Share

101. Bar Harbor

Author: Amy_Asya
last update Last Updated: 2025-06-11 22:57:34

Puncak musim dingin telah datang dengan hujan salju yang turun sejak kemarin, tetapi jauh sebelum itu hati Harry telah membeku.

Satu bulan sudah berlalu, setelah kepergian Laura.

Harry tidak hanya kehilangan Laura, tetapi dia juga nyaris kehilangan dirinya sendiri.

Harry mengabaikan pekerjaan, dan juga hidupnya begitu saja.

Dia tidak bisa makan dan tidur dengan benar. Bahkan hanya untuk mengurus diri, Harry tak sempat melakukannya.

Dua minggu lalu, dia menemukan buku harian Laura. Setiap hari, dia menghabiskan waktunya untuk membaca dan melintasi beberapa kota di tepi pantai terdekat dari New York.

Mengabaikan diri dari dinginnya udara luar. Harry hanya ingin berusaha sampai akhir.

“Harry!” panggil Dominic kepada temannya yang sedang bersiap.

Satu minggu ini Harry memilih untuk kembali pindah ke apartemen lamanya, meninggalkan rumah yang ditempati bersama Laura dulu.

Itu sudah keputusan Harry. Jika dia terus berada di rumah itu, maka bayang-bayang Laura tak pernah bi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
gecoteh480
ayo semangat harry author juga semangat update nya penggemarmu ini nungguin tiap hari
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dekapan Panas Ceo Arrogant   105. Aku Mencintaimu, Laura

    “Aku mencintaimu, Laura,” bisik Harry sekali lagi. Pelan, tetapi terdengar begitu menuntut. Laura mendongakkan wajahnya, menatap mata berwarna hazel itu yang seolah sedang menunggu jawaban darinya. Dia terpana, terpaku dengan kejujuran Harry untuk yang ke sekian kalinya. “Kau tidak membenciku setelah aku lari seperti seorang pengecut, Harry?” “Tidak! Justru setelah kepergianmu, aku baru sadar ... aku mencintaimu.” Laura membuang wajah, dan menelan ludah dengan susah payah. Dia tahu seperti apa perasaan Harry, tetapi tetap saja pengakuan pria itu terasa begitu cepat baginya. Melihat Laura yang tampak gugup, Harry menyentuh wajah wanita itu dengan lembut. Setelah itu, dia kembali membuat Laura menatap dirinya. “Kau tidak perlu membalas perasaanku sekarang, Laura, yang terpenting kau hanya perlu percaya padaku,” ujar Harry dengan pelan, dan tegas. “Jangan pernah lari lagi, Laura. Ada aku di sini. Ad

  • Dekapan Panas Ceo Arrogant   104. Pengakuan

    “Jadi, kapan kita akan pulang?” tanya Harry. Mereka masih berbaring di depan perapian karena badai salju kembali datang, hingga membuat keduanya tidak bisa pergi ke mana pun. “Apa orang tuamu masih mau menerimaku?” tanya Laura dengan menatap api yang menyala di depannya. Rasanya begitu hangat. “Aku tidak bisa menjaminnya, tapi aku pasti akan mengusahakan agar kau bisa diterima lagi, seperti kemarin.” “Lalu bagaimana dengan kontrak kita?” Harry membalikkan tubuh Laura hingga mereka saling menatap satu sama lain sekarang. Tangan pria itu membenarkan beberapa anak rambut wanita itu yang berantakan, dengan senyuman hangat. “Apa kontrak itu masih berlaku?” “Tentu saja.” “Kalau begitu mari kita ubah isi perjanjiannya.” Laura mengerutkan keningnya. “Mengubah dengan isi yang seperti apa?” “Seperti … tidak ada perpisahan. Kontrak seumur hidup.” Laura menyunggingkan senyum lebar mendengar perkataan Harr

