Matahari pagi mulai menyeruak masuk kedalam kamar mendominasi berwarna putih tersebut, secara perlahan Jeslin menggerakkan kedua kaki nya, rasa nyeri jelas menghantam di bawah sana. Perempuan tersebut merasa seluruh tubuhnya luluh lantah, dimana di bawah sana terasa begitu menyakitkan untuk nya, tidak tahu berapa kali Dominic memaksanya untuk memenuhi hasrat nya, dia benar-benar di rudalpaksa.laki-laki tersebut terus memperkosa nya, memaksa nya dan menikmati tubuh tanpa ampun.
Jeslin diam untuk beberapa waktu, membiarkan bola mata nya terbiasa menatap cahaya matahari yang mulai mengenai wajah nya, seketika air mata Jeslin tumpah saat dia ingat apa yang terjadi semalam kepada dirinya, sakit, marah, benci, kesal dan jijik bercampur aduk menjadi satu. Yang jelas hati Jeslin benar-benar terasa hancur saat ini.Kembali ke rumah orang tua nya menjadi mimpi paling terburuk bagi dirinya.Kakak ipar nya benar-benar seperti monster bagi Jeslin, wajah tampan itu kini lebih terlihat seperti raksasa kejam yang siap memaksa diri nya kapan saja untuk memenuhi kebutuhan tubuh laki-laki itu,bahkan meskipun dia menangis meminta laki-laki itu berhenti, Dominic sama sekaki tidak akan mendengarkan dirinya, bagi laki-laki itu, apapun ucapannya Jeslin harus mendengarkan dirinya, tidak ada penolakan atau bahkan gelengan kata tidak, tidak peduli betapa sakit dan tersiksa nya, laki-laki itu terus memperlakukan dirinya semena-mena.Bahkan semalam dia sempat bertanya pada Dominic."Kenapa kak?," Jeslin jelas menangis, menatap balik wajah Dominic dengan jutaan air mata yang membasahi wajahnya semalam."Karena kamu milik ku," Dominic mendesah nikmat, bicara dalam hasrat yang menggebu."Aku adik ipar mu," Jeslin bergetar, menahan sakit dibawah sana."Tapi aku menginginkan mu," terlalu simple dan sederhana jawaban laki-laki bajingan itu.Jeslin menangis histeris, dia mencoba memukul Dominic dengan jutaan perasaan marah, benci dan jijik."Aku benci pada mu." Jeritnya berulang kali.Tapi Alih-alih peduli, Laki-laki itu tetap bergerak di atasnya, melanjutkan hasrat laki-laki itu persis sesuai dengan kemauan Dominic.Meskipun tidak dipungkiri rasa sakit menghantam dirinya, tapi Dominic mempersembahkan satu kenikmatan dalam permainan nya yang membuat Jeslin beberapa kali mendesah nikmat dan sakit secara bersamaan.Dan Jeslin fikir masa depan nya bener-bener hancur dimulai dari malam tadi."Ssttt," Jeslin meringis saat berusaha untuk bergerak dari tidur nya, berfikir untuk bangun menuju ke kamar mandi. Dia fikir Dominic telah pergi dari kamar yang dia tempati, ternyata dia salah, laki-laki itu masih ada di belakangnya.Saat dia ingin bergerak, tangan Kokoh itu meraih perutnya, merapatkan tubuh mereka seolah-olah takut Jeslin akan kabur entah kemana."Mau kemana?," dibandingkan suara semalam yang begitu dingin, pagi ini suara laki-laki itu terdengar jelas lebih lembut.Wajah laki-laki tersebut mencoba masuk ke belakang leher Jeslin, menyesap lembut leher itu dengan penuh cinta."Aku ingin ke kamar mandi," jawab Perempuan itu dengan nada cetus sambil berusaha bergerak menjauhi Dominic, dia benci saat laki-laki itu terus menyentuh nya, dengan menahan sakit Jeslin mencoba meraih selimut untuk menutupi tubuh polos nya.Melihat reaksi Jeslin membuat Dominic terkekeh, itu yang dia suka dari Jeslin, gadis itu begitu pongah dan cetus, bahkan semalam terus berusaha memberontak seolah berkata.."Pergi bajingan, aku bukan milik mu!"dan Dominic benar-benar suka type