Share

Lexa 4

Author: GABNALIV
last update Last Updated: 2020-09-28 09:38:44
Marcus dan Lexa kini sudah sampai di rumah Marcus, jam sudah menunjukan pukul 12 malam tapi rasa kantuk belum dirasakan oleh keduanya. Setelah sampai di kamar Marcus, tak lupa mengunci pintu kamar. Lexa kaget dengan reaksi Marcus mencium bibir Lexa dengan menggebu-gebu tak lupa tubuh Lexa makin terpojok karena Marcus mendorong Lexa hingga tubuh mereka saling menempel satu sama lain.

Dengan tidak rela Marcus melepas pagutan bibirnya karena ia merasakan Lexa membutuhkan pasokan udara. Nafas keduanya tersengal dengan kening yang saling menempel dan kedua pasang mata masih terpejam.

“Sekarang kita mandi ya?” tanya Marcus lembut. Lexa semakin mnegeratkan pelukannya di leher Marcus menhirup aroma Marcus sebagai penghantar tidurnya sambil menggelengkan kepala.

“Kenapa gak mau?”

“Aku Cuma mau tidur di pelukan kamu aja.”

Marcus tidak menggubris ucapan Lexa, ia langsung mengangkat badan lexa seperti koala dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lexa hanya pasrah saat Marcus mulai melepaskan baju yang ada di tubuhnya dan menuntun masuk ke dalam bathup untuk berendam air hangat.

Lexa duduk dipangkuan Marcus dengan posisi saling berpelukan. Mereka mandi tanpa sehelai benang, dan saat ini Marcus benar-benar menahan gairah agar tidak menusuk vagina Lexa dengan juniornya. Ia sadar diri kalau belum saatnya mereka melakukan hubungan seksual karena status mereka masih menjadi mahasiswa dan Marcus tidak ingin nama baik keluarganya di coreng akibat tindakan senonoh jika Marcus menuruti gairahnya.

“Sayang?” Lexa hanya bergumam pelan di dekapan hangat Marcus.

“Kamu masuk organisasi kakak saja ya?” usul Marcus lembut. Lexa menjauhkan kepalanya dari dada Marcus, menatapnya sesaat sebelum berujar Kembali.

“Apa tidak apa-apa?” tanya Lexa dengan kening berkerut.

Astaga, kucubit nanti kau sayang. Batin Marcus. Marcus tidak habis pikir dengan pertanyaan polos Lexa yang menurutnya sangat lucu.

“Gak masalah sayang.” Marcus benar-benar gemas dengan raut wajah Lexa yang sedang menahan ngantuk.

“Terserah padamu saja.” Jawab Lexa malas dan Kembali menyender di dada bidang Marcus. Dasar manja, yang kuliah siapa yang suruh daftar siapa. Batin Marcus.

“Yuk bangun, gak baik berendam lama-lama.” Lexa dan Marcus akhirnya beranjak dari bathup untuk membilas tubuh mereka dibawah guyuran shower, setelah itu mereka Kembali ke ranjang untuk istirahat.

Keesokan harinya. Di rumah Lexa.

Marcus memutuskan untuk mengantar Lexa pulang ke rumahnya setelah makan siang. Setelah mereka sampai di pekarangan rumah Lexa, dilihatnya mobil orang tua Lexa sudah parkir di halaman yang menandakan kalau Alyicia dan Derril sudah sampai di rumah. Lexa langsung turun dari mobil Marcus dengan Langkah tergesa berlalri masuk ke dalam rumah.

“Mommy!” teriak Lexa menggelegar begitu ia melihat Alyicia dan Dirk sedang berdiiri di ruang tengah berbicara dengan pelayan di rumahnya.

Alyicia yang mendengar teriakan Lexa terlonjak kaget dan langsung tersenyum sumringah melihat putri semata wayangnya berlari kecil dan langsung menghamburkan pelukan ke Alyicia.

“Lexa kangen sama mommy.”

“Iya mommy juga kangen sama Alex.” Alyicia membalas pelukan Lexa sama eratnya.

“Gak kangen sama daddy nih?” tanya Derril pura-pura merajuk melihat kedekatan Lexa dengan istrinya.

“hehe. Daddy jelek kalau lagi merajuk.” Jawab Lexa sambil menghamburkan pelukannya ke Derril. Setelah puas berpelukan, Derril memberikan 2 buah paper bag sebagai oleh-oleh untuk Lexa dari Swiss.

“Yey! Coklat!” Lexa begitu senang mendapatkan cokelat salah satu oleh-oleh khas Swiss dan Lexa juga dibelikan Jam tangan brand Swatch model terbaru. Derril memberikan 1 buah paper bag lagi kepada Marcus yang berdiri di belakang Lexa.

“Ini untuk kamu, sampaikan salam om untuk Dirk. Kamu menginap saja disini, sebagai bentuk terima kasih karena sudah menjaga Lexa selama om dan tante tidak di rumah.” Ujar Derril setelah memberikan paper bag.

“Terima kasih om. Kalau begitu Marcus pulang sebentar ke rumah.”

