Share

Awal Proses

Pertama kalinya kita melakukan satu hal kecil yang baru, itu akan terlihat menyenangkan. Tapi, akankah kita bisa untuk terus istikomah dengan hal baru tersebut? Tentu itu bukan hal mudah.

Nikmati prosesnya saja.

Pagi dengan langit yang masih gelap, alarm seorang perempuan berbunyi berbunyi lumayan keras. Sehingga, dapat membangunkan seorang perempuan tersebut dari tidur nyenyaknya. Perempuan tersebut Della. Tepat pukul tiga pagi, dia terbangun karena alarm yang membangunkannya. Akan tetapi, dia tidak menunda-nunda alarm tersebut, dia langsung semangat bergegas bangun dan melangkahkan kaki menuju kamar mandi mengambil air wudu untuk melaksanakan salat tahajud kemudian dilanjut baca al-quran sampai azan subuh.

Setelah Della selesai salat subuh, dia juga 'tak lupa untuk membantu ibunya. Entah itu beres-beres rumah atau membantu menyiapkan sarapan.

Seperti biasanya juga, Della pada jam setengah tujuh sudah siap dengan seragam madrasahnya, serta kerudung yang sangat cantik dipakainya.

"Assalamualaikum." Suara seseorang dari ambang pintu rumah Della.

"Waalaikumsalam," balas Della dan bapak ibunya yang sedang makan pagi. Della pun ke depan dulu untuk menemui orang yang datang.

"Eh, Nisa. Mau ikutan makan dulu, gak?" 

"Gak usah, deh, Del! Tadi aku udah makan juga kok," jawab Nisa.

"Kalau gitu aku pamitan dulu ya, sama ayah dan ibu," ucap Della. Baru saja Della mau menyusul ayah dan ibunya, mereka sudah lebih dulu menghampiri Della dan Nisa.

"Yah, Bu, Della berangkat ke madrasah dulu, ya!" 

"Iya, tante. Kita berangkat dulu, ya!" 

"Iya, hati-hati di jalan. Kalau udah pulang langsung pulang aja, jangan keluyuran." 

"Iya, Ibu."

"Assalamualaikum." Della dan Nisa keluar dari rumah dan langsung berjalan kaki menuju madrasah.

"Dil, nanti ada jam olahraga, ya? Kamu bawa kaostim?" Tanya Della.

"Iya, Del. Nanti ada jam olahraga, aku bawa kaostim, kok," jawab Nisa.

*****

Saat sudah waktunya jam olahraga, siswa dan siswi disuruh Pak Budi selaku guru olahraga untuk berganti pakaian olahraga.

"Nisa, Rena, ayo cepat ke kamar mandi untuk ganti pakaian. Nanti ketinggalan loh." Della menghampiri Nisa dan Rena yang masih di dalam kelas.

"Iya, Della, ayo!"  Mereka bertiga lebih memilih jalan dengan pelan, karena di kamar mandi pasti masih ada anak laki-laki yang ramai berganti pakaian olahraga juga di sana. Kamar mandi perempuan dan laki-laki berbeda, akan tetapi tempatnya berdekatan. Karena mereka bertiga menghindari supaya tidak terlalu berinteraksi dengan laki-laki, jadi mereka bertiga memutuskan untuk datang ke kamar mandi lebih akhir. 

"Nisa, Rena, kok kalian masih pakai rok?" tanya Della setelah melihat Nisa dan Rena ganti pakaian.

"Iya, Della. Kami memang selalu pakai rok kalau jam olahraga," jawab Nisa.

"Kenapa begitu, Sa?" Della kembali bertanya.

"Karena kami juga sadar, bahwa celana itu bukan pakaian untuk wanita. Kita juga gak mau lekuk kaki kita terlihat jelas, itu juga kan termasuk aurat." Rena menjelaskan.

"Oh begitu ya, Della jadi malu nih. Iya udah Della mau ganti rok lagi ya," ucap Della kemudian melangkahkan kakinya untuk masuk ke kamar mandi lagi.

"Eh, Della. Kamu jangan terpaksa ikutin kita, ya. Kalau kamu mau pakai celana gak apa-apa, kok."

"Enggak kok, Sa. Apa yang kalian omongkan tadi benar juga." 