  • Dekapan Panas Ceo Arrogant   103. Bar Harbor part 3

    Wajah wanita itu terkejut ketika melihat Harry yang ada di belakangnya. Begitu pun dengan Harry, pria itu melebarkan matanya karena merasa ini seperti tak nyata, seperti mimpi yang datang saat dia ingin menyerah. Namun, yang ada di depan matanya sekarang bukanlah mimpi, melainkan jawaban dari harapan-harapan yang selama ini dia nantikan. “Ha-harry?” “Laura.” Harry langsung mendekat, memeluk wanita yang wajahnya tampak pucat itu, dengan penuh kerinduan. Meski, ada rasa sakit yang merayap di hatinya ketika dia merasa jika tubuh Laura lebih kurus bahkan dari waktu pertama mereka bertemu. Namun, Harry menyembunyikan semua rasa sedih itu. Dia hanya ingin Laura melihat bahwa dia bahagia sekarang. “Ba-bagaimana bisa kau ada di sini, Harry?” Harry melepaskan pelukannya. Tangannya mengusap wajah yang selama ini dia rindukan dengan perlahan. “Aku tidak bisa meninggalkanmu begitu s

  • Dekapan Panas Ceo Arrogant   102. Bar Harbor part 2

    Harry melakukan segalanya. Hanya dengan berbekal foto yang dia miliki, dia mencari keberadaan Laura ke setiap sudut kota. Dia berbicara dengan para penduduk lokal, menyusuri setiap sudut-sudut asing dengan harapan akan menemukan wajah yang sangat dia rindukan. Sudah hampir satu minggu, Harry menghabiskan waktunya di Bar Harbor. Dominic juga sudah memintanya kembali—untuk melanjutkan pencarian di kota lain, tetapi entah mengapa hatinya masih enggan meninggalkan kota kecil ini. Langit hari itu tampak begitu mendung, dengan butiran-butiran salju yang kembali jatuh. Harry mendongakkan kepalanya dengan menengadahkan tangan, menangkap butiran salju yang berhasil jatuh ke tangannya dengan perasaan hampa. “Apa aku harus menyerah sampai di sini, Laura?” ungkapnya, lirih. Tak ada yang tahu pasti di mana keberadaan Laura. Harry datang ke sini hanya bermodalkan firasatnya saja, dan beberapa foto-foto pantai yang ada di

  • Dekapan Panas Ceo Arrogant   101. Bar Harbor

    Puncak musim dingin telah datang dengan hujan salju yang turun sejak kemarin, tetapi jauh sebelum itu hati Harry telah membeku. Satu bulan sudah berlalu, setelah kepergian Laura. Harry tidak hanya kehilangan Laura, tetapi dia juga nyaris kehilangan dirinya sendiri. Harry mengabaikan pekerjaan, dan juga hidupnya begitu saja. Dia tidak bisa makan dan tidur dengan benar. Bahkan hanya untuk mengurus diri, Harry tak sempat melakukannya. Dua minggu lalu, dia menemukan buku harian Laura. Setiap hari, dia menghabiskan waktunya untuk membaca dan melintasi beberapa kota di tepi pantai terdekat dari New York. Mengabaikan diri dari dinginnya udara luar. Harry hanya ingin berusaha sampai akhir. “Harry!” panggil Dominic kepada temannya yang sedang bersiap. Satu minggu ini Harry memilih untuk kembali pindah ke apartemen lamanya, meninggalkan rumah yang ditempati bersama Laura dulu. Itu sudah keputusan Harry. Jika dia terus berada di rumah itu, maka bayang-bayang Laura tak pernah bi

  • Dekapan Panas Ceo Arrogant   100. Sebuah Petunjuk Kecil

    Harry berdiri di dalam kamar yang hening—kamar yang menjadi saksi bisu keberadaan Laura sewaktu di rumah ini. Kamar yang pernah menjadi “rumah” bagi wanita itu ... meski hanya sesaat.Barang-barang di kamar itu masih tertata rapi—sama seperti semula, bahkan setelah Anna dan Daniella mencari beberapa petunjuk di sana minggu lalu.Namun, kehangatannya telah lenyap. Kini hanya ada kedinginan yang merayap di dalam ruangan ini, dan bahkan hati pria yang kembali merasakan kehilangan itu, untuk ke sekian kalinya. Sudah dua minggu, sejak Laura pergi, Harry bahkan tidak bisa menemukan apa pun, bahkan setelah Dominic dan Austin membantunya.Laura seolah hilang ditelan bumi, tidak meninggalkan jejak apa pun.“Laura,” panggil Harry, pelan. Pria itu berjalan—menghampiri meja rias Laura. Keadaannya masih tetap sama seperti saat Laura pergi hari itu.Tangan besarnya mengusap permukaan meja itu dengan gemetar.“Harus ke mana

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status