Claimed By My Biker Step Brothers.

Claimed By My Biker Step Brothers.

last updateLast Updated : 2025-08-07
By:  MicheleOngoing
Language: English
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
5Chapters
626views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

She wasn't just their little step sister from the start, they were just made to believe that. The Lancaster brothers held a place in Jenny's heart after her parents accident. She waited for eleven years to get back with her beloved step brothers, and away from the clutches of her cold Aunt. Now was the time. Her 18th birthday, her freedom and the time to spend with her beloved brothers. But time that separated them for what was meant to be, only helped fuel the fire to burn till it came to pass. Now she was in their hands. Loved. Touched. Protected. The Lancaster brothers aren't going to let go and Jenny wasn't going to either. Every passing moment raises tensions with secrets lurking—a reason to hide, a reason to remain together. But would all that last forever? Was it going to keep them together, or tear them apart?

View More

Chapter 1

Chapter 1

Setelah kematian kakakku, aku menandatangani pernikahan kontrak lima tahun dengan suaminya yang seorang mafia untuk menebus hutang darah keluargaku sebagai gantinya.

Aku menghabiskan lima tahun hidupku untuk Keluarga Valendra, yang kudapat hanya suami yang hanya menginginkanku tubuhku dan seorang anak yang menganggapku musuh. Sudah waktunya melepaskan semuanya.

"Valentina, kamu benar-benar yakin ingin meninggalkan keluarga ini?"

Bos Andre bertanya padaku di ruang kerjanya, dan suaranya yang berwibawa menggema di dinding kayu.

"Kontrak ini masih tersisa satu minggu."

Aku berdiri di depan jendela besar, menatap taman mawar merah di halaman kediaman. Berkata dengan suara datar dan tenang, "Lima tahun sudah cukup, Bos Andre. Aku sudah menepati kewajibanku."

"Aku tidak berhutang apa pun pada Keluarga Valendra lagi."

Pernikahan ini adalah penebusanku.

Kesalahan fatal ayahku menciptakan hutang darah antara keluarga kami, dan hutang yang harus dibayar melalui lima tahun pernikahan ini.

Selama lima tahun, aku menjadi istri wakil bos yang sempurna dan ibu yang tangguh, mengabdikan hidupku pada Alexander dan putranya tanpa hasil apa pun.

Tapi setidaknya kontrak itu hampir berakhir dan aku akhirnya akan bebas.

Sebelum Bos Andre sempat bicara, terdengar suara keras dari arah taman, dan disusul suara kaca jendela pecah.

Pecahan kaca menyembur ke dalam, dan menggores lenganku. Aku menekan lukanya, darah hangat merembes di sela jariku.

Aku menoleh ke arah taman. Adriel berdiri di sana, menggenggam stik golf kecil.

Dia berdiri seperti orang dewasa, wajah halusnya terpelintir oleh kebencian yang mengerikan, tidak seperti anak seusianya.

"Ngadu ke Kakek lagi? Sepertinya kamu belum kapok. Mungkin aku harus buat kamu diam selamanya dan kirim kamu ke neraka biar gabung sama ibuku!"

Aku menatapnya dengan tidak percaya, adegan memalukan di hari ulang tahunku kembali dalam ingatanku.

Itu ulang tahunku yang ke 25.

Sejak aku tiba di Kediaman Keluarga Valendra, aku tidak pernah benar-benar merayakan ulang tahunku sendiri.

Kali ini, aku diam-diam memesan kue kecil dan bahkan sedikit berdandan.

Leherku terasa kosong, jadi aku memilih sebuah kalung dari meja rias, dan lupa kalau itu kalung yang paling disukai kakakku.

Begitu Adriel melihatnya, dia langsung mengamuk.

Dia berjalan mendekati kue ulang tahunku dan meniup semua lilin. Lalu dia mencabut beberapa mawar hitam dari vas dan menancapkannya satu per satu ke atas kue.

Dia mengubah hari ulang tahunku menjadi semacam pemakaman penuh penghinaan.

Dia lalu mundur, dan menatap hasil karyanya dengan puas.

