Share

BAB 280

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2025-05-13 17:20:41

"Mas, kamu kemana? Kenapa lama sekali?" tanya Hanum saat panggilan yang kesekian kalinya baru diterima Ken.

"Iya, Sayang. Maaf ya, lama banget keluarnya. Ini masih di jalan mau pulang. Tadi kebetulan ketemu Dara di dekat cafe langganan kita. Dia pingsan, makanya aku bawa ke klinik. Cuma tadi kutinggal di sana karena--

Ken tak melanjutkan ceritanya. Dia tak ingin membuat Hanum berpikir macam-macam, hanya saja kalimat terpotongnya justru membuat Hanum curiga.

"Karena apa hayo?" balas Hanum pura-pura kesal karena dia toh juga sudah tahu apa yang terjadi di antara mereka.

"Ah sudahlah, Sayang. Intinya tadi Dara pingsan lalu kubawa ke klinik. Mungkin sekarang sudah ada Rena yang menunggu," balas Ken lagi. Dia tak ingin membahas hal itu lagi karena dia yakin bakal kemana-mana nantinya.

"Iya, Mas. Dara pasti melakukan hal-hal yang menyebalkan ya? Maafkan dia ya, Mas. Anak umur segitu memang lagi gemes-gemesnya. Pengin dijitak pakai palu rasanya," balas Hanum sembari menghela napas kasar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Miranda Diponegoro
aseeek kalau hamil..
goodnovel comment avatar
4571c80m48
Ternyata Hanum kanker otak ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 281

    "Gimana keadaan Hanum, Pak?" tanya Ken begitu gugup dan panik saat sampai di klinik Az Zahra. Bagas pun terus mengikuti bosnya lalu duduk di ruang tunggu. "Selamat ya, Ken. Akhirnya kamu dan Hanum dipercaya oleh Allah dan sebentar lagi akan memiliki gelar sebagai orang tua," ucap Rudy dengan senyum lebar sembari menepuk-nepuk pundak menantunya. Ken masih saja bengong. Seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya. "Mas, sebentar lagi akan jadi papa," ujar Bagas ikut kegirangan. Bagas memeluk bosnya sebagai ucapan selamat. Namun, lagi-lagi Ken masih bergeming. Dia benar-benar kaget dengan kabar bahagia itu. Di saat kepasrahannya berada di level atas, ternyata saat itu pula Allah memberinya kejutan tak terduga. Mungkin memang itu buah dari kesabarannya dengan Hanum. "MasyaAllah, Alhamdulillah ...." lirih Ken dengan senyum dan mata berkaca setelah sadar dengan lamunannya. "Bakal jadi papa?" lirihnya lagi sembari menunjuk diri sendiri. Bagas mengangguk cepat, begitu pula dengan Ru

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 280

    "Mas, kamu kemana? Kenapa lama sekali?" tanya Hanum saat panggilan yang kesekian kalinya baru diterima Ken. "Iya, Sayang. Maaf ya, lama banget keluarnya. Ini masih di jalan mau pulang. Tadi kebetulan ketemu Dara di dekat cafe langganan kita. Dia pingsan, makanya aku bawa ke klinik. Cuma tadi kutinggal di sana karena-- Ken tak melanjutkan ceritanya. Dia tak ingin membuat Hanum berpikir macam-macam, hanya saja kalimat terpotongnya justru membuat Hanum curiga. "Karena apa hayo?" balas Hanum pura-pura kesal karena dia toh juga sudah tahu apa yang terjadi di antara mereka. "Ah sudahlah, Sayang. Intinya tadi Dara pingsan lalu kubawa ke klinik. Mungkin sekarang sudah ada Rena yang menunggu," balas Ken lagi. Dia tak ingin membahas hal itu lagi karena dia yakin bakal kemana-mana nantinya. "Iya, Mas. Dara pasti melakukan hal-hal yang menyebalkan ya? Maafkan dia ya, Mas. Anak umur segitu memang lagi gemes-gemesnya. Pengin dijitak pakai palu rasanya," balas Hanum sembari menghela napas kasar