perempuan seperti itu, bagi nya itu mendapatkan perempuan seperti sebuah tantangan besar untuk diri nya, mendapatkan perempuan yang terus menolak keinginan nya.Seketika Dominic bangun dari tidurnya, bergerak cepat menyambar tubuh Jeslin yang berusaha untuk bangun dari tepian ranjang ukuran king itu.Jeslin jelas melonjak kaget, saat laki-laki tersebut tahu-tahu mengangkat tubuh nya ala bridal style, bahkan laki-laki itu sial nya tidak menggunakan apapun untuk menutupi tubuh nya."Lepaskan aku, bajingan," Jeslin jelas memberontak dengan sekuat tenaga, meminta laki-laki itu agar segera menurunkan tubuhnya. Alih-alih mendengarkan permintaan Jeslin, Dominic semakin bergerak membawa adik ipar nya tersebut menuju ke kamar mandi."Menyingkirlah dari hadapan ku," Bentak Jeslin kesal saat Dominic malah berdiri menunggui dirinya untuk buang air kecil.Dominic terkekeh, menatap wajah cantik itu yang terus merengut dan menatap kesal ke arahnya.Dia benar-benar menggemaskan."Come baby, apa yang belum aku lihat dari seluruh milik mu?"Seketika wajah Jeslin memanas karena malu, bola matanya jelas terasa ingin keluar saat mendengar ucapan Dominic.Dengan gerakan cepat dia menyudahi kegiatan nya, membersihkan dirinya dengan sabun dan.."Owhhh," Benar-benar perih.Yakinlah perempuan itu meringis menahan pedih, saat dibawah sana terkena sabun, dia masih menggunakan selimut tipis nya untuk menutupi tubuh nya yang tidak menggunakan apa-apa.Dominic diam sejenak dan di detik berikutnya laki-laki tersebut menarik nafasnya berat, dengan cepat membuka paksa selimut yang menutupi tubuh Jeslin.Jelas saja Jeslin terkejut dengan tindakan Dominic."Apa yang kau lakukan?,"Pekik nya tiba-tiba saat selimut nya telah terhempas ke lantai di ujung sana, laki-laki tersebut mengangkat tubuh nya agar berdiri, kemudian Dominic menaikkan pinggang Jeslin dan memaksa nya naik ke atas wastafel.Hal tersebut sontak membuat Jeslin terkejut setengah mati."Kak,"Dia bergetar."Buka kaki mu,""Apa?," jelas saja Jeslin langsung membulatkan bola matanya."What?,""Buka," sekali lagi laki-laki tersebut memerintahkan diri nya.Jeslin jelas saja semakin terkejut, dia langsung merapat kan kakinya dengan cepat, berusaha untuk turun tapi Dominic menahan gerakan nya dengan kasar."No, jangan lagi, ini sangat menyakitkan Dominic, aku mohon jangan lagi." Rengek perempuan tersebut penuh ketakutan, saat Dominic tiba-tiba menurunkan kepalanya ke bawah sana menuju ke intinya.Mendengar permohonan dan rengekan dalam ketakutan Jeslin membuat Dominic langsung terkekeh kecil, dia meletakkan jari telunjuknya ke jidatnya Alicia, mendorong nya pelan sambil mendengus."Kau pikir aku ini se bajingan itu?," tanya Dominic cepat, membuat Jeslin seketika terkejut, perempuan itu seketika mengencangkan pegangan nya pada sisi pinggir wastafel.Tiba-tiba Dominic memajukan tubuhnya, membiarkan tangan nya meraih sesuatu di dalam kotak kaca yang tergantung di belakang Jeslin, membuat perempuan tersebut agak terkejut.Laki-laki tersebut mengambil sesuatu didalam nya kemudian laki-laki tersebut menyeret sebuah kursi lantas langsung duduk dihadapan Alicia.Hal tersebut membuat Jeslin seketika memerah, dia mencoba menutup kembali kedua kakinya karena malu."Kak, apa yang kau lakukan?" dia bertanya gugup."Buka kaki mu," laki-laki tersebut memberikan perintah."No," Jeslin jelas saja malu, mencoba terus merapat kan kaki nya."Ingin aku memperkosa mu sekali lagi didalam kamar mandi
