Asistennya tak tahu Raisa dikuburkan di mana.Wira seakan-akan disambar petir mendengar itu. Namun, tak lama kemudian, pikirannya tertuju pada Yola, wanita yang membalas dendam dengan kejam itu.Yola adalah sahabat Raisa, pasti tahu di mana Raisa dimakamkan. Bisa jadi Yola sendiri yang menguburkannya.Tanpa pikir panjang, Wira langsung meluncur ke rumah Yola. Namun, begitu sampai, dia malah
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen