Share

03 - Rasa Tequila

Penulis: BebbyShin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-05 16:07:36

Enam pasang mata menatap satu titik. Seorang pria berjalan bak supermodel melewati puluhan orang yang sedang asyik bergerak meliukkan tubuh menikmati irama musik. Ekspresi masam tercetak jelas di wajah Victor saat menyapa ketiga sahabatnya yang terlihat begitu puas menertawainya. 

"Welcome to the club, my brother!" teriak Joe yang sangat semringah menyambut kedatangan Victor. 

"Selamat, Brother! Kau terlambat 28 menit." Jeff menyindir Victor tanpa belas kasih. 

"Bersiaplah menerima hukumanmu," goda Louis membuat Victor mendengkus. 

'Sial! Mereka pasti telah menyiapkan hukuman tidak jelas untukku. Baru kali ini, aku merasakan kalah taruhan.' Victor menggerutu di dalam batinnya.

Victor memasang ekspresi wajah masam. Penampilan Victor benar-benar menunjukkan jati diri sebagai seorang pimpinan sebuah perusahaan yang selalu berpakaian formal, kemeja, dasi, celana kain, jas dan sepatu hitam mengkilap. 

Louis menuangkan champagne ke dalam sebuah gelas lalu menyodorkannya kepada Victor. 

"Kau tidak perlu terlalu memikirkan hukumannya. Lebih baik kau nikmati minuman ini." Victor tersenyum kecil sambil menerima gelas pemberian Louis. Victor menyesapinya secara perlahan, membiarkan cairan berwarna kuning itu membasahi tenggorokannya. 

Victor menatap satu per satu sahabatnya. Mereka semua memakai pakaian casual, tidak sepertinya, sangat formal. Salah satu fakta yang menunjukkan jika hanya dia seorang yang melupakan janji malam ini. Victor mendengkus, menyesali ketidaktelitiannya pada waktu. 

"Tersenyumlah, Kak. Wajahmu akan penuh dengan kerutan jika terus diam, cemberut seperti itu." Victor mencibir ucapan Joe. Jika orang lain yang mengatakan perkataan yang sama seperti yang Joe sampaikan pada Victor, sudah pasti akan berakhir dengan pertengkaran besar. Victor sangat dihormati semua orang, dia juga termasuk orang yang dingin, sulit untuk dekat dengan orang lain. 

"Berhentilah meledeknya! Apa kau tidak takut jika voucher ekslusifmu untuk masuk ke kelab dicabut?" Jeff menakut-nakuti Joe dan pria itu mendapat pukulan pada lengannya. 

Keempat orang itu menikmati minuman dan juga makanan ringan di atas meja. Orang-orang berlalu lalang di depan meja mereka, tampak tak acuh dengan keberadaan dua pesohor dunia hiburan, Jeff dan Joe. Semua itu karena, Victor membuat larangan tertulis untuk setiap pengunjung dilarang memotret apa pun di dalam kelab, jika tertangkap melanggar, mereka akan didenda dan juga blacklist, tidak diperbolehkan masuk lagi selamanya. Larangan itu dibuat dan disahkan karena Victor ingin melindungi privasi orang-orang penting yang datang ke kelabnya. 

"Lihat! Di sana sangat ramai. Sepertinya mereka sedang merayakan pesta. Aku jadi ingin ikut bergabung. Sepertinya seru sekali," kata Louis menunjuk tempat paling sudut di barisannya. 

Ketiga sahabatnya yang lain mengikuti arah telunjuk Louis dan mengangguk. "Aku yakin, di sana banyak wanita yang sesuai dengan tipemu, Kak!" Joe memberi kode pada Louis untuk bergerak mencari mangsa. 

Louis menggoyangkan gelas berisi champagne di tangannya ke kanan dan kiri. "Kali ini, aku akan memberikan kesempatan itu pada sahabat baikku." Louis menyikut lengan Victor yang sedari tadi hanya diam mendengarkan pembicaraan sahabatnya. 

Victor menaikkan sebelah alis, menatap Louis. "Apa maksudmu?" tanya Victor. 

Joe dan Jeff ikut serta menunggu jawaban Louis. Louis sendiri tersenyum miring menatap Victor. "Aku ingin kau mencium salah satu wanita di sana sebagai hukumanmu." 

