"Kalian berdua, berhenti. Apa kalian tersesat?" kata salah satu pria paruh baya yang menghentikan Su Chen dan Lian Minghao.Lian Minghao mengangkat wajahnya dan melihat orang-orang yang mengadangnya. Orang-orang itu langsung kegirangan saat melihat wajah Lian Minghao."Tuan Muda Lian kembali," teriak salah satu pria yang mengadang.Dari dalam tenda, pria paruh baya dengan wajah garang melangkah keluar setelah mendengar keributan. Dia adalah, Lian Tian, paman ketiga Lian Minghao. "Apa kamu bilang. Coba ulangi," suaranya keras dan menusuk.Setelah melihat Lian Minghao, dia melompat dan memeluk Lian Minghao. Dari raut wajahnya, masih terlihat garis-garis kekhawatiran yang berlebihan."Minghao'er kamu dari mana saja. Kami bahkan sudah mencarimu dalam dua hari ini, tapi tidak bisa menemukanmu. Paman kira kamu... ah.. sudahlah. Yang penting kamu kembali dengan selamat," kata pria paruh baya itu."Paman, ceritanya panjang. Kenalkan ini, Kakak Chen, dia yang menyelamatkanku di kedalaman Huta
Sudah sepekan sejak Su Chen menetap di kediaman Klan Lian. Dia tidak pernah meninggalkan paviliun yang diberikan Patriark Lian padanya.Su Chen terus berkultivasi. Dalam sepekan ini dia juga kembali berhasil memurnikan potongan kecil tulang sayap Naga Qilin. Dia mulai membuka matanya, dia merasakan peningkatan pada kekuatan tubuhnya.Su Chen merasa sedikit lagi, dia bisa meningkatkan kekuatan tubuhnya ke Tubuh Prajurit. "Sudahlah, nanti saja. Sepertinya beberapa hari ini aku merasakan Lian Minghao beberapa kali datang kesini," batinnya sambil menopang tubuhnya berdiri.Dia membersihkan diri di kolam batu yang ada di belakang kediamannya. Setelah itu, mengganti jubah dan pakaiannya.Di depan paviliun yang Su Chen tempati, Lian Minghao nampak berdiri menatap pintu paviliun Su Chen. Ia ditemani seorang gadis dengan hanfu hijau muda dan wajah yang imut. Gadis itu terlihat selalui melingkarkan tangannya ke lengan kanan Lian Minghao."Adik Xin hentikan. Kamu itu sudah jadi gadis. Bukan ana
Tinju Song Lim saat ini meluncur mengarah ke dada Su Chen. Saat jaraknya sudah sangat dekat, Su Chen juga mengangkat tinjunya.Buk..Krak...Suara benturan dua tinju diikuti suara retakan nyaring terdengar. Orang-orang yang menempati ruangan khusus lain, bahkan keluar untuk mencari tahu karena keributan yang terjadi."Ah... tanganku. Kamu.. kamu mematahkan tanganku," setelah suara benturan dua tinju, jeritan kesakitan menggema di seluruh kedai.Orang-orang di lantai satu yang lagi riuh tiba-tiba terdiam mendengar jeritan kesakitan seseorang.Saat ini, Su Chen masih berdiri di tempatnya. Sementara Song Lim mundur beberapa langkah kebelakang sambil memegang tangannya dan meringis kesakitan.Para pengikutnya hanya terpaku di tempat. Mereka tidak berani maju. Su Chen melangkah ke arah Song Lim.Melihat itu, Song Lim, berteriak ketakutan. "Jangan kesini. Aku mengaku kalah. Aku akan pergi," katanya sambil melangkah mundur ke area lorong ruangan.Namun Su Chen tidak peduli dengan teriakan So
Su Chen berjalan ke arah paviliun yang ditinggali Lian Minghao. Jarak dari tempatnya ke paviliun Lian Minghao tidak terlalu jauh. Dia hanya butuh waktu lima menit.Tok... tok... tok...Su Chen mengetuk pintu paviliun Lian Minghao. Tidak berselang kama Lian Minghao sudah membuka pintunya. Awalnya, dia mengira Lian Xinxin yang datang.Namun dia tersadar setelah pintu tetap tidak terbuka dari luar setelah ketukan pintu. Sementara Lian Xinxin setiap datang, hanya mengetuk sekali kemudian langsung membuka pintu."Kakak Chen, silahkan masuk."Su Chen menjelaskan maksud kedatangannya. Dia juga meminta saran pada Lian Minghao bagaimana mengatakannya ke Lian Xinxin.Su Chen bukannya tidak mau membawa gadis kecil itu ikut bersamanya. Namun dia tidak ingin membahayakan Lian Xinxin.Dia tidak tahu, bahaya apa yang akan mereka temui saat memasuki kembali Hutan Naga. Keduanya kemudian sepakat meninggalkan Klan Lian saat malam hari.Saat gelap mulai menutupi Kota Naga Biru, dua pemuda terlihat berja
