Home / Rumah Tangga / DINIKAHI KARENA DENDAM / BAB 6 : Gadis Secantik Bidadari Dari Pelosok Desa.

Share

BAB 6 : Gadis Secantik Bidadari Dari Pelosok Desa.

Author: Senja
last update Huling Na-update: 2024-04-07 21:15:54

"Harga di bandrol ini hanya untuk satu baju. Dan baju ini terbilang dengan harga paling rendah. Bagaimana kamu tidak mengetahuinya?, wanita seperti apa sebenarnya yang akan di nikahi Al?" tanya Audy. Ia melihat Sarah dengan tatapan menyelidik serta merendahkan.

"Saya hanya ingin bertanya, nona!. Kenapa anda berbicara seperti itu tentang saya?" tanya Sarah heran dengan apa yang barusan Audy sampaikan.

"Sejak kamu datang ke butik saya bersama Al, saya memang sudah menduga bahwa kamu itu hanya wanita udik, kampungan dan tidak tahu diri.. Tapi lihatlah kenyataannya, kamu bahkan lebih parah dari yang saya duga!" Audy malah semakin merendahkan Sarah secara terang-terangan.

"Tapi setidaknya, wanita udik ini punya mulut yang terdidik hingga tidak mudah untuk mengucapkan kata-kata yang akan menyakiti orang lain!" timpal Sarah. Setelah itu ia pergi dari hadapan Audy.

Melihat kepergian Sarah, seketika Audy panik. Bagaimanapun ia akan mendapatkan banyak keuntungan jika Al membeli baju pengantin di butiknya untuk pernikahannya. Selain karena Al akan membeli produk nya yang paling mahal, butiknya juga akan semakin terkenal karena menjadi pemasok gaun pengantin di pernikahan Al.

Sebenarnya Audy tadi hanya iri pada keberuntungan Sarah karena akan dinikahi Al. Karena itulah ia menghinanya. Bagaimanapun Audy sudah menyukai Al sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah atas. Hanya saja menganggapnya sebatas sahabat.

Bahkan ketika Audy memberanikan diri mengungkapkan perasaannya, Al malah menanggapinya dengan tertawa seraya berkata, "kamu ini aneh aneh saja, Audy. Kamu memang benar-benar pandai dalam hal membuat orang lain terhibur!"

Audy berani mengatai Sarah seperti itu, karena ia pikir Sarah seperti kebanyakan wanita pada umumnya yang berasal dari kalangan biasa. Di mana mereka akan diam saja saat di perlakukan tidak baik oleh orang kaya sepertinya karena merasa takut. Tapi ternyata, Sarah sangat berbeda. Ia pun segera mengejar Sarah supaya rencana fitting baju pengantin di butiknya tidak di batalkan

"Pak Al, sepertinya kita cari tempat lain saja," ucap Sarah begitu sampai di hadapan Al.

"Kenapa?" tanya Al heran. Ia tampak menyeritkan keningnya.

"Baju di sini mahal semua, bagaimana saya bisa membelinya?" jawab Sarah suara sepelan mungkin. Karena ia tidak mau ada orang yang mendengarnya.

"Saya yang akan membayarnya," ucap Al enteng.

"Tidak!. Saya tidak mau punya hutang balas budi lagi," jawab Sarah tegas.

"Ini tidak akan jadi hutang budi."

*Lalu?,"

"Hutang uang!. Suatu saat nanti, kamu harus membayarnya dengan uang. Kalau tidak, saya akan menuntut kamu!" jawab Al seraya menatap lekat mata beriris coklat Sarah.

"Hahaha, apa anda sedang bercanda, tuan? Anda tahu kan saya ini hanya pegawai cafe. Meskipun saya bekerja siang malam, mengerahkan seluruh tenaga saya, saya tidak akan bisa mengumpulkan uang sebanyak harga gaun pengantin!. Apa anda sedang mencoba ingin menawan saya se umur hidup saya?" tutur Sarah panjang lebar.

"Lebih tepatnya memperbudak," timpal Al. mendengar itu Sarah menatap balik mata Al dengan tatapan tajam.

Melihat itu, bukannya marah, Al malah terkekeh.

Dalam beberapa saat mereka masih saling tatap dengan cara dua sudut pandang yang berbeda.

"Maaf Al, aku sedikit lama. Aku sudah menyiapkan gaun terbaik di butik ku untuk Sarah. Jadi Sarah, ayo sekarang ikut saya," tutur Audy. Ucapan Audy barusan menyadarkan Al dan Sarah. Mereka berdua langsung mengalihkan pandangan dari satu sama lain menuju arah sumber suara.

"Saya tidak mau fitting baju pengantin di sini!" Sarah masih kekeh dengan pendiriannya.

"Audy, jangan dengarkan Sarah. Sarah ayo buruan coba gaunnya. Saya sudah tidak punya banyak waktu lagi!" timpal Al seraya melirik arloji mewah yang menempel di pergelangan tangan nya.

