SYILA mengambil libur, tapi dia tidak bisa istirahat seperti harapannya. Dia lelah, tapi dia punya PR baru yakni mencegah seorang Jaguar Adytama mengusik hidupnya lagi.
Syila sudah memanggil orang untuk mengganti lubang kunci di pintu berandanya. Dia hanya menunggu orang itu tiba, tapi waktu terus berlalu, dan orang itu tak kunjung datang.
Bunyi bel terdengar dan membuat Syila tergesa-gesa membuka pintu. Dia pikir, orang itu sudah datang, tapi ternyata dia salah duga begitu melihat Jaguar Adytama yang kegirangan melihat Syila tergesa-gesa membuka pintu untuknya.
"Lagi nungguin gue, ya?"
Syila mendengkus. "Ngarep banget." Syila melirik ke bagian belakang Jake dan tak menemukan siapa pun.
Jake mengernyitkan dahi melihat tingkah Syila padanya tadi. Dia ikut menoleh ke belakang dan tak ada siapa pun di balik punggungnya.
"Nyariin siapa?" tanyanya yang dibalas dengku
BAGAI kehilangan napas, Jake menganga lebar dan menatap Syila tak percaya. Dia sudah punya pacar? Hah? Ini pasti bercanda, kan?"Lo bohong, kan?"Syila menggeleng tegas. "Sebagai salah satu keluarga besar, lo pasti tahu, kalau pernikahan bisnis atau politik dengan perjodohan antar keluarga besar lainnya memanglah ada. Gue salah satunya, gue udah dijodohin sama keluarga gue dari kecil."Jake tak bisa lagi berkomentar. Berharap Syila adalah orang yang dilahirkan untuk menjadi istrinya? Ha, dia tidak bisa bermimpi senaif itu, karena dia sudah mengenal perempuan yang kabarnya memang akan dijodohkan dengannya.Perempuan itu yang kini menjadi kekasihnya. Menjadi orang terdekat kakeknya dalam menentukan segala keputusan ketika Jake tidak ada.Laki-laki itu hanya bisa diam, jujur, dia tidak mau menyerah. Hatinya terlalu berat menyadari bahwa mereka tidak bisa bersama seperti keinginann
TAK terasa waktu berlalu lebih cepat dari dugaannya. Syila fokus dengan kariernya dan tak lagi memikirkan Jake yang menghilang entah ke mana.Menurut kabar yang beredar, Jake hiatus dari dunia perfilman dan fokus pada perusahaan keluarga yang lama ditinggalkannya. Syila tak banyak komentar sewaktu Diandra membacakan berita tentang laki-laki itu dengan suara keras tanpa diminta, walau sebenarnya Syila terganggu."Kabar terhangat hari ini, Jaguar Adytama akan ber-tunangan, ha!?"Raut terkejut Diandra nyaris membuat Syila tertawa terbahak-bahak. "Kenapa harus kaget gitu, udah biasa kali.""Ta-tapi, bukannya kalian dekat, ya? Bukannya dia naksir sama lo, ya, tapi ini, kok ...."Syila mendengkus. "Lo ngeharepin apa dari keturunan keluarga besar kayak Adytama? Pernikahan bisnis atau politik jelas biasa terjadi di antara keluarga besar yang lainnya. Nggak usah kaget gitu."
BAGAIMANA caranya membawa Syila menemui sang Kakek, jika Syila saja tidak mau bertemu dengannya? Belum lagi, Syila mengaku sudah punya pacar?! Bagaimana cara Jake membuat Syila melupakan kekasih sialannya dan berpaling untuk mencintainya?"Aaarrrghhh! Sialan!"Jake mengusap rambutnya frustrasi dan berjalan memasuki rumahnya dengan langkah besar-besar. Dio duduk di ruang tamu seraya meliriknya dengan dahi mengerut dalam."Lo di sini?" tanya Jake, yang kemudian duduk di sofa lain yang berseberangan dengan Dio, asistennya, orang kepercayaannya, orang yang selama ini menjadi kaki tangannya."Kenapa lagi?" Dio mengernyitkan dahi. "Karena pengumuman pertunangan lo sama Clarisa itu?"Jake mendengkus keras."Mau bikin konferensi pers buat batalin pertunangan kalian?"Jake menatap Dio bosan. "Lo kira, gue mau tunangan bahkan nikah sama cewek ular begitu?
