Home / Rumah Tangga / Dendam Kekasih yang Terbuang / Kebencian yang mendalam

Share

Kebencian yang mendalam

Author: Romansa Love
last update Last Updated: 2023-06-02 20:59:08

Akhirnya kesalahpahaman itu pun semakin berlanjut tanpa ada kejelasan apapun. Bahkan Keynan tidak tahu kejadian yang menimpa Vanesa setelah gagalnya hari pernikahan itu.

Di dalam hati, Keynan menyimpan rasa salah yang besar. Begitu pula dengan Vanesa, dia juga menyimpan kebencian yang teramat dalam dengan Keynan dan juga keluarga besarnya.

Satu bulan berlalu, kondisi mental Vanesa semakin memburuk. Dia tidak mau berbicara bahkan napsu makannya pun menghilang. Kini tubuhnya sangat kurus sekali, yang dia lakukan hanya merenung dan melamun dalam kamarnya. Kalau saja tidak ada Zaskia yang selalu membantu, entah bagaimana nasib Vanesa sekarang.

"Nes, aku nggak tahu harus bagaimana lagi menghadapimu? Aku sudah berusaha untuk membantu tapi kamu seperti nggak ada semangat lagi. Nes, aku bingung harus bagaimana? Jawab aku, Nes," seru Zaskia di balik pintu.

Di dalam kamar, Vanesa tengah duduk di atas ranjang dengan memeluk kedua kakinya. Air matanya mengalir mendengar ucapan Zaskia. Memang, satu bulan ini dia selalu mengabaikan kebaikan sahabatnya itu. Vanesa bersikap acuh bahkan tidak mendengarkan semua perkataannya.

"Nes, kalau kamu nggak keluar maka besok aku nggak akan kesini lagi. Aku peduli sama kamu, tapi kenapa kamu nggak menghargai usahaku. Nes, aku hanya ingin kamu bangkit dalam keterpurukan ini. Meski sulit tapi aku akan selalu membantumu. Nes, aku mohon keluarlah!" Zaskia terus berusaha untuk memohon pada Vanesa.

" Pulanglah Zas, nggak usah peduliin aku maaf jika aku selama ini selalu merepotkan mu," seru Vanesa dari dalam kamar. Suaranya sangat lirih.

Zaskia menggeram kesal. "Baiklah jika kamu sudah tidak menganggap persahabatan kita, aku akan pergi. Jaga dirimu baik-baik, Nes. Kalau kamu berubah pikiran datanglah ke rumah, nanti sebisa mungkin aku akan membantumu kembali," sahut Zaskia. Akhirnya dia menyerah pada Vanesa.

Tak ada lagi jawaban untuk ucapan Zaskia. Gadis itu pun langsung pergi meninggalkan Vanesa sendiri.

Beberapa menit kemudian, terdengar teriakan warga dari luar. "Usir ... Usir pezina itu! Komplek ini harus aman dari pezina ...!" teriak sebagian orang yang sedang berkerumun di depan kontrakan Vanesa.

Di dalam kamar, Vanesa terkejut mendengar teriakan dan gedoran pintu yang sangat keras.

"Vanesa keluar kamu, jangan bersembunyi. Lebih baik kamu keluar dan cepat pergi dari komplek sini," teriak salah satu warga.

Vanesa memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Dia berjalan dengan berpegangan tembok karena tubuhnya terasa sangat lemas sekali. Vanesa langsung membuka pintu dan melihat apa yang terjadi.

"Maaf semuanya, ada apa ramai-ramai di sini?" tanya Vanesa bingung.

"Kamu harus pergi dari tempat ini sekarang. Dasar wanita murahan, komplek ini nggak butuh orang laknat sepertimu," teriak ibu-ibu komplek.

"Maaf, aku belum mengerti apa yang kalian maksud," seru Vanesa penuh kebingungan.

"Kamu sengaja berpura-pura 'kan. Atau kamu sedang berpura-pura bodoh."

"Hei, Vanesa kamu sebaiknya pergi dari komplek ini. Kita semua nggak ingin terjadi sesuatu karena perbuatan dosamu," seru salah satu warga.

"Apa salah saya, Pak?" tanya Vanesa pagi.

