Share

Rencana Pernikahan

Aвтор: ARY
last update Последнее обновление: 2023-11-03 09:19:40
“Kamu tidak usah khawatir soal itu, kamu dan anak kamu ini akan segera menjadi bagian dari keluarga kami yang akan disambut dengan sangat senang hati.”

“Hendra … apa kamu yakin mau menerima saya? Ini masalah yang serius dan seumur hidup, apa kamu tidak malu dan takut?”

“Malu? Takut? Untuk apa? Saya ini serius dengan kamu apa pun resiko ke depannya saya siap tanggung jawab atas rasa ini padamu, lagian apa yang akan membuat saya takut dan malu tidak ada yang salah dari kamu Aisyah,” tegasnya.

“Aku ini seorang janda Hen.”

“Kamu kenapa selalu mengatakan itu Aisyah? Saya tekankan sekali lagi sama kamu, tidak ada yang salah dengan status itu, itu bukan tindakan kriminal kan? Bukan juga perbuatan dosa, lantas apa masalahnya?”

“Maaf kalau saya lancang dan selalu mengatakan ini tapi saya juga tidak bisa berbohong dengan rasa takut yang selalu saya rasakan Hen. Saya takut kamu dan keluargamu justru akan menemui kesulitan-kesulitan ke depannya karena saya, kamu tau kan masyarakat sekarang se
ARY

Hai reader >3 Sehat selalu ya! Dimudahkan rejekinya :) Jangan lupa untuk tinggalkan jejak di kolom komentar. Terima kasih sudah berkenan membaca :) Happy reading love >3

| Нравится
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава

Related chapter

  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Gosip Buruk!!!

    “Ditunda? Kenapa?” Semua orang terkejut mendengar pernyataan Aisyah. “Sebelumnya jangan salah sangka dulu, Aisyah ingin pernikahan ini ditunda karena Aisyah pikir akan lebih baik kalau pernikahannya ditunda sampai Aisyah melahirkan,” jelasnya ragu. “Aisyah tau lebih cepat akan lebih baik, namun ini hanya sebuah keinginan dan Aisyah tidak akan memaksakan juga jika kalian tidak setuju.” Hendra dan kedua orang tuanya saling beradu pandang. “E-e, kalau masalah itu kita sebagai orang tua tentunya akan mengembalikan keputusan akhir pada anak kami.” Kedua orang tua Hendra berusaha menyikapinya dengan bijaksana. “E kalau dari Hendra tetap mengedepankan kenyamanan bersama dan jika hal tersebut membuat Aisyah lebih nyaman, Hendra juga tidak masalah. Hal tersebut juga tentu akan lebih baik karena mengingat usia kandungan Aisyah yang sudah tidak muda lagi, Hendra juga minta maaf karena hal ini luput dari perhatian Hendra.” “Baiklah kalau begitu sekiranya semua sudah s

    Последнее обновление : 2023-11-05
  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Masa Pemulihan

    “Nggak sopan kamu ya, Bima! Bima! Mau ke mana kamu?” Bima pergi begitu saja setelah mengemasi barang-barang yang perlu dibawanya ke rumah sakit. “Hari ini aku nemenin kamu di sini jaga Kiara.” “Hah!” Jihan terkejut, “Kamu kesambet apa tadi di jalan? Tumben banget sikapnya kayak gini.” “Aku males di rumah, Mama marah-marah ke aku karena biayain operasi Kiara, aku capek kuping aku sumpek makanya aku di sini saja,” keluhnya kelelahan. “Emang Mama nggak pernah mau berusaha baik ya, terus sekarang Mama kamu tinggal sendirian gitu di rumah? Aku sih nggak papa selama aman-aman aja, tapi emang kamu yakin ninggalin Mama di rumah sendirian nggak makin nambah masalah kamu nanti?” “Kamu tenang aja, aku tadi minta tolong ke tante Siwi buat nemenin Mama karena dia emang ada rencana nginep ke rumah jadi ya sekalian aja.” Jihan mengerinyitkan dahinya, “Hah? Tante Siwi? Si tante-tante yang suka ngomentarin orang dengan kata-kata pedesnya itu! Kasian Mama pasti sekarang lagi dengerin