Sarah tidak punya pilihan lain, ia pun segera mengikuti Audy kembali. Kali ini Audy diam saja dan fokus pada pekerjaannya tidak seperti sebelumnya.

Saat pertama kali Sarah melihatnya, ia sangat terpana melihat gaun indah berwarna putih di hadapannya.

"Pas sekali nona, tubuh anda memang sangat ideal," ucap salah satu karyawan butik yang membantunya mengenakan gaun pengantin.

"Ayolah Sarah, keluarlah!. Biar tuan Al melihatnya

Sarah merasa keberatan. Ia benar-benar malu jika harus menghadap Al. Tapi karena Audy terus mendesak, akhirnya ia pun keluar juga dari ruang ganti.

Al yang sedang sibuk dengan ponselnya seketika terkejut dengan wanita di hadapannya. Hingga hampir saja ponsel miliknya hampir saja terjatuh.

"Aku tidak menyangka jika akan ada bidadari cantik yang datang dari pelosok desa," ungkap Al dalam hati. Ia tidak mampu mengalihkan pandangan dari gadis di hadapannya.

"Bagaimana, Al?. Apa kamu memilih gaun ini?, gaun ini adalah yang terbaik. Tapi jika kamu ingin mengganti nya, aku akan segera menyiapkannya," tanya Audy.

"Oh iya, Audy. Sepertinya yang ini sudah sangat bagus. Saya akan memilih yang ini saja," tutur Al. Ia sengaja tidak menanyakan pendapat Sarah. Karena ia tahu betul Sarah akan membatalkannya.

"Aku akan segera membawa gaun yang kamu'inginkan ke mobil mu, dan terima kasih telah menjadi pelanggan di butik kami," ucap Audy yang hanya di tanggapi deheman oleh Al. Setelah itu Audy menyuruh karyawannya untuk segera menurus pesanan Al dan menempatkan nya ke bagasi mobil Al.

Setelah semuanya selesai, Al pun pamit untuk segera pulang karena masih banyak pekerjaan yang di bawa ke rumah.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 31

    "Kamu belum juga berganti pakaian?" tanya wanita bermasker itu seraya menatap Sarah dari atas sampai bawah. "Maaf, sepertinya saya tidak bisa mengganti pakaian saya saat ini," jawab sarah. "Karena itu saya meminta bantuan mbak ini saja untuk mengantarkannya," lanjutnya lagi. "Maaf mbak, tapi saya masih banyak pekerjaan di belakang," tutur art lalu buru-buru pergi dari hadapan Sarah. "Saya mengerti, kamu tidak bisa memakai satupun pakaian yang ada di sini, kan?" tanya wanita bermasker itu lagi. "Tunggu sebentar," tukas wanita itu. Ia kemudian mengutak-atik ponselnya, lalu memanggil seseorang di sebrang sana. Lalu sedikit menjauh dari arah Sarah berdiri. "Iya, buruan carikan pakaian terbaik yang cocok di padukan dengan hijab." Samar-samar Sarah masih mendengar wanita itu berbicara pada pria di sebrang sana. "Baju terbaik yang cocok di padukan dengan hijab? Apakah itu untukku?" ucap Sarah dalam hati. Tidak lama kemudian, wanita itu menutup telponnya lalu kembali menghampiri

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 30 : Di Villa

    "Tuan?" Sarah memanggil tuannya ragu-ragu. "Apa lagi Sarah? Haruskah saya memanggil security untuk menyeretmu keluar dari ruangan saya?" Al sepertinya sudah kehabisan kesabaran. Sungguh Al merasakan getaran aneh itu semakin menjadi kala mendengar suara Sarah. "Pintunya tuan, terkunci," lirih Sarah. Mendengar itu, Al menyugar rambutnya kasar. Sesaat kemudian, ia mengutak-atik ponselnya dan pintupun terbuka. Sarah pun segera keluar dari ruang kerja Al. *** "Ya ampu Sarah, kenapa kamu tampak berantakan sekali nak, apa yang telah tuan lakukan padamu? Apa ada yang luka?" mbok Fatma melayangkan pertanyaan beruntun ketika Sarah akan memasuki kamarnya. Ia begitu panik ketika melihat Sarah dengan keadaan yang kacau. "Sarah baik-baik saja, mbok. Sarah hanya butuh istirahat sebentar," jawab Sarah lirih dengan wajah tampak lesu. "Baiklah nak, istirahatlah. Tapi setelah kamu sarapan," tukas mbok Fatma. Ia pun segera bergegas hendak ke dapur. Tapi Sarah mencegahnya, "Tidak mbok, nanti saja