****

"Duh, anak baru kena hasut sama Nisa dan Rena, ya?" Ucap teman sekelas Della, saat melihat Della, Nisa, dan Rena baru saja sampai lapangan olahraga.

"Iya nih kayaknya," sahut teman yang lainnya.

Della yang bingung dengan mereka pun langsung menatap Nisa dan Rena, seolah dia bertanya. 

Dila langsung menggandeng tangan Della dan Rena menuju tepi lapangan yang sepi.

"Kenapa mereka begitu?" Tanya Della saat mereka bertiga baru saja duduk.

"Mereka memang sering begitu, Del. Udah terlihat kan, kalau mereka itu gak suka sama kami."

"Iya, betul, Del. Mereka sampai ngatain kami, kalau kami itu sok agamis," sahut Rena.

"Kok bisa-bisanya dia gitu, ya. Bukannya disini malah dia yang salah? Kok malah dia yang ngatain kalian. Padahal disini juga perbuatan kalian itu kan benar, tapi malah dia menilai itu salah." Della masih terheran-heran dengan perbuatan teman sekelasnya.

"Iya, pengetahuan agama mereka kurang tuh!" 

"Eh, astaghfirullah. Gak boleh gitu, Ren." Nisa berusaha menenangkan Rena. Saat mereka dikatain oleh teman sekelasnya, Rena yang paling gak terima.

*****

Selesainya Della melaksanakan salat duha, dia menunggu Nisa dan Rena yang katanya mau ke kamar mandi sebentar.

Saat dia sedang memakai kaos kakinya, dia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Tanpa sadar, mata Della 'tak sengaja terkontak dengan seseorang yang memandang dirinya. Della yang menyadari tersebut, dia langsung mengalihkan penglihatannya, dan pura-pura tidak melihat.

"Nisa, itu laki-laki yang kemarin ada di toko buku, kan. Namanya Syafiq atau siapa itu loh."

"Baru aja mau duduk, udah ditanyain aja."  Baru saja Nisa dan Rena mau duduk, tapi sudah disuguhi pertanyaan Della. 

"Iya, itu Syafiq yang kemarin di toko buku barengan sama kita," balas Rena.

"Emang kenapa, Del?" tanya Nisa penasaran.

"Eh, gak apa-apa, kok. Lagian cuma tanya aja, sih."

"Hayo, ada apa? Kamu suka ya, sama dia?" Rena menggoda Della.

"Astataghfirullah, enggak kok. Della gak ada rasa sama dia, lagian kan Della aja baru kenal namanya aja, masak udah cinta sih?" 

"Ya barangkali aja kan, cinta pandangan pertama gitu." Nisa ikutan menggoda Della. Karena mereka sangat suka melihat wajah Della  yang merona karena malu dan salting itu. 

"Apa sih? Enggak. Iya udah ayo balik ke madrasah, gak baik kita berisik di masjid." Della mengajak Nisa dan Rena untuk kembali ke madrasah, supaya mereka berhenti menggodanya. 

Sepulang dari madrasah, mereka bertiga beli bakso terlebih dahulu, karena tadi waktu istirahat mereka tidak ke kantin. 

"Katanya malam jumat nanti ada pengajian di dekat rumah kita, Del," ucap Nisa.

"Wah, iya, kah?" 

"Iya, tadi pagi aku dikasih tau sama bunda."

"Bagus tuh, ayo besok ikutan hadir." Della semangat mengajak Nisa.

"Iya, boleh. Kamu mau hadir juga gak, Ren?" tanya Nisa.

"Insya Allah aku ikutan hadir deh, tapi kok malam ya acaranya. Nanti aku pulangnya bagaimana?"

"Aku punya ide, bagaimana kalau nanti setelah pengajian kita tidur bareng. Nginap di rumah aku kalau gak di rumah Nisa gitu," usul Della.

"Wah ide yang bagus, gimana, Sa? Nginapnya di ruma kamu atau rumahnya Della?"

"Di rumah Della aja, deh."

"Oke sip, sepakat ya? Besok aku datang ke rumah Della sore-sore, sekitar jam setengah lima."

"Oke di rumahku, ya. Ayo pulang, nanti aku dicariin ibu nih."

"Iya, ayo!" Mereka bertiga langsung pulang ke rumah masing-masing setelah membayar baksonya tadi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status