Share

Lexa 5

Author: GABNALIV
last update Last Updated: 2020-09-28 09:39:40
Selama minggu pertama kuliah, Marcus dan Lexa selalu pergi dan pulang bersama bahkan tak jarang mereka berkumpul dengan teman-teman lainnya yang yang sudah akrab sejak pesta di club.

Kini, Lexa dan Marcus sedang berada di stan pendaftaran organisasi Akuntansi, alias Marcus yang menyuruh Lexa untuk mendaftarkan diri karena hanya Lexa yang belum mendaftarkan diri. Awalnya Lexa tidak ingin gabung, karena emang dirinya malas ikut organisasi. Tapi karena Marcus yang selalu menakuti Lexa dengan berbagai macam alasan seperti, dipersulit dosen saat skripsi atau susah mendapat nilai A waktu ujian. Sehingga mau tidak mau Lexa mendaftarkan diri.

Selagi Lexa sedang mengisi form pendaftaran via Ipad yang disediakan oleh senior di meja pendaftaran, Marcus sesekali menanyakan progress selama periode pendaftaran bagi mahasiswa baru. Dan untuk tahun ini, hampir 50% mahasiswa Akuntansi mendaftarkan diri ke organisasi, entah mereka memang antusias mengikuti organisasi atau memang karena banyak cowok ganteng di angkatan senior mereka untuk sekedar cari muka.

Antara sadar atau tidak, Amanda adalah salah satu panitia sekaligus anggota organisasi yang sedang berjaga di meja pendaftaran.

Tapi Lexa benar- benar tidak peduli dengan itu semua karena ia daftar hanya untuk memenuhi kriteria pada saat skripsi nanti. Terserah apa kata senior nanti kalau ia dan Marcus adalah sepasang kekasih, ia benar-benar tidak peduli. Amanda yang melihat Lexa sedang sibuk mengisi form menatap sinis. Apakah Amanda bisa menyingkir satu junior ini? Amanda tidak peduli Lexa ada kekasih Marcus. Intinya Marcus yang milik Amanda seorang, Amanda akan memikirkan seribu cara untuk mendapatkan hati Marcus. Persetan dengan harga dirinya yang nanti akan diinjak.

Setelah Lexa selesai, Marcus dan Lexa memutuskan untuk menyusul teman-teman mereka yang sedang bersantai di kafe sebrang kampus.

Selagi mereka menyebrang, Marcus menoleh kesamping matanya melotot ketika seorang pengendara motor melaju ke arah mereka dengan sangat kencang. Dengan cepat ia menarik lengan Lexa kencang sampai menubruk dada bidang Marcus.

Lexa begitu shock atas kejadian yang hampir menimpanya. Ia sendiri tidak sadar ada pengendara motor yang akan menabrak mereka. Marcus yang peka bagaimana perasaan Lexa, ia masih mendekap erat tubuh mungil Lexa mengelus punggungnya dengan pelan sambil bergumam 'it's okay' sampai Lexa kembali tenang.

"A-a-apa yang terjadi?" Tanya Lexa terbata.

"Sstt... it's sekarang sudah aman. Nanti biar aku mencari tau sendiri dengan teman aku. Sekarang kita lanjut jalan ke kafe ya."

Lexa mengangguk pelan sambil melepaskan pelukan Marcus dengan perlahan. Kemudian mereka kembali berjalan sampai akhirnya mereka masuk ke kafe dimana tempat teman-teman mereka berkumpul.

-The X Cafe-

Seluruh teman-teman Lexa dan Marcus menyapa mereka ketika mereka masuk ke dalam kafe tersebut.

Kafe yang dibilang cukup elite di kawasan Sudirman ini sekaligus restoran dimana memiliki menu makanan yang sangat enak dimulai dari side dish, breakfast, signature dish, bahkan sampai dessert.

"Kamu mau pesan apa?" Tanya Marcus sambil buka buku menu yang baru saja disodorkan oleh pelayan.

"Aku mau Mushrooms Tagliatelles, Whit Truffles Cream, Black Truffles. Minumnya Macchiato."

"Saya samakan dengan dia." Marxus memberikan kembali buku menu kepada pelayan setelah sang pelayan membacakan pesanan mereka.

"So, what's your decision?" Tanya Lauren membuka percakapan mereka.

"Yah, seperti yang kalian bayangkan kalau saja aku tidak ikut mendaftarkan diri." Ujar Lexa sambil melirik Marcus sekilas lewat ujung mata elangnya setelah mengucapkan kata sindiran yang memang benar adanya.

Semua teman-teman Marcus tidak kaget lagi dengan sifat posesifnya terhadap Lexa setelah mendiang sang kakak, Marcus merasakan kehilangan yang amat dalam sejak saat itu ia memutuskan untuk melindungi istrinya kelak dengan segenap hati. Sebelum sang kakak meninggal, Marcus bersikap acuh tak acuh terhadap sang kakak memiliki gengsi yang tinggi untuk menunjukan sikap melindungi secara langsung sehingga ia lebih memilih untuk melakukan perlindungan dari jarak jauh, namun kejadian tak terdugapun terjadi. Sebuah kecelakaan menimpa sang kakak di jalan tol sewaktu pulang dari liburan perpisahan setelah sang kakak melaksanakan wisuda Magister Menejemen yang mengakibatkan cider parah di bagian kepala, namun setelah ditindak lanjuti otaknya sudah mati sehingga tidak ada harapan apapun sampai hembusan nafas terakhirnya.

