Share

Chapter 4

Kesulitan Herdi Tian

Semua orang yang ada di dalam ruangan hanya bisa melihat perubahan sikap Darco terhadap Herdi, yang mana sebelumnya dia sangat dingin dan menakutkan, tetapi berbeda jauh ketika berbicara kepada Herdi.

"Kakak apa kamu lapar?" Tanya Darco

"Makanan saja yang ada di kepala kamu, apa kamu tidak lihat luka di wajahku ini, di obatin dulu lah atau ngga bawa ke dokter dulu lah!" Jawan Herdi yang terlihat kesal karena yang ada di pikiran Darco hanya makanan saja,

"Percuma di obatin atau di bawa ke dokter kalau perut kosong" Dengan polosnya Darco menjawab

"Huhh.... terserah kamu salah lah, suka-suka kamu, tapi memang aku sedikit lapar sih" Herdi sambil berjalan menuju meja.

Mereka semua ngobrol santai sambil makan.

"Tuan Darco, setelah ini anda berencana kemana?" Tanya Jhoni Large dengan sopan, "Kami semua setelah ini mau ke tempat Karaoke, Kalau Tuan Darco ada waktu, Tuan bisa bergabung dengan kami"

"Aku ada urusan penting, yang harus aku urus" Darco menghela napas "Mungkin nanti setelah urusan selesai aku bisa menyusul kamu, kamu kirim kan saja tempatnya"

Selesai makan mereka semua berpisah, Jhoni Large dan kawan-kawan berangkat menuju tempat karaoke sedangkan Darco dan Herdi menuju arah yang berbeda, mereka berdua berjalan tanpa arah dan tujuan.

"Kakak tadi ada masalah apa? kenapa Kakak bisa sampai seperti itu?" Tanya Darco dengan serius.

Herdi menarik nafas dalam-dalam dan berkata: "Banyak yang terjadi setelah kamu pergi bertugas dulu, apa lagi setelah di kabarkan bahwa semua orang yang di kirim tewas dalam pertempuran" Herdi menghela nafas berat dan melanjutkan ceritanya.

5 tahun yang lalu setelah kabar bahwa pasukan yang di kirim ke medan pertempuran tidak ada yang selamat termasuk Darco sebagai Pemimpin tertinggi yang di kirim kota Kalika ikut tewas, pukulan besar untuk Divisi Perang Nazarik adalah banyak nya talenta muda yang berpotensi telah gugur. dari sekian banyak salah satunya adalah Darco.

Tidak lepas dari Keluarga Tian yang awalnya tidak ada yang berani memprovokasi, setelah itu hampir semua Keluarga kelas atas menekan Keluarga Tian, dan pada satu masa dimana 3 dari 4 Keluarga besar bersatu dan menghancurkan Keluarga Tian, dan sampai sekarang Bencana Hancurnya Keluarga Tian tidak bisa di ungkap karena hampir semua orang tewas, tanpa ada saksi mata.

Beruntung nya saat kejadian Herdi, Mare dan Ayah nya Berto Tian sedang berada di luar kota, akan tetapi ibu nya ikut tewas dalam bencana tersebut.

Semuanya jatuh dalam keterpurukan yang bahkan tidak mereka mimpikan dalam tidur sekali pun.

Herdi dan Ayah nya mencoba membangun sebuah perusahaan kecil akan tetapi karena tekanan dari Keluarga kelas atas menjadikan mereka terus dan terus gagal. Hanya ada 1 kesempatan untuk mereka adalah dengan bekerja sama dengan perusahaan Solid mountain Grup, walau pun kemungkinan nya sangat kecil untuk mereka bisa bekerja sama.

Setelah mendengar cerita dari Herdi, Wajah Darco Seketika berubah dia menggerakkan giginya serta mengepal erat tangan nya dengan kemarahan yang memuncak serta aura pembunuh yang keluar membuat Herdi gemetar ketakutandan berkata: "Darco... kamu terlihat sangat menyeramkan sekali"

"Maaf Kakak Ipar aku terlalu emosi atas sikap orang-orang itu, mereka hanya bisa menikmati hasil yang orang lain perjuangkan, mereka tidak tau bagaimana tersiksa nya kami ketika di medan perang" Dengan kemarahan yang di tekan Akhirnya Darco bisa mengontrol emosinya

"Kakak apa kamu ada waktu hari ini?" Tanya Darco dengan perubahan sikap nya yang kembali semula.

"Tidak ada!" Dengan terheran karena perubahan sikap Darco yang begitu cepat.

"kamu berbeda jauh dengan kamu yang dulu Darco" Gumam Herdi dalam hati, karena selama ini Herdi hanya mengenal Darco yang hangat penuh keceriaan serta betapa konyol nya dia, tetapi sekarang semua itu sudah hilang, Darco yang skrng berada di depan nya sangat berbeda dengan Darco yang dulu,

"Bagaimana kalau Kakak Ipar ikut dengan ku?" Tanya Darco

Herdi menggelengkan kepalanya dan berkata: "Maaf aku tidak bisa, banyak yang harus aku persiapkan, untuk bisa bekerja sama dengan Solid mountain Grup"

"Huuhh... " Darco menghela nafas kecewa

"Kenapa kau? Apa adik ipar ku ini sangat rindu kepada ku atau kepada adik ku?"