    Последнее обновление : 2023-11-06
  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Frustrasi

    “Oh, bagus deh kalau kamu ngerti sama kondisi suami kamu yang sekarang harus susah payah ngumpulin tabungan lagi, karena tabungannya sekarang udah kosong gara-gara biayain operasinya Kiara anak kamu itu!” “Iya ih, kasian Bima,” timpal Siwi. “Maaf, maksud Mama apa ya ngomong gitu? Kiara kan anak Mas Bima juga jadi wajar dong kalau dia harus tanggung jawab juga,” tegasnya, ia sangat kesal. “Sejak kapan Kiara jadi anaknya Bima, kamu ngarah deh,” celoteh Siwi yang mulai turut campur. Jihan meradang, ia menatap tajam ke arah Bima. “Tante, udah ya! Ini urusan keluarga aku, lagian aku sama Jihan juga udah pulang tante bisa pergi sekarang.” Tangan Bima menunjuk ke arah pintu. Siwi mendengus, “Huh, saya juga sudah mau pulang dari tadi!” Menenteng tasnya dan beranjak pergi dengan rasa kesal. “Berani kamu ngusir teman Mama Bima!” “Ma! Udah ya, tante Siwi itu terlalu jauh ngurusin rumah tangga aku. Bima nggak suka!” “Tapi yang dibilang sama Siwi bener semua, kok!” kekehnya. “

    Последнее обновление : 2023-11-07
  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Kehilangan Pekerjaan

    “Makasi ya, jujur akhir-akhir ini gua capek banget. Menurut lu gua harus gimana sih?” “Gua juga bingung mau nyaranin kek gimana ke lu Bima, ya gua cuma bisa bilang lu harus banyak-banyakin sabar sih.” * “Kamu kenapa lagi Mas? Pulang-pulang muka udah ditekuk gitu?” tanya Jihan khawatir. “Aku di kantor habis dapet SP 1 dari atasan,” jawabnya lesu. “Hah SP 1! Memang kamu ada masalah apa sih di kantor?” “Kinerja aku menurun, bukan masalah di kantornya tapi masalah di rumah ini,” tegasnya, sembari melonggarkan dasi di lehernya. “Maksud kamu?” “Kamu tuh emang nggak peduli sama aku ya, dengan hal yang seperti ini aja kamu nggak peka. Kamu nggak sadar selama ini udah banyak nuntut aku harus gini, harus gitu, belum lagi Mama yang makin buat pikiran aku penuh tekanan dan hampir setiap hari kalian berdua berantem mulu. Capek aku!” “Loh, kok jadi nyalahin aku si Mas? Itu semua kan gara-gara Mama kamu itu suka nyari gara-gara duluan, omongannya nggak pernah dijaga, gimana aku mau tahan cob

    Последнее обновление : 2023-11-08
  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Meredam

    “Tuh kan! Emang bener sampean dendam sama ya!” “Lah kok jadi ibu yang nyolot! Heran saya!” “Ibu duluan yang nyari gara-gara sama saya!” Keduanya saling adu nada tinggi, situasi semakin tak terkendali. Aisyah yang mendengar keributan itu lekas menghampiri mereka berdua. “Ibu sudah Bu! Nggak enak dilihat sama yang lain.” “Dia ngomongin kamu yang jelek-jelek Nak! Ibu nggak terima,” kekehnya yang masih emosi. “Bilangin sama ibu kamu itu jangan suka nyari gara-gara sama orang!” “Iya tante, maaf ya atas ketidaknyamanannya.” Aisyah membiarkannya pergi begitu saja. “Orang kayak begitu sekali-kali harus dikasi pelajaran Ya!” “Bu udah Bu udah, kalau Ibu kayak gini justru semakin memperkeruh suasana. Biarkan saja orang lain mau ngomong apa, selama mereka nggak main kekerasan Aisyah nggak apa-apa.” Bu Asih berusaha menenangkan dirinya dan meminum segelas air putih. “Huh, ma-maaf Ya Ibu tadi kepancing emosi, Ibu cuma nggak mau aja ada orang yang ngehina-hina anak ibu. Soalnya