Marvin Leander

Singapore, 21 Januari 1995 - Jakarta, 25 Juli 2018

Putra dari Dirk Hosea Leander dan Fanny Ainsley Parker

Tulisan terukir indah di atas batu nisan makam Marvin -kakak Marcus- akan selalu diingat oleh Marcus seorang.

“Hey, kamu mikir apa?” tanya Lexa yang langsung teralihkan dari pikiran Marcus.

“ Hah? Tadi kamu ngomong apa?”

“Makanannya udah dateng. Ayo dimakan, keburu dingin sayang.” Tutur Lexa dengan senyuman manis yang terpatri di wajahnya. Marcus membalas senyuman Lexa tak kalah manisnya. You are always my sunrise, baby. Batin Marcus.

Mereka semua menyantap makanan masing-masing sambil diselingi canda tawa dan membahas Random topics.

Tak terasa waktu menunjukan pukul 5 sore kini, Marcus dan Lexa sedang dalam perjalanan pulang tapi tiba-tiba Marcus mengambil arah jalan pulang yang berbeda bukan ke arah rumah Marcus dan Lexa melainkan sebuah taman komplek, yang sering Marcus kunjungi dengan Marvin sewaktu mereka masih berusia sekitar 4 atau 5 tahun.

Marcus mengajak Lexa duduk di salah satu bangku yang disoroti lampu jalan, mereka duduk bersisian sambil memandang ke arah langit yang dihiasi beberapa bintang serta bulan sabit yang mulai menampakan diri.

“Ada yang ingin aku ceritakan.” Ujar Marcus sembari menautkan jari Lexa di atas paha kirinya.

“Ada apa?” tanya Lexa pelan, ia sangat tahu kalau suasana hati Marcus sedang tidak seperti biasanya. Marcus menarik nafas dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. Entahlah, seluruh kata yang sudah ia susun rapi kini menguap entah kemana. Dadanya terasa sakit sekaligus sesak yang dirasakan ketika harus menggali kembali kenangan masa peñesalan yang sudah ia kubur sejak 2 tahun silam. Lidahnya kelu untuk mengeluarkan satu kalimat, tengoorkannya terasa kering. Bulir sebesar jagung mulai bermunculan di sekitar pelipis.

Lexa yang mengamati perubahan tingkah Marcus seakan paham dan mulai menyeka keringat Marxus. “sstt… tidak apa-apa. Kalau memang belum siap untuk cerita. Aku paham sayang.” Lexa membawa kepala Marcus untuk bersandar di bahu kanan Lexa sambil mengelus punggungnya pelan, tangannya yang di genggam erat, ia mengelus jempol Marcus dengan jempolnya.

Beberapa saat kemudian terdengarlah suara isakan yang berasalh dari mulut Marcus, Lexa semakin bingung ada apa dengan Marcus, yang setiap harinya pria itu selalu tersenyum manis dan jahil tapi sekarang, Marcus menunjukan sisi rapuhnya.

“Tenanglah,, everything is gonna be okay.” Lexa terus menenangkan Marxus yang semakin menangis pilu di bahu Lexa.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 47

    LEXA 47 Tepat pukul delapan pagi mobilku sudah menunggu di area hotel tempat aku menginap. James sudah siap dengan tas tangan yang berisi map tebal untuk dibahas hari ini tak lupa dengan ipad yang selalu menempel di tangannya. “Lo sudah dapat lengkap informasinya?” “Sudah. Dia adalah Kim Min Young sudah tahun ke enam tinggal di Korea dengan gelar sarjana Akuntansi lulus predikat cumlaude yang sekarang bekerja di Royale Company sebagai desainer khusus di bagian perhiasan. Tidak terlalu jelas di bagian latar belakang keluarga. Dari visual aku bisa nebak jika Kim Min Young bukan warga negara asli Korea tapi dia salah satu alumni dari salah satu universitas negeri disini dari jalur beasiswa. Hanya itu yang bisa gue sampaikan.” Jelas James. “Kabarin info lanjutnya.” Aku langsung masuk ke dalam mobil menuju Royale Company untuk melanjutkan rapat mengenai desain yang harus diperbaiki. Tepat setengah jam kemudian. Mobilku sudah tiba di depan lobby Roy