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 279

    "Ada apa, Num?" tanya Rudy saat melihat keterkejutan di wajah anak perempuannya. Hanum menoleh lalu tersenyum. Tak ingin membuat bapaknya khawatir, Hanum memilih menyembunyikan pesan dan foto yang baru saja dilihatnya. "Nggak ada apa-apa kok, Pak. Hanum ke kamar dulu ya?" ujar Hanum masih dengan senyum yang sama. Rudy mengangguk sembari membawa piring kotornya ke wastafel."Biar Hanum yang bereskan, Pak. Bapak istirahat saja," pinta Hanum kemudian. "Nggak apa-apa, Num. Cuma piring satu ini. Bapak juga masih sanggup. Lagipula kamu juga capek sudah masak dan beberes rumah, masih urus cafe pula." "Hari ini Hanum nggak ke cafe kok, Pak. Mau istirahat di rumah dulu." "Kenapa? Kamu kurang enak badan?" tanya Rudy mulai khawatir. Dia memeriksa kening Hanum dengan punggung tangannya. "Agak demam, Num. Kamu nggak telepon suamimu? Atau bapak antar berobat ke klinik?" ujar Rudy sembari mendorong kursi yang tadi didudukinya. "Nggak usah, Pak. Hanum mau istirahat di kamar saja. Mungkin mema

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 278

    "Bapak beneran mau pisah sama ibu?" tanya Hanum saat sarapan dengan bapaknya. Pagi ini, Mawar buru-buru pergi ke rumah adiknya karena akan ada syukuran kecil-kecilan. Dia diminta untuk bantu-bantu beberes rumah dan memasak. "Bapak capek, Num. Kamu tahu sendiri bagaimana perangai ibu dan kakakmu itu. Mereka nggak pernah menghargai bapak." Rudy meneguk segelas air bening di gelas yang disiapkan Hanum lalu meletakkan kembali ke meja. "Hanum tahu, Pak. Tapi, apa nggak ada kesempatan lain untuk mereka?" tanya Hanum lagi. Hanum paham betul bagaimana perasaan bapaknya. Selama ini dia dan bapaknya memang selalu mengalah dalam hal apapun. Mereka tak suka debat dan ribut, makanya lebih memilih diam atau mengalah. Namun, semakin lama memang rasanya semakin jengah karena Rena dan ibunya tak pernah introspeksi. Mereka sama-sama keras kepala dan selalu merasa paling benar. "Bapak butuh seseorang di hari tua. Bukannya dulu bapak mengizinkan Hanum dan Mas Ken pindah dari sini kapan pun? Bapak j

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 277

    "Saya mau bercerai dengan Rena, Pak, Bu. Maaf kalau saya nggak bisa melanjutkan pernikahan ini. Saya menyerah," ucap Azziz setelah beberapa hari tak pulang ke rumah. Jelas tak pulang karena barang-barangnya pun sudah dibawa pergi. Dia kembali ke rumah orang tuanya. Meski dipaksa ibunya untuk bertahan dan memperbaiki hubungannya dengan Rena, tapi Azziz tak peduli. Keputusannya sudah bulat untuk berpisah. Baginya, kesalahan Rena sudah cukup fatal dan dia tak ingin membuang waktu untuk memberi kesempatan lagi. "Pernikahan kalian baru setengah tahun, masih seumur jagung. Apa nggak ada kesempatan kedua untuk Rena, Ziz?" Rudy bertanya dengan tenang. Dia menatap menantunya lekat, sementara Azziz lebih memilih menunduk. Bukan karena takut, tapi dia segan menatap balik bapak mertuanya itu. "Maafkan saya, Pak. Saya menyerah. Tak sanggup mendidik Rena lebih baik. Maaf kalau saya sangat mengecewakan bapak. Maaf juga karena saya sudah menyakiti kedua anak bapak," ucap Azziz masih dengan menundu

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 276

    "Apa maksudmu ngomong begitu? Oh, kamu juga seperti mereka yang mengira kakakmu gila? Perlu obat penenang, perlu ke psikiater atau psikolog segala, begitu, Num?!" sentak Mawar membuat Hanum mundur selangkah. Meski tanpa suara, Ken semakin mengeratkan genggaman tangannya untuk menenangkan Hanum. "Kamu senang kan sekarang lihat Rena seperti itu? Puas sudah membuatnya seperti ini?!" tukas Mawar lagi. "Membuat Mbak Rena seperti ini, Bu? Maksud ibu apa menuduh Hanum begitu?!" Hanum membela diri. Dia tak terima difitnah sedemikian rupa oleh ibu tirinya itu, apalagi di depan banyak orang. "Bukannya Mbak Rena yang awalnya membuat hidup Hanum hancur? Dia yang berkhianat. Kenapa sekarang ibu justru menyalahkan Hanum? Nggak salah sasaran kan, Bu?" Hanum mulai berani membela dirinya lagi. Ken menoleh, lalu mengangguk pelan. Dia mendukung keberanian istrinya. Sudah cukup lama diam dan mengalah, waktunya untuk unjuk gigi karena mengalah pun percuma, mereka tak pernah peduli akan hal itu. "Lih