    Последнее обновление : 2023-11-09
  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Kembalinya Masa Lalu Hendra

    “Iya Mas Hendra saya setuju, eh maksudnya aku. Gitu kan?” Hendra tertawa melihat kelucuan Aisyah dan sedikit merasa canggung. “Kamu ini bisa saja.” “Terima kasih ya Hen untuk semuanya.” “Ehmm, siapa?” Aisyah tersipu malu, “Maksudnya Mas Hendra, makasi ya.” “Gitu dong, sama-sama Aisyah.” *** Hari ini rasanya seperti hari baru untuk Aisyah, ia kini jauh lebih bahagia ketimbang dengan Aisyah yang sebelumnya. Kedatangan Hendra ke dalam hidupnya telah merubah banyak hal, terlebih lagi keluarga dokter itu sangat menerima keadaan Aisyah dengan baik tanpa memandang masa lalu Aisyah seperti apa, hal tersebut membuat Aisyah merasa beruntung karena ia akhirnya bisa bebas dari bayang-bayang masa lalunya yang kelam. “Bu, Aisyah mau ke rumah sakit dulu ya,” ucapnya sembari menenteng tas kecil berisi kotak makanan. “Ngapain Ya?” “E-e, Aisyah mau bawain makanan ke Mas Hendra.” “Aduh, udah panggil Mas aja nih!” godanya. “Ibu! Aisyah malu.” “Ya udah, tapi hati-hati ya. Nanti ke

    Последнее обновление : 2023-11-12
  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Pak Ahmad Jadi Tameng!

    “Ya sudah kamu istirahat dulu. Bu, tolong temanin Aisyah dulu!” Pak Ahmad merasa khawatir dengan kondisi Aisyah, namun ia masih berperang dengan pikirannya tentang pernyataan anaknya. “Jika memang ini benar, sudah sangat keterlaluan Hendra berani mempermainkan anak saya!” Dokter Hendra menunggu tugasnya di rumah sakit selesai, pria itu menunggu dengan perasaan gelisah pasalnya tadi Aisyah pergi begitu saja dengan wajah kesal. “Gimana keadaannya Yaya Bu?” “Yaya udah istirahat, kasian dia Pak sepertinya Yaya syok berat.” “Hah, ada-ada saja cobaan pada anak kita padahal Bapak baru saja melihat wajahnya bahagia sekarang harus melihatnya menangis lagi.” “Kira-kira, apakah benar Hendra berbuat demikian ya Pak? Ibu takut, kasian Aisyah kalau harus melewati masa seperti ini lagi,” tuturnya gelisah. “Sejauh yang Bapak tau, rasanya tidak mungkin nak Hendra akan berbuat seperti itu sekarang kita tunggu saja penjelasan dari dia semoga saja ini hanya kesalah pahaman.” “Amin.”

    Последнее обновление : 2023-11-13
  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Bima dan Aisyah Bertemu

    Pada akhirnya kepercayaan di antara keduanya lah yang menang, meski demikian karena hal tersebut Aisyah kembali menaruh rasa ragu di hatinya. Hendra dan sahabatnya memiliki hubungan yang sangat dekat, Aisyah khawatir hubungan persahabatan Hendra dan Sintia akan menganggu hubungan antara dia dan Hendra. “Oh iya Aisyah, besok kamu mau ikut Mas ke Jakarta?” “Ke Jakarta? Ngapain Mas?” “Pengen ngajak kamu ke rumah aja, sekalian pendekatan biar kamu sedikit terbiasa.” “Tapi Mas lama nggak? Kan aku harus jagain kedainya juga.” “Sebentar aja, mau kan temenin Mas? Mumpung dapat libur gantian tugas.” “Iya Mas, tapi aku minta izin dulu sama Bapak dan Ibu boleh kan?” “Tenang aja masalah izin Mas udah minta izin duluan sama bapak dan ibu.” “Gercep banget ya Mas.” *** “Udah siap semuanya?” “Hati-hati di jalan ya, Hendra tolong jagain Aisyahnya ya ibu takut perutnya udah makin gede aja.” “Ibu ini lucu sekali, lupa ya calon mantunya kita ini dokter jadi dia sudah pasti lebih paham.” “Tena