Kedua bola mata Victor terbelalak mendengar ucapan Louis. Seperti dugaannya, di antara mereka bertiga, sudah pasti akan memberikan hukuman yang cukup gila yang harus ia lakukan. 

Joe dan Jeff bertepuk tangan kegirangan mendengar hukuman yang diberikan Louis. Hukuman itu sudah pasti sangat berat untuk dilakukan oleh Victor, mengingat pria itu sangat jarang berinteraksi dengan wanita. Hampir sebagian besar wanita yang mencoba mendekatinya ditolak mentah-mentah dan diabaikan begitu saja. Bagi Victor, pekerjaan adalah hal yang terpenting dibanding wanita yang hanya bisa menghabiskan waktunya sia-sia. 

"Hukuman yang sangat pantas untuk 28 menit keterlambatan," timpal Jeff sambil cekikikan. 

"Aku sangat tidak sabar untuk melihat kau melakukan hukuman itu, Kak." Joe sangat bersemangat. 

Joe dan Jeff sering kali memanggil Louis dan Victor dengan tambahan 'Kak', itu karena mereka berdua usianya lebih tua daripada aktor dan penyanyi itu. Namun, Victor tidak melakukan hal yang sama pada Louis meskipun usia mereka selisih satu tahun. 

Victor menatap keramaian di meja paling pojok dari tempat duduknya. Pria itu harus bersikap fair, memenuhi perjanjian yang telah disetujui apa pun bentuk hukumannya. 

"Bagaimana dengan hukuman kalian berdua?" Victor menatap lurus Jeff dan Joe. 

Jeff meletakkan minumannya lalu menyodorkan satu botol champagne yang masih tersegel pada Victor. "Simpan botol ini dan habiskan saat kita bertemu lagi nanti." Victor menaikkan sebelah alis. "Hah?! Apa kau yakin? Hanya ini seperti ini saja hukumanmu?" tanya Victor sedikit tidak percaya. 

Jeff mengangguk. "Melihatmu kalah taruhan saja sudah cukup membuatku puas, Kak. Aku tidak akan menyiksamu secara keterlaluan." Jeff melirik menyindir Louis yang segera memberi sepakan pada kaki Jeff. Keduanya terkekeh geli. 

Victor menerima botol itu dan meletakkan di depannya. "Aku akan habiskan isi botol ini, saat kita bertemu lagi nanti!" kata Victor tegas dan Jeff mengangguk. 

Tatapan Victor beralih pada Joe yang tersenyum semringah menunggu Victor bertanya apa hukuman untuknya. "Bagaimana denganmu?" 

"Berikan aku akses VVIP untuk semua kelabmu selama satu tahun penuh." Victor dan kedua sahabatnya yang lain mendengkus. 

Louis melempar kulit kacang ke arah Joe. "Itu sama sekali bukan hukuman untuknya. Dia sama sekali tidak merasa terhukum jika kau mengatakan omong kosong seperti itu. Tanpa kekalahannya, kau bisa mendapatkannya, idiiot!" Louis mencela Joe secara terang-terangan. 

Joe menggaruk kepalanya sambil terkekeh geli sendiri. Apa yang diucapkan Louis benar adanya. 

"Baiklah, aku mengubah hukumanku. Aku ingin, kau mengatakan pada wanita yang kau cium, jika kau menyukainya." Louis menyemburkan minumannya, Jeff sendiri menggigit bibir agar tidak tertawa terbahak. 

Joe merasa tidak ada yang salah dengan hukumannya. Berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan Victor. Pembisnis tampan itu terlihat sangat frustasi dengan hukuman Louis dan Joe. Namun, tidak ada alasan baginya untuk menolak dan menentang permintaan itu, selain melakukannya. 

Louis segera memberi kode pada Victor untuk segera bangkit dari tempat duduknya dan pergi merealisasikan hukumannya. Dengan langkah setengah hati, Victor menggerakkan kakinya menuju tempat yang dimaksud. Saat Victor melewati keramaian, para wanita yang sedang berkumpul berteriak histeris dan terpesona dengan ketampanan Victor yang memasang ekspresi dingin. Tidak sedikit pula, yang secara tersng-terangan menggoda Victor, tetapi sama sekali tidak mendapat hirauan dari pria itu. 