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 29 : Desiran Aneh

    Sarah tahu betul wanita di foto itu adalah dirinya."Kenapa kamu masih berdiri di sana? Apa saya memintamu ke sini untuk menjadi pajangan?" suara yang berasal dari pertanyaan Al mengagetkan Sarah hingga ia tergagap."Bukan tuan. Kalau begitu saya permisi," ucap Sarah. Ia pun segera pergi dari ruang kerja Al."Aku yakin sekali, itu adalah foto ku. Pria di foto itu juga, aku merasa pernah bertemu dengannya di suatu tempat. Tapi di mana? Aku yakin, foto itu adalah salah satu alasan di balik kebencian tuan Al padaku," ucap Sarah dalam hati. Ia memikirkan foto yang baru saja di lihatnya sepanjang jalan. "Sarah!" teriak Al. Pagi-pagi sekali Al sudah berteriak memanggil Sarah. Bahkan suaranya memenuhi ruang tamu. Mbok Fatma yang kebetulan sedang memotong sayuran untuk sarapan langsung menghampiri Al."Iya tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya mbok Fatma ketika berada di hadapan Al."Maaf mbok, tolong panggilkan Sarah dan suruh ia untuk datang ke kamar saya," jawab Al. Setelah memberi pe

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 28 : Sebuah Foto

    Mobil yang di tumpangi Sarah akhirnya sampai di kediaman Al. Begitu ia melangkah memasuki rumah, mbok Fatma langsung menghampiri nya seraya memeluknya. Mbok Fatma tampak menitikkan air mata."Mbok kenapa menangis?" tanya Sarah heran. Ia menepuk pelan punggung mbok Fatma."Tuan Al telah memperlakukan non dengan tidak baik. Tuan bahkan memindahkan non ke kamar gudang dan menjadikan non pelayan seperti kami," tutur mbok Fatma mulai terisak."Terimakasih mbok, atas keprihatinan mbok terhadap Sarah. Tapi percayalah sama Sarah, Sarah baik-baik saja," tutur Sarah seraya tersenyum ke arah mbok Fatma setelah mbok Fatma melerai pelukannya. Mbok Fatma pun mengusap air matanya di bantu Sarah."Jujur saja, Sarah kaget pas tiba tiba mbok meluk Sarah sambil nangis. Sarah khawatir mbok kenapa kenapa," ucap Sarah kemudian. Mbok Fatma pun memapah Sarah menuju kamarnya.Semua menu makan malam telah tersaji di meja makan."Non Sarah, ayo makan malam dulu. Mbok baru saja habis dari kamar tuan. Sepertinya

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 27 : Siapa Dalangnya?

    Sarah beralih melihat ke arah suara. "Pak Al?" lirih Sarah.**Pria misterius itu segera berlari menuju tempat parkiran. Baru setelah sampai di mobil, pria itu bernapas lega.'Drrtt' ponselnya bergetar tanda panggilan masuk. Pria itu pun segera mengangkatnya.""Hallo bu bos," ucap pria itu begitu panggilan tersambung."Bagaimana Parman? Apa rencanamu sudah berhasil?" tanya wanita di sebrang sana memaanggil pria misterius itu yang ternyata bernama Parman."Maaf bu bos, wanita yang bersama gadis itu selalu berhasil menggagalkan rencana saya," jawab Parman."Tapi bu, kalau saya melakukan rencana saya ketika wanita paruh baya yang menjaganya, kemungkinan besar saya akan berhasil," lanjut Parman lagi."Saya sengaja mengatur semua ini, karena wanita itulah yang di curigai Al. Kalau kamu berhasil mencelakai gadis cilik itu di bawah penjagaan wanita desa itu untuk yang ke sekian kalinya, pasti Al akan mengira bahwa kamu suruhannya," tutur wanita di sebrang sana panjang lebar."Pokoknya bagai

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 26 : Penyelinap

    Sarah kemudian menghampiri Lyla."Cepat sembuh, sayang," tutur Sarah seraya mengusap pucuk kepala Lyla lalu menciumnya."Kakak tinggal beli sarapan dulu ya, sebentat. Soalnya tadi kakak buru-buru jadi belum sempat sarapan," ucap Sarah. Setelah itu, ia beranjak dari samping Lyla. Sarah menutup pintu dengan ruangan Lyla dengan rapat."Hahaha... akhirnya tuh cewe keluar juga. Dasar cewe sialan! Selalu membuat rencana saya gagal semua! Kamu lihat, Kali ini tidak akan ada yang bisa menggagalkan rencana saya. Karena kali ini... " gumam seorang pria seraya keluar dari persembinyiannya. Ia melangkah perlahan ke arah ruangan Lyla berada. Pria itu tampak sudah lengkap dengan pakaian khas perawat. Karena itu, tidak ada yang mencurigainya."Maaf, kamu mau kemana? Bukankah pasien yang di rawat di ruangan ini baru saja selesai pemeriksaan setengah jam yang lalu," ucap salah satu perawat yang tidak sengaja berpapasan dengan pria yang sedang menyamar."Memang benar, tapi dokter meminta saya untuk me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status