Reza menghela napas panjang saat Putra keluar dari ruangan, menatap dokumen yang ada di atas mejanya. Dokumen itu adalah laporan keuangan perusahaan yang baru saja selesai diperiksa.Reza tahu bahwa perusahaan sedang dalam kondisi yang tidak baik. Pendapatan perusahaan terus menurun, sedangkan pengeluaran semakin membengkak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah manajemen yang buruk.Reza menduga bahwa Burhan, penyebab utama dari masalah ini. Burhan seorang pengusaha yang licik dan tamak, tidak mau merugi terus menerus, juga ingin mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Namun, kondisi perusahaan terbatas, sehingga Burhan terpaksa melakukan berbagai cara untuk mencapai tujuannya.Reza tahu bahwa Burhan tidak akan pernah mau mengakui kesalahan, selalu menyalahkan orang lain atas kegagalannya. Reza harus mencari cara untuk membuktikan kesalahan Burhan dan menjual perusahaan yang sebelumnya milik pria berlemak itu. Melihat raut wajah pucat lemaknya ketika tahu bah
Rida duduk dengan mata terpejam, mempertimbangkan perkataan temannya, Cinta, yang sudah lama menjadi rekan kerja. Di dalam benak, Rida merenungkan semua yang telah terjadi sejak awal.Cinta yang tahu kelemahan temannya, mulai merayu untuk mendapatkan simpati. "Dengar, kita tidak bisa diam begitu saja jika ada korban muncul. Kamu tahu kan, kalau mereka itu sangat berbahaya, jika ada korban lagi... siapa yang akan bertanggung jawab? Sementara tempat kerja kita saja saling melepas tanggung jawab.""Mereka pasti mencari nara sumber, dan aku tidak mau terlibat.""Dulu saja yang menjadi korban adalah anak-anak orang kaya, dan kamu lihat sendiri bukan... mereka justru memanfaatkan moment ini dengan menjatuhkan orang lain sekaligus mencari konsumen baru."Rida mengangguk paham. "Ya, kita semua sudah tahu mengenai hal itu.""Makanya, kita harus speak up tentang hal ini. Kamu tidak kasihan dengan orang tua kembar yang dituduhkan mereka? Padahal mereka yang salah, bukan orang tua kembar."Rida m
Marta yang sudah mulai tenang di rumah sakit jiwa dan tidak ada yang mengganggunya lagi, mulai merencanakan kabur dari rumah sakit jiwa di dalam kepalanya. Dia bersumpah akan membuat semua orang menyesali keputusan mereka, tidak terkecuali keluarga kandungnya sendiri. Namun, tidak lama, dia dikejutkan dengan kedatangan Vivi.Vivi yang masih terlihat cantik dan segar, dilindungi dua bodyguard di belakang, berbanding terbalik dengan dirinya yang berpenampilan lusuh dan kurang terawat."Mau apa kamu ke sini?" tanya Marta setelah duduk berhadapan dengan Vivi."Tadinya, aku tidak mau bertemu dengan kamu... tapi, sepertinya aku harus berubah pikiran sekarang."Marta menaikkan sudut bibir. "Kamu... berubah pikiran? Bukankah sekarang kamu berubah pikiran? Melemparku ke rumah sakit jiwa atas permintaan Burhan, kamu kira aku tidak tahu semuanya?"Vivi duduk berhadapan dengan Marta dan tersenyum. "Takut?"Dada Marta naik turun karena menahan emosi, dia tidak bisa memukul wanita mungil itu sembar
Dulunya Vivi berusaha keras menjadi calon istri Krisna yang merupakan calon pewaris keluarga Aditama. Vivi yang dibawa oleh kepala keluarga Aditama - Reza Aditama - setelah kecelakaan, berusaha menjadi anak baik, namun tidak pernah berhasil di mata istri Reza. "Kamu hanya anak pungut." "Kamu tidak bisa menjadi menantu anakku, tapi jika ingin menjadi istri kedua... aku tidak masalah." "Jangan pernah menyebutku Mama atau apalah." Vivi menjadi bingung di awal. Kenapa istri Reza baik di depan Reza namun berubah setelah tidak ada sang kepala keluarga. Parahnya beliau tidak pernah pulang ke rumah dan hanya pulang ke rumah utama, istri dan anak-anaknya tidak pernah sekalipun diizinkan melangkah masuk ke sana. Vivi tidak peduli dan hanya fokus menjadi calon istri Krisna yang bisa diandalkan. Mulai dari kuliah, kerja di rumah, ke rumah nenek, bahkan pergi ke hotel. Untungnya para pekerja hotel, mau membantu Vivi dan mengajarinya, hingga menarik minat Reza dan jatuh ke dalam pelukan sang
