Share

Penyesalan Masa Lalu

Kalian mampu merubah diriku menjadi yang lebih baik. Gak ada kata menyesal setelah kenal kalian. 

-Della-

Sekarang hari kamis. Hari dimana Della, Nisa, dan Rena akan menghadiri pengajian.

Saat sore hari, mereka bertiga pergi ke toko kerudung, karena tadi Rena dikasih uang mamanya seratus ribu buat beli kerudung bertiga.

"Itu bagus, Del. Ayo kita beli itu aja." Nisa menunjuk kerudung syari yang sedang dipegang Della.

"Iya, nih, bagus, harganya murah lagi, cuma tiga puluh ribu. Kalian mau warna apa?"

"Ya pasti warnah hitam lah, Del," balas Rena.

"Iya, nih. Kan alangkah baiknya kita memakai kerudung atau pakaian yang gelap." 

"Iya deh, ini aja yang warna hitam. Pas, nih, ada tiga." 

Kemudian, mereka bertiga menuju ke kasir untuk membayar kerudung tersebut.

Setelah mereka bertiga selesai membeli kerudung, mereka langsung pulang ke rumah Della. 

"Nak, makan dulu! Nisa sama Rena juga sekalian ajak makan!" Teriak Rahma dari luar pintu kamar Della.

"Iya, Bu. Sebentar lagi kita keluar," jawab Della.

"Kalian udah siap belum?" Tanya Della kepada Nisa dan Rena yang masih membenarkan kerudungnya.

"Udah, kok. Ayo keluar." Mereka bertiga setelah salat isya makan terlebih dahulu sebelum pergi menghadiri pengajian.

*****

"Wah, ramai sekali ya, yang menghadiri pengajian ini." Della terkagum melihat betapa ramainya majlis pengajian ini. 

"Iya, Del. Biasanya juga ramai seperti ini. Ayo kita cari tempat duduk, nanti bisa-bisa kita gak kebagian tempat." 

Tiba-tiba, orang-orang pada berdiri dan diam. Ternyata Kiyainya sudah datang. Della, Nisa, dan Rena pun ikutan berdiri, layaknya menghormati kiyai yang baru saja datang. Della kaget, saat di belakang kiyai tersebut ada teman satu madrasahnya, yang beberapa hari ini dia sering melihatnya. Yaitu Syafiq.

Nisa dan Rena yang tau maksud Della kenapa dia melamun pun langsung angkat bicara. 

"Iya, Syafiq anaknya kiyai itu, kiyai Ma'ruf. Kamu kaget, ya?" 

"Wah, ternyata Syafiq itu anaknya kiyai Ma'ruf. Terkejut sih, aku." 

"Haha, iya, aku awalnya juga terkejut. Iya udah, diam, pengajiannya bentar lagi mau dimulai."

*****

Lagi dan lagi, tema pengajian malam ini tentang menutup aurat dan fitrahnya manusia untuk betah di rumah.

"Perempuan adalah sebaik-baik manusia. Sehingga perempuan sangatlah terjaga. Dari segi pakaian ataupun yang lainnya," ucapan terakhir kiyai Ma'ruf dalam pengajian malam ini. 

"Keluar bentar dulu ya? Masih ramai, pasti nanti berdesak-desakan," ujar Rena.

"Iya, Ren. Kita duduk di sini dulu!" Mereka kembali duduk di kursi yang kosong sambil menunggu jalanan lumayan sepi. Karena banyak sekali orang yang keluar dari area majlis, jadi itu semua menimbulkan kemacetan dekat situ.

Saat kiyai Ma'ruf turun dari panggung, beliau digandeng sama Syafiq. Dari situ, terlihat bahwa Syafiq adalah anak yang sangat patuh dengan orang tua. Jujur Della yang melihat itu, hati dia sangat terpikat dengan Syafiq. Namun, dia lebih memilih untuk memendamnya, gak mungkin dia ungkapkan. Karena dia ingat kata-kata yang pernah Rena ucapkan, 'Mendekati zina itu dilarang'

Setelah sedikit sepi jalanan keluar dari majlis, Della beserta Nisa dan Rena langsung meninggalkan tempat pengajian.

Mereka bertiga berjalan kaki menuju rumahnya Della, karena rumah Della dan tempat pengajiannya tidak terlalu jauh. 