Sementara, di tempat duduk 3 anggota Ch4rmer yang lain membicarakan Victor. 

"Lihat! Dia hanya berjalan layaknya orang biasa, sama sekali tidak terlihat sedang menebar pesona, tetapi wanita yang melihatnya selalu histeris. Aku harus mengakui, pesona Victor Zhang sangat mematikan," ungkap Jeff. 

"Aku hanya penasaran, bagaimana reaksi histeris wanita yang diciumnya. Aku pikir, wanita itu wanita paling beruntung saat ini karena bisa merasakan ciuman seorang Victor Zhang." Joe tersipu sendiri membayangkannya. 

"Hanya kalah taruhan, bisa membuat seorang Victor Zhang menjadi penurut. Jika tidak ... dia pasti akan mencekik kita bertiga," ledek Louis dan mereka tertawa bersama. 

***

Victor berdiri sambil menatap sekeliling. Semua orang di depannya sedang menari, berteriak serta sibuk mencari sesuatu yang sepertinya sedang disembunyikan. Victor mengambil salah satu topeng yang jatuh di dekat kakinya, dan melihat kembali ke sekitarnya. Semua orang di sana memakai topeng. 

"Apa ini pesta topeng?" tanya Victor pada salah satu pria yang berdiri dengan satu botol bir di tangannya. 

"Ya. Mereka sedang mengadakan games. Pasangan pengantin itu berbaik hati untuk memberikan hadiah pada tamu yang beruntung. Cepat pakai topengmu dan berbaurlah!" Pria dengan rambut setengah botak itu mendorong tubuh Victor agar bergerak maju, masuk ke dalam kerumunan orang yang sedang asyik menari. 

Victor menatap topeng di tangannya dan tersenyum miring. "Topeng ini menyelamatkanku. Dengan begini, aku tidak perlu repot untuk meladeni kegilaan wanita yang aku cium nanti." Victor bermonolog, lalu memasang topeng, menutupi sebagian wajah tampannya. 

Pria itu berjalan menyusuri keramaian mencari target wanita asing yang akan ia cium. Saat ingin melangkah lebih jauh, tiba-tiba seseorang wanita di depannya terhuyung secara tidak sengaja akibat desakan orang-orang yang berjalan. Secara spontan, Victor menahan tubuh wanita bertopeng merah itu dengan sebelah lengannya. 

Adegan pelukan di pinggang yang dilakukan oleh Victor persis seperti yang diperankan di dalam drama romansa. Keduanya saling bertatapan. Entah dorongan dari mana, Victor memilih untuk mencium bibir mungil wanita dalam pelukannya. Wanita itu bukanlah target pencariannya. 

'Rasa Tequila yang manis. Menyegarkan sekali.' Victor membatin setelah ia mencium bibir wanita bertopeng merah itu. 

Keduanya masih sempat bertatapan satu sama lain. Victor yakin, wanita itu berusaha keras untuk memperhatikan wajah tampannya, tetapi saat wanita itu hendak membuka mulut, seseorang datang menyoroti mereka berdua dan mengatakan jika mereka berhak mendapatkan uang 20.000 yuan. 

Victor memperhatikan ekspresi ceria wanita bertopeng merah itu. Wanita itu bahkan menyodorkan uang hadiah padanya. 

'10.000 yuan? Uang itu bahkan tidak cukup untuk membeli satu botol champagne kesukaanku,' batin Victor. 

Tentu saja Victor menolaknya. Victor lalu melangkah mundur meninggalkan wanita itu sendirian. Namun, setengah perjalannya kembali ke meja, ia teringat akan hukuman dari Joe belum ia lakukan. Victor berbalik dan ternyata mereka kembali bertemu, tetapi kali ini mereka yang bertabrakan. 

Victor dan wanita itu saling memandang satu sama lain. Jantungnya berdetak tidak beraturan saat melihat kedua bola mata besar dengan bulu mata lentik wanita itu berkedip. Mulut Victor secara spontan mengucapkan kalimat suruhan Joe. 

"Aku menyukaimu," ucap Victor dengan suara cukup keras agar terdengar jelas karena suara bising musik.