    Последнее обновление : 2023-11-17

Latest chapter

  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Keteguhan Hati Aisyah [TAMAT]

    ***“Nak, semoga kamu nggak dendam sama Ibu ya. Ibu ngelakuin ini demi kebaikan kamu, Ibu nggak mau kamu sampai tahu kelakuan Ayah kandung kamu seperti apa, Ibu takut kamu kecewa berat Nak.” Aisyah berpikir keras. Aisyah masih meratapi nasibnya serta anaknya, ia takut tentang ke depannya akan ada masalah yang datang hingga menyangkutpautkan masa lalunya kembali dengan Bima dan Aisyah tidak akan pernah rela bila Arkanza terlibat di dalamnya. Wanita itu takut jika anaknya akan memiliki ingatan kelam tentang kedua orang tuanya terutama sesosok ayahnya yang begitu keji terhadap ibunya dan dirinya.“Ayo Nak, kita pergi sebelum ayah kamu dateng.” Aisyah tampak berkemas, ia pergi membawa Arkanza.* Jantung Aisyah berdegup kencang, tangannya gemetar, keringat pun membasahi keningnya. Langkahnya tampak berat.“Hahhh, bismilah ya Nak semoga ini sudah memang keputusan yang baik buat kita semua.” Aisyah berusaha meyakinkan dirinya.“Ada yang bisa dibantu ibu?”“

  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Pelengkap Kebahagiaan

    ***“Arka sayang, Ibu udah lama sekali nggak lihat wajah kamu ini! Ibu kangen Nak, Ibu khawatir sama kamu sayang. Kamu pasti selama ini haus banget ya Nak,” ucapnya penuh kasih. Setelah sekian lama, akhirnya Aisyah kembali merasakan kehangatan tubuh bayi mungilnya. Ia terpaksa tak menjalankan peran seorang ibu untuk beberapa waktu yang lumayan menyiksanya, wanita itu tampak sudah sangat lelah dengan kejadian yang telah terjadi. Sangat menguras emosi dan perasaan seorang ibu.“Nanti tunggu Ayah pulang ya Nak, kita jalan-jalan ke rumah Nenek semuanya sudah nungguin kamu di sana, mereka kangen sekali dengan kesayangan mereka. Kamu anak yang kuat sayang, terima kasih ya sudah bertahan sejauh ini, anak Ibu pintar sekali.”“Assalamualaikum,” ucap seseorang dibalik pintu.“Waalaikumsalam, eh Mas. Kamu udah pulang rupanya.”“Iya, Ya. Halo anak Ayah, Ayah kangen Nak!” ucapnya lembut.“Ganti pakaian dulu Mas, makanan udah aku siapin di meja.”“Iya sayang, makasi ya.” Akh

  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Tewas Mengenaskan

    ***“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, kasian sekali. Di mana keluarganya Ya Allah?”“Sudah berumur, seharusnya dijaga dengan baik! Anak-anaknya ke mana?”“Sepertinya ibu ini sudah bingung karena faktor umur, kasian sekali!” Di ujung jalan besar tampak terjadi insiden yang menggegerkan orang sekitar hingga menimbulkan kerumunan. Bercak darah berlumuran di jalan, sepertinya terjadi kecelakaan. Mobil ambulance dan polisi segera datang, kondisi korban sudah sangat memprihatinkan dilihat dari kondisi badannya sepertinya sudah tak bernyawa. Kepalanya terus mengeluarkan darah dan terdapat beberapa luka dibagian kaki serta tangannya, ia sudah tak sadarkan diri. Petugas segera melarikannya ke rumah sakit.“Ih, serem banget!” tukas orang yang lalu lalang.*“Apakah korban telah berhasil di identifikasi?”“Belum berhasil pak, kami cukup kesulitan karena tanda pengenal korban tidak ditemukan saat di lokasi kejadian. Namun, karena korban saat ditemukan mengenakan pakaian pasien kemu