Beberapa hari setelah kekacauan video seks Cefrilizia beredar, banyak para istri pengusaha yang menghina Vivi, mengirimkan surat permintaan maaf karena telah menghina dan bergosip jelek tentang dirinya.Para istri inilah yang suaminya terlibat dengan Cefrilizia dan sahamnya jatuh.Putra menjelaskan satu persatu saat Vivi sedang menyuapi kedua anak kembarnya dan Reza membaca koran dengan santai sementara Choky seperti biasa menghibur anak-anak supaya mau makan."Saya rasa mereka tidak perlu dimaafkan, Nyonya. Mereka sudah menjatuhkan nama baik Nyonya untuk gosip yang tidak berdasar." Putra memberikan saran kepada Vivi di depan Reza.Reza membalik halaman koran dan tidak ikut memberikan pendapat, istrinya sudah dewasa dan bisa memberikan pendapat sendiri.Vivi mendecak. "Jika aku tidak memberikan permintaan maaf, aku akan dianggap jelek dan pendendam. Tapi aku juga tidak terlalu peduli dengan permintaan maaf mereka."Choky yang menghibur kedua anak bosnya, memberikan pendapat. "Nyonya,
Tommy tidak tahu hidupnya akan menjadi lebih berantakan karena tidak meninggalkan Cefrilizia. Dia ingin tinggal dan hidup di luar negeri bersama satu-satunya anak kesayangan, namun ternyata banyak istri orang kaya yang menghalangi niat mereka.Salah satunya adalah Marta yang duduk di hadapannya sekarang, dia sangat marah begitu tahu suaminya melakukan pesta gila dengan Cefrilizia, namun dia enggan melakukan tindakan murahan seperti menjambak ataupun marah di depan umum.Yang dilakukan Marta hanyalah menarik semua dana investasinya dan juga menekan Tommy untuk membayar semua hutang termasuk bunga."Saya saat ini tidak mampu membayar hutang, tolong berikan saya waktu untuk menggandakan uang," mohon Tommy.Marta meletakan cangkir teh di atas meja, duduk bersandar dengan nyaman di sofa lalu menatap lurus Tommy, tidak menunjukkan emosi sama sekali. Marta sudah terlatih bertahun-tahun menghadapi berbagai macam orang."Aku tidak menyangka, anak perempuan yang aku bantu dan sayang, berani men
Reza tahu kondisi istrinya tidak baik-baik saja, dia berinisiatif tanya. "Vivi, apakah kamu mau aku temani ke dokter? Aku bisa mengundurkan jadwalku demi ka-"Reza terdiam ketika melihat kilatan amarah di wajah Vivi.Dengan senyum mengembang dan sorot mata marah, Vivi menjawab sambil menusuk makanannya dengan garpu. "Apakah suami tampanku tidak dengar tadi? Aku baik-baik saja."Arka, Nina, Hendra dan istrinya terkejut melihat perubahan sikap Vivi yang drastis. Anak itu tidak pernah bersikap kasar terhadap suami sendiri.Reza tidak bisa berkata-kata.Vivi menghela napas panjang lalu meminta maaf ke Hendra daripada Reza. "Maafkan saya, jika terlihat kasar. Mood saya hanya kacau gara-gara mendengar seorang wanita, saya khawatir karena ada beberapa pengusaha juga yang main mata dengan Cefrilizia tapi tidak ketahuan."Arka melirik Nina yang sedang menatap curiga dirinya. "Aku tidak pernah celup sana sini, aku sudah punya kamu, buat apa aku dengan wanita genit itu?"Nina masih menatap curig
Masyarakat biasa tidak akan pernah tahu ataupun paham, kehidupan masyarakat kalangan atas yang melakukan hal di luar nalar. Seperti saling menjatuhkan.Rezeki itu diberikan oleh Tuhan, kita tinggal menunggu dan berusaha. Itulah motto mereka. Berusaha, menunggu, kecewa, berusaha, menunggu lagi. Begitu terus sampai mereka lelah.Berbeda dengan masyarakat kalangan atas yang lebih suka menjatuhkan orang lain demi alasan pribadi, daripada hanya menunggu kejatuhan.Kejam? Memang! Tapi dengan begitu, bisa menghasilkan uang dan banyak pihak mendapat keuntungan.Jika Marta bisa bantu menaikan posisi suaminya, tentu dia mendapat keuntungan, terlepas dari perselingkuhan yang mereka berdua lakukan, toh sudah punya tabungan masa depan yang akan mengurus mereka ketika tua, yaitu anak-anak.Di samping itu, Marta juga gerah melihat sifat sombong si Vivi yang terlihat tidak mau berteman dengan siapa pun kecuali circle-nya. "Kita lihat saja, bagaimana si sombong itu akan bertekuk lutut dan meminta maaf