Share

37. Rahasia Bari

Keesokan harinya, kondisi Rumi sudah lebih baik. Walau masih banyak termenung. Air matanya tetap menetes walau tidak sederas kemarin. Rumi merasa sangat bersalah pada buah hatinya yang baru berumur beberapa minggu. Pikiran dan perasaannya yang begitu tertekan membuatnya abai terhadap kehamilannya. 

Angkasa tidak berani berbicara banyak. Hanya kalimat permohonan maaf yang ribuan kali ia utarakan pada istrinya. Walau Rumi mengatakan memaafkannya, tetapi wajah sedih dan kecewa itu tidak bisa ditutupi. 

Lelaki itu duduk di samping Rumi, sambil memegang piring berisi bubur nasi. Sejak semalam Rumi tidak mau makan apapun. Hanya minum air putih saja dan sedikit teh manis. Angkasa masih terus membujuknya agar mau makan dan tidak jatuh sakit.

"Sedikit saja, Rumi. Tiga suapan juga gak papa. Makan ya?" bujuk Angkasa. Rumi menggelengkan kepala dengan lemah. "Gak lapar, Bang," jawabnya. 

"Ayo makan, biar kita bisa pulang ke Jakarta. Emak, Daddy, dan sem

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
Rumi ga jelas banget.. katanya udah cinta Angkasa giliran sekarang udah bertemu lagi eh ada Bari masih aja itu berharap ke Bari juga
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
nggak mau ngaku si bari
goodnovel comment avatar
Pilipus Ginting
kerenn cerita nyaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status