Lalu ada ibu-ibu yang menyerobot memarahi Vanesa. "Heh, Vanesa kamu jangan berpura-pura bego ya. Jelas- jelas kamu itu wanita nggak baik, mending secepatnya kamu minggat dari komplek ini. Ya nggak, bapak-bapak, ibu-ibu?"

"Ya benar, usir saja dia!"

"Maaf, bapak-bapak dan ibu-ibu semua. Aku masih bingung dengan yang kalian ucapkan," sanggah Vanesa.

"Kamu jangan terus membela diri deh, Nes. Kita semua sudah lihat video asusilamu dengan empat orang lelaki. Kamu menjual diri 'kan? Atau jangan-jangan ibumu meninggal karena perilaku anaknya yang buruk, " teriak orang itu.

Vanesa terhenyak mendengar ucapan mereka. Dia teringat kembali pada saat penculik itu memperkosanya. "Aku nggak melakukan apapun, kalian salah lihat. Itu bukan aku ... itu bukan aku ...!" teriak Vanesa dia mulai terguncang lagi.

"Kenapa, kenapa video itu ada handphone mereka? Siapa yang tega menyebarkannya? Atau jangan-jangan, dia yang sudah menyebarkan video itu," tanya Vanesa dalam hati.

Semua orang masih terus berteriak dan meminta Vanesa pergi. "Ahh, sudah usir saja dia. Jangan sampai komplek kita yang terkena dampaknya."

"Nggak jangan usir aku dari sini. Jangan usir aku dari sini," sahut Vanesa.

Semua orang masuk ke dalam kontrakan Vanessa untuk membuang semua barang-barangnya.

"Jangan aku mohon, jangan usir aku! Aku sudah nggak mempunyai tempat tinggal lagi," seru Vanesa dengan tangis air mata.

"Sana pergi jauh, bawa semua barang-barang mu pergi dari sini. Dasar wanita pembawa sial," umpat pemilik kontrakan itu. Dia melempar barang dan mendorong Vanesa hingga terjungkal.

Vanesa terjatuh di atas aspal. Dia memegang perutnya yang terasa nyeri. Setelah itu Vanesa mencoba bangkit. Dia berlutut sembari memasukkan baju dalam tas.

Setelah memasukkan bajunya, Vanesa berjalan meninggalkan kontrakan yang ditempatinya bertahun-tahun. Dia menangis sesenggukan meratapi nasib buruknya.

Semua orang menyorakinya dengan pandangan yang sangat hina. Vanesa berjalan sembari memeluk tasnya. Dia berjalan tertatih menahan nyeri di perutnya.

Dari kejauhan terdengar suara Zaskia yang memanggil Vanessa untuk berhenti. "Nes, tunggu ...! Kamu mau kemana?"

Langkah Vanesa pun berhenti dan menoleh ke sumber suara tersebut. Zaskia langsung memeluk sahabatnya itu dengan penuh rasa iba. "Nes, Jangan pergi, kamu mau ke mana tubuhmu masih sangat lemah sekali," ucap Zaskia.

" Maaf tapi aku harus pergi, Zas. Biarkan aku pergi. Terima kasih atas semua kebaikanmu padaku. Suatu hari nanti aku pasti akan membalasnya," jawab Vanesa.

" Nggak, aku nggak akan biarin kamu pergi, Nes. Tinggallah di rumahku ya, Nanti aku akan mohon sama ibu biar dia bisa menerima mu," ujar Zaskia.

Vanesa mengendurkan pelukan itu, dia tersenyum getir. " Maaf Zas, aku ingin pergi. Aku sudah nggak di terima di komplek ini. Semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi," ucap Vanesa berpamitan.

Zaskia pun melepaskan pelukan itu. Mau tidak mau dia harus merelakan keputusan yang Vanesa ambil. "Baiklah jika memang itu sudah menjadi keputusanmu, Nes. Jaga dirimu baik-baik ya, jangan sampai melakukan hal konyol lagi. Kamu harus janji akan menemui aku setelah kamu bangkit. Jangan lupakan aku!"

Vanesa mengangguk sembari tersenyum. "Terima kasih atas jasa-jasamu, Zas. Tentu saja aku tidak akan melupakan semua kebaikanmu padaku. Aku pergi!"