Kurang dari lima menit, Su Chen berhasil membunuh tiga kultivator Klang Song yang berada di alam Kondensasi tingkat dua dan tingkat satu.Sementara Lian Minghao terlihat masih bertarung sengit dengan salah satu anggota Klan Song yang berada di alam Kondensasi tingkat 4. Su Chen berdiri mengamati gaya bertarung Lian Minghao. Dia kini tahu, salah satu kekurangan Lian Minghao adalah stamina.Untungnya, lawannya juga tidak lebih baik dari Lian Minghao. Setelah bertarung lebih dari dua puluh menit, Lian Minghao akhirnya berhasil memukul dada pemuda Klan Song itu.Pemuda itu terbaring dengan nafas yang berat. Sorot matanya penuh dengan permohonan ampun.Lian Minghao yang memperhatikan itu, terlihat ragu membunuh pemuda itu. "Kalau kamu ingin tumbuh kuat, kamu tidak boleh ragu," suara Su Chen terdengar menegur Lian Minghao.Mendengar itu, Lian Minghao mengangkat kaki kanannya dan menginjak dada pemuda itu hingga tewas. Dia kemudiam berbalik dan berjalan ke arah Su Chen. Mereka mengumpulka
Lian Minghao saat ini duduk bersila sambil menjalankan teknik kultivasinya. Tubuhnya benar-benar seperti akan meledak karena energi dari buah apel spiritual itu.Kekuatan tubuhnya sama sekali tidak dapat menanggung energi sebesar itu. Dia mesti segera memurnikan dan menyalurkan masuk ke dantiannya.Su Chen hanya diam mengamati Lian Minghao. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada saudara angkatnya tersebut.Setelah empat jam, ledakan pembatas alam kultivasi terdengar dari tubuh Lian Minghao. Energi besar dari apel spiritual berhasil mendobrak pembatas alam Lian Minghao."Jangan hentikan kultivasimu, kamu harus menstabilkan alam barumu," kata Su Chen saat melihat Lian Minghao mulai akan membuka matanya dan mengakhiri kultivasinya.Salah satu kelemahan banyak kultivator adalah menyepelehkan proses penstabilan alam kultivasi saat baru selesai menerobos. Padahal itu akan sangat mempengaruhi dalam perkembangan kultivator.Su Chen meninggalkan Lian Minghao sendiri di tempat itu. Dia mulai ber
Hati Lian Minghao terbakar rasa amarah. Dia tidak tahan dengan penghinaan yang dilontarkan Song Quon. Namun dia tetap berusaha menahan amarahnya.Su Chen yang melihat itu, menarik Lian Minghao. "Tidak usah didengarkan. Biarkan saja dia menggonggong sekarang, sebelum semua giginya hilang," kata Su Chen.Mendengar kalimat provokasi itu, Song Quon menatap tajam ke arah Su Chen. Dia sama sekali belum pernah melihat pemuda yang berbicara ini. "Beraninya kamu. Apa kamu tahu sedang berbicara dengan siapa? Kakak Quon adalah murid utama Tetua Kesembilan Sekte Pulau Merah," teriak salah satu pengikut Song Quon.Orang-orang yang mendengar teriakan pemuda itu semakin kagum pada Song Quon. Jangankan menjadi murid utama seorang tetua, bahkan jadi murid biasa di Sekte Pulau Merah, sudah menjadi kebanggaan tersendiri.Su Chen malas meladeni kelompok Song Quon, dia mengajak Lian Minghao untuk meneruskan perjalanan mereka kembali ke Klan Lian."Hei kamu.. apa kamu dari Klan Lian? Aku ingin lihat apaka
Di alun-alun Kota Naga Biru, ada delapan gelanggang pertarungan yang berdiri kokoh. Di sekitar gelanggang terdapat panggung besar.Satu persatu kelompok dan klan-klan di Kota Naga Biru sudah memasuki alun-alun. Mereka menempati tempat yang memang sudah ditandai pihak pelaksana.Di panggung utama, dua patriark dari empat klan besar di Kota Naga Biru sudah duduk tenang di tempatnya. Mereka adalah Patriark Klan Qing dan Patriark Klan Yu. Di panggung lainnya, sudah dipenuhi oleh pemimpin tujuh klan kecil serta pemimpin lima kelompok yang ikut berpartisipasi di kompetisi ini.Di sekitar gelanggang pertarungan ratusan ribu warga Kota Naga Biru juga sudah berkumpul. Ini adalah tontonan yang selalu menarik perhatian warga Kota Naga Biru.Selain menghadirkan pertarungan yang seru, ini sekaligus menjadi pembuktian generasi muda tiap klan."Lihat itu! Orang-orang Klan Song sudah datang.""Sepertinya kali ini, Klan Song yang akan keluar sebagai pemenang dan mewakili Kota Naga Biru.""Benar. Mere