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 46

    LEXA 46Kessokan harinya Lexa sudah tiba di meja kerjanya dan duduk dibalik kubikel setelah meletakan tas dan melepaskan coat panjangnya.Tok tok tok"Oh? Jaehyun-ssi.. ada apa?" Tanya Lexa setelah melihat siapa yang mengetuk kubikelnya."Setelah jam makan siang, ada rapat pertemuan investor dari perusahaan cabang Amerika. Jangan lupa persiapin berkas desain yang sudah kamu buat untuk perluncuran model terbaru di musim semi nanti." Jelas Jeahyun."Arraseo. Gomawoyeo.." balas Lexa seraya tersenyum."Tidak masalah. Oh ya banana milk untukkmu. Selamat bekerja Minyoung-ssi." Pamit Jaehyun setelah memberikan sebotol susu rasa pisang.Lexa tersenyum sambil memandang Jaehyun pergi dari ruangannya. Untungnya beberapa desain sudah jadi beberapa karena ia menyicil dengan membawa beberapa pekerjaan ke flatnya jika ia tidak ada rencana di malam hari sehingga tidak terlalu terburu-buru dalam mempersiapkan rapat nanti siang.Notifikasi pesan

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 45

    Lexa 45 “Tolong lepaskan Tuan.” Sahut Lexa datar. Namun bukannya menyingkir, Marcus semakin menghimpit tubuh Lexa dengan seringai yang mampu membuat jantung Lexa mencelos. *Sekarang Marcus dan Lexa sudah berada di tangga darurat setelah adegan pemaksaan yang membuat Lexa semakin jengkel dengan tindakan Marcus tapi tetap aja Lexa diseret hingga sekarang mereka berdiri saling berhadapan di tengah lampu yang cukup kurang penerangannya. “Apa mau anda tuuan Leander? Saya harus segera ke kampus karena saya punya jadwal kuliah.” Terang Lexa seraya mendesis tak lupa dengan tatapan yang datar namun menusuk. “Alex-“ “Jangan sebut nama itu selama anda bukan siapa-siapa bagi saya.” Tekan Lexa yang membuat Marcus Kembali terdiam. Hatinya seperti ditikam dengan belati saat mendengar perkataan Lexa. Sebesar itukah kesalahannya beberapa minggu yang lalu? Belum sempat Marcus melanjutkan kata-katanya, Lexa

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 44

    Lexa 44"Bisa kau jelaskan apa maksud dari pembicaraan di telpon tadi?"***Deg!Lexa meneguk ludahnya kasar. Shit! Kenapa ia bisa lupa memberitahukan Marcus tentang ini!? Kedua mata Lexa bergerak tidak fokus bahkan kedua tangannya meremat satu sama lain."Ma-Marcus... a-aku bisa jelaskan semuanya... itu.. aku...""Jelaskan semuanya tanpa pengecualian!" Amarah Marcus benar-benar tidak bisa dibendung lagi. Bahkan wajahnya sudah mulai merag karena menahan geraman.Lexa menarik napas secara perlahan kemudian membasahi bibirnya yang terasa kering. "Aku melamar kerja di beberapa perusahaan sebagai karyawan magang..." sebelum Marcus kembali bersuara Lexa sudah menyela lebih cepat. "Tolong dengarkan aku sebelum kamu angkat bicara." Marcus hanya mengangguk menyetujui sebelum Lexa kembali bersuara."Aku melakukan ini karena aku tidak ingin membebani daddy lebih berat lagi, terutama membebani kamu ... maafkan aku karena aku

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 43

    “Baiklah sekarang balik ke topik awal.” Semuanya Kembali hening menunggu Marcus Kembali bersuara. “James sekarang giliran anda yag membuka konferensi virtual ini dengan menjelaskan bagaimana hubungan kalian berdua sekarang.” Jelas Marcus yang membuat Seline Kembali salah tingkah padahal ia sudah berharap jika mereka melupakan kejadian tadi.“Ya kami sudah official.” Jawab James singkat dengan senyuman yang begitu lebar sarat sudah menjelaskan semua rasa penasaran teman-temannya. Namun, tanpa disadari yang wajah Seline semakin merah seperti tomat karena menahan malu.“Wah ditunggu traktirannya.” Canda Reynard. “Berarti tingal gue doang nih yang masih sendiri diantara kalian? Sungguh kejam.” Gerutunya.“Ayolah jangan seperti itu, harusnya kau yang serius mencari pasanganmu Rey.” Canda Ben.“Dikira cari beras apa segampang itu” gerutu Reynard. “Sudah sele

  • DEAR DIARY INDONESIA   Lexa 42

    LEXA 42 Setelah adegan romantic yang secara mendadak pdisertai dengan isak tangis Bahagia sekaligus melegakan, dua sejoli yang baru saja dihinggapi mabuk asmara berjalan beriringan dengan tangan yang saling bertaut sambil memamerkan senyum pepsodent yang menandakan betapa bahagianya mereka sekarang. Mereka sepakat Kembali ke penthouse Seline dan James Kembali memutukan untuk menginap di tempat Seline beberapa hari kedepan. Tapi sebelum mereka sampai James mengajak Seline terlebih dahulu menuju supermarket terdekat. James ingin merayakan hari kebahagiaan mereka secara kecil-kecilan mungkin ditemani muffin dan masakan khas Spanyol akan s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status