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 275

    "Kenapa kamu bisa begini, Ren?!" Mawar setengah berteriak saat melihat anak kesayangannya mengobrak-abrik beberapa barang di ruang tamu. Para tetangga tak berani mendekat karena Rena begitu kesetanan setelah motor dan mobilnya diangkut dealer. Azziz pun memilih pergi entah kemana. Sepertinya dia benar-benar malas melihat istrinya yang sulit diatur dan kelewat batas. "Menantu kesayangan ibu itu sudah menghancurkan hidupku. Apa laki-laki seperti itu yang menurut ibu terbaik dan layak dipertahankan?!" sentak Rena dengan mata memerah. Dia mengusap kasar kedua pipinya yang basah air mata. "Tak ada asap kalau tak ada api, Rena! Azziz begitu setelah melihatmu--Mawar tak melanjutkan kalimatnya. Di melirik sekitar yang masih banyak tetangga. Sekesal dan semarah apapun pada anaknya, Mawar masih berusaha menutupi aibnya di depan banyak orang. Dia juga tak ingin nama baik anak perempuannya makin tercemar. "Bukannya ibu bilang kalau tak ada asal kalau tak ada api? Sama halnya denganku, Bu. Ak

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 274

    "Oh, ternyata kalian di rumah?!" tukas Rena saat melihat Ken dan Hanum duduk santai di teras belakang. Hanum menoleh, begitu pula dengan Ken. Mereka sengaja keluar kamar karena tak ingin terus mendengarkan pertengkaran Rena dan Azziz. Namun, sepertinya Rena tetap salah paham."Iya, Mbak. Kami memang di rumah sejak--"Sengaja menguping pertengkaranku dengan Mas Azziz? Sengaja nggak bawa mobil supaya aku nggak tahu kalau kalian di rumah?!" tuduhnya berapi-api. "Apaan sih, Mbak! Jangan asal nuduh. Ngapain juga aku sengaja nguping obrolan kalian. Nggak penting banget dan kaya kurang kerjaan!" Hanum tak mau kalah. Sekarang dia memang mulai berani membela diri bahkan tak segan menangkis tangan Rena jika dia mulai berani macam-macam. Hanum tak selemah dulu. "Halah! Kamu pasti senang kan lihat rumah tanggaku hancur berantakan? Bangga kamu ya, Num! Sekarang kamu bisa hidup mapan, sementara aku malah seperti ini," sindir Rena sembari melipat tangan ke dada. Hanum beranjak dari kursi. Ken b

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 273

    "Berhari-hari nggak pulang, apa harus seperti ini sikapmu sama istri sendiri?!" sentak Rena lagi sembari membuka pintu utama dengan kasar lalu membantingnya. Ken yang akan beranjak dari tepi ranjang pun mengurungkan niatnya. Hanum menarik lengan suaminya agar duduk kembali. Mereka sepakat untuk tak ikut mencampuri urusan rumah tangga Rena dan Azziz. Membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri. Kecuali jika ada kekerasan, barulah mereka akan turun tangan. "Istri? Kamu masih begitu luwes menyebut diri sendiri sebagai istri, Ren? Setelah apa yang kamu lakukan selama ini, hah?!" sentak Azziz dengan mata memerah. "Apa seperti itu sikap seorang istri yang wajib dinafkahi, diberikan kasih sayang, cinta dan diperjuangkan hidupnya? Kamu nggak buta dan nggak tuli kan? Namamu sudah buruk di mata banyak orang setelah video itu viral, Rena. Sadar!" bentak Azziz lagi sembari memukul meja ruang tengah. Beberapa barang di atas meja itu berhamburan ke lantai. Di dalam kamar, Hanum mengucap

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status