Share

GADIS PENDIAM YANG TERLUKA

USAI salat Ashar di masjid jamik kampus, Rina dan Sefti mengarah ke bantaran sungai Lamnyong. Mereka membeli beberapa cemilan dan duduk di sana sambil menikmati sore hari di kota pelajar itu.

Sungai Lamnyong tak sejernih sungai-sungai di Eropa. Bahkan terkadang, air berubah keruh saat musim hujan tiba. Banyak juga sampah yang mengapung di sana.

Namun Sefti tampaknya cukup menikmati suasana yang nyaman di sana. Sosok itu terlihat mematung sambil memandang jauh ke depan. Entah apa yang dipikirnya. Rina membiarkan Sefti dengan lamunannya.

Ia asyik dengan bakso bakar yang dibeli tadi. Rina melahab satu persatu.

“Enak.”

Sefti memalingkan wajahnya ke arah Rina. Wajah gadis cantik itu terlihat serius.

“Rin. Seperti apa Aceh semasa konflik,” ujar Sefti.

Rina tahu bahwa pertanyaan kali ini tak sekedar pertanyaan biasa. Pertanyaan ini erat kaitannya dengan masa lalu orangtuanya yang harus meninggalkan Aceh karena fa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status