  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Pasal 328 KUHP [Hukuman 12 Tahun Penjara]

    “Bima!” Lelaki itu lekas memalingkan pandangannya, Aisyah menghampiri Bima-mantan suaminya.“Tega kamu Bima! Kamu pikir apa yang kamu lakukan ini sudah akan menguntungkan kamu? Sampai segitunya kamu terobsesi ingin memiliki dia, Arka itu darah daging kamu bisa-bisanya kamu nyakitin dia,” tukasnya kesal.“Gua nggak pernah nyakitin dia, lu yang rebut Arka dari gua Aisyah! Mungkin kalau lu nggak misahin gua dengan dia gua nggak bakalan berbuat nekat kayak gini!” bantahnya.“Apa? Aku nggak salah denger Bima? Bukan aku yang jauhin kamu tapi kamu yang nggak pernah mau nganggep dia sebagai anak kamu, kamu lupa ya gimana biadabnya kamu ngusir aku sama almarhum ayah aku saat itu … saat itu aku ngemis dihadapan kamu Bima! Tapi apa kata kamu dan keluarga kamu justru malah nuduh aku dan menghina aku, dan kamu malah memilih menikah dengan perempuan lain yang kamu anggap bakalan bisa ngasi kamu keturunan karena kamu nuduh aku mandul kan!” ucapnya geram.“Ya itu kan dulu! Karena aku mema

  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Kehancuran Di Depan Mata!

    *“Jadi di sini kamu sembunyikan anak saya!” ucap Aisyah geram.“Sabar ya.” Hendra berusaha menenangkan. Polisi mengerahkan seluruh pasukannya untuk mengepung tempat persembunyian Bima, tentunya ini menjadi bagian yang sangat menegangkan mengingat lelaki bejat itu bisa saja nekat melakukan sesuatu yang bisa membahayakan nyawa Arkanza.TOK! TOK! TOK! Polisi berusaha mengetuk pintu rumah, mereka berharap Bima bisa ditangkap dengan mudah.“Permisi! Bapak Bima, kami ada urusan penting dengan anda!” Tampak seperti tak ada siapa pun di dalam rumah. Tidak ada suara sahutan seorang pun.“Permisi!” Polisi masih terus mencoba. Sementara itu di dalam rumah, Bima, Jihan dan Kiara tengah makan bersama di meja makan. Mereka rupanya mendengar suara sayup-sayup dari luar.“Siapa Mas? Perasaan seperti manggil nama kamu!” ucapnya penasaran.“Mana aku tau!”“Kamu buat masalah lagi ya? Atau kamu ada ngutang lagi? Jangan-jangan itu debt collector yang waktu

  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Titik Terang

    ***“Gimana Mas?” tanya Aisyah penuh harap. Hendra terkulai, ia tampak lemas. Napasnya terengah-engah dengan keringat mengucur dari dahinya. Dokter itu kelelahan.“Nggak ketemu Ya, maafin Mas ya. Mas juga udah usaha keras buat nemuin anak kita,” jelasnya lesu.Aisyah menarik napas dalam, “Hah, gimana ya Mas? Aku juga bingung harus gimana lagi, aku tau kok Mas, Papa sama Mama juga udah usaha keras buat nemuin anak kita tapi aku juga nggak bisa bohong tentang perasaan aku.”Hendra meraih tubuh istrinya, ia memeluk tubuh Aisyah erat. Mereka berdua berakhir menangis bersama.Drrttt! Drrrttt! Drrrrt! [gawai Hendra berdering]Hendra gegas mengusap air matanya dan segera meraih gawainya.“Ha-halo,” jawabnya terbata.“Halo, selamat siang. Dengan bapak Hendra?”“Siang, iya dengan saya sendiri. Ada apa ya Pak?”“Baik, bapak Hendra kami dari kepolisian maksud menelpon bapak izin memberitahukan informasi terkait pencarian putra bapak!” jelasnya.DEG!!! Dada Hendra terasa b