Darco tersenyum dengan wajah polos, "Yang mana yah?"

"Terserah kau lah, tapi aku sudah tau isi pikiran kamu" Ucap Herdi sambil menepuk- nepuk pundak Darco sambil tersenyum jahat...

"Seperti nya aku merasakan sesuatu yang kurang menyenangkan" Gumam Darco dalam hati.

"Kakak Ipar bagaimana Kabar Mare?" Tanya Darco

"Begitu lah" Jawab nya singkat, Wajah Darco terlihat bingung.

"Kalau kau mau Besok datang ke rumah, tapi kalau tidak juga tidak apa-apa, mungkin nanti tidak akan ada kesempatan lagi Hehehe karna kau tau adik ku itu cantik pasti banyak yang menginginkam dia" Ucap Herdi sambil meledek Darco. Wajah Darco semakin kusut setelah mendengar ucapan Herdi

"Hubungan Kakak dengan Lisna Hermanto sudah sampai mana?" Tanya Darco kembali.

"Hubungan ku dengan nya baik tapi..." Herdi menghentikan kalimatnya dan terlihat raut kesedihan yang sangat dalam.

"Tapi apa?"

Herdi menarik nafas dalam-dalam dan melanjutkannya: "Keluarga Hermanto akan menyetujui pernikahan ku dengan lisna tapi dengan 1 Syarat, perusahaan yang baru aku bangun harus bekerja sama dengan perusahaan Solid mountain Grup, dan itu juga jalan satu-satu nya untuk keluarga ku bangkit kembali, karena itu tadi aku mencoba meminta bantuan kepada Wilson, tapi ketika aku bertemu dengan nya dia langsung menghajar ku tanpa alasan"

"Jadi bantuan apa yang akan Kakak minta dari dia?"

Sambil mengeluarkan sebuah dokumen Herdi berkata: "Hanya menyerahkan Dokumen ini ke perusahaan Solid mountain Grup, lewat Kakaknya Wilson.

Darco mengambil dokumen itu dan berkata: "Biar aku yang menyerahkan Dokumen ini ke perusahaan Solid mountain Grup, Kakak bisa mengandalkan aku Hehehe..."

"Kamu kenal dengan orang dalam di perusahaan Solid mountain Grup?" Tanya Herdi dengan raut wajah bingung.

"Tidak juga sih hehehe..."

"Aku sudah tau karena perusahaan Solid mountain Grup itu baru berdiri sekitar 3 tahun yang lalu, tetapi pengaruh nya di kota Kalika sangat lah besar, dan ketika perusahaan itu berdiri kamu tidak di kota Kalika" Jawab Herdi dengat sedikit kesal.

"Tapi bukan tidak berarti aku tidak punya koneksi di kota Kalika ini, Kakak tau kan aku itu dulu siapa? hehehe" Dengan bangga Darco sambil menepuk-nepuk dadanya

"Itu kan dulu, tapi sekarang? apa kamu masih di Divisi Perang kah?" Herdi menjawab Sambil melotot bercanda ke pada Darco

"Aku belum tahu, karena aku belum melapor, aku baru hari ini tiba di kota Kalika" Jawab Darco dengan polosnya tanpa tai kalau Kakak Iparnya itu hanya bercanda saja.

"Huuhhh...." Herdi menarik nafas berat dan berkata: "Yah sudah kalau melapor dulu sana, setelah urusan kamu selesai jangan lupa untuk ke rumah temui adik tercinta ku dan berikan dia kecupan manja hehehe" Ucap Herdi dengan alis mata yang di angkat- angkat sedikit dan tersenyum penuh makna yang dalam

Wajah Darco memerah dia teringat kejadian dulu saat mau mencium mare, tapi di gagalkan oleh Herdi "hehehe nanti akan aku temui setelah urusan ku selesai"

mereka tiba di persimpangan jalan yang memisahkan mereka, Darco melihat punggung Herdi ada sedikit sakit di hatinya.

"Kak.. maaf untuk sekarang aku belum bisa beri tahu kamu siapa pemilik perusahaan Solid mountain Grup, kamu bukan hanya akan bekerja sama dengan perusahaan Solid mountain Grup tapi di masa depan nanti kamu juga akan menjadi orang penting di perusahaan" Gumam Darco

Darco pun beranjak pergi menuju Wayfair mountain,

Tetapi...

Terima kasih sudah membaca novel "Dewa Perang Azura ".

Jika ada kesalahan dalam cerita baik dari segi bahasa dan tulisan, mohon berikan kritik dan saran nya di kolom komentar.

jangan lupa untuk memberikan

...Like...

...Rate...

...Gift...

...Klik Favorit biar tidak ketinggalan update....

...Terima Kasih...

...R. AZK**...

Comments (1)
goodnovel comment avatar
qimastri
bagus teruskan ,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status