Victor secepat mungkin memasang kembali wajah angkuh, karena setiap kali wanita yang ia pernah coba rayu seperti itu akan berubah menjadi agresif padanya. Victor melirik ke arah wanita itu dan ternyata kedua bola mata wanita itu sedang memicing tajam padanya. 

"Aku tidak akan termakan omong kosongmu. Lebih baik, kau menyingkir. Aku ingin mencari temanku. Dasar pria hidung belang!" Wanita bertopeng merah itu melewatinya begitu saja. Sikap wanita itu benar-benar bertolak belakang dari ekspetasinya. Victor memandang punggung wanita dengan dress putih yang menghilang di tengah keramaian kelab. 

"Sial! Apa yang baru saja dia lakukan? Dia memakiku!" umpat Victor kesal. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ciuman Panas Sang Miliuner   50 - Akhir Cerita (Ending)

    Joe dan Ji Mei telah menghadap pimpinan agensi yang menaungi Joe selama berkarir menjadi aktor. Mereka berdua meminta izin dan membuat kesepakatan sebelum rencana kemunculan mereka untuk memberikan pengumuman rencana pertunangan. Pimpinan agensi Joe memberikan izin serta memberikan selamat atas pertunangan Joe dan Ji Mei. Pihak manajemen akan ikut memantau jika ada penggemar yang bertindak berlebihan, mereka akan membantu untuk melaporkan ke pihak yang berwajib. Joe dan Ji Mei keluar dari kantor agensi bersamaan. Mereka berjalan berdampingan ditemani oleh manajer, asisten pribadi serta dua bodyguard yang biasa mengawal Joe. Keduanya tidak takut untuk tertangkap kamera karena berjalan bersama. Mereka akan kembali ke apartemen dan membuat pernyataan di weibo. Joe memilih untuk masuk ke dalam ruang kerjanya setelah mereka sampai di apartemen. Ji Mei sendiri memilih untuk menyiapkan pakaian yang akan dipakai Joe besok untuk berangkat ke Guangzhou untuk pemotretan sampul majalah. Pekerja

  • Ciuman Panas Sang Miliuner   49 - Kisah Louis dan Miu-Miu

    Part 49: Kisah Louis - Miu MiuKetidak sengajaan ciuman pada waktu di Rumah Sakit mengantarkan Louis dan Miu Miu menjadi pasangan kekasih. Jika sebelumnya, Louis lah yang meminta Miu Miu untuk menghubunginya, maka sebaliknya yang terjadi, Louis yang mengajak Miu Miu untuk bertemu lagi di luar Rumah Sakit. Louis mengajak Miu Miu untuk bertemu di salah satu Kafe yang hanya menjual makanan camilan dan juga kopi. Miu Miu setuju untuk datang. Setelah sepuluh menit Louis menunggu kehadiran wanita cantik nan seksi itu, wajah segar Miu Miu menyapanya dengan ramah. Gelenyar aneh kembali menghampiri Louis. Sebelumnya, semua itu tidak pernah terjadi padanya."Maaf, aku terlambat. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku terlebih dahulu." Miu Miu memberikan alasan atas keterlambatannya. Louis tersenyum layaknya orang bodohh saat mendengar suara merdu nan lembut berbicara. "Tidak masalah. Aku juga sering terlambat karena pekerjaanku. Kau mau minum apa? Aku akan memesannya." Louis memberikan tawaran m

  • Ciuman Panas Sang Miliuner   48 - Berbagi Cerita

    Part 48 - Berbagi Cerita"Ada apa dengan malam ini? Mengapa sepertinya kau sedang memberiku kejutan yang tak terduga?" ucap Lilian ambigu. Perkataannya bisa ditujukan untuk Victor atau Ji Mei yang berdiri di depan wajahnya. Ji Mei segera meraih salah satu tangan Lilian. Kedua bola mata wanita itu bergerak ke sana kemari mencoba untuk mengendalikan diri dari kegugupannya. Victor memberi isyarat pada Joe dan dirinya sendiri segera melingkarkan lengan ke pinggang Lilian. "Lebih baik kita masuk dan bicarakan di dalam." Victor menarik tubuh Lilian tiba-tiba membuat pandangan wanita itu beralih padanya. Pegangan tangan Ji Mei pada Lilian terlepas dan wanita itu mengangguk. Victor memberi ruang agar Ji Mei dan Joe bisa melangkah masuk terlebih dahulu ke dalam rumahnya. Lilian berdiri di samping Victor menatap punggung Ji Mei dan Joe dari belakang dengan kedua alis bertaut. 'Apakah selama ini Ji Mei merahasiakan hubungannya dengan aktor itu?' batin Lilian menebak tepat sasaran. Mereka se

  • Ciuman Panas Sang Miliuner   47 - Kebetulan Apalagi?

