Share

17. Permintaan Maaf Rumi

Lampu merah menyala dengan terang di persimpangan jalan sana. Jika ia memilih untuk lurus saja, maka ia tengah menuju kantor, tetapi jika ia memilih belok ke kanan, maka ia menuju jalan pulang ke rumah. 

Tangannya menggenggam stir mobil dengan kuat dengan berkali-kali mengembuskan napas berat. Ia bingung antara pulang ke rumah atau langsung ke kantor saja. Mobil akhirnya berhenti di lampu merah dan Angkasa pun memutuskan untuk langsung ke kantor saja. Sore nanti baru ia pulang ke rumah untuk bertemu dengan Rumi.

Angkasa yang memiliki dua ponsel, hanya menyalakan satu ponsel khusus urusan kantor, sedangkan untuk urusan keluarga, ponselnya ia matikan. Itu pertanda sampai saat ini ia belum membuka pesan dari Rumi.

Rumi merasa kepalanya sedikit pusing karena tidak tidur semalaman. Ia berbaring malas di depan TV sambil menunggu suaminya pulang. Suara pagar digeser dan seru mobil masuk ke pekarangan rumah, membuat Bik Susi yang tengah menyapu ruang tamu, menoleh

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fazlina Meor
seru bangat....ngak sabar ketahuan endingnys
goodnovel comment avatar
Keni Sihyanti
wah bakalan belah duren ini bang angkasa... emang ya pesona duren sawit bikin klepek²
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status