*****

Sekarang hari jumat, sekarang Della, Nisa, dan Rena masih berada di kamar Della. Mereka setelah melaksanakan salat duha lebih memilih untuk membaca buku-buku yang dibelinya kemarin untuk mengisi hari libur mereka.

Della mulai membuka lembaran pertama dalam buku yang berjudul 'Hindari pacaran, yuk!'

Di lembar pertama berisi pengertian dan hukum pacaran.

'pacaran adalah suatu perbuatan yang akan menimbulkan zina hati, zina kaki, zina tangan, zina mata dan lain sebagainya dalam upaya mendekati zina. Jadi, dalam agama islam hukum pacaran yaitu haram!'

Della setelah membaca kalimat tersebut, dia kembali teringat tentang perbuatan dia yang dulu. Dia dulu sangat menjaga hubungan pacarannya dengan llham—mantan kekasihnya. Della berpikir, 'apakah dosaku tersebut akan diampuni oleh Allah? Sedangkan aku saja saat itu sangat bangga karena mempunyai pacar' 

Kemudian, Della membalik ke lampiran kedua, di sana dia melihat tulisan 'Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, dan seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali ditemani oleh muhrimnya.'(HR. Muslim).

'Pacaran yang diperbolehkan dalam agama islam adalah pacaran setelah menikah yang sah' 

Della semakin khawatir dengan dosa yang sudah diperbuatnya dulu. Sampai dia berteriak, 'A..., tidak! Maafkan aku ya, Allah." Tiba-tiba Della menangis kencang sambil melempar buku yang tadi dibacanya.

"Della, kamu kenapa?" Tanya Nisa dan Rena khawatir karena Della tiba-tiba teriak dan menangis.

"Aku takut, hiks. Aku takut dosa-dosaku dulu tidak terampuni, apalagi perbuatanku yang sudah melakukan pacaran, padahal itu sudah benar-benar haram." Tangisan Della semakin menjadi-jadi.

"Della, kamu tenang, ya. Aku dulu juga pernah khilaf ngelakuin pacaran, bahkan juga sampai berbulan-bulan. Dan aku juga menyesali semua itu, tapi kita juga manusia biasa. Pasti kita juga punya kesalahan." 

"Iya, Della. Apa yang dikatakan Rena memang benar. Itu kan dulu kamu sebelum tahu tentang hukum pacaran itu bagaimana, yang kamu tahu cuma pacaran itu seperti apa dan bahagianya mempunyai pacar. Tapi, sekarang kan kamu sudah sendiri definisi dan hukum pacaran menurut islam itu bagaimana. Jadi, mulai sekarang kamu jangan ngelakuin sesuatu yang sudah kamu tahu bagaimana hukumnya." Nisa ikut menenangkan Della.

"Kita semua punya dosa masing-masing. Karena bagaimanapun gak ada yang sempurna, kecuali Allah SWT. Kamu ingat itu ya," ucap Rena.

"Udah, jangan nangis, ya. Nanti cantiknya hilang loh, sini biar aku usapin air matamu, gak cocok kalau bidadari nangis begini." Nisa mengusap air mata Della.  Sedangkan Della sendiri masih terdiam, seperti memikirkan sesuatu.

"Nisa, Rena." Della memanggil kedua sahabatnya.

"Iya, Della. Mau ngomong apa?" 

"Aku sangat bersyukur bisa kenal kalian berdua. Aku sangat sayang kalian berdua." Della kembali menangis setelah mengatakan itu.

"Eh, kok nangis lagi. Jangan nangis dong, kita juga sayang banget sama Della! Della itu anak baik, cantik, sholihah. Kita juga bersyukur banget bisa kenal sama Della. Della sangat cepat sekali dapat berjuang hijrah bersama kita." 

" Nisa sama Rena, kalian idolaku. Jangan tinggalin Della, ya. Temanin Della sampai benar-benar jadi perempuan yang sholihah, perempuan yang benar-benar paham tentang ilmu agama. Della gak mau lagi berjalan dalam kesesatan. Maka dari itu, bimbing Della." 

"Iya, kita gak akan ninggalin Della kok. Kita akan terus bersama-sama sampai nanti di surganya Allah." 

"Aamiin, ya, Allah." 

"Jangan pergi." Zahra memeluk Dila dan Rizki sangat erat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status