  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Alasan Tak Berdayanya Jihan

    ***“HAH! BERISIK!” pekik Jihan keras. Wanita itu merasa muak mendengar tangis Arkanza tanpa henti. “Bisa diam nggak sih! Gua itu udah pusing mikirin urusan rumah sama bapak lu yang sampai sekarang nggak pulang-pulang, lu nggak usah lagi nambahin beban gua ya!” Jihan tampak stress, penampilannya awut-awutan. Seharian dia hanya menaruh perhatian penuh pada Arkanza karena takut dengan ancaman Bima jika ia pulang ke rumah.“Ma, aku lapar! Aku mau makan, Ma!” rengeknya.“Sabar sayang, Mama lagi sibuk ini!” sahutnya sembari sibuk menenangkan Arkanza yang tangisnya makin keras.“Mama nggak sayang sama aku lagi! Katanya adik itu bukan adik aku tapi Mama lebih sayang sama dia, dari tadi sama adik itu mulu!” keluhnya merasa tak dipedulikan. Jihan yang mendengar perkataan anaknya yang demikian lantas tertegun, ia tak menyangka jika ia harus menempatkan anaknya mengalami perasaan demikian. Tubuhnya melemas, wanita itu tak berdaya.“Sayang, maafin Mama Nak. Ini semua salah

  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Hari Kedelapan

    ***“Mas, aku udah nggak berdaya lagi. Ini sudah delapan hari berlalu tapi Arka anak kesayangan aku nggak ketemu-ketemu. Apa Arka baik-baik aja Mas?” Aisyah tampak sedikit putus asa.“Aisyah, Mas tau kalau kamu khawatir dan juga rindu dengan Arka … kita semua juga merasakan hal yang sama. Kita usaha kuat dan sabar dulu ya, Mas yakin Arka pasti ketemu dan baik-baik aja sekarang.”“Mas, kok kamu bisa setenang ini sih Mas?” tanyanya. Sepertinya Aisyah sedikit kesal dengan suaminya itu karena Hendra tampak begitu tenang di tengah keresahan Aisyah yang sudah memuncak.“Aisyah sayang, meskipun kamu lihat Mas tenang itu semua tidak seperti apa yang kamu pikirkan. Mas hanya sedang berusaha kuat untuk kamu dan tentunya buat anak kita juga … seperti yang Mas bilang tadi kita semua sedang merasakan hal yang sama. Kamu percaya kuasa Allah kan? Kita serahkan semuanya sama yang di atas, kita mohon petunjuk dan memohon agar Arkanza segera ditemukan,” ucap Hendra berusaha menenangkan. Dalam kondisi in

  • DIMADU KARENA DIFITNAH MANDUL   Pencarian

    “Terus aja kamu ungkit-ungkit!”“Ya kan emang kenyataannya kayak gitu! Kenapa kamu mau nyangkal yang jelas-jelas udah faktanya?” Bima pergi ke kamar begitu saja, ia tampak seperti orang yang kalah berdebat.**TOK! TOK! TOK! Jihan menggedor pintu kamar dengan keras.“Kenapa sih kamu berisik banget dari tadi? Kalau Arka bangun gimana? Aku udah susah payah nidurin dia!” Bima tampak kesal.“Enak banget ya kamu Mas, kerjaannya cuma leyeh-leyeh doang di rumah. Kerja enggak, bantu beres-beresin rumah juga enggak!”“Jaga ya mulut kamu Jihan, aku kan lagi ngerawat anak aku!”“Alasan kamu itu aja ya Mas, kayak nggak ada yang lain, perasaan kalau anak kamu itu nangis juga ujung-ujungnya kamu manggil aku kan. Mending besok kamu kerja deh Mas, ini beras udah mau habis! Kalau kita kayak gini terus lama-lama bisa mati kepalaran di sini. Mending kita balik aja ke rumah yang dulu, setidaknya kalau kita mati masih mati dengan tenang di rumah mewah bukan di kontrakan kumuh ini!”

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status