“Aku ikut!” seru Lexa sambil bergelayut manja di lengan kiri Marcus. Alyicia dan Derril hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku putri kesayangan mereka.

Lexa dan Marcus kini sudah Kembali berada di rumah Marcus untuk mengemas beberapa barang, sementara Lexa kini berada di ruang keluarga bersama Fanny. Fanny begitu antusias menerima sedikit buah tangan dari Alyicia dan Derril Ketika pulang dari Swiss. Sungguh calon besan masa depan.

Fanny juga mengijinkan Marcus untuk menginap beberapa hari di rumah Lexa karena Alyicia dan Derril juga menyayangi Marcus sebagai anak mereka sendiri. Jadi bukan masalah besar bagi Fanny.

Selagi berbincang, Marcus sudah Kembali ke ruang keluarga beserta tas gym yang berisi beberapa pakaian Marcus serta kebutuhan kuliah nanti. Mengingat besok adalah hari Senin, sehingga Marcus dan Lexa sudah Kembali dengan aktivitas baru mereka di kampus. Lexa sebagai mahasiswa semester 1 dan Marcus sebagai mahasiswa semester 5.

Lexa dan Marcus berpamitan dengan Fanny dan sekarang mereka sudah berada di dalam mobil Marcus. “Besok kamu kelas jam berapa?” tanya Marcus setelah keheningan beberapa menit.

“Akua da kelas jam 10 pagi. Kamu sendiri?” tanya Lexa balik.

“Sama aku juga jam 10. Besok kita sekalian berangkat bareng saja.”

“hmm.. akum au mampir ke toko buku sebentar bolehkah?”

“ada perlu apa?”

“I need more stationary baby. Aku rasa alat tulis aku belum lengkap.”

“Baiklah kita mampir sebentar mumpung masih sore.”

Lexa dan Marcus sampai di toko buku setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam. Lexa begitu antusias memilih berbagai alat tulis, mulai dari pulpen, pensil mechanic beserta isinya, correction tape, binder, index dan sebagainya. Lexa begitu terobsesi dengan berbagai macam alat tulis, bahkan meja beajarnya begitu apik dengan berbagai rak organizer yang berisi berbagai macam pulpen warna, stabile, beserta spidol yang ia pisahkan berdasrkan warna dan merk.

Marcus yang melihat Lexa belanja seperti itu hanya menggelengkan kepala, Lexa membeli semua tidak melihat harga yang tertera jadi jangan heran dengan sekali belanja bisa menghabiskan uang minimal lima ratus ribu rupiah. Sungguh hedon.

“Sudah sayang?” tanya Marcus sambil membantu bawa barang belanjaan Lexa. Marcus tidak habis pikir, Lexa hanya boros dengan alat tulis bukan hal lain seperti make up atau pakaian dan tas dari brand mahal. Tetapi Marcus harus bersyukur dengan kepribadian Lexa yang tidak membuang uang hanya untuk mengikuti trend sepatu, tas, atau pakaian.

“Sudah hehe.”

“Kamu sering belanja alat tulis?” tanya Marcus, sungguh ia benar-benar penasaran dengan jawaban Lexa.

“Tidak hanya 6 bulan sekali setiap mau mulai awal semester baru. Memang kenapa?” tanya Lexa Balik.

“Tidak. Aku hanya bingung aja, kamu begitu hedon kalau belanja alat tulis.”

Lexa hanya terkekeh geli mendengar penuturan Marcus. “Entahlah, ini salah satu hobiku. Tapi aku selalu belanja dengan hasil simpanan uang bulanan. Jadi mommy sama daddy tidak pernah ngomel.”

Marcus tidak merasa heran dengan tingkah Lexa, karena saat Marcus menyelinap ke kamar Lexa, Marcus benar-benar terpukau dengan kamar Lexa, terutama meja belajarnya yang sangat rapi. Dan ia cukup bangga karena Lexa adalah kekasihnya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 47

    LEXA 47 Tepat pukul delapan pagi mobilku sudah menunggu di area hotel tempat aku menginap. James sudah siap dengan tas tangan yang berisi map tebal untuk dibahas hari ini tak lupa dengan ipad yang selalu menempel di tangannya. “Lo sudah dapat lengkap informasinya?” “Sudah. Dia adalah Kim Min Young sudah tahun ke enam tinggal di Korea dengan gelar sarjana Akuntansi lulus predikat cumlaude yang sekarang bekerja di Royale Company sebagai desainer khusus di bagian perhiasan. Tidak terlalu jelas di bagian latar belakang keluarga. Dari visual aku bisa nebak jika Kim Min Young bukan warga negara asli Korea tapi dia salah satu alumni dari salah satu universitas negeri disini dari jalur beasiswa. Hanya itu yang bisa gue sampaikan.” Jelas James. “Kabarin info lanjutnya.” Aku langsung masuk ke dalam mobil menuju Royale Company untuk melanjutkan rapat mengenai desain yang harus diperbaiki. Tepat setengah jam kemudian. Mobilku sudah tiba di depan lobby Roy

