Share

Kau Tidak Punya Hak!

Aroma wangi duo bawang berpadu dengan gurihnya aroma mentega, semerbak memenuhi dapur.

Bram tersenyum. Dia meletakkan tas kerjanya di meja makan, lalu menghampiri Elya yang sedang sibuk berkutat dengan wajan dan printilan lainnya.

Bram meraih pinggang Elya. Wanita menoleh, merasakan pipinya bertemu dengan pipi Bram.

"Iiih … cukuran sana! Gatel tau." Elya meringis terkena bulu-bulu halus di sekitar jambang Bram.

Bram tertawa. Biasanya tiap hari dia mencukur bulu halus di sekitar jambangnya, tapi ini sudah tiga hari dia tidak bercukur. Terlanjur pusing dengan banyak hal, sehingga sedikit melupakan penampilan. Tapi sebenarnya, Bram terlihat lebih jantan dengan tampilan bulu halus menghiasi wajahnya.

"Masih lama, Nyonya Elya?" Bram mengintip ke wajan.

Elya mendorong Bram agar duduk di kursi.

"Stay!" Elya mengacungkan sutil ke dada Bram.

Bram tertawa. Dia mengambil segelas jus buah jambu biji merah yang telah disiapkan Elya. Segar. Minuman favoritnya di pagi hari.

Tak lama sepiring nasi g
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status