Short
Akhir Cinta yang Getir

Akhir Cinta yang Getir

By:  Dzakiya KhansaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
1 rating. 1 review
8Chapters
1.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sudah tiga jam aku menunggu Eldino Marven, pacarku. Pria yang seharusnya jadi tokoh utama itu mendadak ke rumah sakit karena ditelepon oleh gadis kesayangannya. Pergelangan kaki gadis kesayangannya itu terkilir, tetapi dia malah sengaja merekam video ciumannya dengan Eldino. Saking dalamnya cinta mereka, Eldino yang kedua kakinya cacat itu ternyata sanggup bangkit berdiri dan bahkan mendorong Adena Horian ke pintu. "Eldino, kok kamu nggak kasih tahu Arissa kalau kakimu sudah sembuh?" Eldino pun menjawab. "Kalau dia tahu, dia pasti akan ribut memintaku menikahinya." "Memangnya Arissa itu siapa sih? Dia itu cuma pengasuh gratis! Apa dia pantas menikah denganku?" Eldino dan Adena berciuman dengan penuh gairah. Adena bahkan mengenakan gaun pengantin rancanganku dan melirik kamera dengan provokatif. Video pun berakhir dengan bunyi air yang menjurus. Ternyata selama ini Eldino membohongiku. Aku langsung membuang kue yang kubuat untuk pria itu ke tempat sampah. Lalu, aku menundukkan kepala dan mengirim pesan kepada ibuku. "Halo, Bu, aku mau ikut kencan buta itu."

View More

Chapter 1

Bab 1

Detik berikutnya, ibuku membalasku dengan pesan suara.

Suaranya terdengar kaget dan senang.

"Akhirnya kamu mau juga, Rissa! Sudah Ibu bilang si Eldino itu nggak pantas buatmu!"

"Sebentar lagi akan Ibu kirimkan nomor rekan kencan butamu."

Aku memberi tahu ibuku bahwa aku akan pulang tiga hari lagi.

Tepat setelah telepon kami berakhir, gagang pintu pun berputar.

Eldino yang merupakan salah satu pemeran utama dalam video itu datang menggunakan kursi rodanya.

Dia mengernyit menatapku yang duduk di sofa, lalu memarahiku seperti biasa.

"Bukannya kamu mau merayakan ulang tahunku? Kenapa malah duduk diam?"

Kue yang kubuat untuknya tergeletak tenang di dalam tempat sampah.

Aku menatap Eldino itu dengan saksama, lalu pandangannya beralih ke kakinya.

Sepertinya dia merasa bersalah, dia tidak berani menatapku untuk sesaat.

Dia malah memalingkan wajahnya dengan panik sambil berkata dengan tidak sabar.

"Sudahlah, sudah kuduga kamu memang nggak bisa diandalkan. Aku juga nggak berharap kamu mau membantuku merayakan ulang tahunku."

"Aku lapar, sana buatkan makanan untukku. Kamu nggak mungkin nggak bisa melakukan hal sesepele itu, 'kan?"

Eldino memerintahkanku dengan santai.

Hatiku terasa begitu pedih.

Karena Eldino ternyata sama sekali tidak pernah menganggapku sebagai pacarnya selama lima tahun ini.

Melainkan seorang pengasuh gratis.

Baginya, sudah merupakan hal yang wajar melihatku melakukan sesuatu demi dirinya dan mengurusnya.

Baginya aku ini sama seperti budak, bukan sosok kekasih.

Rasanya makin lama hatiku makin mati rasa.

Aku ingin bertanya kenapa dia membohongiku.

Namun, setelah dipikir-pikir lagi, aku mengurungkan niatku.

Aku sudah tidak peduli lagi mau jadi seperti apa kakinya sekarang.

Pokoknya aku akan tetap pergi dari sini.

Tepat pada saat itu, pintu pun diketuk.

Adena masuk sendirian.

Dia seolah tidak menyadari ketegangan yang terjadi antara aku dan Eldino. Dia berjalan ke belakang Eldino, lalu melilitkan syal di leher pria itu dengan penuh kasih sayang.

Adena pun menegakkan tubuh dan menatapku dengan alis terangkat, lalu berkata dengan kaget.

"Oh, ternyata Kak Arissa juga ada di sini? Aku merajut syal ini sendiri pas lagi luang, aku nggak tahu Eldino suka atau nggak."

Eldino melirikku, lalu menjawab sambil tersenyum.

"Dena memang terampil sekali, syalnya sangat cantik."

Mereka berdua saling bermesraan di depanku.

Aku memperhatikan syal rajutan Adena.

Tiba-tiba, aku teringat akan syal rajutanku untuk Eldino seminggu yang lalu.

Apa reaksi Eldino waktu itu?

Dia malah menatap syal itu dengan jijik dan melemparkannya ke tanah seperti seonggok sampah.

Nada suaranya saat itu juga terdengar begitu meremehkan.

"Arissa, kalau kamu menggunakan waktu yang kamu habiskan untuk merajut syal ini buat bekerja, kamu nggak mungkin bisa ditindas oleh orang-orang di perusahaan."

Aku menundukkan kepalaku dan mengambil syal itu.

Malam itu, Eldino tiba-tiba mengambil syal yang tergeletak di sofa dan bergegas keluar.

Kukira dia hanyalah tipe orang yang bicara kasar.

Buktinya, dia bilang dia tidak peduli, tetapi dia tetap mengambil syal dan mendorong kursi rodanya keluar.

Aku takut Eldino masuk angin, jadi aku mengikutinya.

Ternyata di luar sana aku melihatnya menyerahkan syal itu kepada Adena yang sedang menunggu.

"Dena, kamu nggak perlu beli pakaian buat anjing liar. Syal rajutan Arissa yang kukasih tadi cukup hangat, gunakan itu saja untuk membuat kandang."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
lisa lisa
Rasain. Eldino percaya diri sekali. Padahal, sekali selingkuh, cinta seorang wanita tdk akan sama lagi. Apalagi sdh tidur dgn wanita lain. Pantaslah kamu cacat! Tukang bohong dan jahat sekali!
2025-01-06 11:28:35
0
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status