Vanesa melanjutkan langkahnya. Dia berjalan dan berusaha tegar. Air matanya terus mengalir deras. Lalu dia bersumpah dalam hati, "Aku nggak akan melupakan penghinaan ini. Suatu hari nanti, aku akan membalas kalian semua. Aku nggak akan membiarkan kalian hidup bahagia. Kalian harus merasakan sakit hati ini."

"Keynan, tunggu aku! Keluargamu harus merasakan kepedihan yang telah aku alami ini. Aku sangat membencimu, sangat membencimu!" ucap Vanesa penuh amarah dan dendam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dendam Kekasih yang Terbuang    Diculik

    Di dalam mobil Virga terus bertanya tentang Ibunya. Aldo pun bingung harus menjawab apa. Akhirnya dia menelepon Mama Ratih agar secepatnya pulang ke rumah. "Ma, cepat pulang ya. Aku bingung harus menjelaskan apa?"Aldo mematikan panggilan itu setelah meminta ibunya untuk pulang ke rumah. Beberapa menit kemudian, mereka sampai juga. Aldo ke luar dan membuka pintu untuk Virga."Hei, kok sedih gitu. Jangan sedih dong nanti pulang dari kantor Om bawakan mainan untukmu. Bagaimana?"Virga mengusap hidungnya yang berair. Dia sedang menahan air matanya. Aldo pun menggandeng tangan keponakannya itu untuk masuk ke dalam rumah. Sesampainya di dalam, Virga disambut oleh bibi."Den Virga sudah pulang. Sini sama Bibi saja, kita ganti baju setelah itu makan siang ya. Bibi sudah masak makanan kesukaan, Den Virga," ucap Bibi sedikit merayu.Aldo semakin pusing saat melihat Virga sedih. Dia tidak bisa berkutik sedikitpun. Tak lama kemudian, datang lah Mama Ratih yang juga terlihat sangat buru-buru."Ma

  • Dendam Kekasih yang Terbuang    Terungkap jelas

    Vanesa terus merengek pada Keynan yang sudah terpancing emosi. Mereka terus berjalan menuruni eskalator. Keynan ingin membawa Vanesa ke suatu tempat. Sesampainya di luar, Keynan meminta Vanesa untukasuk ke dalam mobil."Cepat masuk!""Nggak. Aku nggak akan masuk!"Keynan semakin hilang kesabaran. "Cepat masuk, atau aku bersikap kasar. Aku bisa berbuat nekat padamu!""Lepaskan tanganku, aku ingin pergi dari sini. Tolong ... tolong ....""Diam ...!" seru Keynan sambil membekap mulut Vanesa. Setelah itu dia mendorongnya hingga masuk ke dalam mobil.Keynan segera menutup pintu mobil dan dia ikut masuk ke dalam. Vanesa terus berteriak sambil menggedor kaca. Keynan tak menghiraukan hal itu dan tetap menjalankan mobilnya.Vanesa dilanda ketakutan, dia panik sekali. Tiba-tiba handphonenya berdering. Vanesa langsung mengangkat panggilan itu dengan cepat. "Mama, tolong. Ma ....""Matikan handphonemu!" Keynan menghentikan mobil, dia mengambil handphone Vanesa dan membuangnya ke luar jendela."Ke

  • Dendam Kekasih yang Terbuang    Ancaman Mantan

    "Saat aku mengajak Virga ke toko mainan, orang itu tiba-tiba muncul. Dia mengatakan kalau ingin memiliki Virga. Orang itu berkata kalau dia berhak atas Virga. Ingin sekali merobek mulutnya," jelas Aldo pada sang Kakak.Farhan terdiam mendengar cerita Aldo. Dia sangat penasaran dengan Keynan. "Melihat reaksi Vanesa yang sangat ketakutan membuat hatiku sakit. Memang apa saja yang dilakukan oleh orang itu? Apa kamu mau menceritakan semuanya padaku?""Ceritanya sangat panjang, Kak. Maaf, aku tidak bisa menceritakannya karena ada kisahku dalam cerita itu. Aku nggak ingin hubungan kita menjadi renggang hanya karena cerita masa lalu. Lebih baik sekarang kakak menjaganya dari orang brengsek itu," jawab Aldo pada kakaknya.Farhan menghela napas dalam. Hatinya begitu sesak menerima kenyataan yang ada. "Andai saja aku bisa lebih awal bertemu dengan Vanesa. Pasti dia nggak akan mengalami hal ini," gumamnya dalam hati."Sudah malam sebaiknya kita tidur, Kak. Aku masuk ke dalam dulu," kata Aldo, di

