Share

Bab 359

Penulis: Bertha
Tamara mendengarkan semua wejangan hidup itu tanpa berkata apa pun.

"Kamu itu sejak kecil sudah dibentuk lewat sistem yang terstruktur, ditambah lagi prestasimu di sekolah luar biasa. Itu sebabnya kamu makin mudah terserap dalam aturan. Sopan, berpendidikan, tahu malu, tahu batas."

Zayn hari ini berbicara agak banyak, mungkin karena mulai merasa sedikit tak enak hati karena menindas orang sejujur Tamara.

"Semua itu kualitas diri yang baik, tapi kurang cocok dalam dunia yang mengikuti hukum rimba. Tapi, kamu 'kan baru mulai masuk dunia kerja. Nanti kamu akan ngerti sendiri."

Tamara mendengarkan dengan sangat serius. Zayn bukan orang biasa. Mendengar petuah darinya seperti mengikuti kuliah secara gratis.

"Terima kasih atas nasihatnya, Pak Zayn. Aku banyak belajar darimu," kata Tamara dengan tulus.

Mendengar kalimat yang sangat formal dan resmi itu, Zayn hanya bisa tersenyum pasrah. Kalau Tamara benar-benar paham apa yang dia maksud dan menerapkannya, hal pertama yang harus dia lakukan se
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 360

    "Akhir-akhir ini aku lihat beberapa model tas yang lucu banget. Tadinya mau beli satu saja hari ini. Tapi karena Kak Zayn sudah buka suara, ya sudah, aku borong semuanya saja!" kata Zoya dengan senang sambil menggandeng lengan Tamara."Rara, kamu juga. Kalau ada yang kamu suka, langsung ambil semua saja. Hari ini semua ditraktir Pak Zayn yang terhormat."Kalimat itu sebenarnya adalah sesuatu yang ingin dikatakan oleh Zayn, jadi pandangannya kembali tertuju pada Tamara."Nggak usah ...." Tamara buru-buru melambaikan tangan.Wajar kalau kakak membelikan adiknya barang. Sementara itu, dirinya hanya orang luar. Masa ikutan ditraktir? Itu benar-benar melanggar logika."Kenapa nolak? Uang kakakku nggak ada habis-habisnya. Buat dia semua ini cuma receh," ucap Zoya dengan santai.Menghadapi ajakan yang begitu hangat dari Zoya, apalagi Zoya sudah berbicara dengan begitu jelas, Tamara pun menyusun kalimat penolakan di kepalanya.Kalau dia menolak mentah-mentah, Zoya pasti tidak akan membiarkanny

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 359

    Tamara mendengarkan semua wejangan hidup itu tanpa berkata apa pun."Kamu itu sejak kecil sudah dibentuk lewat sistem yang terstruktur, ditambah lagi prestasimu di sekolah luar biasa. Itu sebabnya kamu makin mudah terserap dalam aturan. Sopan, berpendidikan, tahu malu, tahu batas."Zayn hari ini berbicara agak banyak, mungkin karena mulai merasa sedikit tak enak hati karena menindas orang sejujur Tamara."Semua itu kualitas diri yang baik, tapi kurang cocok dalam dunia yang mengikuti hukum rimba. Tapi, kamu 'kan baru mulai masuk dunia kerja. Nanti kamu akan ngerti sendiri."Tamara mendengarkan dengan sangat serius. Zayn bukan orang biasa. Mendengar petuah darinya seperti mengikuti kuliah secara gratis."Terima kasih atas nasihatnya, Pak Zayn. Aku banyak belajar darimu," kata Tamara dengan tulus.Mendengar kalimat yang sangat formal dan resmi itu, Zayn hanya bisa tersenyum pasrah. Kalau Tamara benar-benar paham apa yang dia maksud dan menerapkannya, hal pertama yang harus dia lakukan se