"KALIAN berdua lama banget, abis ngapain aja, tuh?" Dengan nada curiga, Diandra mendelik ke arah Syila dan Rizki yang tertawa hambar mendengar kalimatnya."Ki, bukannya lo udah punya pacar, ya?" tanya Adam tiba-tiba.Rizki menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya. "Iya.""Hah? Terus, ngapain aja lo sama Syila tadi, ha? Lo grepe-grepe dia, ya?" tuduh Diandra, masih tak mau menyerah juga.Seseorang yang sejak tadi diam, kini berdeham cukup keras untuk menarik perhatian. Terutama perhatian Syila.Syila berjengit, dia menatap laki-laki itu dengan ekspresi horor. "Sini," titahnya dengan suara tertahan yang membuat Syila menghela napas kasar.Syila mendekati laki-laki itu, lalu duduk di sebelahnya. Diandra yang melihat mengernyitkan dahinya curiga."Lo kenal sama dia, Syil?" tanyanya, dengan ekspresi bego yang membuat laki-laki itu memamerkan senyum y
KELAB menjadi tempat yang membuat Syila sedikit waspada. Mengingat kesialan pertama yang membawanya mengenal Jake berasal dari tempat ini. Kali ini ia harus waspada, kalau kejadian seperti dulu tidak mau terulang kembali.Walau seharusnya dia bisa sedikit lega. Ada Rein yang sejak tadi mengawasinya dari sana, laki-laki itu walau kadang terkesan tak acuh, tapi dia sebenarnya sangat peduli pada Syila."Mau main ToD lagi, Syil?" Pertanyaan Diandra dibalas dengan gelengan panik.Rein yang sejak tadi menyimak tersenyum miring. "Dia payah, pasti milih Truth daripada Dare.""Eh, iya?" Diandra mengamati wajah Syila. "Bukannya dulu lo milih Dare, ya?"Rein mendelik. "Dare-nya disuruh apa?"Diandra tampak berpikir sejenak sebelum menjawab, "Nyium orang pertama yang dia lihat waktu keluar toilet." Diandra nyengir kuda. "Yang lo
"DI mana dia?" tanyanya pada seorang laki-laki berseragam pelayan yang kini menunduk hormat seraya menunjuk pintu toilet wanita. "Ada orang lain di dalam?""Tidak ada, Tuan."Jake mengangguk puas. "Mana obatnya?"Pelayan itu menyerahkan dua buah botol pada Jake yang diterima tanpa banyak tanya. Jake tahu botol-botol apa yang diberikan pelayan itu padanya.Dia sudah pernah bercerita, bukan? Ada keluarga Adytama yang bergerak sebagai mafia, pengedar narkoba, bahkan penjual obat-obatan haram. Jake jelas memahami obat apa saja yang mereka jual. Itu mengapa, Jake juga berani menggunakannya.Satu; obat bius.Dan yang satunya lagi; obat perangsang.Bukan salah gue, kalau gue sampai makai obat-obat ini cuma buat dapatin lo, Syila!***Syila membasuh wajahnya mengguna
KOSONG.Tidak ada Syila di kamar itu."Lo yakin, ini tempatnya?" tanyanya pada seorang laki-laki bermantel hitam panjang yang menyembunyikan kedua tangannya ke saku celana.Evan hanya diam, dia melangkah masuk dan menemukan sebuah ponsel yang ia ketahui pasti sebagai ponsel adik sepupunya."Cerdik," komentarnya seraya menyalakan ponsel itu dan melihat langsung video berdurasi tiga puluh detik yang dimainkan adik sepupunya dengan aktor papan atas Indonesia."Itu punya Syila, kan? Terus ke mana anaknya?"Evan hanya diam saja, dia menatap satu pesan yang belum dibaca di ponsel Syila. Sedangkan Rein mulai menghubungi seseorang di seberang sana.Evan tidak memedulikannya. Dia menatap pesan itu dengan ekspresi tak terbaca."Batalin pertunangan kalian, kalau lo mau dia balik ke lo, Rein!"***
REIN mengumpat berulang kali karena panggilannya sama sekali tak ditanggapi. Jam dua belas malam lewat, tapi ia belum mendapat petunjuk apa pun untuk mencari keberadaan adiknya sekarang.Hanya satu hal yang mereka ketahui dengan pasti. Syila sedang bersama dengan Jaguar Adytama. Entah di mana laki-laki itu menyembunyikan Syila sekarang, tapi Evan akui, Jake cukup pintar karena bisa menyembunyikan keberadaannya dari seorang Lionel Ervan Gunawan.Namun, kali ini Evan menemukan petunjuk lain atas aksi nekat yang dilakukan sahabat baik Rein itu."Rein!" panggil Evan dengan nada dingin, tatapan tajam dia hunuskan ke arah Rein yang mengernyitkan dahi tak mengerti."Kenapa?""Jelaskan padaku, kenapa Jaguar Adytama bisa membawa lari adikmu tanpa kamu sadari?"Rein tersenyum masam, dia memutar otak, mencoba mencari penjelasan yang paling masuk akal untuk menjawab soal se