Share

Bab 7 : Siapa Wanita Di Foto Itu?

"Kemana motor yang ku bawa tadi, perasaan di sini?!" Sarah seketika menjadi sangat panik sekaligus bingung saat menyadari motor milik cafe yang di tinggalkannya tidak ada di tempat semula. Sarah memang membiarkannya tergeletak begitu saja di luar gerbang. Tapi, ini komplek elit, pengawasannya sangat ketat tidak mungkin rasanya ada orang yang datang ke sini untuk mencuri.

Al mengerti apa yang membuat Sarah kebingungan. Al pun segera menghampirinya dan berucap, " tadi manager kamu menelpon saya pas kita di butik, katanya motornya mau di pake makannya di ambil. Saya minta maaf karena lupa menyampaikannya sama kamu," jelas Al. Kemudian ia melajukan kembali mobil nya memasuki pekarangan rumah.

Sarah segera mengejar mobil Al, "Huuh, padahal cuma lewat gerbang doang, tapi kok rasanya cape, ya!" keluh Sarah begitu ia sampai di samping mobil Al.

"Kenapa kamu mengikuti saya lagi?, bukankah urusan kita hari ini sudah selesai ?"

"Tapi kan pak, motor yang saya tadi gunakan sudah tidak ada. Ini semua karena bapak, dan sekarang saya tidak bisa kembali ke cafe. Mana jarak dari sini ke cafe jauh banget," ucap Sarah frustasi.

Al pun turun dari mobilnya dan dengan santai berkata, "bukankah kamu bilang sudah terbiasa jalan kaki?"

"Iya sih pak, tapi kalau jaraknya jauh kaya gini mah mana mungkin saya mampu?"

"Itu urusamu. Lyla ayo kita masuk, sepertinya sebentar lagi hujan akan turun," ajak Al pada ponakannya tanpa memperdulikan Sarah.

"Aneh banget sih, ada kaya pak Al. enggak punya rasa kasihan sama sekali, masa aku kaya di kisah wanita tersakiti, yang pulang hujan-hujanan setelah di usir suami, mertua dan pelakor," gumam Sarah seraya menatap Al dengan pandangan kesal.

"Ih, kok om jahat sih. Ngebialin olang di lual sendilian, apalagi sebental lagi hujan, kan kasihan kak Salahnya!" teriak Lyla seraya melepaskan diri dari gendongan Al lalu menghampiri Sarah yang berjalan ke arah luar gerbang. Lalu Lyla pun mengajaknya masuk ke dalam rumah.

"Ayo kak, ikut Lyla. Sekalang mah Lyla enggak mau main sama om lagi. Om mah jahat sama pelempuan, hm," bentak Lyla seraya memalingkan wajahnya dari Al membuat Sarah terkekeh.

Begitupun dengan Al. Ia tampak menatap tak percaya pada ponakan satu-satunya. Ia susah payah menahan tawa. Tapi rasa heran lebih dominan. Bagaimana bisa, Lyla selalu membelanya selama ini tak peduli ia benar atau sala. Bahkan saat Al berhadapan dengan orang tuanya sekalipun. Tapi sekarang lihatlah!.

"Ada apa sebenarnya?, apa karena Sarah yang istimewa," batin Al bermonolog. Al pun segera mengikuti keduanya masuk ke dalam rumah.

Sedangkan Sarah, ia begitu terpukau saat pertama kali melihat rumah Al.

"Wah ternyata dalamnya lebih mewah. Ini sih benar-benar istana," gumam Sarah.

Terlihat beberapa orang berlalu lalang mengerjakan pekerjaannya masing-masing.

Saat pandangan Sarah mengitari sekitar, penglihatannya tak sengaja menangkap sebuah foto keluarga dengan ukuran yang cukup besar terpajang indah di dinding ruang tamu.

Di foto tersebut terpangpang suami istri beserta kedua anaknya tersenyum hangat melihat ke arah kamera. Di sebelah kanan terdapat seorang anak laki-laki berusia sekitar tujuh tahunan. "Sepertinya itu tuan Al, ternyata ia tampan sejak kecil," gumam Sarah.

Dan di sebelah kiri, di samping Al adalah sosok anak perempuan. Seorang gadis cantik berusia sekitar lima belas tahunan. "Tapi tunggu dulu, sepertinya aku pernah melihat wanita yang di foto itu?, meskipun sekarang terlihat lebih dewasa, tapi wajahnya sama persis. Aku yakin mereka wanita yang sama, tapi di mana aku melihatnya?" lirih Sarah. Saat ia berusaha mengingat-ngingat, tiba-tiba saja seseorang mengagetkannya dari arah belakang.

"Kak Salah... " panggil Lyla. Sarah tampak terkejut.

"Eh, iya Lyla, maaf tadi kak Sarah lagi liatin foto perempuan yang dekat om Al. Tuh. Cantik banget kan?" ucap Sarah seraya menunjuk foto yang ada di dinding.

"Ohh... itu mama Lyla sebelum menikah. Tapi, kenapa enggak ada Lyla ya di sana?" tutur Lyla. Mendengar itu Sarah terkekeh.

"Ih kak Salah malah ketawa, ayo ikut Lyla ke Kamal Lyla!" ujar Lyla seraya menarik tangan Sarah. Sarah pun langsung mengikuti gadis kecil di depannya.

"Ini kamal Lyla, biasanya Lyla tidul sama kak Ayu. Tapi, kak Ayu nya pulang kampung. Katanya mau nikahan," ucap Lyla panjang lebar.

"Kak Salah mau kan tinggal disini sama Lyla?" tanya Lyla kemudian.

"Wah kamar Lyla besar banget, bagus lagi. Kak Sarah sebenarnya pengen banget tinggal di sini. Tapi, kalau kak Sarah tinggal sama Lyla, ayah ka Sarah kasihan tinggal sendiri, gimana dong?" jawab Sarah sekaligus meminta solusi pada Lyla dengan mimik wajah terlihat sangat bingung.

"Ya udah enggak apa-apa kalau begitu, kasihan ayah kak Salah," jawab Lyla.

Jam di dinding menunjukkan pukul empat sore. Sarah kelihatan bingung. "Ya ampun, kenapa aku baru ngeh, gimana nanti kalau pak Dito marah sama aku?" lirih Sarah.

"Tapi ini kan karena pelanggan VVIP nya. Tapi kan, fitting baju itu termasuk urusan pribadi?. Sudahlah. Gimana nanti aja. Yang terpenting sekarang, bagaimana caranya supaya aku bisa kembali ke cafe?" gumam Sarah.

"Lyla tahu kak Salah pasti lagi bingung, kan? Tunggu di sini sebental ya, ental Lyla balik lagi ke sini," ucap Lyla. Lyla pun segera berlari keluar kamar menuju lantai dua.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status