  • Dendam Kekasih yang Terbuang    Ingat kembali

    Keynan terus memanggil Aldo yang pergi dari tempat tersebut. Bahkan Aldo tidak mempedulikannya sedikit pun."Sayang, apa kamu tahu rumahnya di mana? Kita harus menemuinya, kamu harus mendapatkan Virga," seru Dinda, dia ikut cemas setelah melihat Virga."Ayo kita ikuti mereka!" Keynan berlari bersama istrinya untuk mengejar Aldo yang membawa Virga.Sesampainya di depan, mereka sudah kehilangan jejak Aldo. Keynan bingung harus ke mana lagi. "Sial, kenapa perginya sangat cepat sekali?""Ayo kita keluar, aku yakin. Mereka tidak jauh dari sini," sahut Dinda yakin.Keynan setuju dengan ucapan istrinya. Akhirnya kedua orang itu pergi dari toko tersebut untuk mencari keberadaan Aldo. Dari kejauhan, Aldo melihat mereka sudah pergi. Ternyata dia hanya sembunyi di balik tembok."Aku nggak akan biarkan kalian menyakitinya lagi. Kali ini aku harus waspada," gumam Aldo dalam hati.Virga terheran-heran karena dia tidak mengerti apa pun. "Om, apa kita bisa pulang sekarang? Sudah cukup mainannya," uca

  • Dendam Kekasih yang Terbuang    Bertemu ayah kandung

    Makan siang selesai, Vanesa kembali ke kamarnya bersama Farhan. Virga mengajak Aldo untuk bermain di taman. Saat berada dalam kamar, Vanesa membuka cadarnya. Dia duduk di pinggiran ranjang sambil memijit pundaknya yang terasa pegal.Farhan langsung mendekati istrinya, dia membantu Vanesa memijit pundaknya. "Sini biar, Mas bantu pijit!""Apa kamu merasa tidak nyaman dengan sikap, Aldo?" tanya Farhan pada istrinya."Aku biasa saja, Mas. Aku sudah tahu watak Aldo, jadi tidak ada masalah.""Kalau bukan karena Mama, mungkin aku akan mengajakmu pindah dari sini! Aku cemburu melihat tatapan Aldo padamu."Farhan mengungkapkan kegelisahannya.Vanesa melihat suaminya. "Mas, Aldo memang begitu. Dia nggak akan melewati batas kok, aku yakin itu. Jadi kamu nggak usah khawatir berlebihan. Aku takut kalau kamu berselisih dengannya."Farhan memegang dan mencium tangan istrinya. "Baiklah, aku menuruti apa yang kamu katakan. Besok kita daftarkan Virga ke sekolah ya. Aku ingin dia beradaptasi lebih cepat

  • Dendam Kekasih yang Terbuang    Kecemburuan Farhan

    Vanesa melakukan bersih-bersih di kamar mandi. Sedangkan, Farhan masih merenung memikirkan bagaimana sikap Aldo jika bertemu dengan istrinya. "Apa yang harus aku lakukan? Apakah nanti Aldo bisa mengendalikan diri? Sulit baginya untuk menerima kenyataan ini."Setelah itu Farhan keluar untuk menemui Ibunya. Dia ingin membahas persoalan yang sedang membuatnya bingung. Sesampainya di bawah Farhan langsung menghampiri mama Ratih."Ma, ada yang ingin aku bicarakan. Ini sangat penting sekali," ucap Farhan terlihat sangat khawatir."Ada apa Farhan? Mana istrimu, kok belum turun? Sebentar lagi Aldo akan pulang, dia tadi menelepon Mama menanyakan kedatangan kalian," kata Mama Ratih, membuat Farhan semakin bimbang.Mama Ratih duduk di meja makan. Dia duduk di samping Farhan yang sedang serius. "Ada apa? Panik sekali!""Gini, Ma. Aku hanya ingin solusi dari Mama. Soal Aldo dengan Vanesa. Aku tahu hubungan mereka sangat dekat sekali. Sekarang mereka berada dalam satu rumah. Pada kenyataannya, Aldo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status