"Kamu pikir kamu pantas dirayakan? Ibuku pasti masih hidup kalau bukan karena kamu, dasar pembawa sial! Ingat ini, mulai sekarang, ini bukan ulang tahunmu, tapi hari peringatan kematianmu."

Di hadapan semua anggota keluarga yang tercengang, dia mengambil sebotol sampanye dari meja dan menuangkan cairan dingin itu ke kepalaku, menghancurkan sisa harga diriku.

Tak disangka, aku tidak menangis. Aku hanya pergi dengan diam ke kamarku yang kecil itu.

Anehnya, aku merasa sangat tenang, mungkin karena tidak ada lagi harapan yang tersisa untuk dihancurkan.

Tapi Adriel tetap mengikutiku, dan sikapku yang tenang membuatnya semakin berani.

"Loh, sekarang kamu marah? Menyedihkan." Dia mengutuk, nadanya mirip gangster yang sudah berpengalaman. "Kalau aku sudah besar dan memimpin keluarga ini, hal pertama yang kulakukan adalah menenggelamkanmu ke laut untuk dimakan ikan!"

Aku tidak mengerti dari mana anak yang sudah kubesarkan lima tahun ini belajar kata-kata sekejam itu.

Sekarang, aku tidak ingin peduli lagi. Aku benar-benar sudah muak.

"Kamu tidak perlu melakukannya," jawabku pelan. "Aku akan pergi besok."

Kemudian aku menuju ruang kerja untuk merawat lukaku. Saat membalutnya, terdengar suara pecah dari lantai atas.

Seketika rasa dingin menyusup ke punggungku.

Aku berlari ke lantai atas dan menemukan pena antik kesayanganku patah menjadi dua, tintanya yang biru gelap terciprat seperti darah di naskahku yang berharga, dan menutupi kata-kata yang kutulis.

Pena itu satu-satunya peninggalan dari ibuku.

Aku berlutut di lantai, hati-hati mengumpulkan pecahan pena dan halaman-halaman yang ternoda tinta.

Aku tidak menangis ketika para wanita di keluarga itu sengaja menghinaku di pesta-pesta.

Aku tidak menangis ketika Alexander hanya mengingat keberadaanku saat dia ingin memuaskan dirinya, dan memperlakukanku seperti pengganti murahan kakakku, Karina.

Aku bahkan tidak menangis ketika para tetua keluarga membahas apa yang harus dilakukan padaku setelah kontrak berakhir, seolah aku hanya barang yang bisa dibuang.

Tapi sekarang, saat melihat pena peninggalan ibuku hancur...

Pertahananku runtuh begitu saja.

Air mata panas yang selama ini kutahan akhirnya jatuh tanpa bisa kucegah.

Pena itu adalah satu-satunya peninggalan dari orang yang pernah tulus mencintaiku.

Adriel berdiri di pintu, menonton kesedihanku seperti menikmati sebuah karya seni. Senyuman puas dan kejam terbentuk di wajahnya.

"Sakit, ya? Rasanya hancur saat sesuatu yang kamu sayangi dihancurkan? Ini untuk ibuku. Sekarang aku akan menghancurkan semua yang kamu cintai satu per satu. Dasar pembunuh!"

Pada detik itu aku akhirnya meledak.

Aku berdiri, mencengkeram lengannya, dan menyeretnya ke depanku.

"Ambil semua pecahannya dan susun kembali! Sekarang!"

Adriel hanya terpaku di tempat, mungkin belum pernah melihatku hilang kendali. Tapi sebelum dia bisa bicara, sebuah tangan kuat mendadak mencengkeram leherku, dan membantingku ke dinding.

"Kamu gila?" Mata Alexander memerah saat dia menatapku, tangannya mencengkeram daguku. "Berani-beraninya kamu menyentuh pewaris keluarga ini hanya karena pena patah dan kertas lusuh?"

Aku tertekan ke dinding yang dingin, dan dipaksa menatap pria yang dulu kukira akan melindungiku.

Bagi dia, itu cuma sampah murahan. Tapi bagiku, itu adalah hal paling berharga di dunia.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

No Comments
5 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status