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 46

    LEXA 46Kessokan harinya Lexa sudah tiba di meja kerjanya dan duduk dibalik kubikel setelah meletakan tas dan melepaskan coat panjangnya.Tok tok tok"Oh? Jaehyun-ssi.. ada apa?" Tanya Lexa setelah melihat siapa yang mengetuk kubikelnya."Setelah jam makan siang, ada rapat pertemuan investor dari perusahaan cabang Amerika. Jangan lupa persiapin berkas desain yang sudah kamu buat untuk perluncuran model terbaru di musim semi nanti." Jelas Jeahyun."Arraseo. Gomawoyeo.." balas Lexa seraya tersenyum."Tidak masalah. Oh ya banana milk untukkmu. Selamat bekerja Minyoung-ssi." Pamit Jaehyun setelah memberikan sebotol susu rasa pisang.Lexa tersenyum sambil memandang Jaehyun pergi dari ruangannya. Untungnya beberapa desain sudah jadi beberapa karena ia menyicil dengan membawa beberapa pekerjaan ke flatnya jika ia tidak ada rencana di malam hari sehingga tidak terlalu terburu-buru dalam mempersiapkan rapat nanti siang.Notifikasi pesan

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 45

    Lexa 45 “Tolong lepaskan Tuan.” Sahut Lexa datar. Namun bukannya menyingkir, Marcus semakin menghimpit tubuh Lexa dengan seringai yang mampu membuat jantung Lexa mencelos. *Sekarang Marcus dan Lexa sudah berada di tangga darurat setelah adegan pemaksaan yang membuat Lexa semakin jengkel dengan tindakan Marcus tapi tetap aja Lexa diseret hingga sekarang mereka berdiri saling berhadapan di tengah lampu yang cukup kurang penerangannya. “Apa mau anda tuuan Leander? Saya harus segera ke kampus karena saya punya jadwal kuliah.” Terang Lexa seraya mendesis tak lupa dengan tatapan yang datar namun menusuk. “Alex-“ “Jangan sebut nama itu selama anda bukan siapa-siapa bagi saya.” Tekan Lexa yang membuat Marcus Kembali terdiam. Hatinya seperti ditikam dengan belati saat mendengar perkataan Lexa. Sebesar itukah kesalahannya beberapa minggu yang lalu? Belum sempat Marcus melanjutkan kata-katanya, Lexa

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 44

    Lexa 44"Bisa kau jelaskan apa maksud dari pembicaraan di telpon tadi?"***Deg!Lexa meneguk ludahnya kasar. Shit! Kenapa ia bisa lupa memberitahukan Marcus tentang ini!? Kedua mata Lexa bergerak tidak fokus bahkan kedua tangannya meremat satu sama lain."Ma-Marcus... a-aku bisa jelaskan semuanya... itu.. aku...""Jelaskan semuanya tanpa pengecualian!" Amarah Marcus benar-benar tidak bisa dibendung lagi. Bahkan wajahnya sudah mulai merag karena menahan geraman.Lexa menarik napas secara perlahan kemudian membasahi bibirnya yang terasa kering. "Aku melamar kerja di beberapa perusahaan sebagai karyawan magang..." sebelum Marcus kembali bersuara Lexa sudah menyela lebih cepat. "Tolong dengarkan aku sebelum kamu angkat bicara." Marcus hanya mengangguk menyetujui sebelum Lexa kembali bersuara."Aku melakukan ini karena aku tidak ingin membebani daddy lebih berat lagi, terutama membebani kamu ... maafkan aku karena aku

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 43

    “Baiklah sekarang balik ke topik awal.” Semuanya Kembali hening menunggu Marcus Kembali bersuara. “James sekarang giliran anda yag membuka konferensi virtual ini dengan menjelaskan bagaimana hubungan kalian berdua sekarang.” Jelas Marcus yang membuat Seline Kembali salah tingkah padahal ia sudah berharap jika mereka melupakan kejadian tadi.“Ya kami sudah official.” Jawab James singkat dengan senyuman yang begitu lebar sarat sudah menjelaskan semua rasa penasaran teman-temannya. Namun, tanpa disadari yang wajah Seline semakin merah seperti tomat karena menahan malu.“Wah ditunggu traktirannya.” Canda Reynard. “Berarti tingal gue doang nih yang masih sendiri diantara kalian? Sungguh kejam.” Gerutunya.“Ayolah jangan seperti itu, harusnya kau yang serius mencari pasanganmu Rey.” Canda Ben.“Dikira cari beras apa segampang itu” gerutu Reynard. “Sudah sele

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 42

    LEXA 42 Setelah adegan romantic yang secara mendadak pdisertai dengan isak tangis Bahagia sekaligus melegakan, dua sejoli yang baru saja dihinggapi mabuk asmara berjalan beriringan dengan tangan yang saling bertaut sambil memamerkan senyum pepsodent yang menandakan betapa bahagianya mereka sekarang. Mereka sepakat Kembali ke penthouse Seline dan James Kembali memutukan untuk menginap di tempat Seline beberapa hari kedepan. Tapi sebelum mereka sampai James mengajak Seline terlebih dahulu menuju supermarket terdekat. James ingin merayakan hari kebahagiaan mereka secara kecil-kecilan mungkin ditemani muffin dan masakan khas Spanyol akan s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status