Pelayan Cantik Sang Presdir

Pelayan Cantik Sang Presdir

last updateLast Updated : 2025-10-24
By:  Yuli F. RiyadiUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
11Chapters
84views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"Sejak ayahmu menerima uangku, kamu memang sudah menjadi milikku, Serena." Lantaran kasihan, Max Evans terpaksa menerima tawaran untuk membeli seorang gadis remaja yang bukan tipenya. Namun karena usianya yang masih remaja, Max hanya menjadikannya sebagai seorang pelayan. Tapi siapa sangka seiring waktu berjalan, gadis bernama Serena itu mampu memikat hatinya. Bahkan Max tak segan memberinya pendidikan tinggi. Namun, Max sadar dia harus bisa mengendalikan diri karena perbedaan usia yang terlalu jauh. Hanya saja tiap kali menghindari Serena, selalu saja terjadi sesuatu yang membuat mereka semakin dekat.

View More

Chapter 1

1. Transaksi

“Saya jamin masih perawan, Tuan. Baru sebulan lalu usianya genap tujuh belas tahun.”

Suara penuh bujukan itu terdengar menjijikkan di telinga Max Evans. Alih-alih tergiur, pria dengan rahang tegas yang duduk di kursi utama ruangan luas itu justru menyatukan alis tebalnya.

“Dia putrimu?” Mata tajamnya menyipit, berharap tebakannya salah.

“Benar, Tuan.” Pria berwajah berantakan yang berlutut di depan Max itu menjawab tanpa ragu.

Wajah tampan Max sedikit terkejut, meski hanya sebentar sebelum kembali datar. Tak lama, salah satu sudut bibirnya terangkat.

“Bagaimana bisa ada seorang ayah tega menjual putrinya?” tanya Max pelan, tapi penuh penekanan. Seketika kepanikan muncul pada pria kumal di depannya.

“Tuan, saya terpaksa. Hidup saya sulit, dan anak itu hanya jadi beban. Pekerjaan apa pun yang dia lakukan tidak pernah becus. Tidak ada hal yang bisa dibanggakan darinya.”

Penjelasan itu membuat Max semakin tahu siapa orang di hadapannya. Max Evans sadar dirinya bukan pria suci, tapi tidak dia sangka ada manusia yang lebih busuk darinya.

Jack Gilbert, pemabuk, penjudi, dan pembuat onar. Menumpuk utang dan sering melakukan tindakan kriminal. Sikapnya yang keji kepada sang putri semakin menjadi-jadi saat istrinya meninggal dua tahun lalu karena penyakit.

Itu sedikit info yang Max dapatkan tentang pria tidak tahu malu itu dari asistennya.

Sudah tidak bertanggung jawab, tapi masih begitu tega menjual putrinya untuk mendapatkan uang. Pria ini sungguh hina.

Mata Max membaca profil sang gadis yang tertera di tabletnya. Serena Gilbert, tujuh belas tahun, lulus sekolah cepat berkat jalur akselerasi karena prestasinya. Artinya anak itu cukup cerdas. Nasibnya sangat sial memiliki ayah seorang penjudi.

Pandangan Max menyapu sosok Serena yang berlutut di lantai. Gadis itu terlihat kacau—berpakaian lusuh sebatas lutut, rambut panjang dikucir berantakan. Jelas Jack memperlakukannya dengan buruk.

Di saat itu, tiba-tiba tangan Jack menarik kasar lengan putrinya, membuat gadis itu memekik kesakitan.

“Lihat, Tuan Max. Baru tujuh belas tahun. Segar, tidak pernah tersentuh. Saya yakin dia bisa memuaskan Anda!” Jack menyeringai seperti iblis, tak peduli tangisan gadis yang dia cengkeram.

“Ayah, lepaskan aku. A-aku tidak mau di sini.” Gadis itu memohon di tengah isak, tubuhnya gemetar.

Plak!

“Diam! Jangan banyak bicara!” bentak Jack selagi memukul kepala putrinya. Dengan suara rendah, tapi bisa didengar Max, pria itu mengancam, “Kalau kamu tidak diam dan berakhir ditolak, percaya atau tidak aku akan menjualmu ke Mariana, si germo rumah hiburan itu!”

Mendengar itu tubuh Serena menegang, dan mulutnya kontan terkunci rapat.

Wajah marah Jack langsung berubah manis saat kembali menatap Max. “Jadi, bagaimana, Tuan? Apa Anda tertarik membelinya?”