Di sisi lainKamar Nayla.Perempuan tersebut terlihat menghela kasar nafasnya, saat terbangun dia tidak mendapatkan sosok Dominic di samping nya. Tanpa banyak bicara perempuan tersebut secara perlahan mencoba untuk beranjak dari tempat tidurnya dan langsung bergerak menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya.cukup lama dia berada di kamar mandi untuk membersihkan diri, membiarkan seluruh pikiran dan juga tubuhnya menjadi lebih rileks daripada rasa lelah yang terjadi setelah pernikahan kemarin, Nayla membiarkan tubuhnya berendam di bathtub mandi untuk beberapa waktu, menikmati keadaan sambil berbaring di sana dan menikmati aroma sabun yang menyuruh masuk ke dalam hidungnya dan cukup membuat tenang dirinya.Sebenarnya dia juga bertanya-tanya di dalam hatinya ke mana suaminya sejak semalam, ingatan menghantam dirinya."Kamu mau kemana?," Nayla agak mengernyit kan kening nya melihat Dominic yang baru saja melepaskan jas pengantin mereka tampak terburu-buru menggunakan pakaian
Disisi Jeslin.Dominic mengulang kembali kebejatan nya semalam, dia marah dan jijik saat laki-laki tersebut melakukan nya lagi. Meskipun dia memberontak dan menolak, nyatanya kekuatannya sama sekali tidak bisa menang dari laki-laki tersebut.Lagi dan lagi, laki-laki tersebut memaksa menikmati setiap lekuk tubuhnya, dibawah guyuran air shower didalam kamar mandi nya.Sejenak Jeslin menegang saat samar-samar dia mendengar suara kakak perempuan nya tersebut."Kak itu kak Nayla," Jeslin memohon, meminta agar Dominic menghentikan gerakan nya memompa dirinya sejak tadi, dia panik karena suara kakak perempuan nya tersebut jelas terdengar sudah berada di dalam kamar nya.Dia mencoba mendorong dada Dominic, nyatanya laki-laki tersebut tidak mau berhenti, dia menahan kedua tangan Jeslin dan berkata."Shit aku belum keluar sayang," kata sayang terdengar aneh di balik telinga Jeslin, dia takut, benar-benar takut jika kakak nya masuk ke kamar mandi dan memergoki diri nya bersama Dominic.Bayangkan
mendengar kata sarapan pagi bukan persolan rumit, tapi bicara sesuatu yang serius membuat Jeslin sedikit mengerutkan keningnya.Ini soal apa?.Pikiran berkacamuk menjadi satu, tiba-tiba saja Dominic menyambar tubuh nya dari belakang, laki-laki tersebut kemudian berbisik."Mari pergi ke perusahaan bersama setelah ini." Dan laki-laki itu menyeringai, dia belum menggunakan handuk nya, junior Dominic bahkan masih terpampang jelas dan menyentuh bongkahan pantat nya Jeslin yang tertutup handuk.Perempuan tersebut seketika memejamkan bola matanya saat Dominic menciumi bagian lehernya."Pergilah, dan jangan bermimpi aku mau pergi dengan kakak," Jeslin langsung membuka bola matanya, dia jijik melihat laki-laki tersebut, enggan membalikkan tubuhnya dan dia mendorong Dominic dengan cepat menggunakan tangan kanan nya, meminta laki-laki itu segera pergi dari sana.Dominic terlihat terkekeh, dia kemudian meraih rambut Jeslin, tidak lembut tapi juga tidak kasar, lantas laki-laki tersebut berkata."T
Mansion Utama keluarga JeslinRuang makan."Mau teh atau kopi?," Ibu Jeslin bertanya sambil mengembangkan senyuman nya, menatap kearah putri bungsu nya yang baru saja turun dari lantai atas, dia menawarkan 2 hal tersebut, karena terkadang Jeslin sering mengubah menu sarapan paginya terutama pada minumannya.Begitu turun dari lantai atas dan bergerak ke meja makan, Jeslin terlihat tidak berani menatap ibunya, dia lebih memilih menundukkan kepalanya sembari berkata."Teh juga boleh, ma." Setelah berkata seperti itu perempuan itu buru-buru duduk pada salah satu kursi makan dan mencoba untuk menghindari kakak iparnya dengan cepat, nyatanya Dominic Malah dengan agresif duduk di sampingnya, seolah-olah laki-laki tersebut sama sekali tidak takut dengan keadaan. Hal tersebut jelas saja membuat jeslin gelisah dan takut."Semalam papa dengar kamu pergi ke perusahaan?," Tiba-tiba suara tuan Adam, papa Jeslin terdengar memecah keadaan."He em, ada urusan mendadak yang harus aku kerjakan, soal pr