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 358

    "Aku cuma nebeng makan dan tinggal di rumah Tamara. Kami 'kan akrab, jadi nggak perlu dipermasalahkan." Zayn hendak merespons saat mendengarnya, tetapi Zoya menyela, "Aku rasa kamu itu sebenarnya iri sama aku, makanya nggak suka dan terus sindir-sindir aku."Zayn sungguh kehabisan kata-kata.Di kursi belakang, Tamara melirik sahabatnya itu dengan ekspresi agak canggung. 'Zayn iri karena Zoya tinggal dan makan di rumahnya? Zoya, lebih baik kita semua diam deh.'"Zoya ...," panggil Tamara dengan lembut. "Jangan dibahas lagi. Aku dan Pak Zayn sudah setuju."Zoya menoleh, menatap Tamara yang begitu teguh pada pendiriannya. Padahal, dia tidak perlu seformal itu ke kakaknya."Kalau begitu, sesuai yang kubilang saja, cukup masak sekali. Biar sekretarisnya yang ambil," kata Zoya.Zayn membatin, 'Sekali makan pun nggak masalah, toh aku tetap untung karena makan gratis.'"Rencananya aku mau selama setahun. Setiap Sabtu, dua kali makan," ucap Tamara tiba-tiba.Mendengar itu, Zoya langsung terkeju

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 357

    Kedua orang itu naik ke mobil.Zoya duduk di kursi penumpang depan, sementara Tamara duduk di belakang. Mobil pun dinyalakan."Ke mal yang mana?" tanya Zayn kepada adiknya.Zoya menyebutkan nama mal, lalu Zayn langsung membuka aplikasi navigasi.Di kursi belakang, Tamara menggigit pelan bibir bawahnya, memikirkan ucapan Zayn tadi.Zayn tidak mau uang makan, malah ingin dibayar dengan masakan buatannya. Biaya untuk masak sekali makan itu sangat murah. Kalaupun pakai daging sapi atau iga, totalnya hanya ratusan ribu. Sedangkan makanan hari ini ....Kalau dihitung-hitung, berarti dia harus masak ....Tamara mulai berhitung dalam hati, memperkirakan harga bahan makanan dan berapa kali dia harus memasak untuk Zayn.Hari biasa dia harus bekerja. Kalau masaknya malam, tidak sempat dikirim. Zayn hanya ada di kantor saat lembur di hari Sabtu, sisanya dia makan di rumah. Jadi, seminggu hanya sehari.Jika hari itu dia masak dua kali, makan siang dan malam, berarti dia harus masak untuk Zayn selam

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 356

    "Tapi, ini 'kan aku yang traktir ...," kata Tamara."Kamu yang traktir, aku yang bayar. Dua hal ini nggak bertentangan," jawab Zayn sambil menatapnya.Tamara pun heran. Hah? Bisa begitu? Kalau begitu, apa bedanya dengan dia tidak mengundang Zayn untuk makan?"Aku rasa ...." Tamara masih ingin berbicara, tetapi Zoya yang ada di samping sudah menggandeng lengannya lebih dulu dan membawanya pergi sambil berkata, "Ayo, Rara. Aku ingin beli tas, temani aku belanja ya."Tamara ditarik pergi, tetapi masih sempat menoleh ke arah Zayn. Kalimatnya tadi belum selesai.Zayn mengikuti di belakang mereka dengan tangan di saku. Ketiganya berjalan menuju lift, lalu naik ke parkiran basemen.Di dalam lift, akhirnya Tamara mendapat kesempatan untuk berbicara. Dia menoleh ke Zayn, ingin membuka suara, tetapi lagi-lagi Zoya memotong lebih dulu, "Kamu sudah ajak makan, jangan terus bahas soal itu.""Tapi aku belum bayar ...," sahut Tamara."Nggak masalah, yang penting kamu sudah ajak. Soal siapa yang bayar

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 355

    Dua puluh menit kembali berlalu, makan siang itu akhirnya selesai juga. Setelah ketiganya berdiri, Tamara menekan bel dan hendak memanggil pelayan untuk membayar tagihan."Biar aku saja," kata Zoya sambil menghalangi sahabatnya yang hendak maju."Mana boleh begitu, hari ini aku yang traktir makan," kata Tamara."Tapi, tujuan utamamu itu traktir kakakku, hari ini dia juga sudah makan. Kalau kamu nggak mau utang aku, lain kali traktir aku saja," kata Zoya.Jika hanya makan pesanan tadi, Zoya akan membiarkan Rara yang bayar. Namun, kakaknya malah memesan tiga gelas minuman yang sangat mahal saat dia pergi ke toilet. Karena kakaknya tidak sungkan dan manfaatkan sahabatnya untuk makan gratis, sehingga dia mana mungkin membiarkan Tamara yang membayar tagihannya.Saat ini, pelayan masuk ke dalam ruangan pribadi, tetapi dia tidak membawa mesin pembayaran. Hanya saja, Zoya dan Tamara sedang sibuk berdebat, sehingga tidak menyadari detail itu.Tamara melihat pelayannya sudah datang, tetapi Zoya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status