    Part 47: Kebetulan Apalagi? Lilian melirik ke arah Victor dengan kedua alis bertaut. Merasa aneh. Pria itu tersenyum sendiri sambil melihat layar ponsel. Rasa penasaran menjalar ke dalam kepala Lilian. "Apa yang membuatmu tersenyum seperti orang bodoh seperti itu?" tanya Lilian tak bisa menahan diri. "Topik panas weibo," jawab Victor singkat. Pria itu tetap tersenyum. Lilian membuang pandangan ke jendela luar menatap awan yang seolah sedang menyapanya dengan ramah. Cuaca saat penerbangan kali ini sangat bagus. Sebentar lagi, Lilian kembali menginjakan kaki ke tanah Shanghai. Rasanya baru beberapa hari, ia memutuskan pulang ke Beijing, kini sudah harus kembali lagi ke Shanghai. Victor menyikut lengan Lilian membuat wanita itu menoleh. "Kau tidak melihat weibo?" tanya Victor dan Lilian menggeleng tak acuh. "Nama kita masih masuk dalam pencarian panas, ditambah berita mengejutkan dunia hiburan oleh dua orang bocah tengil itu," ujar Victor dengan senyum merekah.Kembali lagi, dahi L

  • Ciuman Panas Sang Miliuner   46 - Berdamai

    Part 46: BerdamaiVictor, Lilian dan kedua orang tua Lilian, makan malam bersama. Mereka memesan sebuah tempat untuk berkumpul. Nyonya Ma tidak bisa melepaskan pandangannya dari sosok calon menantunya. Putra dari keluarga Zhang terlahir begitu menawan, pesonanya tidak main-main. Beruntung, Lilian bersedia menerima Victor. Nyonya Ma merasa sangat bahagia melihat putrinya duduk berdampingan dengan Victor Zhang. Wanita itu sudah mencari tahu semua hal tentang Victor. Sudah banyak sekali prestasi yang ditorehkan oleh pria itu dalam dunia bisnis. Victor juga bukan tipe pria hidung belang yang memiliki kekasih banyak. Ditambah lagi fisik Victor Zhang sangat proporsional hampir terlihat sempurna, begitu cocok dengan anaknya yang cantik parasnya. "Senang sekali mendengar kalian setuju untuk menikah," kata Nyonya Ma. "Semua berkat campur tangan Bibi, kami bisa seperti ini," jawab Victor merendah. "Kenapa kau masih memanggilku, Bibi? Panggil aku Ibu. Kau sudah menjadi bagian dari keluarga i

  • Ciuman Panas Sang Miliuner   45 - Kejadian yang Memalukan

    Oscar duduk di tangga darurat perusahaannya. Pria itu sedang merenungi keputusannya dan nasib yang kurang beruntung baginya. Oscar mengenang kejadian di mana dirinya memulai persahabatan dengan Lilian saat mereka masih di bangku Sekolah Menengah Atas. Saat itu, Lilian menjadi siswa pendiam yang memilih untuk duduk menyendiri, menjauhi keramaian. Lilian dikucilkan karena memiliki wajah cantik. Terdengar aneh, tetapi begitulah kenyataannya. Semua itu terjadi karena beberapa siswi lain iri dengan kecantikan Lilian membuat wanita itu tersingkirkan. Oscar mendekati Lilian dengan tujuan hanya sekadar ingin berteman karena pria itu merasa kasihan melihat Lilian harus melakukan semua hal sendirian. Mereka berdua menjadi dekat satu sama lain. Oscar sering mengantar Lilian pulang ke rumahnya. Lilian tinggal bersama kakek dan neneknya. Lilian sama sekali tidak pernah menyebut semua hal tentang kedua orang tuanya dan Oscar sendiri tidak ingin mencari tahunya. Saat di sekolah, cukup banyak yang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status