Nayla yang mendengar ucapan Dominic langsung berkata."Itu bagus, tentu saja itu ide yang baik. Ketimbang memasukkan sekretaris perempuan, membiarkan Jeslin masuk menjadi sekretaris Dominic jelas pilih yang bijak." Ucap Nayla dengan cepat."Bukan ide buruk." Mama nya mengangguk-angguk kan kepala nya."Aku ti-," Jeslin jelas saja menolak, mana mau menjadi sekretaris Dominic tapi dengan cepat kakak ipar nya menyela."Itu bagus, kamu bisa mengawasi ku untuk Nayla bukan? Ketika aku mendapatkan lembur atau pergi keluar kota bersama kamu itu juga tidak akan membuat semua orang khawatir?."ucap Dominic sambil menaikkan ujung bibirnya, ada seringai licik yang berkembang di balik wajah tampan nya."Kakak mu mungkin khawatir jika aku pergi dengan perempuan lain." Tambah laki-laki itu sambil menyesap kopi milik nya yang ada di atas mejanya."What? lembur? luar kota?". Seketika Jeslin merinding mendengar nya.Ingatan soal peristiwa semalam dan pagi ini membuat dia takut jika hal semalam akan terja
Sejujurnya Jeslin masih tidak paham dengan isi otak Dominic saat ini, Apalagi laki-laki tersebut memaksa nya tiba-tiba agar dia bekerja dengan Dominic.Belum lagi kegilaan Laki-laki tersebut memperkosa nya, meninggalkan kakak nya di malam pertama dan memilih tidur dengan nya dan melewati malam pertama bersama, dia pikir Dominic pasti sudah gila.Dia ingin bertanya sebenarnya apa mau laki-laki itu bahkan kini kenapa tiba-tiba menyeretnya menuju ke perusahaan tanpa alasan yang jelas tapi saat jeslin menatap wajah Dominic entahlah kenapa dia jadi malas dan muak, membuat dia lebih memilih diam dan tidak memberikan pertanyaannya.Jeslin memilih menyadarkan diri nya ke pintu mobil, dia memejamkan bola matanya untuk beberapa waktu, kepalanya terasa berdenyut-denyut saat ini. Ada berbagai macam ketakutan yang terjadi setelah pergumulan mereka Semalam dan pagi ini, pertama Jeslin pikir itu artinya dia telah kehilangan keperawanannya di tangan kakak iparnya sendiri, kedua bagaimana dengan masa
Jeslin sejenak mematung, dia seolah-olah kehilangan kesadaran nya sejenak atas ucapan dan ajakan dari kakak iparnya tersebut. Perempuan itu membeku dan cukup kehilangan kata-kata untuk beberapa waktu, mencoba mencerna dengan seksama ucapan Dominic soal ajakan menikah."Apa aku tidak salah dengar?," Intonasi nada suara Jeslin masih rendah, dia belum mengembalikan kesadaran nya.Bola mata nya menatap Dominic dalam jutaan tanda tanya, seolah-olah tulisan dan bentuk tanda tanya terus menari-nari di atas kepala nya dan mengelilingi kepalanya saat ini."Tidak ada yang salah dengan pendengaranmu," kembali Dominic bicara, sangat menyakinkan Jeslin atas ucapannya.tiba-tiba saja Jeslin mencoba menarik kesadaran nya yang sempat menghilang sejenak, dia mengedip kan bola matanya berkali-kali dan menyadarkan diri.tiba-tiba Perempuan tersebut tertawa terkekeh."Kau pasti sudah gila" Jeslin bicara sambil mendengus, menatap kearah Dominic dengan tatapan tidak percaya.Mengurus pernikahan mereka?!. Y