Max hanya menatap dingin. Nyali Jack benar-benar besar karena berani menawarkan putrinya dalam keadaan seperti itu.

Dan lagi, tujuh belas tahun? Max memang gemar mengoleksi wanita, tapi dia cukup waras untuk tidak menyentuh gadis di bawah umur.

Di saat yang bersamaan, Calvin—asisten Max—meliriknya. Namun, Max masih terdiam, tidak menolak, atau pun mengiyakan.

Akhirnya, Calvin pun angkat suara. “Berapa harga yang kamu tawarkan?”

Jack langsung tersenyum senang. “Hanya dua ratus juta, Tuan! Dua ratus juta, dan gadis perawan ini akan jadi milik Anda!”

Mata biru Calvin melebar. Dua ratus juta? Apa Jack Gilbert kurang waras?

Dalam transaksi gelap semacam ini, harga standar gadis lusuh dan kumal paling tinggi hanya berkisar puluhan juta. Lima belas sampai tiga puluh juta sudah dianggap wajar, bahkan seratus juta pun hanya dipatok untuk mereka yang memang rupawan, bersih, dan jelas masih perawan.

Tapi Jack, dengan penuh percaya diri, berani menuntut angka dua ratus juta untuk anaknya yang bahkan datang dalam keadaan compang-camping. Bagi Calvin, itu bukan sekadar harga tinggi, itu sudah bentuk keserakahan yang nyaris menertawakan logika pasar gelap itu sendiri!

Calvin tersenyum sinis. “Apa kamu sudah gila, Jack Gilbert? Berani sekali menawarkan gadis kumal dengan harga setinggi itu pada Tuan Max!”

Jack menyeret paksa putrinya lebih dekat. “Tuan Calvin, lihatlah.”

Gadis itu meringis saat rahangnya dicengkeram paksa, wajahnya didongakkan agar terlihat jelas.

“Putri saya memang kumal, tapi dia cantik. Anda hanya perlu memolesnya sedikit.”

Saat itulah Max akhirnya melihat wajah si gadis dengan jelas. Sayangnya, Jack tidak sepenuhnya salah. Meski tampak lusuh, ada kecantikan nyata di baliknya, terutama mata cokelatnya. Ada cahaya memukau yang terpancar di sana, sesuatu yang menarik dan menyentuh hati.

Dalam hati, Max merasa sedikit iba. Nasib gadis itu buruk sekali karena memiliki ayah sebrengsek itu. Kalau saja lahir di keluarga normal, mungkin dia bisa memiliki sejumlah pencapaian luar biasa, dengan kecantikan dan kecerdasan yang dia punya.

Dan kalau Max tidak membelinya, dia yakin Jack akan membawa gadis malang itu ke tempat yang lebih buruk.

Melihat Max hanya terdiam, Jack kembali berucap, “K-kalau dua ratus juta tidak bisa, s-seratus juta saja! Seratus juta dan putri saya ini menjadi milik Anda, Tuan!”

Calvin melirik Max, dan melihat pria itu masih saja bungkam seraya menutup mata, dia pun menegaskan, “Tuan Max tidak berminat. Bawa gadis itu pergi. Daripada menjualnya, lebih baik kamu rawat putrimu itu dengan baik!”

“Tapi, Tuan Calvin—”

Calvin mengangkat tangan, jelas mengusir. “Jangan buang waktu kami.”

Jack menggeram, menyesali keputusannya tidak mendandani putrinya lebih dulu sebelum datang.

“Bahkan di saat begini pun, kamu masih tetap tidak berguna!” hardiknya sambil menyeret putrinya. “Ayo pergi! Akan aku bawa kamu ke tempat Mariana!”

Si gadis terperanjat. “Tidak, Ayah. Aku tidak mau ke sana. Aku tidak—“

“Apa kamu punya hak menolak?!” Jack kembali menyeret paksa gadis itu keluar dari ruangan besar Tuan Max. Di kepala Jack saat ini hanya memikirkan cara cepat mendapat uang.

Dari atas kursinya, tatapan Max Evans tidak lepas dari pemandangan itu. Hingga tanpa sadar telapak tangannya terkepal. Wajahnya terlihat lebih dingin dari sebelumnya, dan—

“Berikan apa yang dia mau,” ucap pria itu tiba-tiba.

Semua orang terkejut, terutama Calvin. “Tuan?!”

Max menatap Calvin, “Keputusanku sudah bulat.” Dia beralih pada gadis yang sekarang menatapnya dengan mata membesar. “Aku akan membelinya.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
11 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status